Home Blog Page 153

PSC Kelas 5 Didik Orator Piawai Berbahasa

0

DARUSSALAM – Pendidikan yang diterapkan di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bukan hanya dilakukan di dalam kelas saja, tetapi meliputi seluruh kegiatan yang ada di pondok selama 24 jam. Semua kegiatan tersebut dalam rangka membentuk karakter santri, salah satunya dengan kegiatan Public Speaking Contest (PSC) antar zona untuk kelas 5 KMI. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahasa para siswa, yang diadakan pada hari Kamis (10/09) malam di gedung Rabithah.

“Acara PSC antar zona untuk kelas 5 ini bertujuan sebagai tolak ukur bahasa mereka, karena kelas 5 di dalam pondok sebagai pengurus rayon sangat berperan penting untuk meningkat kualitas bahasa anggota. acara PSC ini juga sebagai pendidikan untuk mereka dalam hal berorganisasi.” ujar Al-ustadz Nanang Nurochim, salah satu staf Public Speaking and Discussion Advisory Council (PUSDAC).

Acara PSC antar zona kelas 5 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya acara PSC ini diadakan di gedung Sudan, tetapi untuk tahun ini diadakan di gedung Rabithah untuk memudahkan dalam pengontrolan acara dan tidak menggangu ruangan latihan pidato untuk anggota. Acara PSC antar zona ini sebagai seleksi pencarian peserta terbaik diantara banyak peserta, untuk nantinya menjadi peserta lomba final PSC yang akan diadakan di Balai Pertemuan pondok Modern (BPPM) pada akhir tahun.

Acara PSC ini dipanitiai oleh kelas 5 KMi yang kurang lebih berjumlah 200 orang, yang dilantik sejak 2 minggu sebelum acara. PSC antar zona kelas 5 ini terdiri dari 5 zona, yang berisikan 7 peserta di setiap zonanya. Setiap zona PSC menggunakan tema acara sesuai dengan yang sudah diarahkan oleh pembimbing; zona 1 bertemakan Arabik, zona 2 bertemakan Brazil, zona 3 bertemakan Atlantik, zona 4 bertemakan Eropa dan zona 5 bertemakan Jepang.

Penilaan setiap zona terdiri dari beberapa kriteria; yaitu dalam hal tata letak ruangan, background, kekompakan, keaktifan peserta, dan kedisiplinan waktu. Peserta lomba PSC diambil dari setiap kelas dan ruagan latihan pidato, kemudian mereka diseleksi dan diwajibkan untuk menulis i’dad serta meminta tanda tangan kepada wali kelas mereka masing-masing, staf PUSDAC, dan bagian pengajaran. Peserta lomba PSC antar zona kelas 5 ini hanya dibolehkan mengunakan 2 bahasa yaitu bahasa Arab dan Inggris. Pembicara terbaik dinilai dari kepintaran dalam menyampaikan materi, kualitas bahasa, ketepatan waktu dan isi pidato. Juri dari PSC ini diambil dari beberapa Asatidz yang memiliki keahlian berbahasa yang baik.Dinulcahya

FATHU-L-KUTUB; Bak kebutuhan hidup primer santriwati darussalam

0

MANTINGAN- Tepat pada hari Rabu pagi hari (02/09) silam, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 (PMDGP 1) kembali meneruskan langkahnya dalam mengasah dan menggali wawasan santriwati dalam kemampuan mereka mempelajari kitab kuning. Tak hanya menggali wawasan, kegiatan ini juga bertujuan agar santriwati mampu mengasah kembali skill mereka dalam berbahasa Arab. Karena Bahasa Arab bagi kita adalah sejajar dengan makan dan minum,yaitu suatu kebutuhan, keperluan, dan kepentingan. Hal lain juga memicu tujuan diadakannya kegiatan fathu-l-kutub tersebut. Yaitu untuk mengasah mental santriwati darussalam agar mampu berbicara dan menjawab apa yang menjadi permasalahan saat ini. Adapun jawaban tersebut juga harus berlandaskan dan berasaskan pada apa yang telah dibahas dan didapatkan dalam kitab kuning. Kegiatan tersebut menjadi penting adanya, karena seperti yang dikiaskan oleh Al-Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal selaku Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor pada awal pembukaan kegiatan Fathu-l-kutub silam. Bahwa,

“Bisa berbicara, tetapi tidak mau berbicara sama dengan bisu. Yang bisa membaca, namun tidak mau membaca sama dengan buta huruf”.

Ujar Al-Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal

Sehingga, dengan adanya kegiatan Fathu-l-Kutub di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 ini lah menjadi sebuah sarana bak kebutuhan hidup primer bagi santriwati darussalam. Karena santriwati mampu untuk berbicara dan mengemukakan pendapat yang dimilikinya, namun tidak hanya mudah-mudah berfatwa.

 

Berdiskusi Materi Fathu-l-Kutub bersama pembimbing

sepekan kegiatan ini telah berlangsung, dengan sejumlah + 640 santriwati kelas 6 dan juga 121 pembimbing, kegiatan Fathu-l-Kutub di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dapat berjalan dengan lancar dan terlihat sangat khidmat. Hal ini dibuktikan dengan adanya 30 kelompok dalam kegiatan fathu-l-kutub tersebut, seluruh santriwati kelas 6 sangat antusias dalam mencari dan mencoba untuk memahami maksud dan materi yang terdapat dalam kitab kuning yang didapatkan. Sejumlah pembimbing turut mengawasi dan mengawal jalannya kegiatan tersebut dengan bertanggungjawab untuk memberikan pengarahan ataupun kesimulan materi pada setiap kelompok. Meski kegiatan tersebut terihat sangat padat, namun hal tersebut tidak akan melunturkan kesemangatan kelas 6 yang terus dan terus menggali wawasan mereka sepanjang pagi, siang dan malam yang silih berganti untuk membahas dan mendiskusikan materi yang didapatkan.

Mempresentasikan materi Fathu-l-Kutub dan pembahasan bersama para pembimbing.

Hingga sampailah pada hari akhir kegiatan ini berlangsung (10/09), diteruskan dengan pembacaan pengalaman yang telah didapatkan oleh seluruh santriwati kelas 6 selama kegiatan fathu-l-kutub tersebut. Banyak hal rintang dan tantangan yang harus dihadapi oleh santriwati dalam mencari buku, membahas, memahami, mencari kosakata dalam bahasa Arab, mempresentasikan apa yang didapatkan, dan juga menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan, serta mampu menarik kesimpulan dari materi yang dibahas. Namun, demikianlah warna-warni kehidupan santriwati selama berjalannya kegiatan tersebut.  Hal ini menjadi salah satu bukti yang tidak diragukan lagi, bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor selalu melihat keatas, kedepan dan maju demi sebuah kualitas santriwan/ti nya.

-Selmeddy

Motivasi menulis: Jadilah Produsen Pengetahuan Dengan Menulis!

0

GONTOR- “Keluarlah dari konsumen pengetahuan dan berubahlah menjadi produsen pengetahuan” tutur Al-Ustadz Hasib Amrullah, M.Ud., pembimbing instansi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memberikan motivasi menulis dalam Pembukaan “Workshop Tulis Menulis”, Rabu (9/9) di Aula Rabithah PMDG.

Dalam ranah pengetahuan, menulis adalah puncak pengetahuan manusia, sedangkan dasarnya adalah mendengar, mendengar merupakan bentuk dasar dalam mendapatkan nutrisi pengetahuan, “Kemampuan melihat dari membaca, kalau anda masih membaca dan mendengar berarti menjadi konsumen pengetahuan, mengkonsumsi paling mudah adalah mendengar” tutur Ustadz Hasib.

Ustadz Hasib, dosen UNIDA Gontor ini, menambahkan, dengan dilaksanakannya workshop ini, diharapkan para santri mampu mengetahui tingkatan dalam menulis. “Level produksi tingkat pertama adalah dengan berbicara, anda akan tetap berbicara selama anda membaca dan mendengar, berbicara itu memproduksi pengetahuan, sedangkan menulis, menyaring apa yang sedang dipikirkan, menulis itu mengeluarkan pikiran dalam bentuk tulisan.” Tambah Ustadz Hasib.

Kemudian beliau melanjutkan, seorang penulis tidak harus menjadi penulis hebat, jadilah penulis yang mampu menyampaikan fikiran dengan baik. “Jangan pernah bermimpi untuk menjadi penulis hebat, bermimipilah untuk mudah dalam menggambarakan pikiran, gambaranmu dalam berpikir itu tergantung pada bacaanmu.

Menjadi penulis sama seperti menjadi pelukis, seorang pelukis yang baik adalah pelukis yang mampu menuangkan pikiranannya dalam bentuk lukisan, “Kalau anda masih masih melihat dan mencontoh lukisan atau tulisan maka dipertanyakan, apakah anda penulis sejati atau bukan.” Ucap Ustadz Hasib.

Sebelum menutup sambutannya, Ustadz Hasib menjelaskan rumus sederhana sebagai motivasi menulis: “Jangan menulis sesuatu yang tidak ada manfaatnya, niatkan untuk menulis setiap hari, mulailah dari hal kecil terlebuh dahulu. Tulis apa yang ada di pikiranmu dan di hatimu bukan yang lainnya, tulisalah apa yang dibicarakan dan bicaralah apa yang engkau tulis” Jelas Ustadz Hasib.

Related articles:

Workshop Tulis Menulis, Tingkatkan Literasi Santri

Kembangkan Bakat Menulis, UNIDA Gontor Putri Undang Kiai Hasan Sebagai Narasumber

Kiai Hasan: Bekal Masuk Gontor Adalah Menulis Arab dan Baca Al-Qur’an

Pelatihan Khat: Tingkatkan Kualitas Tulisan Guru

Puisi Kemerdekaan Karya Santri Gontor: Merah Putih Suci

Workshop Tulis Menulis, Tingkatkan Literasi Santri

0

GONTOR–Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Dalam menulis juga dituntut untuk kreatif agar tulisan menjadi menarik dan pembaca tertarik membacanya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan literasi santri dalam menulis, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menggelar “Workshop Tulis Menulis” bagi siswa kelas 1-4 Kuliyyatul Mu‘allimin Al-Islamiyyah (KMI). Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, dimulai hari Rabu (9/9) hingga Jum’at (11/9) bertempat di Gedung Rabithah PMDG.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 298 orang peserta yang terbagi ke dalam 7 kelompok; dibimbing oleh 28 orang guru yang berasal dari beberapa Instansi PMDG: ITQAN, Darussalam Pos, dan Forum Pengembangan Potensi dan Wawasan Santri (FP2WS). Dalam kesempatan ini, Al-Ustadz Hasib Amrullah, M.Ud., selaku pembimbing instansi tersebut turut hadir dan membuka kegiatan “Workshop Tulis Menulis”.

Dalam sambutannya Ustadz Hasib menyampaikan, semua peserta harus berusaha menjadi santri yang menciptakan pengetahuan melalui tulisan, tidak hanya sekedar mengonsumsi pengetahuan saja, “Keluarlah dari konsumen pengetahuan dan berubahlah menjadi produsen pengetahuan” tutur Ustadz Hasib dalam pembukaan acara “Workshop Tulis Menulis” di Aula Rabithah, Rabu (9/9) lalu.

Ada 3 materi yang diajarkan kepada seluruh peserta, pada hari Rabu (9/9) selepas pembukaan para peserta mengikuti sesi pertama dengan tema “Menulis Karya Ilmiah” dengan pendalaman materi tentang resensi buku serta menghindari plagiarism, pada hari Kamis (10/9) materi bertemakan “Menulis Karya Sastra” di dalamnya terdapat pelatihan menulis puisi, menulis deskriptif, dan mendengarkan karya tokoh sastra Nasional seperti: Cak Nun, Buya Hamka, dsb. Setelah itu, kegiatan disempurnakan dengan “Pelatihan Jurnalistik” pada hari Jum’at (11/9). Para peserta diajak untuk mengenal dunia jurnalistik dimulai dari sejarah, manfaat, penulisan berita yang aktual dan informatif, dll.

Kendati pemateri bukan berasal dari penulis buku terkenal, kegiatan “Workshop Tulis Menulis” tetap berjalan dengan lancar, para santri yang mengikuti seluruh pelatihan merasa senang dan puas dengan pengetahuan baru tentang tulis menulis, semoga dengan adanya “Workshop Tulis Menulis” ini, literasi santri bertambah, dan semangat mereka untuk menulis semakin meningkat. Rakafadel

 

Related Articles:

Motivasi menulis: Jadilah Produsen Pengetahuan Dengan Menulis!

Kembangkan Bakat Menulis, UNIDA Gontor Putri Undang Kiai Hasan Sebagai Narasumber

Kiai Hasan: Bekal Masuk Gontor Adalah Menulis Arab dan Baca Al-Qur’an

Pelatihan Khat: Tingkatkan Kualitas Tulisan Guru

Puisi Kemerdekaan Karya Santri Gontor: Merah Putih Suci

Comas Cup 2020: Tingkatkan Daya Saing dan Sportivitas Santri

0

DARUSSALAM—Demi meningkatkan daya saing dan sportivitas para santri, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali menyelenggarakan kompetisi Comas Cup. Jum’at pagi (4/9), kegiatan tersebut resmi dibuka oleh Staf Pengasuhan Santri PMDG di lapangan gedung Al-Azhar. Seluruh anggota klub mengikuti acara pembukaan tersebut, dari pukul 06.30-07.00 WIB.

Comas Cup merupakan kompetisi olahraga yang rutin diadakan setiap tahun. Pengasuhan Santri dibantu oleh Bagian Olahraga Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) menjadi panitia penyelenggara kegiatan ini. Dalam ajang tersebut, dilombakan seluruh cabang olahraga yang ada di PMDG, yakni; Sepak Bola, Bola Basket, Futsal, Bola Voli, Bulu Tangkis, Sepak Takraw, dan Tenis Meja. Masing-masing cabang diikuti oleh perwakilan dari setiap klub yang ada pada seluruh cabang olahraga.

Berbagai pertandingan langsung dihelat pada hari itu juga. Sepak Bola yang diikuti oleh 4 klub diselenggarakan di lapangan hijau PMDG, Bola Basket diikuti oleh 6 klub diselenggarakan di lapangan Al-Azhar dan Gedung Olah Raga (GOR), Bulu Tangkis juga diselenggarakan di GOR dan diikuti oleh 2 klub yang ada, Futsal diadakan di lapangan 8 Windu dengan peserta 4 klub, Sedangkan untuk cabang Bola Voli, Sepak Takraw, dan Tenis Meja mempertandingkan tim yang telah dibagi dari setiap klub, karena hanya ada 1 klub pada cabang tersebut.

Jum’at sore (4/9), kegiatan ini ditutup dengan pembagian piala dan penghargaan bagi para pemenang. Adapun juara pada Comas Cup tahun 2020 adalah sebagai berikut:

No. Cabang Olahraga Juara 1 Juara 2
1 Sepak Bola Nepura FC Darma Jaya FC
2 Bola Basket Rajawali BBC Hartop BBC
3 Futsal Varius Academy
4 Bulu Tangkis Young Star D’King

 

Kompetisi ini merupakan momentum bagi para santri untuk unjuk kebolehan dan bakat mereka dalam bidang olahraga. Selain itu, ditanamkan pula rasa sportivitas, yaitu bermain dengan baik dan menerima segala hasil yang diperoleh dengan lapang dada. Seorang olahragawan sejati tidak kecil hati ketika memperoleh kekalahan, dan tidak jumawa ketika meraih juara. #brada

Perlombaan Cheerleader (Dewan Mahasiswa Gontor Putri Kampus 2 )

0

(Jum’at,3 September 2020) Pagi yang cerah dan menyejukkan, Setiap jum’at pagi Seluruh Dewan Mahasiswa guru bergegas kelapangan basket untuk melakukan senam pagi yang rutin diadakan oleh DEMA gontor Putri Kampus 2. Diadakan nya senam pagi pada hari jum’at untuk meningkatkan imun dan menyehatkan otot-otot. Dan agar tidak lemas dan sellau kuat dalam aktifitas sehari-hari.

Berbeda dengan jum’at sebelumnya, Dewan Mahasiswa bagian Olahraga mengadakan lomba antar dewan guru perangkatan yaitu Cheerleader, yang beranggotakan 15 orang perangkatan. Seluruh angkatan ustadzah sangat berpartisipasi dalam acara ini, menampilkan Cheerleader dengan baik dan maksimal, dengan aksesoris berupa pom-pom yang menghiasi penampilan mereka.

  Setiap angkatan telah menampilkan penampilan terbaiknya. Dengan rekapitulasi kejuaraan sebagai berikut :Juara 1 oleh angkatan Guardian Generation, dan selanjutnya juara 2 Inspiring Generation, dan juara 3 angkatan Prominent Generation. Diadakan perlombaan ini untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah antar angkatan, dan menggali potensi para mahasiswa guru Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2 .FANI APRIANA

Perkemahan Kamis Jum’at (Perkajum) – mengasah kerjasama (Teamwork) santriwati.

0

GONTOR PUTRI 2– Kamis (10/09) sangat terasa aroma kepramukannya. Seluruh santriwati berseragam coklat tua coklat muda. Tepat pukul 13:45 WIB rutinitas kegiatan Kepramukaan dimulai, semua bersenang ria bersama group dan sangganya masing-masing. Tetapi pada hari kamis ini juga diadakan Perkemahan Kamis jum’at (Perkajum) gelombang kedua, terdapat 4 gudep tersisa yaitu  09-140, 09-144, 09-148, dan 09-152. Dan untuk gudep selain itu tetap melakukan rutinitas seperti kamis biasanya.

Acara yang dibuka oleh Al-Ustadz Agung Setiawan, Lc sekaligus berperan sebagai inspektur upacara menjelaskan bahwa di Perkajum ini mengasah kemandirian, kepedulian, kesungguhan dan kerjasama (Teamwork). Kerjasama menjadi hal yang paling terlihat dalam kegiatan ini, karena setiap gudep dibagi menjadi beberapa unit/kavling dimana semua memperjuangkan unit/kavlingnya masing-masing.

Pada Jumat pagi, semua bersiap dilapangan untuk melaksanakan apel pagi sebelum Cross Campus. Meskipun hanya disekitar Gontor Putri 2, tidak menyurutkan kesemangatan mereka. Disini kerjasama, kepedulian mereka diuji, bagaimana mereka bisa menyelesaikan road cross campus bersama dan menjawab semua pertanyaan secara bersama. Selain Cross Campus, acara yang ada di kegiatan Perkajum juga ada perlombaan, Bonfire, dsb. Itu semua bergantung pada Kelas 5 selaku Panitia Penyelenggara mengemas acara itu dengan matang. Dera.Febr

Lahirkan Singa-singa Podium Dari PSC

0

 

DARUSSALAM – Pendidikan yang diajarkan Pondok Modern Darussalam Gontor bukan hanya diterapkan didalam kelas saja, tetapi juga dilakukan dengan diadakannya kegiatan di luar kelas. Salah satunya adalah Public Speaking Contest (PSC) Acara ini merupakan suatu perlombaan yang menampung bakat para santri dalam keahlian berbicara, sehingga para santri nantinya dapat menjadi singa podium ketika terjun di tengah masyarakat.

“Adanya PSC antar zona ini bertujuan sebagai seleksi peserta lomba untuk PSC di BPPM nantinya. Karena jumlah pengikut lomba PSC yang banyak, akhirnya kita buat acara ini. Jikalau nantinya mereka lulus atau tidak, setidaknya mereka sudah mendapat pengalaman mengikuti lomba berpidato di depan para santri.” ujar Al-Ustadz Willy Wiguna, salah satu staf Public Speaking and Discucion Advisory Council (PUSDAC).

Acara ini diadakan pada hari Kamis (03/09) dan Ahad (06/09) malam, bertempat di gedung Sudan dan dibagi ke dalam 10 zona yang berbeda. Setiap zona berisikan 6 peserta lomba. Jumlah zona ini menyesuaikan kapasitas peserta lomba; semakin banyak yang mendaftarkan maka zona PSC pun juga bertambah.

Untuk mengatur setiap zona, dibentuklah kepanitiaan yang terdiri bukan hanya dari masing-masing zona tetapi juga dari kepanitiaan PSC umum. Fungsi dibuatnya panitia umum sebagai pengatur setiap zona, sebagai pusat informasi dan pendataan, serta pengaturan keuangan secara umum. Panitia ini juga bertugas untuk menghias gedung Sudan agar lebih menarik dan menimbulkan semangat perlombaan. Pemilihan ketua dan panitia ini dari ajuan staf PUSDAC dari hasil musyawarah pengasuhan santri, dan dilantik 2 minggu sebelum acara.

Penyeleksian peserta lomba bukan hanya ketika acara PSC saja, tetapi juga dilakukan penyeleksian 1 minggu sebelumnya. Penyeleksian ini meliputi membuat i’dad peserta dan pemintaan tanda tangan kepada bagian pengajaran, wali kelas serta bagian PUSDAC sebagai koreksian untuk persiapan lomba nantinya.

Konsep PSC tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. yang biasanya tema dari setiap zona diberikan kebebasan dalam memilih tema sebagai kreativitas mereka, tetapi untuk tahun ini semua tema untuk setiap zona disamaratakan untuk menyatukan presepsi. Perbedaan posisi PSC ini juga terletak dari posisi tempat duduk penonton yang dahulunya dibuat bertingkat seperti trimbun tetapi untuk tahun ini cukup dengan duduk di atas karpet.

Penilaian peserta PSC terdiri dari beberapa kriteria yaitu: i’dad peserta, pembawaan pidato, kesiapan pembicara, isi materi yang disampaikan, bahasa, dan intonasi pembicara. Untuk predikat zona terbaik juga dinilai dari segi kreatifitas kelompok, kekompokan, semangat, ketepatan waktu acara, pengontrolan susunan acara dan keaktifan setiap individu. Jumlah panitia PSC kurang lebih terdiri dari 400 orang.DinulCahya

Princess Language, The Master of Language

0

Gontor Putri Kampus 3 – Senin (1/9), Gontor Putri Kampus 3 mengadakan acara Princess Language, yang berlangsung malam hari pada pukul 20.00 – 21.30 di Auditorium Gontor Putri Kampus 3. Princess Language adalah sebuah lomba yang diadakan sebagai apresiasi kepada santriwati yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Peserta pada acara Princess Language ini terdiri dari siswi kelas 2, 3, dan 1 intensif . Acara ini merupakan  puncak acara setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang. Dimulai dari tes tulis, tes lisan, dan penampilan talent yang mengasah siswi untuk menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris yang baik dan benar. Penilaian pun dinilai dari banyaknya kosa kata yang dimiliki siswi, serta kemampuan menggunakan bahasa dengan kaidah shorof nahwu, serta grammar yang benar.

Acara berlangsung dengan meriah dan sebagaimana mestinya, lalu diakhiri dengan pemberian mahkota pada juara pertama sebagai Princess Language yaitu Aliya Zahra kelas 2B, juara kedua Nadia Salsabila 2B dan juara favorit yaitu Syahida Aulia kelas 1 intensif. ChilmaAsmaa

Bekali Santri Jiwa Qur’ani, PMDG Adakan Tahsinu-l Qira’ah.

0

DARUSSALAM–Dalam meningkatkan kemampuan para santrinya dalam membaca Al-Qur’an Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengadakan kegiatan Tahsinu-l Qira’ah. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari, dimulai dari hari Jum’at (4/9) sampai dengan hari Selasa (8/9), di Gedung Yaqdzoh dan Masjid Jami’ PMDG. Kegiatan ini diikuti oleh santri kelas 5 dan 6 Kuliyyatul Mu‘allimin Al-Islamiyyah (KMI). Peserta dari kelas 6 terdiri dari 10 orang santri perwakilan tiap kelas, sedangkan peserta kelas 5 berasal dari perwakilan pengurus rayon.

Sebelum masuk ke pembelajaran, diadakan ujian pre test untuk mengelompokkan para peserta sesuai dengan taqdir (tingkatan) bacaannya masing-masing. Pengelompokkan tersebut terbagi ke dalam 4 kelompok, diantaranya: jayyid jiddan (baik sekali), jayyid (baik), maqbul (cukup), dan dha’if (kurang). Hal ini bertujuan agar para pengajar mampu mengetahui kadar bacaan masing-masing santri.

Pada hari selanjutnya para peserta diajarkan cara membaca Al-Qur’an: mulai dari hukum tajwid, hukum makhariju-l huruf, sampai tentang ayat gharibah. Kegiatan Tahsinu-l Qira’ah dibimbing secara langsung oleh para asatidz Jam‘iyyatul Qurra’ (JMQ). Melalui kegiatan ini, siswa kelas 5 dan 6 diajari bagaimana cara melantunkan bacaan Al-Qur’an dengan baik. Hafidhrafi