Amaliyah tadris, Dalam rangka persiapan mencetak kaderisasi ulama di masa mendatang, santriwati gontor yang telah menduduki bangku KMI kelas 6, calon kader umat yang akan mengabdi di masyarakat harus melewati beberapa proses penyemaian. Demi tercapainya kader umat yang intelek berakhlak qur’ani selalu menjunjung tinggi martabat Islam dan muslimin.
Tepat pada hari Sabtu (2/2/19) praktik Tarbiyah Al-Amaliyah perdana bagi santriwati kelas 6 KMI resmi dimulai, dan digelar di beberapa titik. Diantaranya adalah di Aula Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah, Auditorium Gontor Putri 1, Burj Fath lt. 3 dan Aula Kopda lt. 3. Sebelum menempuh proses praktik mengajar ini, setiap santri diwajibkan untuk mengikuti pengarahan dari Bapak Pengasuh, Bapak Direktur KMI dan para Asatidz. Dilanjutkan dengan ujian pelajaran tarbiyah, demi mengasah pengetahuan mereka dalam hal belajar mengajar
Setelah beberapa proses ini terlampaui barulah mereka dapat memulai praktik mengajar. Dari keseluruhan santri kelas 6 yang berjumlah 712 orang, mereka tersebar menjadi 4 bagian yang bertugas sebagai muntaqidah (pengevaluasi praktik mengajar) dengan dibimbing oleh segenap Asatidz dan Ustadzat, sedang dari keseluruhan santri kelas 6 mereka yang terpilih untuk menerapkan praktik mengajar perdana ini adalah Amanda Najla Krisnandya Armansyah/6C/Tangerang, Indana Roihatul Jannah/6B/Ponorogo, Tiffani Rizki Rahayu Putri/6B/Tegal, dan Pawestri Kusumo Arum/6D/Purwokerto. Adapun materi yang mereka bawakan dalam praktik ini adalah pelajaran Muthala’ah dengan judul At-Tarikhu-l-Kursiy.
Setelah praktek mengajar usai, maka dilanjutkan dengan darsu naqd atau evaluasi dari praktik mengajar yang telah dilaksanakan, sebagai langkah penilaian atas praktik yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini disampaikan oleh masing-masing muntaqid/at yang mengikuti proses praktik mengajar tersebut.
Tidak hanya mereka yang terpilih saja yang mempraktikkan proses mengajar dihadapan teman-teman mereka, tetapi setiap orang dari mereka pun akan mendapat giliran untuk praktik mengajardi setiap harinya. Dan materi yang diajarkan bermacam-macam dengan kelas yang berbeda-beda. Tentunya sesuai dengan pilihan yang mereka jatuhkan dan kemampuan diri dari setiap santri. Fase ini berlangsung selama 12 hari yakni hingga hari Kamis (14/2/19).
Hal yang perlu dipersiapkan oleh masing-masing santri tidak hanya datang dari persiapan jasmani dan rohani, tetapi juga harus mampu menjadi qudwah atau contoh teladan yang baik, baik bagi sesama calon guru maupun bagi santri lain sebagai adik kelas mereka. Pun mereka dituntut untuk memiliki kafa’ah lughawiyah (keterampilan berbahasa yang baik dan benar) sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi adik kelas mereka yang kelak akan menjadi kader umat setelah mereka.
Semoga dengan adanya tarbiyah amaliyah ini, dapat menjadi sarana peningkatan kualitas guru dan memberikan dampak baik serta bermanfaat bagi kemajuan prestasi anak bangsa di tanah air. Aamiin.