Home Blog Page 110

Gebyar Muharram dan Drama Contest, Wujud Kesyukuran atas Tahun Baru Islam 1443 H

0

Mantingan– Pondok tidak pernah tidur. Kita pasti selalu mempunyai banyak acara hingga tidak ada waktu yang kosong. Karena waktu yang kosong akan membawa pada kehancuran. Salah satunya dengan acara yang diselenggarakan pada Selasa, 1 Muharram 1443 H di aula pertemuan Gontor Putri Kampus 2, yakni Gebyar Muharram dan Drama Contest.

Acara Gebyar Muharram ini diselenggarakan sebagai wujud kesyukuran atas tahun baru Islam dan sebagai puncak dari perlombaan yang telah diselenggarakan beberapa hari sebelumnya dan sebagai saat untuk pembagian hadiah bagi para pemenang dalam perlombaan Muharram tersebut. Acara ini dibuka oleh Al-Ustadz Moh. Alwi Yusron, M.A dan dilanjutkan dengan pembagian hadiah bagi para juara umum dan juara favorit antar rayon dan angkatan. Rayon Santiniketan Atas dan Angkatan Kelas 4 menjadi juara umum pada perlombaan Muharram ini

Setelah pembagian hadiah, dilanjutkan dengan do’a oleh Al-Ustadz Muhammad Fathan Aziz, M.A. agar acara ini terselenggara dengan baik. Setelah acara ditutup, dilanjutkan dengan perlombaan Drama Contest antar rayon yang ditampilkan oleh 4 zona yang masuk ke babak final, yakni Zona Aligarh, Zona Sudan, Zona Damaskus dan Zona Santiniketan. Disela-sela Drama Contest ini, ada penampilan Mix Dance oleh Angkatan Kelas 3 sebagai pemenang dalam lomba tersebut.

Acara Drama Contest diakhiri dengan Zona Aligarh sebagai peraih juara pertama, Zona Santiniketan sebagai juara kedua dan Zona Damaskus sebagai juara ketiga. “Acara ini semata-mata diselenggarakan sebagai pendidikan di pondok kita ini apalagi dalam hal peningkatan Bahasa. Karena dalam Drama Contest ini, kita menggunakan dua bahasa resmi; Bahasa Arab dan Bahasa Inggris” Kata Bapak Wakil Pengasuh Gontor Putri Kampus 2 dalam sambutannya di acara tersebut. Sofia

Peringatan Tahun Baru Islam 1443 H, Waktu untuk Bermuhasabah dan Menjadi Lebih Baik

0

Mantingan– 1 Muharram 1443, menjadi awal yang baik untuk tahun yang baik. Seluruh ummat Islam memperingati tahun barunya sebagai wujud kesyukuran kepada Allah SWT.  Termasuk acara yang diselenggarakan pada Senin malam, 1 Muharram 1443 di Gontor Putri Kampus 2 yang bertempat di aula pertemuan. Malam peringatan tahun baru ummat Islam, sebagai malam untuk bermuhasabah dan berubah menjadi lebih baik.

Peringatan pada malam hari tersebut, dibuka dengan diceritakannya Hijrah Nabi pertama kali sebagai permulaan penanggalan Hijriyah bagi ummat Islam, yang dibawakan oleh Al- Ustadzah Hasya An Umillah Lathifah, S.Ag. Lalu dilanjutkan dengan sambutan oleh Al-Ustadz Moh. Alwi Yusron, M.A. selaku Bapak Wakil Pengasuh Gontor Putri Kampus 2.

Beliau berkata “Ini adalah waktunya kita bermuhasabah dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena kita menghadapi tahun yang baru, maka semuanya juga harus diperbarui, termasuk niat kita untuk berada di pondok ini. Karena kita berada di pondok ini, kita juga berhijrah”.

Acara yang ditutup dengan do’a oleh Bapak Wakil Direktur KMI Gontor Putri Kampus 2, Al-Ustadz Muhammad Fathan Aziz, M.A ini berlangsung dengan baik walau hujan melanda dari awal mulainya acara hingga selesainya acara. Karena Hujan merupakan berkah di awal tahun yang baik ini. Sofia

Melatih Kemandirian untuk Totalitas Kehidupan

0

Memiliki anak baik lagi saleh tentunya merupakan harapan banyak orang tua di dunia. Melalui didikan dan kasih sayang seorang ibu, anak diharapkan memiliki pemahaman dan pengendalian emosi yang baik dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi masyarakatnya. Begitu pula melalui disiplin yang diberikan seorang ayah; anak diharapkan mampu menetapkan skala prioritas dari apa yang penting dan tidak penting. Hal tersebut akan membentuk anak sebagai pribadi yang memiliki mental kemandirian.

 

Pondok Modern Darussalam Gontor merupakan lembaga pendidikan dengan para orang tua  yang sudah ikhlas menitipkan putra putrinya untuk mengenyam pendidikan di pondok ini, berhasil memberikan totalitas bagi dinamika kehidupan seluruh penghuninya.

 

Totalitas pendidikan di PMDG dapat dilihat dengan kehidupan yang berjalan; mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Bahkan proses tidurnya para santri juga merupakan bagian dari pendidikan di Pondok.

 

Santri-santri PMDG dididik dan dibiasakan untuk mengurusi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Dimulai sejak bangun tidur, merapikan kasur, melipat dan menata dengan rapi, bertanggung jawab atas kerapian dan kebersihan lemari masing-masing, dan lain-lain.

 

Urusan sekolah, para santri diajarkan untuk menyiapkan peralatan mereka di malam hari agar ketika pagi datang, mereka tidak lagi repot mencari peralatan sekolah. Mereka juga dibiasakan mengatur waktu dengan baik, menghitung dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mandi, makan, berolahraga, belajar, berangkat ke kelas, masjid dan lain-lain. Ini merupakan pendidikan manajemen waktu yang bukan hanya diajarkan tetapi juga dilatih dan dibiasakan.

 

Pendidikan kemandirian juga dilakukan melalui pembiasaan santri dalam hal mengatur keuangan dengan baik. Mengatur pengeluaran untuk SPP, uang jajan, keorganisasian dan kebutuhan pribadi lainnya, dengan tetap mengikuti disiplin serta aturan yang diterapkan pondok. Salah satunya, santri tidak diperbolehkan membawa uang dalam jumlah banyak,  uang harus disimpan di tabungan santri sebagai fasilitas di Kantor Administrasi (ADM). Lagi-lagi, ini merupakan pendidikan bagi santri yang bermanfaat bagi kehidupan mereka ke depannya.

 

Inilah yang dinamakan dengan BERDIKARI dalam Panca Jiwa PMDG; yaitu dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dengan adanya sistem pendidikan berasrama, yang artinya santri jauh dari orang tua, sehingga santri terdorong untuk terus berusaha menjadi mandiri. Hal inilah yang nantinya dapat berpengaruh besar kepada mereka, yaitu tumbuhnya mental seorang pemimpin generasi penerus bangsa yang siap untuk mewujudkan cita-cita sebagai generasi Mundzirul Qoum yang mandiri untuk agama, bangsa dan negaranya.

Oleh : Abdurrahman

Editor : Riza Ashari, M. Pd.

 

Related Articles :

Wakaf Sebagai Penyangga Kemandirian

Kepramukaan di Gontor Sebagai Wadah Disiplin dan Kemandirian Santri

Tingkatkan Rasa Kemandirian Santri Baru, Gontor Adakan Perkajum

Korelasi Puasa, Haji, dan Qurban

0

Oleh: Muhammad Badrun Syahir, M.A.

(Wakil Pengasuh Gontor Putri Kampus 3, Dosen FU Unida Gontor)

Ada yang menarik ketika kita mencoba mencermati korelasi spiritual antara ibadah qurban, haji, dan ibadah puasa. 

Dengan karakteristik masing-masing ternyata ketiganya memiliki satu kesatuan poros. Semuanya menjadi tepat sasaran; berdaya guna dan berhasil guna jika taqwa menjadi poros pijakan dan tujuannya.

Ibadah puasa (Ramadhan) yang sejatinya bukan sekedar menahan diri dari haus dan lapar menjadi jalan penghantar menggapai sikap mental dan potensi taqwa. La’allakum tattaqun.. Yaitu dengan meninggalkan segala sesuatu yg sejatinya dibolehkan dan menjauhi segala sesuatu yg memang dilarang hanya karena mengaharap ridha Allah swt.

Sebagai sebuah ibadah multi dimensi; fisik (jasadiyah), jiwa/ruh (ruhiyah) dan harta (maliyah) dalam menunaikan ibadah haji ternyata bekal yang musti dipersiapkan agar dapat mencapai kemabruran adalah taqwa; fa inna khairaz zadi at taqwa (… maka sebaik-baik bekal itu adalah taqwa) (Q.S. Albaqarah: 197). 

Demikian pula halnya dengan ibadah qurban. Sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan (Allah) yang telah menganugerahi kelapangan rizki, ternyata yang kemudian sampai dan diterima Allah bukanlah wujud dari persembahan itu, melainkan nilai keihlasan dan ketaqwaan yang terkandung dalam persembahan (qurban) itu.

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ

Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.” (Q.S. Al-Hajj: 37)

…اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-ma’idah: 27)

Taqwa sebagai kekuatan spiritual merupakan pijakan  amal ibadah, sekaligus buah yg musti dipetik dalam setiap tanaman amal kebaikan.  Wallahu a’lam…

Semarak Gebyar Idul Adha

0

KARANGBANYU –  Demi menyemarakkan suasana Idul Adha, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Putri Kampus 3 mengadakan kegiatan Gebyar Idul Adha. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendidikan dengan perlombaan sebagai medianya. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi instrument peningkatan kreativitas santriwati.

Suasana Lomba Folksong Antarangkatan

Panitia membagi perlombaan dalam tiga divisi; antarrayon, antarangkatan dan antarkonsulat. Jenis lomba antarrayon, antara lain ; lomba menghias rayon dan lomba fashion show dengan tema casual dan wedding. Untuk divisi antarangkatan jenis perlombaannya adalah lomba folk song dan lomba membuat pamphlet. Sedangkan lomba untuk divisi antarkonsulat adalah lomba bercerita kisah para nabi.

Selasa (20/7), usai menunaikan sholat Idul Adha, ingar bingar gelaran gebyar Idul Adha menggema di setiap sudut komplek PMDG Putri Kampus 3. Panitia kurban sibuk dengan hewan kurbannya, auditorium begitu riuh dengan sorakan dan tawa penonton yang antusias menyaksikan lomba folk song dan lomba cerita para nabi. Di waktu yang bersamaan, para pengurus rayon dan anggotanya tampak gelisah, harap-harap cemas, menunggu kedatangan para juri untuk memberikan penilaian.

            Dari perlombaan tersebut, diperoleh para juara sebagai berikut:

  1. menghias rayon                       : Rayon Andalusia B
  2. fashion show casual                : Gedung Syiria Lantai 2
  3. fashion show wedding            : Gedung Lahore
  4. bercerita kisah para nabi          : Konsulat Jatabek
  5. folk song                                 : Siswi Kelas 4
  6. membuat pamflet                    : Siswi Kelas 3 Intensif

Menciptakan Kader Kepemimpinan Dalam Kegiatan Gladian Pinsa-Pinru

0

MANTINGAN- Pendidikan yang ada di Gontor itu 100% nya Ilmu Agama dan 100% Ilmu Umum. Dan pendidikan tidak hanya terdapat dikelas saja, melainkan kita dapat mendapatkan banyak pengalaman ketika berada diluar kelas. Salah satu kegiatan di Gontor yaitu Kepramukaan, yang mana didalam kegiatan tersebut kita diajarkan untukj mempunyai sifat Kepemimpinan dan Bertanggung Jawab. Dengan adanya tujuan seperti itu, maka Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2 mengadakan acara Gladian Pimpinan Sangga (Pinsa) dan Pimpinan Regu (Pinru). Yang dilaksanakan pada Kamis- Jum’at, 19-20 Dzulhijjah 1442/19-30 Juli 2021.

Acara ini dibuka oleh Bapak Wakil Pengasuh, Al-Ustadz Moh. Alwi Yusron, M.A lalu dilanjutkan dengan acara yang dikoordinasi oleh Koordinator Gerakan Pramuka dan beberapa panitia diambil dari Kelas 5. Adapun pemberian materi kepada para peserta Gladian Pinsa-Pinru, guna mengetahui dinamika kepramukaan.

Keseruan serta keantusiasan para peserta menjadi salah satu warna yang indah dalam acara tersebut. Beberapa peserta mendapatkan predikat tersemangat dalam mengikuti acara tersebut. Dengan diadakannya acara ini semoga para penerus kepramukaan dapat menjadikan pemimpinan yang tangguh serta bertanggung jawab. nadiela

Training Psychology bersama Al-Ustadzah Tistigar Sansayto, M.A

0

MANTINGAN- Menjadi kelas lima berarti menjadi penanggung jawab di rayon, yang mana harus mengayomi para anggota-anggota rayonnya. Bukan suatu hal yang mudah, namun para santriwati kelas lima harus melaluinya. Jika bukan karena rasa ikhlas dan tanggung jawab, maka hal ini akan terasa mudah.

Maka untuk menunjang tanggung jawab mereka di rayon, Gontor mangadakan sebuah pelatihan yang dinamakan “Training Psychology” bagi santriwati kelas lima. Kegiatan ini diikuti oleh para ketua rayon, bagian keamanan rayon, dan bagian peningkatan bahasa rayon. Acara ini sukses dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Juli 2021 di Mini Hall dengan pembicara Al-Ustadzah Tistigar Sansayto.

Dengan adanya “Training Psychology” ini diharapkan para mudabbiroh di rayon-rayon dapat mengayomi para anggotanya, dan mendidik mereka dengan penuh keikhlasan. Dan juga agar para pengurus rayon dapat memahami karakter dan sifat setiap anggotanya.Fathya

Tingkatkan Kualitas Intelektual, Santriwati Kelas 5 Adakan Diskusi Umum

0

KARANGBANYU – Di antara tujuan pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) adalah kemasyarakatan. Banyak kegiatan yang sengaja Gontor ciptakan untuk memupuk jiwa kepedulian santri terhadap kondisi masyarakatnya. Salah satunya adalah kegiatan diskusi.  

Kegiatan diskusi diberlakukan untuk santri kelas 5 dan 6. Karena Gontor menganggap kedewasaan mereka sudah mulai matang. Sehingga sangatlah tepat untuk diberi stimulus dengan kegiatan ini. Dalam pelaksanaannya, tiap kelompok diskusi akan diberikan sebuah masalah. Kemudian, mereka akan bertukar pikiran secara ilmiah untuk menemukan solusinya.

Kegiatan diskusi di PMDG Putri Kampus 3, secara resmi telah dimulai dengan diadakannya acara diskusi umum. Diskusi umum kelas 5 diadakan pada hari Jum’at malam (30/7). Bertempat di auditorium, peserta diskusi membahas permasalahan yang sedang santer saat ini yaitu pandemi Corona, bertajuk “Sikap Santriwati Menghadapi Pandemi”

Acara dimulai pukul 20.00, diawali dengan perkenalan dua kelompok pemakalah oleh moderator. Tiap kelompok terdiri dari 3 santriwati. Anggota kelompok satu adalah Azzahra Desyuni (5B), Rafifah Zahirah (5B), Gelar Putri (5D). Sedangkan anggota kelompok dua adalah Aulia Habibie (5B), Mawar Ega (5E), Inayah Aqilah (5E).

KELOMPOK PEMAKALAH 1

Oleh moderator, masing-masing kelompok diminta untuk memaparkan makalahnya. Kemudian moderator menyilahkan beberapa peserta diskusi untuk memaparkan pula ide dan gagasannya. Notulen sigap mencatat setiap gagasan yang muncul dalam forum itu. Para peserta tampak antusias, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya santriwati yang ingin menyampaikan ide pemikirannya. Hingga moderator pun dengan terpaksa membatasi mereka karena melihat waktu yang juga terbatas.

Hadir pula dalam acara tersebut, para ustadzah pembimbing kelas 5 dan asatidz senior. Di akhir acara, sebelum ditutup dengan doa, Al-Ustadz M. Badrun Syahir, Wakil Pengasuh PMDG Putri 3 memberikan catatan dan arahan atas jalannya kegiatan diskusi. Beliau juga menyampaikan beberapa nasihat sebagai konklusi dari diskusi para santriwati. Di antara nasihat beliau adalah bahwa hidup dan mati memanglah sudah ditentukan oleh Allah SWT, maka selama kita masih diamanahi untuk hidup, tugas kita adalah meningkatkan ibadah dan berikhtiar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Diharapkan dengan diadakannya diskusi umum ini, santriwati kelas 5 mampu memecahkan sebuah permasalahan, menambah wawasan, melatih kemampuan berbicara dalam menyampaikan gagasan dan belajar menjadi pendengar yang baik. DzakiyahF

Nilai kesederhanaan dalam diri santri

0

Kehidupan  kesederhanaan tentu sangat erat kaitannya dengan pondok pesantren. Salah satu nilai yang terkandung dalam Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor adalah nilai kesederhaan. Karena sudah termasuk dalam panca jiwa, maka otomatis jiwa ini selalu melandasi seluruh lini kehidupan di pesantren.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raaf: 31)

 

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang baik untuk umat muslim seluruh dunia pun telah mencontohkan gaya hidup sederhana, dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dikatakan bahwa keluarga Rasulullah sangat sederhana sehingga tidak berlebihan dalam hidup,

 

 عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ خُبْزِ شَعِيرٍ يَوْمَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ حَتَّى قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Aisyah berkata: Keluarga Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidak pernah kenyang roti gandum dua hari berturut-turut hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam wafat. (Shahih Muslim)

 

Kehidupan santri yang tentram bersahaja jauh dari kata berlebihan. Dalam praktek kehidupan sehari-hari, seorang santri selalu tampil sederhana baik dalam berpakaian, bersikap, maupun bertutur kata. Pakaian yang digunakan tidak perlu memakai produk brand ternama, bahkan kebanyakan santri dan guru di Gontor lebih senang menggunakan produk asli konveksi Gontor. Tidur pun tak harus beralas kasur tebal, selimut hangat dengan berbantal lembut seperti fasilitas di hotel bintang 5, cukuplah suasana hangat kehidupan asrama yang berbalut ukhuwwah antar santri menjadikan asrama dengan kasur lipat tipis sebagai tempat paling nyaman untuk sejenak melepas penat. Begitupun dalam aspek lain kehidupan pesantren selalu sarat akan nilai kesederhanaan dan keikhlasan.

 

Berbagai disiplin pondok pesantren telah ditetapkan untuk mendidik santri agar senantiasa berkehidupan wajar tanpa melebih-lebihkan. Pakaian ditetapkan agar tetap sederhana sesuai alam pendidikan pondok, asrama sama untuk seluruh santri tanpa membeda-bedakan latar belakang, aturan lain yang telah ditetapkan oleh pondok pun tidak terlepas dari nilai kesederhanaan ini.

 

Sederhana tidak berarti pasif atau menerima begitu saja, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Buah dari kesederhanaan ini adalah kesyukuran atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita.

Oleh : Alif Ahsanuddin

Editor : Muhammad Taufiq Affandi, M.Sc., dan Riza Ashari, M.Pd.

 

Related Articles :

Panca Jiwa

Panca Jiwa : Landasan Kehidupan Pondok Pesantren

Kesederhanaan Ala Gontor