Home Blog Page 261

Sujud Syukur 30 Tahun Pesantren Darul Muttaqien Bersama KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Gontor

0

PARUNG, BOGOR – Pada hari Senin (1/10) siang, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), K.H. Hasan Abdullah Sahal bertolak dari Pondok Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom menuju Pondok Pesantren Darul Muttaqien (PPDM) Parung guna menghadiri acara Sujud Syukur Milad ke-30 Tahun Pesantren tersebut. Acara yang dihadiri oleh seluruh dewan guru, santri, dan santriwati PPDM itu diselenggarakan di Masjid Putri Ponpes Darul Muttaqien.

Tepat pukul 14.05 WIB siang, Kiai Hasan tiba di Darul Muttaqien, kedatangan beliau pun disambut hangat oleh santri-santri PPDM yang sembari melantunkan nasyid indah “thala’al badru ‘alaina” secara bersama-sama.

“Saya tadi malam baru pulang dari Moskow Rusia, di sana semua ada, tapi orang masih sangat menghargai disiplin, tahun kemaren saya di Inggris, Eropa. Di sana ketemu Mesut Oezil (pesepak bola muslim Jerman) di restoran halal. Orang-orang di sana cara hidup, cara makan, bergaul yang islami yang halal laku. Di Indonesia banyak orang, tokoh, pemimpin menganjurkan umat Islam meninggalkan agama. Pergaulan ga usah (diatur) agama, makan ga usah (diatur) agama, memilih (pemilu) ga usah (diatur) agama…..Ya Allah. Kalau tidak diatur agama, kita tidak akan ke surga. Sebaik-baik hidup ya, yang diatur agama, maka….”Wahai jiwa yang tenang, kembali ke jalan Allah dengan hati yang ridho, maka, masukklah ke dalam golongan hamba-hamba-Nya dan masuklah ke dalam surga-Nya’ (QS. Al-Fajr 27-30). Jadi, otakmu, pikiranmu, hanya untuk Allah semata” pesan Kiai Hasan dalam tausyiahnya.
“Subhanallah, subhanallah…ini saja, maka kehidupan ini nikmat sekali, kamu nikmati pondok pesantren (Darul Muttaqien yang 16 ha), makanya saya senang sekali kalau yang putra dengan putri ini dipisah, yang wanitia dididik nilai-nilai yang maksimal, yang laki-laki juga maksimal; kepemimpinan, ketangguhan, tanggung jawab, tangkas. Wanita dengan keterampilan, ketulusan, kelembutan dan rasa malu yang tinggi. Saat ini kepemimpinan laki-laki tipis sekali dan rasa malu perempuan juga sangat tipis, makanya bersyukur kalian dididik di pondok pesantren”, lanjut Kiai Hasan.

“Masya Allah, 30 tahun Darul Muttaqien, saya untuk pertama kali kemari, senang sekali saya menyaksikan ini. Doakan saya selalu sehat, bisa mendidik, mengawal dan mengawasi anak-anak semuanya”.
Deem15Nilai-nilai yang disampaikan Kiai Hasan yang disisipkan dalam humor ala santri, benar-benar menginspirasi dewan guru, anak-anak juga pengurus Yayasan Darul Muttaqien yang hadir, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc (alumni Gontor, Pimpinan Darunnajah 2 Cipining Bogor) H. Noor Badri, BA (alumni Gontor, Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta) dan beberapa alumni Gontor (IKPM) yang hadir. Di akhir acara, Kiiai Hasan memimpin doa dan diaminkan oleh seluruh jamaah yang hadir.
“Ya Allah….RahmatMu lebih luas dari dosa-dosa kami, karunia-Mu lebih luas dari maksimat kami, Ya Allah janganlah dosa-dosa kami, maksiat-maksiat kami, menjadi penghalang terkabulnya doa-doa kami untuk mendapatkan rahmat dan ridho-Mu”

Seusai acara, Kiai Hasan didampingi oleh Pimpinan Ponpes Darul Muttaqien, Drs. KH. Madroja Sukarta, juga berkesempatan untuk meresmikan Gedung Olahraga (GOR) Terpadu Santri Putra yang juga berlokasi di dalam komplek Pondok tersebut. habibur_hmz

Akselerasi Pelatihan Jurnalistik, 2 Hari Cetak Wartawan

0

Ponorogo, Gontornews –  “Pelatihan ini berhasil membuat program akselerasi dalam pelatihan jurnalistik, dulu saya pelatihan jurnalistik dua bulan dengan target dan berbagai beban tugas yang harus diselesaikan. Dari sisi biaya juga sangat mahal, hampir menghabiskan puluhan juta. Sedangkan sekarang sangat luar biasa, hanya pelatihan 2 hari para peserta sudah bisa memperlihatkan hasil yang cukup baik dalam hal reportase dan penulisan berita,” papar Redaktur Majalah Gontor Dedi Junaedi saat penutupan Pelatihan Jurnalistik dan Evaluasi Pendataan bagi santri Gontor di Aula Gedung Rabithah, Sabtu (22/9).

Pemimpin Redaksi Gontornews.com Rusdiono Mukri mengatakan para santri Gontor semuanya memiliki bakat untuk menjadi wartawan dan didukung oleh banyaknya acara di Pondok Gontor yang bisa dijadikan bahan berita.

“Pondok Gontor dengan semua aktivitas dan keunikannya, sangat disayangkan kalau tidak ada yang mengabadikannya dalam bentuk beritau,” ujar Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Gontor itu.

Pelatihan Jurnalistik dan Evaluasi Pendataan ini menghadirkan narasumber Pemimpin Redaksi Gontornews.com Rusdiono Mukri, Redaktur Majalah Gontor Dedi Junaedi, Bagian Distribusi dan Sirkulasi Bambang Suherman, dan Sekretaris Redaksi Al Hafidh.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari itu dihadiri pesarta utusan dari Pondok Modern Gontor pusat dan cabang yang berjumlah 50 orang Putra dan Putri. Mereka adalah: Gontor Pusat, Gontor 2 Ponorogo, Gontor 5 Banyuwangi, Gontor Putri 1 Ngawi, Gontor Putri 2 Ngawi dan Gontor Putri 3 Ngawi.

Berbeda dengan pelatihan tahun sebelumnya, kali ini diadakan lomba reportasi dan penulisan berita. Terpilihlah lima terbaik putra-putri sebagai pemenang. Meraka adalah:

Putra:

  1. Muhammad Fahrur Rozi/Gordapos https://gontornews.com/2018/09/26/kopontren-perkulakan-usaha-memenuhi-berbagai-kebutuhan-pangan-santri/
  2. Fatah Mubin/Gontor 5 Banyuwangi https://gontornews.com/2018/09/23/240-komputer-untuk-santri-agar-melek-teknologi/
  3. Syam/Gontor Pusat

Putri:

  1. Khadijah Srikandi/GP3 https://gontornews.com/2018/09/24/ukk-menyejahterakan-guru/
  2. Dzakiyah Fikra/GP3 https://gontornews.com/2018/09/24/sekpim-tugas-kami-melayani-pimpinan-pmdg/

“Pelatihan ini bertujuan membentuk para pendakwah di era milenial dan menciptakan wartawan yang Islami, walaupun ada beberapa pondok cabang yang tidak bisa hadir karena alasan tertentu,” papar Ketua Panitia Ustadz Nuris Fakhmi Zakky kepada Gontornews.com.

Kepanitiaan pelatihan ini diketuai Ustadz Nuris Fakhmi Zakky  dengan krunya Ustadz Taufiq Ridho Maghriza, Azhar Haliwungan dan Firman Nugraha.  [Sumber dari Al Hafidh]

Kiai Syamsul: Fathul Kutub adalah Ujian

0

Darussalam- Rabu (26/9) K.H. Syamsul Hadi Abdan hadir dalam penutupan Fathul Kutub Siswa Akhir 2019. Beliau hadir bersama Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A. dan kedua wakilnya. Acara penutupan ini dibagi menjadi dua sesi: sesi penulisan kesan-kesan (al-Inthiba‘at) dan sesi penutupan Fathul Kutub. Pada sesi pertama, seluruh siswa mendapat dua kertas folio, lalu mereka menuliskan kesan mereka menggunakan bahasa Arab dengan harakat sempurna. Pada 30 menit terakhir, Bapak Direktur menguji beberapa siswa untuk maju dan membacakan kesan-kesannya. Beberapa mendapat pujian dan berberapa perlu perbaikan lagi, namun secara keseluruhan Bapak Direktur bangga dengan kemampuan Kelas 6 tahun ini.

Tepat pukul 09.30 WIB tibalah waktu untuk sesi kedua. Kiai Syamsul langsung menaiki podium dan memberi nasihat. Dalam nasihatnya, beliau menjelaskan setidaknya ada 4 kriteria alumni Gontor. Pertama, Alumni Gontor harus mampu menjadi guru yang baik, baik dalam mengajar ilmu umum maupun ilmu agama. Kedua, mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ketiga, mampu membaca dan memahami kitab-kitab berbahasa Arab. Keempat, harus siap menjadi kiai. Fathul Kutub ini berkaitan dengan kriteria yang ketiga.

“Inilah di antaranya untuk menguji kalian sampai dimana kemampuan kalian dalam membaca kitab-kitab Arab.” Jelas Kiai Syamsul. Untuk menyelesaikan masalah, santri dituntut untuk menggunakan seluruh kemampuan bahasanya, baik nahwu-sharf-nya, fathul mu‘jam-nya, dan juga perbendaharaan mufradat.

Acara yang berlangsung selama 7 hari ini melibatkan 748 orang siswa dan 66 orang pembimbing. Dimulai dengan pengarahan materi oleh asatidz senior pada Rabu–Kamis (19–20/9) dan bahtsul masail dari Sabtu–Rabu (22–26/9). AaRum

P3Dema Pusat Berjalan Lancar

0

Gontor–Pergantian Pengurus Pusat Dewan Mahasiswa (P3Dema) merupakan bagian dari agenda mahasiswa dan mahasiswi UNIDA Gontor untuk memilih ketua baru Dema Pusat Universitas Darussalam Gontor, sebelum Dema Pusat dipilih, terlebih dahulu diadakan pemilihan Dema wilayah, maka ketua Dema Pusat ini bertugas mengontrol semua Dema wilayah yang ada di setiap kampus cabang.

Acara yang bertajuk “Kaderisasi mengestafetkan nilai kepemimpinan untuk menciptakan generasi pejuang” ini dilaksanakan pada Jum’at (28/9) dan dihadiri langsung oleh Pimpinan Pondok, K.H. Syamsul Hadi Abdan. Inti dari agenda ini yaitu pemilihan ketua baru serta pembacaan laporan pertanggung jawaban, diakhiri dengan serah terima amanat pengurus lama kepada pengurus baru Dema Pusat.

Dengan dilantiknya 3 nama terpilih (M. Hanif Al-Farisi, M. Maulana Malik, dan Indra Setyawan) oleh Pimpinan Pondok, maka mereka secara defacto telah resmi disahkan sebagai ketua baru Dema Pusat Universitas Darussalam Gontor. AbuFariz

 

Gontor Adakan Seminar Photography

0

GONTOR–Bagian Fotografi Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) selenggarakan Seminar Photography di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), Jum’at (28/9) pagi. Al-Ustadz Khoirul Atqiya yang menjadi pembicara pertama dalam seminar menjelaskan bahwa penyelenggaraan acara ini benar-benar dibutuhkan oleh para santri, karena dengan ini minimal mereka dapat mengetahui anatomi kamera dan teknik pengambilan gambar yang baik.

Acara ini berlangsung selama satu minggu, dari Jum’at (28/9) hingga Jum’at (5/10) mendatang. Pada sesi pertama Pembimbing Fotografi, Al Ustadz Khoirul Atqiya memaparkan berbagai materi dasar dalam fotografi, dimulai dari sejarah fotografi, anatomi kamera, aksesoris kamera. Sedangkan pada sesi kedua, Al-Ustadz Maulana dan Al-Ustadz Masau Dito berturut-turut menjelaskan tentang editing foto dan sinematografi.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta dari kelas 1-6 KMI. Setelah seminar selesai, kegiatan ini berlanjut ke tahapan berikutnya yaitu praktek pengambilan gambar. Setiap peserta mendapatkan giliran untuk mengambil gambar dengan materi praktek yang berbeda, dimulai dari foto studio, foto outdoor, foto kreasi outdoor, praktek foto indoor, dsb.

Dalam setiap tahapan, terlihat para peserta sangat antusias dalam mengikuti seminar dan pelatihan ini, terlihat dari banyaknya jumlah peserta yang hendak bertanya ketika sesi pertanyaan seminar, serta keaktifan mereka ketika melakukan praktek pengambilan gambar bersama para pembimbing fotografi. Dengan diadakannya seminar dan pelatihan fotografi ini diharapkan, para santri mampu meningkatkan pemahaman mengenai kamera, serta dapat memperluas wawasan tentang dunia fotografi. Rakafadel

Kasyful Mu’jam Asah Bahasa Arab Siswa Kelas 6 KMI

0

GONTORKasyful Mu’jam merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Khususnya untuk siswa kelas 6 Kulliyatu-l-Muallimin Al-Islamiyyah (KMI). Kegiatan ini diadakan guna mengasah bahasa arab siswa kelas 6 KMI. Karena bahasa merupakan salah satu kurikulum di PMDG. Selain itu, Kasyful Mu’jam juga dapat memperluas wawasan santri dalam menyelami kosakata Bahasa Arab. Tepat pada hari Sabtu, (29/9) dimulainya pengarahan tentang Fathul Mu’jam dan Mu’jam Al-Mufahros di masing-masing kelas, yaitu dari kelas 6 B s.d. 6 T, Selanjutnya di hari Senin-Selasa (1-2/10) diadakan ujian Kasyful Mu’jam dan Mu’jam Al-Mufahros yang bertempat di Gedung Sudan 1.

Ujian dalam Kasyful Mu’jam ini cukup unik, karena usai para santri menyelesaikan tugasnya, lembar jawaban pun langsung dikoreksi oleh para pengawas yang masing-masing ruangan berjumlah 4 orang, sangat intensif dan relatif singkat acara seperti ini, akan tetapi nilai pendidikan yang terkadung di dalamnya sangatlah tinggi. Karena di saat itulah mereka dilatih untuk menjadi pribadi yang jujur dalam menjawab soal ujian.

Untuk Kasyful Mu‘jam ini, para siswa diharuskan menggunakan kamus “Munjid”, kamus bahasa Arab yang dijadikan pedoman segenap guru dan siswa KMI. Selain mencari arti kata bahasa Arab dari kamus “Munjid”, acara ini juga disertai dengan latihan menemukan ayat tertentu di dalam Alquran beserta suratnya dengan menggunakan Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfadzil Qur’an. Hal ini dalam rangka memudahkan para siswa untuk mencari rujukan ayat tertentu di dalam Alquran dengan cepat. Sehingga, pada saat kita menemukan penggalan ayat yang tidak mencantumkan nama suratnya, dengan Mu‘jam Mufahras, kita tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi ayat tersebut.

Usai pelaksanaan acara ini, sangat diharapkan bagi siswa kelas 6 KMI untuk terus berlatih dan membiasakan diri untuk membuka dan mencari al Kalimat al So’bah di kamus “munjid” dan mencari rujukan ayat tertentu di dalam Alquran dengan menggunakan “al-Mu’jam Al-Mufahros”.*aff

 

Unida Gontor Kembangkan Kerja Sama dengan Rusia

0

MOSKOW-Universitas Darussalam (Unida) Gontor berkeinginan mengembangkan kerja sama dengan institusi muslim dan perguruan tinggi Rusia. Hal ini dijajaki dalam kunjungan ke Rusia pekan lalu. 

Dalam kunjungan ke Rusia pada 24-29 September 2018, UNIDA melakukan pertemuan dan penjajakan kerja sama dengan dua universitas terkemuka di Rusia, St Petersburg State University (SPBGU) di St Petersburg dan National Research University Higher School of Economics (HSE). 

Rombongan juga sempat mengunjungi Masjid Agung Moskow dan berdiskusi dengan Dewan Mufti Rusia. Demikian seperti disampaikan dalam keterangan pers KBRI Moskow yang diterima detikcom, Senin (1/10/2018).

Rombongan UNIDA dipimpin langsung oleh Presiden UNIDA, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan Rektor UNIDA, K.H. Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi. Rombongan juga sempat mengisi pengajian di depan masyarakat Muslim Indonesia di Rusia yang tergabung dalam Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) di Mushola KBRI Moskow.

Rektor UNIDA mengatakan bahwa kunjungannya ke Rusia bertujuan untuk dapat menjalin dan mengembangkan networking dengan perguruan tinggi di Rusia. Banyak alumni UNIDA yang memiliki kemampuan dan berkeinginan melanjutkan studinya di luar negeri. Saat ini terdapat alumni UNIDA yang studi di Rusia. Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk penelitian bersama untuk para dosen dan pertukaran mahasiswa.

“Alhamdulillah, perguruan tinggi Rusia menyambut baik untuk bekerja sama dengan UNIDA. Kami optimis untuk lebih intensif lagi menjalin komunikasi dengan mereka,” kata KH Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi.

UNIDA merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang unik berdasarkan sejarah pendirian dan sistem pendidikannya. Meskipun berlandaskan tradisi Islam, UNIDA berkembang sebagai sebuah perguruan tinggi swasta modern. UNIDA tidak hanya memiliki fakultas dan program studi Islam, seperti Fakultas Ushuluddin, Tarbiyah, Syariah, tetapi juga fakultas umum lainnya, yaitu Ekonomi dan Manajemen, Humaniora, Ilmu Kesehatan, serta Sains dan Teknologi. UNIDA telah memiliki kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri.

Pengembangan kerja sama dengan HSE di Moskow dapat dititikberatkan pada bidang ekonomi, manajemen, dan humaniora. Sedangkan kerja sama dengan SPBGU di St Petersburg dapat difokuskan pada bidang sejarah dan budaya Islam, selain bidang-bidang umum lainnya, baik ekonomi, humaniora, maupun kesehatan.

Dalam pertemuan UNIDA dengan Dewan Mufti Rusia dibahas pengembangan kerja sama di bidang pendidikan Islam dan upaya-upaya mendekatkan hubungan antara komunitas muslim Rusia dan Indonesia. UNIDA mengundang mahasiswa muslim Rusia untuk belajar di UNIDA.

Wakil Ketua Dewan Mufti Rusia, Damir Hazrat Gizatullin menyampaikan bahwa masyarakat muslim Rusia merasa dekat dengan Indonesia dan tetap mengenang Presiden Sukarno yang pernah berkunjung ke Masjid Agung Moskow tahun 1956. Presiden Sukarno juga berjasa dalam pengembalian fungsi Masjid Agung St Petersburg sebagai tempat ibadah umat muslim setempat.

“Indonesia dapat dijadikan contoh bagi kami, seperti dalam penanganan haji. Kami juga mendukung agar mahasiswa muslim Rusia dapat belajar di Indonesia,” ungkap Damir Hazrat Gizatullin.

Setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991, komunitas muslim di Rusia mengalami kebangkitan. Masyarakat muslim terus berkembang. Saat ini terdapat sekitar 7 ribu masjid di seluruh wilayah Rusia. Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M Wahid Supriyadi, kerja sama pendidikan dan keagamaan dapat turut mendekatkan hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia.

“Kerja sama pendidikan dan keagamaan juga dapat berdampak positif pada kerja sama ekonomi, perdagangan dan pariwisata. Rusia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di Eropa dengan jumlah sekitar 20-25 juta orang. Oleh karena itu, kerja sama dengan Rusia terkait bidang keagamaan, khususnya Islam, juga sangat potensial. Tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga bagi pemasaran beragam produk halal Indonesia,” ucapnya. Rakafadel

 

https://news.detik.com/internasional/4237490/universitas-darussalam-gontor-kembangkan-kerja-sama-dengan-rusia (Novi Christiastuti. detik.com)

 

Seminar Talk Show Jurnal Internasional

0

Darussalam-“Ketika ikhtiar sudah di garis batas, biarkanlah doa dan takdir yang bertarung di langit”. Begitu bunyi salah satu kutipan buku yang di tulis oleh Fatturroyhan, bertajuk Never Quit. Sang penulis mengungkapkan bahwa ada banyak keajaiban dan kekuatan di dalam do’a. Bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat dengan kita, selama kita senantiasa bersandar kepada pertolongan-Nya. Hal ini ia ungkapkan berdasarkan pengalaman berharga yang ia bagi bersama para peserta Seminar Talk Show Jurnal Internasional hari Selasa (2/10).

Seminar ini diselenggarakan bagi mahasiswi-mahasiswi aktif Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan Gontor Putri Kampus 2, dengan panitia penyelenggara Dewan Mahasiswa (DEMA). Seminar yang mengangkat tema kepenulisan jurnal internasional ini diharapkan dapat memberikan motivasi lebih bagi para mahasiswi untuk menulis. Membaca tulisan adalah perkara mudah, tetapi menciptakan tulisan adalah sesuatu yang luar biasa. Semua orang dapat membaca, tapi tidak semua bisa menulis dengan baik.

Dipartisipasi oleh mahasiswi guru Gontor Putri Kampus 2
Dipartisipasi oleh mahasiswi guru Gontor Putri Kampus 2

Penulis kelahiran 1994 ini kemudian berbagi banyak pelajaran hidup yang ia alami sejak mengenyam bangku KMI sampai saat ini menjabat sebagai seorang guru di pondok cabang Gontor Kampus 6 Darul Qiyam. Sosok ayah dan ibu menjadi pembangkit semangat dikala dirinya dirundung keputusasaan. Fatturroyhan kemudian, mampu menyelesaikan skripsinya dalam waktu genap 4 minggu alias 1 bulan. Kuliah jenjang S1 pun terselesaikan dalam waktu 3,5 tahun.

Dengan kelulusan yang diraih lebih cepat dibandingkan teman-teman seperjuangannya, ia mulai mengikuti dengan aktif kegiatan menulis jurnal berskala Internasional. Melalui event-event Youth Education and Entrepreneurship Summit (YEES), Friendship Forum Indonesia (FFI), sampai ditarik untuk mempresentasikan paper ilmiahnya di Paris, Perancis. Tak henti disitu, ia kemudian diundang ke acara PPI Australia untuk kembali mempresentasikan papernya dengan judul yang berbeda lagi.

Bukan mudah, jalan yang ditempuh seorang guru KMI ini tidak selalu mulus. Bahkan terjal dan berliku. Banyak kendala yang harus dihadapi, salah satunya adalah economy supporting.Tetapi sekali lagi, pertolongan Allah sangatlah mudah didapatkan ketika kita telah berusaha maksimal yang berkejaran dengan do’a pada Yang Maha Kuasa. Mengeluh tak akan memberi jawaban, keputusasaan hanya akan menghancurkan.

Selain motivasi, penulis ini kemudian membagikan tips-tips kepenulisan jurnal yang dapat menembus kancah internasional. Bagaimana kita dapat memberikan nilai tambah pada tulisan, contoh dari sebuah personal statement yang baik, juga berbagi jejaring internet yang dapat menampung tulisan-tulisan kita untuk didiskusikan oleh orang-orang dari belahan dunia. Sekali lagi, ia menyampaikan, kunci dari mimpi adalah konsisten, sebelum konsisten haruslah didapatkan tekad dan keberanian. Tak berani memulai sekarang, lalu kapan lagi? Addien

Penyerahan Cinderamata
Penyerahan Cinderamata

Santri PMDG Adakan Watching Bersama Film G30S/PKI

0

GONTOR–Ahad malam (30/9), seluruh santri dan Guru Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus Pusat mengadakan watching bersama film Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Acara tersebut digelar di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) untuk seluruh santri, sedangkan para guru bertempat di Aula Rabithah dikoordinir oleh pengurus Dewan Mahasiswa (Dema).

Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Pondok, K.H. Syamsul Hadi Abdan, beliau turut menyaksikan bersama seluruh santri di depan BPPM. Walaupun durasi film tersebut sangat panjang, seluruh santri tetap tertib menyaksikan hingga selesai.

Tak lain bahwa pemutaran film tersebut merupakan sarana pendidikan sejarah bagi para santri, di mana mereka akan mengetahui kebiadaban PKI terhadap para ulama, pahlawan revolusi, dan juga pondok ini. Selain itu, para santri juga bisa memahami bahwa komunisme adalah paham berbahaya dan dilarang di Indonesia. AbuFariz

English Course dengan Al-Ustadz Feri Hidayat

0

Gontor Putri Kampus 1Gontor merupakan pesantren yang terkenal dengan kepiawaian santrinya dalam berbahasa. Sebagaimana semboyan pondok, Language is our crown, maka dalam menunjang peningkatan bahasanya terutama dalam bahasa Inggris,  diadakanlah pelatihan bahasa Inggris yang dipandu oleh Al-Ustadz Feri Hidayat. Pelatihan ini ditujukan untuk seluruh santriwati, khususnya bagian Peningkatan Bahasa Rayon dan anggota Language Club, serta ustadzah pengampu materi bahasa Inggris.

Acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu hari Jum’at-Sabtu (14-15/09). Saat hari pertama, Jum’at (14/09), acara ini dipusatkan di aula Kulliyatu-l-Banat Gontor Putri Kampus 1 dengan peserta seluruh santriwati yang merupakan bagian Peningkatan Bahasa Rayon dan anggota Language Club. Sang ustadz mengajarkan bagaimana pelafalan kata yang benar, cara untuk meningkatkan penggunaan bahasa Inggris, serta menumbuhkan antusiasme dan kesadaran santriwati dalam berbahasa Inggris. Seluruh santriwati tampak antusias dalam menanggapi keseluruhan materi yang diajarkan beliau. Sebagai followback, para santriwati menginginkan agar acara ini dapat dilakukan kembali di masa yang akan datang.

Keesokan harinya, Sabtu (15/09), acara ini pun dilanjutkan untuk sesi bersama ustadzah pengampu materi bahasa Inggris yang bertempat di aula ‘Aisyah. Seluruh ustadzah yang hadir pada pelatihan ini adalah 92 orang. Pada kesempatan kali ini, ustadz Feri mengajarkan bagaimana mengajarkan bahasa Inggris secara efektif dan efisien, serta berbagi pengalaman dan kesulitan yang dialami para ustadzah.  Sehingga setelah adanya pelatihan ini, para ustadzah tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengajar.fayra