Date:

Share:

Jannah Bagimu, Kiai Syukri

Related Articles

Sebelum kita menjadi pimpinan, apa kata orang? Kira-kira siapa ya, yang akan menggantikan Pak Zar dan Pak Sahal, yang mengerti masalah keuangan, dan yang tegas terhadap segala sesuatu? Begitu Pak Zar meninggal, dipilihlah Pak Syukri, Pak Hasan, dan Pak Shoiman; dan kami tidak mengira, kalau kami bisa melakukan apa yang dilakukan Trimurti. Tapi Alhamdulillah, sekarang kami bisa menjadi seperti Trimurti.

Setelah berkeliling, beliau menurunkan Pak Hasan dan Pak Syamsul di depan rumah, kira-kira pukul 11-an, setelah itu, kami dapat kabar bahwa beliau jatuh sakit. (KH. Hasan Abdullah Sahal, dalam ‘Allamatnil Hayah-Kehidupan Mengajariku Jilid 1, hal 312)

Kisah tersebut masih terngiang dalam benak kita, saat Kiai Abdullah Syukri Zarkasyi menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (21/10), pukul 15.50 WIB di kediaman beliau. Delapan tahun lalu, saat beliau dengan marwahnya, aktif memimpin Pondok Modern Darussalam Gontor, bersama KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Syamsul Hadi Abdan. Dan dalam delapan tahun itu, beliau berjuang keras melawan sakit, agar mampu kembali aktif memimpin Gontor.

Kepergian Kiai Syukri adalah duka mendalam bagi keluarga besar Gontor. Belum hilang air mata melepas kepergian Kiai Syamsul bulan Mei lalu, kini duka kembali menghampiri. Dua dari tiga orang Pimpinan Pondok, pergi dalam hitungan bulan. Ujian yang sangat berat bagi para santri, guru, keluarga, dan para alumni Gontor.

Terhitung sejak tahun 1985, Kiai Syukri, sapaan akrab beliau, menjadi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, bersama KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Shoiman Luqmanul Hakim. Pada usia yang masih belia, Kiai Syukri menjadi pewarna gerak juang Gontor dengan segala rumusan filsafat hidup yang masih kita hafal.

Apabila dalam tempo 5 tahun atau 8 tahun, seorang pemimpin tidak ada prestasi, berarti dia tidak pernah ada kerja keras. (KH Abdullah Syukri Zarkasyi, Bekal Pemimpin, hal 104)

Salah satu bukti kongkrit prestasi kepemimpinan beliau adalah dengan diresmikannya Gontor Putri di tahun 1990. Berlanjut pada pewakafan Gontor 3 di tahun 1993, peresmian Gontor 2 di tahun 1995, kemudian pewakafan Gontor 4 di tahun 1990, hingga Gontor Putri 8 yang baru saja memulai proses pembelajarannya di tahun 2020 ini. Tercatat, hingga kini Gontor memiliki 20 kampus, dengan rincian 12 kampus putra dan 8 kampus putri, tersebar di seluruh pelosok nusantara.

Selain pembukaan kampus-kampus Gontor, dalam masa 35 tahun beliau memimpin, bersama Kiai Hasan dan Kiai Syamsul, Gontor melaksanakan peringatan-peringatan dalam rangka kesyukuran Pondok Modern Darussalam Gontor; Peringatan 8 Windu (1991), Peringatan 70 tahun (1996), Peringatan 80 tahun (2006), dan Peringatan 90 tahun (2006). Masih teringat di benak kita, bagaimana mata dunia tertuju ke Gontor saat Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Sayyid Thontowi dan Presiden RI SBY hadir dalam Resepsi Kesyukuran Peringatan 80 tahun.

Begitu juga dengan perguruan tinggi, sesuai amanat Piagam Wakaf, pada tahun 2014 Unida Gontor dapat disahkan menjadi sebuah universitas. Sebuah pemenuhan amanat yang menjadi kebanggaan kita bersama. Belum lagi perhatian besar beliau terhadap pondok-pondok pesantren alumni. Banyak tanah-tanah wakaf yang kini telah berdiri di atasnya balai-balai pendidikan; arahan, nasihat, dan doa Kiai Syukri ada di sela-sela bangunan itu.

Ekonomi proteksi, satu rumusan penting peninggalan Kiai Syukri. Diimplementasikan secara langsung di seluruh kampus Gontor. Unit-unit usaha didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup santri, guru, dan keluarga. Aturan dilarang berbelanja pada retail sekitar Pondok diperketat. Sehingga falsafah “Dari santri, oleh santri, dan untuk santri” dapat terlaksana.

Rasanya tulisan ini tidak dapat menjabarkan perjuangan beliau secara menyeluruh, masih ada banyak, banyak sekali, pengaruh, jasa, nasihat, falsafah, arahan, dan bimbingan Kiai Syukri yang terngiang di benak kita. Insya Allah husnul khatimah, Kiai Syukri. Jannah bagimu, Kiai Syukri. binhadjid

Popular Articles