Home Blog Page 288

Tasyakuran dan Peresmian Sekretariat Baru IKPM Cab. Kairo Oleh KH. Hasan Abdullah Sahal

0

Rumah yang dirancang sekian lama oleh Panitia Pengadaan Sekretariat Permanen (PPSP) IKPM Cabang Kairo sejak tahun 2006, kini telah diresmikan langsung oleh KH. Hasan Abdullah Sahal pada Rabu (27/2) di Sekretariat baru, Gami, Hay Asyir.

Pak Kyai mengimbau kepada warga IKPM untuk mempergunakan sekretariat ini dengan sebaik-baiknya. Beliau juga menegaskan jangan sampai dengan adanya sekretariat, justru kita tidak berbaur dengan orang-orang di luar sana (selain ikpm). “Yang menentukan baik buruknya sekretariat itu adalah kalian sendiri. Kalain harus selalu ingat selalu, mengapa diadakan sekretariat dan untuk apa ada sekretariat, agar kita dapat menyesuaikannya dengan baik dan manfaat,” tegas pak Hasan.

“Sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang berguna. Karena sibuk dengan sesuatu yang tidak ada gunanya sama dengan kekosongan dan pengangguran. Dan yang menentukan kamu penting atau tidak serta apa dan siapa kamu adalah apa yang kau kerjakan,” lanjutnya.

Rumah ini telah resmi menjadi milik IKPM sejak tanggal 18 April 2017 dengan penyerahan akad rumah secara simbolik di KBRI Kairo yang dihadiri oleh Atdik KBRI Kairo, Bapal Usman Syihab, perwakilan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO), Bapak Subhan Jaelani dan Bapak Isa Anshori, beserta beberapa senior dari IKPM. Pada saat itu kepemilikan rumah secara penuh resmi diberikan oleh pemilik lama, Mustafa Atif ke perwakilan pemilik rumah baru, Umar Haras.

Usai resmi diserahkan oleh pemilik, rumah IKPM segera mulai direnovasi oleh warga ikpm dengan seluruh SDM nya. Namun proses renovasi tergolong lambat dikarenakan SDM yang terbatas juga karena kendala ujian termin kedua dan kebanyakan mahasiswa kurang luwes dan kurang pengalaman sehingga tidak bisa ditinggal dan harus dibimbing.

Farhan Azis Wildani, selaku ketua IKPM Cabang Kairo tahun ini, mengatakan bahwa pengadaan sekretariat ikpm tidak sampai disini saja. “Dengan penuh doa dan dukungan dari pak Kyai serta antum semua, kelak kita akan memperluas dan memperbesar sekretariat agar dapat diisi lengkap oleh seluruh warga IKPM Kairo,” tutup Farhan

Dikutip dari www.ikpmkairo.com

http://www.ikpmkairo.com/2018/03/tasyakuran-dan-peresmian-sekretariat.htmlikpmcairo

KH. Hasan Abdullah Sahal, Wajah Keislaman, dan Tantangan Zaman

0

Masih segar dalam ingatan. Dengan suara bergetar, sesekali berteman aliran air mata, sosok pengganti ayah itu menyampaikan pesan dan amanat saat pembekalan menuju alumni Gontor. Seakan melepas putra semata wayangnya yang akan meninggalkan tanah kelahiran setelah sekian lama dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih. Puluhan purnama telah berlalu. Dan kali ini, seakan mengulang kembali memori yang pernah terekam dalam benak. Mata ini kembali menatap sosok yang sama, di gedung yang berbeda, di belahan bumi Allah lainnya. Sejatinya ada 580 jiwa warga IKPM yang terdata berjuang di negerinya El-Sisi ini.

Tak ayal, lautan hadirin memenuhi Sholah Kamil, Hay Sadis, pada Rabu (27/2) tak sabar melepas rindu dan kembali mereguk nasehat penuh hikmah. KH. Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, mengunjungi Negeri Piramid untuk kesekian kali setelah sebelumnya pernah merasakan bangku kuliah al-Azhar selepas menamatkan dunia perkuliahan di Madinah meski tak selesai karena harus memenuhi panggilan pondok.

Menjadi pembicara dalam dialog interaktif “Penanggulangan Isu Kontemporer di Indonesia”, beliau menyampaikan realita mutakhir yang terjadi dalam dunia keislaman dalam wajah Indonesia, tetap dengan ciri khas pembawaan yang tegas, diselingi dengan kelakar yang membuat para audiensi tersenyum simpul bahkan tergelak. Beliau membuka bincang-bincang malam itu dengan kisah sejarah pesantren, sebuah institusi pendidikan yang hanya ada di Indonesia, bermula di Indonesia, ciri khas Indonesia, yang muncul karena adanya penjajahan.

Ditengah berkecamuknya perang, para ulama memang kalah perang secara fisik, tapi tidak dengan mental. Justru karena itulah pesantren berdiri. Perseteruan antara pesantren dan penjajahan tak usai hingga kini, bahkan hingga nanti. Saat ini bukan memerangi Belanda, tapi melawan antek – antek Belanda. Londo Gosong. Fisiknya saja yang khas Indonesia, tapi tidak dengan otaknya. Karena pada kenyataannya, orang asli Indonesia sendiri lebih kejam, lebih bengis, lebih ganas.

“Jika kamu ingin beribadah, pergilah ke Mekah dan Madinah. Jika hendak belajar pengetahuan dan peradaban Islam, pergilah ke Mesir. Tapi jika kamu hendak mendapatkan pendidikan dan disiplin, maka pergilah ke Gontor.” tegas Ustadz Hasan. Kenapa Gontor masih diterima sampai saat ini? Karena masih mempertahankan identitasnya,identitas keislaman yang Gontori. Pondok pesantren bercirikan keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan. Selama tiga hal ini masih ada, maka pondok akan tetap tegak.

Kenapa Gontor masih bisa bertahan? Karena didalamnya ada kehidupan dan pergerakan. Kehidupan yang sakral kultural maupun struktural. Sudah banyak yang berusaha menghancurkan pondok. Dengan sedaya upaya mencoba membeli Gontor. “Para penguasa, pengusaha, semuanya! Mereka masuk Gontor, mereka harus berputus asa mempengaruhi Gontor. Diatas hanya Allah, dibawah hanya tanah. Pondok tidak boleh berada di bawah apapun kecuali Allah Subhanahu wa taala.”

Dengan semangat menggelora, Ustadz Hasan menegaskan, tidak ada kata feodalisme dalam dunia Gontor. Semua sama semua rata. Tak ada beda anak kyai dan bukan kyai. Karena sejatinya mengganggu panca jiwa, mengganggu kemerdekaan. Belajar dari sejarah, kehancuran datang dari dalam, bukan dari luar. Gontor tetap baku, tetap pakem.

Takut hanya kepada Allah, berharap hanya pada Allah, jika tidak, maka kebersamaan tidak akan bertahan lama. Melihat wajah Islam dalam dunia Keindonesiaan, sangat memprihatinkan. Segala hal yang berbau keislaman diteror, organisasi masyarakat, partai politik, ulama, semuanya. Islam sengaja dibuat dalam posisi salah, kalah, dan mengalah. Dihancurkan dengan harta, tahta, wanita, kuasa, senjata, dan berita.

Untuk maju ke depan, bukan lantas menjual diri, identitas, bahkan agama. Tempa diri menjadi manusia kuat karena yang akan dihadapi langsung adalah kekafiran dan pemurtadan, ditantang penjajah dan penjajahan rasa modern. nikmati surga keislaman, surga kehidupan. tak perlu menunggu surga akhirat, berkumpul dengan orang-orang yang hidup sesuai dengan agama kita, sehingga kita semua termasuk dalam jiwa jiwa yang tenang sebagaimana disebutkan dalam firman Allah.

Jam tangan menunjukkan angka pukul 10 malam saat acara selesai dilaksanakan. Sudah cukup larut, tapi mendengarkan nasehat dari seorang bapak membuat diri tak keberatan. Malam itu ditutup dengan perfotoan bapak pimpinan dengan warga IKPM Kairo, dilanjutkan dengan tajammu’ makan malam bersama di pelataran Sholah Kamil.

Dikutip dari www.Ikpmkairo.com

http://www.ikpmkairo.com/2018/03/kh-hasan-abdullah-sahal-wajah-keislaman.htmlkiai hasan

Perfotoan Siswi Akhir KMI yang Menginspirasi

0

Dinginnya pagi rupanya tak pernah berhasil mengalahkan semarak areal Pondok Modern Darussalam Gontor. Faktanya, Jumat 28 Jumada Tasniyah 1439 H/ 16 Maret 2018 barisan generasi surgawi dengan baju hijau yang menginspirasi itu sudah siap dengan segala pernak pernik untuk berapresiasi dalam Perfotoan Siswi Akhir KMI 2018 yang diadakan bersama-sama dengan Gontor Putri Kampus 1 di depan Auditorium Gontor Putri Kampus 1.

Acara diadakan dengan sambutan oleh Bapak Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Al-Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal. Setelah sambutan usai, akhirnya siswi akhir KMI Gontor Putri Kampus 2 dapat kembali ke pondok dan langsung melanjutkan perfotoan angkatan di depan Gerbang Gontor Putri Kampus 2.

Keceriaan tampak merekah. Berapa tidak, perfotoan yang sudah diangan-angankan selama kurang lebih 6 tahun kini benar-benar dapat terealisasikan. Ditemani dengan drone yang mengupas tuntas pendokumentasian kegiatan tersebut, akhirnya generasi menginspirasi Inspiring Generation kini benar-benar resmi terdokumentasikan sebagai Siswi Akhir KMI 2018. Keceriaan itu bahkan dapat dilihat sejak semalam sebelum perfotoan dimulai—di saat para nihaiy bekerja sama membawa belasan meja dan bangku untuk menunjang perfotoan yang akan dihadapi.

Siswi Akhir KMI dengan puzzle lambang angkatan
Siswi Akhir KMI dengan puzzle lambang angkatan

Inovasi pun dapat dilihat dari apa-apa yang dipersiapkan oleh angkatan ini. Hal-hal baru seperi puzzle lambang angkatan berukuran 2,5 meter turut disajikan dalam perfotoan angkatan. Para anggota pun turut berinisiatif untuk membentuk mesquerede dari table chest yang disatukan membentuk angka 605 yang taik lain adalah inisial angkatan kelas 6 2018 sebagai generasi ke 5 Gontor Putri Kampus 2.

Ada untuk menginspirasi segala sesuatu disekitarnya. Begitu sekiranya harapan Bapak Pimpinan dalam pemberian nama angkatan ini. Sehingga apa-apa yang nantinya muncul dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang hadir di Darussalam. Pun kegiatan ini dapat menginspirasi seluruh santriwati untuk terus menggiatkan etosnya dalam belajar, sehingga suatu saat nanti apa yang dilihat dan diangan ketika melihat perfotoan kelas 6 sebagai siswi akhir KMI dapat benar-benar diraih suatu saat nanti.

Mengukur Pemahaman Santriwati Terhadap Pelajaran Dengan Ulangan Umum

0

Mantingan[29/1/18], ulangan umum telah berjalan selama tiga hari terhitung mulai hari Sabtu[27/1/18]. Bel panjang tanda santriwati harus rela melepaskan buku yang ada ditangannya dan segera menuju tempat duduknya tanda siap mengikuti ulang umum pada hari itu. Ketegangan tampak diraut muka peserta ujian ketika kertas jawaban mulai dibagikan. Mata pena mulai terlihat menari diatas kertas jawaban yang telah disiapkan oleh panitia. Santriwati menjawab satu persatu jawaban dengan penuh kehati-hatian. Para pengawas ujian berkeliling mengawasg  jalanya ujian agar tidak terjadi kecurangan dalam ujian.

Santriwati Mengikuti Ulangan Umum
Suasana Ulangan Umum Akhir Tahun

Ulangan umum di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2 kali ini dikuti oleh santriwati dari kelas 1 samapai kelas 5 KMI yang berjumlah 1066 santriwati. Adapun pelajaran yang diujikan berjumlah 15 mata pelajaran yang berbeda di setiap kelas. Ulangan umum berjalan selama 5 hari dan setiap harinya santriwati mengahadapi tiga lembar soal yang berbeda sesuai dengan jadwalnya.

Ulangan umum ini diadakan tidak lain untuk menguji dan mengukur pemahaman santriwati terhadap mata pelajaran yang telah diberikan kurang lebih selama dua bulan masa belajar mengajar. Hasil dari ulangan umum ini juga dapat dijadikan tolak ukur santriwati bagaimana mengatur  strategi terbaik dalam belajar sehingga dapat melalui ujian akhir semester dengan hasil yang terbaik.

Usai bel berbunyi tanda berakhirnya waktu untuk menjawab soal, santriwati segera menyerahkan kertas jawaban dan akan dikoreksi oleh ustadzah agar dapat diketahui hasilnya dengan segera. Beberapa santriwati terlihat bahagia setelah mengetahui nilainya. Namun ada juga yang terlihat murung karena nilai yang dia dapatkan tidak sesuai dengan harapannya. Kesungguhan dalam mengikuti ulangan umum pasti akan membuahkan hasil yang manis begitu juga sebaliknya. Khoir-

Ulangan Umum Pelajaran ke-7, Titik Tolak Ukur Paham Santri

0

Granada-Tak ada mata yang memandang kecuali pada buku yang dipahami, semua tenggelam dalam suasana konsentrasi penuh tanpa terkecuali. Di mulai sejak Sabtu(13/3)sampai selesainya pada hari Rabu(17/3), Ulangan Umum Pelajaran ke-7 menjadi satu agenda wajib Pondok Modern Darussalam Gontor yang punya maksud untuk memberi gambaran pada santriwati akan Ujian Akhir Tahun. Agar setiap santri mampu bersiap-siap sesuai kemampuan mereka agar tidak mengulang apa yang tidak seharusnya di ulang pada tahun depan.

suasana ulangan tulis yang tenag
suasana ulangan tulis yang tenang
suasana belajar santri sebelum masuk ruang ujian
suasana belajar santri sebelum masuk ruang ujian

Antusias, dari kelas satu sampai kelas lima harus siap untuk mengikuti, tak ada alasan. Ulangan dilaksanakan pada siang menjelang sore dari jam 13.55- 14.45 untuk santri kelas 1 sampai kelas 4. Untuk ulangan kelas 5 diadakan pada malam hari, karena mereka mendapat piket pondok pada siang hari. Pengawas ulangan pelajaran sore terdiri dari dua orang ustadzah dan dua orang dari santri kelas 5. Ulangan Umum pelajaran ke-7 bertempat di gedung Kairo, Granada, Mekkah, dan Madinah. Adapun materi yang di ujikan adalah tamrinat, nahwu, sosiologi, stories for you, geografi, dan muthala’ah.

kelas lima mengerjakan ulangan pelajaran sore, malam hari
kelas lima mengerjakan ulangan pelajaran sore, malam hari

Proses pembelajaran tidak benarnya hanya untuk mengerjakan soal ujian, karena benarnya menjadikan ujian sebagai satu proses pembelajaran. Seperti apa yang selalu dikatakan oleh bapak pimpinan bahwa, “Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian”.Ketika seseorang belajar untuk ujian, keluar dari ruang ujian semua apa yang dipelajari akan hilang terbawa waktu. Dan ketika belajar adalah belajar apa dengan sebenar-benarnya, maka dia bisa menjadi ilmu yang bermanfaat pada diri sendiri awalnya dan lebih baik jika apa yang pelajaran direalisasikan dalam kehidupan agar dapat memberi pengaruh untuk lingkungan dan menjadi amal jariyah.amin

-hieb

Fakultas Syari’ah Kunjungi Malang dalam rangka Studi Kependidikan

0

MALANG–Tahun ini, Fakultas Syari’ah, Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Kampus Rabithah mengadakan Studi Kependidikan, dan memilih 5 obyek studi yang berada di kota Malang. Perjalanan yang berlangsung selama 3 hari, Selasa-Kamis, (13-15/3) ini diikuti oleh 7 orang mahasiswa semester 4 Fakultas Syari’ah UNIDA Gontor Kampus Rabithah, dan didampingi 1 orang dosen pembimbing.

Studi Kependidikan ini memiliki 5 obyek, yaitu:

  1. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bertemakan “Sosialisasi dan Realisasi Program Kerja Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP)”.
  2. Pengadilan Negeri Malang Kelas 1A, bertemakan “Penyelesaian Sengketa Keluarga dengan Surat Kuasa dan Gugatan”.
  3. Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), bertemakan “Sirkulasi Pendanaan dan Manfaat YDSF Secara Luas”.
  4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bertemakan “Peran OJK dalam Perekonomian Indonesia”
  5. Toko Bonekamu, bertemakan “Kiat Sukses Berbisnis From Zero to Hero”.

Kegiatan tersebut bermotokan “Menginspirasi jati diri dalam menerapkan hukum ekonomi berbasis Islami demi kemaslahatan umat dan bangsa” dan bertujuan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa, memahami sirkulasi perekonomian di lembaga keuangan, mengetahui sistem wirausaha yang baik dan benar, serta mempererat tali silaturahim antaruniversitas. Selain itu, diagendakan pula kunjungan ke beberapa tempat wisata seperti: Kampung Warna-warni Jodipan dan Pemandian Air Panas Cangar. Muis

IKPM Kairo Gelar Dialog Interaktif dan Silturahim Bersama Pimpinan PMDG

0

Kyai Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), hadir menjamu para santrinya dalam acara Dialog Interaktif bertajuk ‘Penanggulangan Isu Kontemporer dan Silaturrahim Bersama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.’ Selain Kyai Hasan, agenda yang berlangsung di Solah Kamil ini turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Dirasah Islamiyyah Univ. Al-Azhar, Dr. Jaadurrob Amin Abdul Majid dan juga Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kairo, Usman Syihab.

Diawal, putra Kyai Sahal tersebut bercerita bahwa banyak perwakilan negara yang datang bertanya kepadanya tentang bagaimana membangun sebuah pondok pesantren dengan kokohnya sistem pendidikan, kepemimpinan, hingga kehidupan di Pesantren dengan santri yang begitu banyak.

“Kita bisa mendidik 4 ribu orang, karena bisa mendidik 1000 orang. Mampu mendidik 1000 orang karena bisa mendidik 100 orang, dan 40 orang karena 1, 2, 3, 4 orang yang behasil kami didik dengan penuh keikhlasan dan kegigihan. Ini tidak mudah… Dan sebenarnya bukan hanya sistem yang terpenting, namun keterpanggilanlah yang membuat pondok terus tegak,” tegas Kyai Hasan.

“Ditengah berkecamuknya perang, para ulama memang kalah perang secara fisik, tapi tidak dengan mental. Justru karena itulah pesantren berdiri. Perseteruan antara pesantren dan penjajahan tak usai hingga kini, bahkan hingga nanti. Saat ini bukan memerangi Belanda, tapi melawan antek – antek Belanda. Londo Gosong. Fisiknya saja yang khas Indonesia, tapi tidak dengan otaknya. Karena pada kenyataannya, orang asli Indonesia sendiri lebih kejam, lebih bengis, lebih ganas,” lanjut ustadz Hasan.

Dalam pandangan Kyai Hasan, Pondok bisa terus bertahan karena adaya dua hal; kehidupan dan pergerakan. Dan agar tetap berjalan pula perlu adanya “kemodernan”. Kemodernan dibangun dari sebuah budaya dan struktur, sehingga membawa pondok terus dapat berdialog dengan perkembangan zaman. “Karena hidup di zaman ini, maka kalian haruslah tau akan laptop, misalnya, agar tau tentang apa yang terjadi sekarang” ujarnya.

Nasihat demi nasihat dicurahkan oleh seorang ayah kepada anak-anaknya yang sudah lama tak berjumpa. Keharmonisan dari pertemuan ini sangatlah terlihat, mulai dari menyanyikan Hymne ‘Oh Pondokku’ hingga kegembiraan bersama lewat candaan khas ala kyai saat sedang berpidato. Acara ditutup dengan perfotoann bersama bersama Kyai Hasan Abdullah Sahal.

Diakhir, ustadz Hasan mengingatkan bahwa apapun yang terjadi di Indonesia, Gontor akan tetap kokoh dan tegak. “Seperti halnya Gontor, apapun yang terjadi di Mesir, Al-Azhar tetap menjadi tonggak utama dan berjaya,” tutup Kyai Hasan.

Dikuti dari www.ikpmkairo.com

http://www.ikpmkairo.com/2018/03/ikpm-kairo-gelar-dialog-interaktif-dan.htmlkiai hasan di mesir

 

Kiai Hasan Isi Seminar Kepondokpesantrenan di Pondok Pesantren Modern Al-Mizan Banten

0

RANGKASBITUNG, BANTEN – Pada hari Ahad (4/3) Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) K.H. Hasan Abdullah Sahal datang memenuhi undangan Pondok Pesantren Modern Al-Mizan, Rangkasbitung, Banten untuk mengisi Seminar Kepondokpesantrenan. Keseluruhan peserta yang terdiri dari para Pimpinan Ponpes di daerah tersebut, tokoh masyarakat, dan seluruh siswa akhir kelas 6 pun memenuhi Aula Serbaguna milik Pondok tersebut.

Acara tepat dimulai pada pukul 14.45 WIB. Sebelum hadir dalam acara seminar tersebut, Kiai Hasan bersama anggota Badan Wakaf PMDG turut menghadiri undangan pernikahan putri dari Dr. K.H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, yang bertempat di hotel Ritz Charlton, Jakarta, pada pagi harinya.

5Dalam isi seminar beliau, Kiai Hasan menjelaskan tentang eksistensi pondok pesantren di zaman sekarang ini. Pesantren akan selalu menjadi rujukan totalitas pendidikan yang sesungguhnya, karena pada dasarnya pesantren lah yang memiliki peranan penting dalam mendidik umat, pesantren sebagai benteng umat dari para penjajah dan penjajahan, dan tetap tidak berpolitik praktis, dan sebagainya. Beliau juga menerangkan bahwa saat sudah menjadi Pondok besar seperti ini adalah bahwa Pimpinannya, guru-gurunya harus selalu menjaga amanah. Senada dengan penjagaan amanah, kemudian selanjutnya menjadi tsiqoh, ta’at, dan barulah akan selalu menjadi orang yang dipercaya. Inilah salah satu factor yang menjadikan Pondok manapun saja untuk tetap eksis dalam mendidik umat.

Seminar yang berjalan selama 2 jam 15 menit tersebut betul-betul memberikan rangsangan positif bagi para peserta yang hadir pada saat itu. Bahkan pada saat sesi tanya jawab, terlihat beberapa pertanyaan langsung dikemukakan oleh beberapa Pimpinan Ponpes yang hadir pada saat itu, guna memperluas wawasan mereka dalam hal kepondokpesantrenan dan untuk dapat menanggapi banyak masalah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini.

Setelah usai mengisi acara tersebut dan mecoba beberapa hidangan makanan yang disuguhkan, Kiai Hasan segera bertolak kembali ke Rumah Gontor di Jakarta, untuk segera beristirahat dan berkemas sebelum keesokan harinya sudah akan melanjutkan perjalanan pulang menuju Pondok tercinta. (biibmufassir)

Anggota Badan Wakaf Hadiri Pernikahan Putri Dr. K.H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. di Jakarta

0

JAKARTA – Pada hari Sabtu (3/3), rombongan anggota Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berangkat menuju Jakarta guna menghadiri pernikahan seorang putri dari anggota Badan Wakaf PMDG, yaitu Dr. K.H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. Akad nikah diselenggarakan pada hari esoknya Ahad (4/3) yang bertempat di Grand Ballroom The Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta. Dalam kesempatan kali ini beberapa anggota Badan Wakaf yang dapat hadir dalam acara tersebut adalah K.H. Hasan Abdullah Sahal, K.H. Syamsul Hadi Abdan, K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, K.H. Masyhudi Subari, M.A., K.H. Abdullah Sa’id Baharmus, K.H. Masruh Ahmad, K.H. Dawam Soleh, dan K.H. Muhammad Nasir Zein, M.A.

Tidak berangkat bersama dengan anggota Badan Wakaf yang lain, Kiai Hasan sekalian menghadiri acara pernikahan tersebut langsung dari sepulangnya beliau setelah rangkaian rihlah ke Madinah untuk melaksanakan umrah dan mendampingi putri beliau dalam ujian thesis S2 nya di Mesir.

Turut hadir pula dalam acara tersebut ‘alim ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat negara seperti Dr. Zulkifli Hasan, mantan Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo, Ustadz Yusuf Mansur dan para tamu undangan lainnya.

2Acara pernikahan tersebut berlangsung meriah dan penuh dengan khidmat, diawali dengan sesi sambutan dari pihak keluarga kedua mempelai yang langsung disampaikan oleh Dr. K.H. Muhammad Hidayat Nur Wahid. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan selamat datang dan ucapan terimakasih kepada seluruh hadirin yang telah berkenan datang dan memberikan doa restu kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia. Dan pada akhir acara, K.H. Hasan Abdullah Sahal berkesempatan memimpin pembacaan doa untuk kedua mempelai beserta keluarga dengan sangat khusyu’ nan khidmat didepan para hadirin sekalian.

Semoga kedua mempelai selalu dalam lindungan Allah SWT, dan dikaruniai oleh Allah SWT keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Amiin. (biibmuufassir)

Fakultas Tarbiyah UNIDA Kampus Gontor Adakan PPL di Pesantren Al-Ishlah Tajug

0

INDRAMAYU—Mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester VI Universitas Darussalam (UNIDA) kampus Gontor menyelenggarakan Praktik Pengayaan Lapangan (PPL) di Pesantren Al-Ishlah Tajug, Indramayu. Kegiatan yang merupakan kewajiban akademis bagi para mahasiswa Fakultas Tarbiyah ini, diadakan selama 7 hari, yakni dari hari Jum’at (2/3) sampai dengan hari Kamis (8/3). Rombongan berjumlah 20 orang, terdiri dari 17 mahasiswa Fakultas Tarbiyah, beserta 3 dosen pembimbing, yakni Al-Ustadz Agus Budiman, M.Pd., Al-Ustadz Muhammad Alwi Yusron, M.A., dan Al-Ustadz Luthfi Muhyiddin, M.A. Para peserta PPL yang merupakan mahasiswa sekaligus guru di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) meninggalkan kampus menuju Indramayu pada Kamis malam (1/3).

Sesampainya di Pesantren Al-Ishlah Tajug, rombongan disambut dengan hangat oleh Pimpinan Pesantren, K.H. Imam Mawardi Hakiem (beliau merupakan alumni PMDG tahun 1975), Direktur MTI, Al-Ustadz Muhammad Basuki Adnan, M.Pd., beserta para asatidz dan ustadzat. Dalam sambutannya, Kiai Imam Mawardi menyampaikan ucapan selamat datang bagi rombongan PPL dari UNIDA Gontor di Pesantren Al-Ishlah Tajug. Beliau merasa senang atas dipilihnya Al-Ishlah sebagai tempat pelaksanaan PPL kali ini, dengan harapan dapat saling bertukar ilmu dan pengalaman, khususnya dalam peningkatan disiplin dan bahasa para santri.

Selama satu minggu, para mahasiswa mendapat kewajiban untuk melakukan praktik mengajar di dalam kelas pada pagi hari. Selepas mengajar, mereka mengadakan evaluasi terkait dengan pengajaran yang dilaksanakan pada hari itu. Selain mengajar di dalam kelas, para mahasiswa juga ikut dalam berbagai kegiatan di luar kelas, seperti pengajaran bahasa, pengadaan berbagai perlombaan, olahraga, pramuka, tau’iyah diniyyah, tahsin qira’ah, dan juga kesenian. Bahkan, dalam waktu yang cukup singkat, para mahasiswa berkolaborasi dengan para siswa dan siswi mempersiapkan pentas seni, yang menjadi acara penutup kegiatan PPL kali ini.

Kamis malam (8/3), kolaborasi seni yang sederhana dapat ditampilkan. Meskipun, cuaca kurang bersahabat, tetapi acara tetap berjalan dengan khidmat. Berbagai pertunjukan, dari seni suara, tari, dan puisi dipertontonkan, membawa para penonton larut dalam suasana meriah meskipun sederhana. Tak terasa, rentetan acara berakhir pukul 23.30 WIB, ditutup dengan lagu perpisahan, yang membuat suasana haru, hingga beberapa penonton tak kuat menahan tangis kesedihan. Meskipun hanya seminggu, namun kegiatan ini memberikan kenangan mendalam bagi para peserta PPL maupun keluarga besar Pesantren Al-Ishlah Tajug, Indramayu.

Esok harinya, rombongan berpamitan kepada Pimpinan Pesantren dan kembali menuju Ponorogo untuk berkhidmat kepada PMDG. Semoga silaturahim antara PMDG dengan Pesantren Al-Ishlah Tajug, yang merupakan Pondok Alumni Gontor terus berlanjut, sehingga dapat bersinergi secara positif dalam mencetak kader-kader pemimpin umat yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berfikiran bebas.brada