Home Blog Page 2

Peserta MAQ dan OKUI Kunjungi UNIDA: Padukan Spirit Pesantren dengan Semangat Keilmuan Modern

0

GONTOR – Sebanyak 18 kontingen peserta Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) dan Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) melaksanakan kegiatan kunjungan studi ke Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) pada Sabtu, 31 Mei. Kegiatan dimulai dengan sesi foto bersama di tangga utama Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat sebagai simbol semangat kebersamaan dan awal dari rangkaian kunjungan edukatif tersebut.

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan UNIDA Gontor secara lebih mendalam kepada para peserta, sekaligus menumbuhkan motivasi dan wawasan santri mengenai pentingnya mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum dan teknologi. Melalui kunjungan ini, peserta diharapkan semakin memahami cita-cita besar Trimurti pendiri PMDG, yakni mewujudkan universitas bernilai pesantren dengan standar keilmuan bertaraf internasional.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta berkesempatan mengunjungi berbagai fasilitas penting di lingkungan kampus, seperti Gedung Utama, Perpustakaan Pusat, Masjid Jami’, serta Gedung Fakultas Kedokteran. Setiap lokasi memberikan kesan mendalam tentang bagaimana atmosfer akademik dan spiritual berpadu dalam kehidupan kampus.

Di Gedung Utama UNIDA, para kontingen disambut oleh Wakil Rektor III UNIDA, Assoc. Prof. Dr. Khairul Umam, M.Ec. Dalam sambutannya, beliau memaparkan visi UNIDA sebagai kampus pesantren yang berkomitmen mencetak generasi ulama intelek dan profesional. Acara dilanjutkan dengan presentasi dari beberapa mahasiswa berprestasi, yakni Al-Ustadz Fauzan, Al-Ustadz Gagah, Al-Ustadz Fayshal, dan Al-Ustadz Ahmad Fauzi.

Pada sesi berbagi pengalaman, para mahasiswa menceritakan perjuangan mereka dalam menjuarai berbagai kompetisi, mulai dari debat Bahasa Arab tingkat nasional hingga perlombaan bertaraf internasional di bidang teknologi. Salah satu pesan inspiratif disampaikan oleh Al-Ustadz Fauzan, yang mengatakan bahwa santri kerap dianggap kolot, tidak mengikuti perkembangan zaman, dan hanya menguasai ilmu agama. Namun ia menekankan bahwa santri juga mampu mendalami berbagai bidang keilmuan lain, termasuk teknologi, dan mampu bersaing secara global.

Kegiatan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB dengan penuh antusiasme. Menjelang akhir acara, peserta mengikuti sesi tanya jawab, kemudian ditutup dengan foto bersama Wakil Rektor III, salat berjamaah di Masjid Jami’ UNIDA, serta makan siang bersama seluruh peserta dan pembimbing.

Kunjungan ini tidak hanya memperluas wawasan para santri tentang dunia perguruan tinggi, tetapi juga menanamkan keyakinan bahwa santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di era modern tanpa harus meninggalkan jati diri dan nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi hidup mereka.

(Berita : Faza, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Seminar Sharing Mujawadah dan Murottal: Menyatukan Cinta Al-Qur’an dalam Satu Suara

OKUI Pertemukan Talenta Terbaik Indonesia

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG

Duel Logika : PMDG Kampus 2 dan 3 Bakar Semangat Debat Final OKUI

0

GONTOR — Sorak sorai penonton menggema di Lapangan Rabithah saat babak final lomba debat Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) digelar pada Jumat (30/05). Lomba debat ini menjadi salah satu acara paling dinanti oleh warga Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), sebab intensitas dan tensi tinggi dari adu argumen para santri selalu mampu menghipnotis para penonton.

Dua kontingen tangguh berhasil menembus babak final: PMDG Kampus 2 sebagai kubu kontra dan PMDG Kampus 3 sebagai kubu pro. Mereka mengangkat tema hangat dan relevan, yakni “Kewirausahaan Harus Menjadi Kurikulum di Sekolah Menengah”. Setiap pembicara diberi waktu lima menit untuk menyampaikan argumen, menjadikan setiap detik di atas panggung begitu berharga.

Jalannya debat berlangsung sengit dan penuh dinamika. PMDG Kampus 2 menunjukkan kekuatan riset dan data aktual untuk membantah argumen lawan, sementara PMDG Kampus 3 tetap tampil tenang dan konsisten dalam menyampaikan visi mereka. Argumen tajam, intonasi lantang, dan retorika cerdas menjadi senjata utama kedua kubu. Tepuk tangan dan sorakan dari para penonton pun seakan tak pernah henti, menambah panas suasana kompetisi.

Usai debat, para dewan juri memberikan evaluasi dan masukan. Al-Ustadz Winka Ghozi menjelaskan bahwa dalam menyusun argumen, hierarki dalil sangat penting, dengan dalil empiris berada di posisi terkuat, disusul dengan dalil rasional. Penilaian disampaikan secara objektif dan konstruktif, memberi bekal tambahan bagi peserta untuk meningkatkan kualitas berpikir dan berbicara.

Lomba debat ini ditutup dengan saling berjabat tangan di atas panggung, menandakan sportivitas yang tinggi dari para peserta. Walau hanya satu tim yang akan keluar sebagai pemenang, semangat intelektual dan adu gagasan yang sehat telah menjadikan semua peserta sebagai juara di mata penonton.

Dengan hasil ini, klasemen OKUI makin sengit, menyisakan semangat membara menjelang penutupan seluruh rangkaian lomba.

(Berita : Faza, Daniel, Haqi, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun PMDG, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Final Cerdas Cermat OKUI 2025: PMDG Kampus 7 Raih Juara Pertama

Kilas Balik: Mengulang Kembali Sejarah Islam

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

Final Cerdas Cermat OKUI 2025: PMDG Kampus 7 Raih Juara Pertama

0

GONTOR — Lomba terakhir dalam rangkaian Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) ditutup dengan final cerdas cermat yang berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Perlombaan ini mempertemukan kontingen dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia, dan berhasil menyedot perhatian warga Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), khususnya para anggota.

Empat kontingen terpilih sebagai finalis: PMDG Kampus Pusat, PMDG Kampus 4, PMDG Kampus 7, dan Pondok Pesantren Nurul Hakim. Masing-masing tim terdiri dari tiga peserta yang bersaing menjawab pertanyaan dari berbagai bidang, mulai dari pengetahuan umum hingga keagamaan, dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris.

Sejak awal perlombaan, keempat kontingen menunjukkan kerja sama tim yang solid, konsentrasi tinggi, dan kecepatan berpikir yang luar biasa. Pada babak pertama, setiap soal hanya diberi waktu 10 detik untuk dijawab, yang membuat suasana semakin tegang. Sorak sorai penonton dan tepuk tangan menggema, mencerminkan semangat dan dukungan luar biasa dari seluruh hadirin.

PMDG Kampus 7 tampil dominan sejak awal, unggul cepat dan tepat dalam menjawab setiap soal. Babak kedua, yaitu babak rebutan, menjadi sorotan karena memacu adrenalin peserta dan penonton. Pada tahap ini, PMDG Kampus 7 berhasil mempertahankan keunggulannya dengan strategi yang cermat. Mereka memilih untuk bermain aman demi menjaga poin, sebab jawaban yang salah akan mengurangi 50 poin.

Akhirnya, PMDG Kampus 7 dinobatkan sebagai juara pertama dengan perolehan 600 poin. Sementara itu, PMDG Kampus Pusat dan Pondok Pesantren Nurul Hakim sama-sama meraih 550 poin, sehingga diperlukan pertanyaan tambahan untuk menentukan juara kedua. Soal penentu berhasil dijawab dengan benar oleh kontingen PMDG Kampus Pusat.

Sebelum meninggalkan panggung utama, seluruh peserta saling berjabat tangan dan mengucapkan selamat satu sama lain, menunjukkan sportivitas dan ukhuwah yang kuat antar sesama pejuang ilmu.

(Berita : Daniel, Haqi, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun PMDG, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Kilas Balik: Mengulang Kembali Sejarah Islam

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

Seminar Sharing Mujawadah dan Murottal: Menyatukan Cinta Al-Qur’an dalam Satu Suara

0

GONTOR — Sebuah seminar bertajuk “Sharing Mujawadah dan Murottal” sukses diselenggarakan di lantai 2 Masjid Jami, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), pada Jumat (30/05). Kegiatan ini menjadi momen inspiratif bagi para qori dan hafidz muda dari berbagai penjuru Indonesia untuk memperdalam kecintaan dan pemahaman mereka terhadap ilmu Al-Qur’an.

Seminar ini menghadirkan Qori Internasional, Al-Ustadz Syamsudin Firdaus, yang dikenal karena istiqamah dalam menyampaikan metode bacaan Al-Qur’an yang tartil, indah, dan menyentuh hati. Kehadiran beliau disambut antusias oleh para peserta yang terdiri dari delegasi Mahrojan Al-Qur’an (MAQ), Jam’iyyatu-l-Qurra’ (JMQ), dan Jam’iyyatu-l-Huffazh (JMH). Total peserta mencapai lebih dari 370 orang, dengan rincian 250 dari MAQ, 50 dari JMQ, dan 70 dari JMH.

Al-Ustadz Aqil Ibnu, selaku panitia Peringatan 100 Tahun PMDG cabang MAQ, menyampaikan dalam sambutannya, “Seminar ini memang bukan bagian dari rangkaian resmi Mahrojan Al-Qur’an, namun Al-Ustadz Syamsudin Firdaus dengan penuh keikhlasan mengisi kekosongan waktu yang ada. Alhamdulillah, kehadiran beliau menambah semangat para peserta untuk terus mengasah kemampuan membaca dan memahami Al-Qur’an, khususnya dalam cabang Qiroat Mujawadah yang membutuhkan kedisiplinan, pendalaman makna, dan kestabilan suara.”

Tak sekadar ceramah dan motivasi, seminar ini juga mencakup sesi tanya jawab interaktif. Para peserta mengajukan pertanyaan seputar teknik menjaga kestabilan suara, pengaturan pernapasan untuk bacaan panjang, serta kiat menjaga hafalan di tengah rutinitas harian. Dalam jawabannya, Al-Ustadz Syamsudin menekankan pentingnya latihan yang konsisten, ketekunan, dan niat yang tulus dalam menuntut ilmu Al-Qur’an.

Lebih dari sekadar forum keilmuan, seminar ini menjadi ruang silaturahmi yang mempertemukan para peserta dari berbagai daerah, latar belakang, logat, dan budaya. Meskipun berasal dari beragam tempat, semangat ukhuwah Islamiyah tetap terjaga, memperkuat rasa persaudaraan dalam semangat yang sama: cinta kepada Al-Qur’an.

Panitia berharap kegiatan ini menjadi titik awal untuk forum-forum serupa di masa mendatang, baik dalam skala lokal maupun nasional. Tujuannya jelas: melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya fasih membaca, tetapi juga mampu mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

(Berita : Faza, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun PMDG, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Seminar Mushaf Al-Qur’an: Mengupas Standar Nasional dan Digitalisasi

Hari Ketiga MAQ 2025: Persaingan Qari Muda Semakin Ketat

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

Seminar Mushaf Al-Qur’an: Mengupas Standar Nasional dan Digitalisasi

0

GONTOR — Seminar Mushaf Al-Qur’an bertema “Mengenal Mushaf Standar Indonesia dan Digitalisasi Mushaf Al-Qur’an” diselenggarakan pada Jumat (30/05) di Aula Pertemuan Gedung Rabithah. Acara ini menghadirkan dua narasumber dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), yaitu Al-Ustadz Bagus Purnomo dan Al-Ustadz Zamroni Ahbab, Lc., M.A.

Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada peserta dan pembimbing Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) mengenai beragam jenis mushaf yang tersebar di Indonesia dan dunia, perkembangan digitalisasi Al-Qur’an, manfaat mempelajari Al-Qur’an, serta wawasan keilmuan lainnya yang belum banyak diketahui. Panitia berharap melalui kegiatan ini, MAQ 2025 mampu melahirkan pemimpin-pemimpin cerdas yang berjiwa Qur’ani.

Dalam pemaparannya, Al-Ustadz Bagus Purnomo menekankan pentingnya memanfaatkan kemudahan akses Al-Qur’an di era modern. “Saat ini, Al-Qur’an sangat mudah diakses. Maka dari itu, tidak ada lagi alasan untuk tidak membacanya, bahkan dalam kurun waktu 24 jam sekalipun,” tegasnya.

Acara ini diikuti oleh sekitar 150 peserta, yang terdiri atas peserta MAQ, pembimbing, anggota JMQH, asatidz, dan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Suasana seminar berlangsung khidmat, dengan antusiasme peserta yang tinggi, menambah nuansa kesakralan Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam.

Panitia MAQ melaporkan bahwa seminar berjalan lancar tanpa kendala, dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB. Mereka berharap seminar ini menjadi sumber wawasan baru yang dapat diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.

Salah satu peserta, Zulfan Fatturahman, menyampaikan kesannya, “Seminar Mushaf ini sangat berguna bagi generasi muda. Karena pemimpin di masa depan berasal dari pemuda hari ini, maka untuk membentuk generasi Qur’ani, nilai dan jiwa Al-Qur’an harus ditanamkan di hati mereka sejak sekarang.”

Acara ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan seluruh peserta dan narasumber, sebagai penanda berakhirnya seminar sekaligus penguat kebersamaan dalam semangat Qur’aniyah.

(Berita : Faza, Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Hari Ketiga MAQ 2025: Persaingan Qari Muda Semakin Ketat

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

Hari Ketiga MAQ 2025: Persaingan Qari Muda Semakin Ketat

0

GONTOR Gelaran hari ke-3 Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) 2025 berlangsung dengan dinamis dan penuh semangat. Sejumlah perlombaan diselenggarakan, termasuk cabang Qiraat Mujawwadah yang digelar pada Kamis malam (29/05) di depan Gedung Laboratorium Pondok Modern Darussalam Gontor. Para qari dari berbagai pondok dalam negeri menampilkan performa yang kompetitif, mencerminkan dedikasi serta persiapan panjang yang telah mereka lakukan demi meraih hasil terbaik dalam perlombaan nasional bergengsi ini.

Salah satu cabang lomba yang telah memasuki babak final adalah Mujawwadah, yang diikuti oleh 6 kontingen dari berbagai pondok dalam negeri:

  • PMDG Kampus Pusat – M. Faqih Assabil
  • Pondok Pesantren Tazakka – M. Nizar
  • Pondok Pesantren Darul Hasbi – M. Alie Mukti
  • Pondok Pesantren Al-Amien – Azka Athoillah
  • Pondok Pesantren Nurul Hakim – Ulul Azmi
  • PMDG Kampus 3 – Nahwanda Ahmad Alannwana

Penilaian lomba didasarkan pada tiga kriteria utama: Fasohah (25 poin), Makharijul Huruf (25 poin), dan Nada atau Lagu (45 poin).

Panitia pelaksana MAQ 2025 melaporkan bahwa seluruh rangkaian perlombaan pada hari itu berjalan sesuai jadwal tanpa kendala berarti. Koordinasi antara penyelenggara, juri, dan ofisial pondok berlangsung efektif, didukung oleh sistem pengaturan teknis yang terorganisir dengan baik.

Di luar arena perlombaan, panitia juga memberikan perhatian penuh terhadap akomodasi peserta dan pembimbing. Berbagai stand penyedia sandang dan pangan disiapkan, termasuk pameran Mushaf Al-Qur’an yang menjadi daya tarik tersendiri.

Salah satu peserta MAQ 2025, Ahmad Fawwaz, menyampaikan kesannya. “Penyelenggaraan MAQ kali ini sangat membantu dalam melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang berjiwa Qurani. Stand-stand yang disiapkan panitia juga sangat memuaskan, membuat kami sebagai peserta bisa memanjakan diri setelah bertanding.”

Rangkaian perlombaan MAQ 2025 akan terus berlanjut hingga Sabtu (31/05), yang akan ditutup dengan pembagian trofi dan sertifikat kepada para pemenang.

(Berita : Faza, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

PMDG Kampus Pusat Raih Juara di Lomba Fahmil Qur’an

Kilas Balik: Mengulang Kembali Sejarah Islam

0

GONTOR — Waktu kian menipis menuju penutupan Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI). Suasana semakin intens di kalangan para peserta, terutama karena babak final dari beberapa cabang lomba mulai digelar. Salah satunya adalah cabang Islamic History Quest yang menjadi sorotan dalam perhelatan ini. Lomba ini telah memasuki tahap puncak dengan menghadirkan tiga kontingen terbaik dari berbagai pondok dan alumni, yakni PMDG Kampus 3, PMDG Kampus 5, dan Pondok Modern Tazakka.

Islamic History Quest merupakan bentuk kompetisi cerdas cermat yang menguji pengetahuan peserta dalam bidang tarikh Islam, mulai dari zaman Jahiliyyah hingga masa Kesultanan Turki Utsmani. Para kontestan dituntut memahami secara mendalam sejarah Islam dan siap menjawab pertanyaan yang dilemparkan langsung oleh dewan juri. Lomba ini bertujuan menumbuhkan ketertarikan santri terhadap sejarah Islam sekaligus memastikan generasi mendatang tetap terhubung dengan akar peradabannya.

Kontingen PMDG Kampus 3 berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara pertama pada cabang lomba ini, setelah mengumpulkan total 1500 poin. Keberhasilan ini menjadi pijakan penting untuk mendongkrak posisi klasemen mereka dalam ajang OKUI.

Sejak dimulainya babak final, kontingen PMDG Kampus 3 tampil begitu solid dan percaya diri. Mereka mampu menjawab setiap soal dengan cepat dan akurat, membuat jarak skor yang mencolok dengan lawan-lawannya. Pondok Tazakka hanya mampu mengumpulkan 300 poin, sementara Darul Qiyam memperoleh 500 poin. Final ini pun menjadi bukti keunggulan strategi dan ketajaman wawasan sejarah yang dimiliki oleh tim PMDG Kampus 3.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Rabithah dan turut disaksikan oleh beberapa santri kelas 5 KMI yang memberikan semangat serta dukungan moral bagi para peserta.

(Berita : Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

0

GONTOR — Hari-hari terakhir Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) berlangsung dengan penuh ketegangan. Pasalnya, hampir seluruh cabang perlombaan telah memasuki babak final. Pada Kamis (29/05), panitia menyelenggarakan babak final lomba Hifdzul Qur’an yang bertempat di Aula Afternoon Lesson Activity Council (ALAC). Dari total 18 kontingen yang ikut serta, hanya tiga kontingen yang berhasil menembus babak final, salah satunya adalah Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat yang sekaligus menjadi tuan rumah perhelatan nasional ini.

Untuk memudahkan proses penyeleksian, panitia membagi peserta dalam dua kloter; kloter pertama berisi 10 peserta dan kloter kedua berisi 8 peserta. Penyeleksian menuju babak final dilaksanakan pada Selasa (27/05), dengan pembagian waktu—kloter pertama pada pagi hari dan kloter kedua pada sore hari.

Ketegangan semakin memuncak pada Rabu (28/05) saat technical meeting digelar. Panitia resmi mengumumkan tiga finalis yang berhasil melaju ke babak akhir, yakni:

  • Ahmad Fawwaz (PMDG Kampus Pusat)
  • Sulthan Rifa’i (Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang)
  • Harun Arrasyid (Pondok Pesantren Daru Hasbi)

Suasana menjadi hening dan khusyuk ketika Ahmad Fawwaz melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di hadapan juri. Penampilannya menggugah perhatian hadirin—hanya satu soal yang tidak berhasil dijawab dari seluruh pertanyaan yang diajukan dewan juri, sebuah prestasi yang membuat decak kagum seluruh peserta dan penonton.

Rencananya, pemenang lomba Hifdzul Qur’an akan diumumkan pada penutupan Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) dan MAQ pada Sabtu, 31 Mei 2025 mendatang.

Sementara itu, di luar Gedung ALAC, suasana di Lapangan Rabithah tak kalah hidup. Tempat ini menjadi ajang berkumpulnya para kontingen dari berbagai pondok pesantren, saling berbagi cerita dan pengalaman perjuangan dalam menghafal Al-Qur’an. Seorang peserta bahkan membagikan kisahnya yang rela berpantang makanan berminyak demi menjaga suara dan performa terbaik saat perlombaan. Di tengah kompetisi yang sengit, semangat inklusivitas dan saling menghormati tetap terjaga dengan kuat di antara para peserta.

Pihak panitia menyampaikan bahwa seluruh perlombaan hari ini berjalan lancar, meskipun sempat terjadi penyesuaian jadwal karena beberapa kendala teknis yang berhasil diatasi.

Dengan semangat kompetisi yang sehat dan ukhuwah yang terus terpelihara, MAQ tahun ini kembali menegaskan bahwa pemimpin masa depan adalah mereka yang berjiwa Qur’ani dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

(Berita : Faza, Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

PMDG Kampus Pusat Raih Juara di Lomba Fahmil Qur’an

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

0

GONTOR — Kontingen Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat kembali menorehkan prestasi gemilang dalam rangkaian acara Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) yang digelar pada Kamis (29/5) di Lapangan Rabithah. Mereka berhasil meraih Juara 1 dalam cabang lomba War of Math setelah bersaing ketat dengan tiga kontingen lainnya: Pondok Ar-Risalah, PMDG Kampus 3, dan PMDG Kampus 4.

Tim PMDG Kampus Pusat terdiri dari Putra Adi (kelas 3D), Akbar Kumara (kelas 4B), dan Habiburrahman (kelas 5B). Mereka berhasil meraih 49 poin, unggul tipis atas PMDG Kampus 3 (45 poin), Pondok Ar-Risalah (44 poin), dan PMDG Kampus 4 (34 poin).

Kemenangan ini menjadi gelar perdana yang diraih PMDG Kampus Pusat dalam perhelatan OKUI tahun ini. Sementara itu, cabang lomba lainnya seperti debat, cerdas cermat, dan Islamic Knowledge masih berada di babak semifinal.

Pada babak final War of Math, para peserta diberikan waktu 45 menit untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang bervariasi dan terdiri dari beberapa tingkat kesulitan. Soal-soal tersebut ditempatkan di empat papan tulis untuk meningkatkan intensitas lomba sekaligus memacu adrenalin peserta. Dalam suasana kompetitif, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci utama untuk meraih poin.

Dalam sesi wawancara, salah satu anggota tim, Putra Adi, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian timnya dan menjelaskan strategi yang digunakan.

“Kita menggunakan strategi duo and solo — dua orang fokus mengerjakan soal yang sulit, sementara satu orang lainnya mengerjakan soal yang lebih mudah. Selain itu, kami lebih mengutamakan ketepatan dibanding sekadar kecepatan,” ujarnya.

Hasil ini menjadi pelecut semangat bagi kontingen lain untuk terus berjuang. Masih ada beberapa hari tersisa dalam ajang OKUI, memberi kesempatan bagi seluruh peserta untuk meningkatkan kualitas tim dan membalikkan keadaan. Garis finis memang sudah dekat, tetapi drama belum berakhir.

(Berita : Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

OKUI Pertemukan Talenta Terbaik Indonesia

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

0

GONTOR — Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menjadi tuan rumah perhelatan berskala nasional Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) yang diselenggarakan pada Senin (26/5) hingga Sabtu (31/5). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Peringatan 100 Tahun PMDG, dan menjadi ajang unjuk kebolehan para qari muda dari berbagai pondok pesantren di Indonesia dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tartil dan penghayatan mendalam.

Setelah melalui beberapa hari perlombaan, babak final MAQ cabang Murottalah digelar pada Rabu (29/5) bertempat di Gedung Pertemuan Afganistan. Final ini diikuti oleh lima kontingen: PMDG Kampus Pusat, PMDG Kampus 4, Pondok Pesantren Daru Hasbi, Pondok Pesantren Al-Ikhlas, dan Pondok Pesantren Darunnajah. Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB hingga 09.15 WIB.

Perlombaan Murottalah dibagi ke dalam dua kategori, yakni Murottalah Shighar (tingkat dasar) dan Murottalah Kibar (tingkat lanjut). Aspek penilaian utama meliputi makharijul huruf, tajwid, kefasihan pengucapan, dan keindahan nada lagu. Setiap kontingen mengirimkan dua peserta, masing-masing diberikan waktu 10 menit untuk tampil di hadapan dewan juri.

MAQ menjadi ajang yang mempertemukan talenta-talenta qari terbaik dari seluruh penjuru negeri. Di sini, para peserta tidak hanya diuji kemampuan teknis, namun juga digembleng mental juara, serta dibentuk karakter dan akhlaknya. Harapannya, ajang ini dapat melahirkan generasi Mundzirul Qoum wa Munqidzul Ummah — penunjuk jalan bangsa dan pembina umat

Suasana acara berlangsung khusyuk dan tertib. Para hadirin yang memenuhi Gedung Afganistan menyimak lantunan ayat dengan penuh kekhidmatan. Tak sedikit santri serta pengunjung dari luar kota yang turut hadir secara langsung untuk menyaksikan keindahan bacaan para peserta.

Rangkaian MAQ direncanakan berlangsung selama satu minggu, dengan agenda tambahan seperti kunjungan studi ke Universitas Darussalam (UNIDA) dan seminar mushaf yang akan digelar pada Jumat (30/5) di Aula Gedung Rabithah. Seluruh rangkaian acara ini menjadi simbol bahwa Gontor tak hanya mencetak pemimpin yang berilmu, tetapi juga pemimpin global yang cerdas dengan Al-Qur’an sebagai dasar hidupnya.

(Berita : Faza, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewe : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG