KARANGBANYU – Jum’at (19/05), panitia Khutbatu-l ‘Arsy mengadakan lomba memasak antar konsulat besar. Mereka adalah Kalimantan, Banustra (Bali dan Nusa Tenggara), Sumalia (Sulawesi, Maluku, & Papua), Sumatra, Jatabek (Jakarta, Tangerang, Bekasi), Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Setiap konsulat menghidangkan menu khas dari daerahnya masing-masing; Kalimantan : lontong sayur banjar, ayam bumbu habang, chehun tiaw, kaloci
Banustra : ayam betutu, plecing sambal matah, lemon tea, puding
Sumalia : coto makasar, ikan bakar, perkedel, sarabak
Sumatra : pempek, godok pisang, cumi udang saus padang, laksamana mengamok
Jatabek : nasi uduk, karedok, kue putu mayang, bir pletok
Jawa Timur : soto lamongan, lontong kupang, angsle, wedang sinom
Jawa Tengah : paket nasi liwet, sega megono, sosis solo, bubur sum-sum, dawet ayu
Jawa Barat : soto mie bogor, ikan cobek, cungkring, es teler, asinan bogor, bajigur
Sejak Kamis (18/5) malam, peserta lomba sudah mulai mengolah bahan masakannya. Panitia memilih lorong antara Madinah – Makkah sebagai tempat memasak. Sedangkan ruang-ruang Madinah lantai satu dijadikan sebagai ruang saji.
Tiap konsulat berjibaku menghias ruangannya. Dekorasi yang disusun, menyesuaikan dengan nuansa spesifik tiap wilayah. Speaker yang diupayakan guru pembimbing, memutar lagu khas daerah masing-masing. Dengan demikian, atmosfer keistimewaan setiap ruangan terasa cukup kental.
Para juri yang terdiri dari sayyidat madamat dan beberapa guru sarjana berkeliling di setiap ruang. Secara bergantian, para juri mencicipi seluruh sajian masakan lalu mendiskusikannya. Tak jarang para juri bertanya kepada para peserta tentang bahan-bahan dasar yang dipakai serta bagaimana mengolahnya. Kemampuan menerangkan hal tersebut menjadi nilai tambah bagi kontestan. Anisa_Muflikha