Home Blog Page 543

Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy: ‘Gontor Meletakkan Dasar Peradaban Dunia’

0

GONTOR—Tanpa mengurangi kekhidmatan, gegap-gempita Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PKA) tahun ini, Ahad (1/11) pagi, sungguh tidak kalah dengan tahun-tahun sebelumnya, benar-benar sangat menggugah dan mengagumkan dengan penampilan-penampilan yang atraktif, kreatif, variatif dan dinamis. Demikianlah pernyataan para asatidz dan santri yang hadir dalam acara tersebut. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang sampai menitikkan air mata terharu menyaksikan kesungguhan santri dan ustadz-ustadz dalam menyukseskan acara yang dihadiri seluruh Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tersebut. Sampai-sampai, K.H. Sutadji Tajuddin, salah satu anggota Badan Wakaf PMDG, terlihat menangis bahagia melihat prestasi Gontor saat ini.

“Gontor Meletakkan Dasar Peradaban Dunia”, benarlah adanya tema PKA tahun ini. Gontor terus melangkah membangun tradisi baru dunia pesantren yang penuh dengan dinamika kehidupan dimana santri-santrinya berasal dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda. Akan tetapi Gontor mempertemukan dan mengikatnya menjadi satu untuk membentuk sebuah peradaban Islam yang dinamis. Mereka mempunyai jiwa yang sama dengan asas-asas keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah islamiyah dan kebebasan dalam menentukan masa depan. 

Turut hadir dalam acara yang berlangsung di Lapangan Hijau PMDG ini beberapa perangkat Badan Wakaf PMDG yang lain, yaitu Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., K.H. Abdullah Said Baharmus, Lc., Drs. K.H. Rusydi Bey Fannanie dan K.H. Masruh Ahmad, M.A. MBA. Mereka dapat mengikuti Apel Tahunan PKA setelah selesainya Sidang Badan Wakaf ke-62, Sabtu (31/10) kemarin.

Setelah K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. selaku inspektur upacara menyampaikan amanat, Apel Tahunan dilanjutkan dengan parade barisan yang dimulai dengan penampilan Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), penampilan Reog Ponorogo, Ondel Ondel, Singa Depok dan Tari Bhinneka Tunggal Ika. Adapun barisan-barisan yang tampil mencakup barisan Persatuan Bela Diri Darussalam (Perbeda), Persatuan Senam Darussalam (Persada), Darussalam Body Building Gymnasium (DBBG), barisan umroh, barisan seragam ke masjid, barisan seragam muhadharoh, barisan kaos rayon, barisan kaos klub olahraga, barisan pembawa maket yang disusul dengan barisan Gontor 2 yang terdiri dari pembawa maket Gontor 2, barisan sunatan massal dan barisan pertamanan.

Setiap barisan yang tampil memperkenalkan kepada seluruh santri segala hal berkaitan dengan aktivitas mereka di pondok sehari-hari. Demikianlah yang akan mereka temukan dalam totalitas kehidupan di Gontor. Selanjutnya adalah barisan mobil dan motor hias, barisan sepeda hias, hasil kreasi siswa kelas 6 yang diiringi barisan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), kemudian barisan kontingen LP3 XXII, barisan mahasiswa ISID, guru-guru baru Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), santri-santri Gontor 2 dan siswa-siswa kelas 6 KMI.

Sesudah barisan siswa kelas 6 KMI, barulah giliran barisan seluruh konsulat yang ada di PMDG. Jumlahnya mencapai 37 konsulat meliputi konsulat Luar Negeri, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Palembang, Bengkulu, Lampung, Bogor, Banten, Bekasi, Priangan, Cirebon, DKI Jakarta, Pekalongan, Banyumas, Semarang, Pati, Magelang, Surakarta-Yogyakarta, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, Jombang, Kediri, Blitar, Gresik, Surabaya, Madura, Malang, Pasuruan, Besuki, Bali-Nusa Tenggara (Banustra), Kalimantan dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sumalia).

Acara PKA di atas berlanjut di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) yang berlangsung dalam empat babak. Pada babak pertama, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. menjelaskan tentang kepondokmodernan berkenaan dengan jiwa dan filsafat PMDG, demikian halnya pada babak kedua, Ahad (1/11) malam. Sedangkan pada babak ketiga, Senin (2/11) pagi, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan berbagai hal terkait masa depan pondok,  kedudukan pondok di masyarakat, sikap pondok terhadap pihak lain dan status wakaf PMDG. Di lain pihak, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. memberikan penjelasan tentang KMI kepada seluruh hadirin.

Adapun pada babak keempat, Senin (2/11) malam, babak terakhir dalam PKA, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. berbicara kembali tentang kepondokmodernan sekaligus menyebutkan prestasi-prestasi yang telah dicapai Gontor selama 10 tahun terakhir. Di samping itu, bangunan-bangunan baru di PMDG dan cabang-cabangnya diperlihatkan untuk menunjukkan kemajuan pondok dalam berbagai segi. Bangunan-bangunan tersebut dibangun sesuai dengan kebutuhan yang ada. Artinya, dengan jumlah santri yang semakin bertambah, PMDG dituntut untuk menambah asrama dan gedung baru untuk kebutuhan santri-santri yang ada. Demikianlah, santri diharapkan semakin mengenal dan memahami pondok mereka tercinta. Bukan hanya santri, ustadz-ustadz pun demikian pula. Maka, esoknya, Selasa (3/11) pagi, seluruh santri diwajibkan membaca buku PKA di kelas masing-masing dengan dibimbing ustadz-ustadz yang telah ditentukan.

Possibly related posts: (automatically generated)

Sidang BW ke-62 Fungsikan Wisma Baru Gontor 2

0
MADUSARI—Sidang Badan Wakaf (BW) ke-62 dilaksanakan di Gontor 2 dengan menempati wisma yang baru saja selesai dibangun beberapa bulan lalu. Acara sidang dimulai dengan laporan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang dibacakan oleh Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. di hadapan seluruh peserta sidang, Jum’at (30/10) malam, berkenaan dengan pelaksanaan program-program PMDG selama setengah tahun terakhir.


Setelah mendengarkan laporan Pimpinan PMDG, ketua BW, Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. beserta seluruh anggota BW yang hadir dalam sidang tersebut menerima dengan baik laporan Pimpinan PMDG atas pelaksanaan keputusan-keputusan Sidang BW yang ke-61. Peserta sidang juga memberikan apresiasi dan penghargaan atas kemajuan yang berlangsung di PMDG dan cabang-cabangnya. Adapun berkenaan dengan keputusan yang belum dilaksanakan atau pelaksanaannya belum maksimal diharapkan untuk segera ditindaklanjuti.

Semenjak dibentuk pada tahun 1958, BW mempunyai anggota lengkap sebanyak 15 orang yang dipilih Trimurti ketika itu. Hingga kini, BW hanya beranggotakan 13 orang setelah mengalami beberapa kali regenerasi. Ketiga belas anggota BW tersebut adalah Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. (ketua umum), K.H. Muhammad Sholihin (ketua I), Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. (sekretaris I), K.H. Abdullah Said Baharmus, Lc. (sekretaris II), Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. (sekretaris III), Drs. K.H. Rusydi Bey Fannanie (bendahara I), K.H. Sutadji Tajuddin, M.A. (bendahara II), Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. (anggota), K.H. Hasan Abdullah Sahal (anggota), K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. (anggota), Prof. Dr. K.H. Dien Syamsuddin (anggota), Dr. K.H. Hidayat Nur Wahid, M.A. (anggota) dan K.H. Masruh Ahmad, M.A., MBA. (anggota). Pada sidang kali ini, seluruhnya hadir kecuali K.H. Muhammad Sholihin, kondisi kesehatan beliau tidak memungkinkan untuk berada di tengah-tengah peserta sidang.

Sidang BW ke-62 berlangsung selama dua hari, Jum’at-Sabtu, 30-31 Oktober 2009. Sebagian besar peserta sidang tinggal di tempat yang jauh dengan kesibukan mereka masing-masing. Namun, semuanya hadir tepat pada waktunya. Acara pun berlangsung dengan lancar dan penuh kekeluargaan. Berbagai rencana berkaitan dengan masa depan pondok dicanangkan. Hasil keputusan Sidang BW ke-62 ini pun akan menjadi PR Pimpinan PMDG yang diharapkan akan terus meningkatkan prestasi dan kemajuan pondok di masa mendatang.
 

LP3 XXII Tumbuhkan Jiwa Pemimpin Islami Bersemangat Kepramukaan

0
DARUSSALAM—Lomba Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3) XXII Antar Pondok Alumni 2009 akhirnya terselenggara dengan bertemakan “Tumbuhkan Jiwa Pemimpin Islami dengan Semangat Kepramukaan”. Agenda tahunan Pondok Modern Darussalam Gontor yang mengundang seluruh pondok alumni se-Indonesia ini dibuka secara resmi dengan dilepasnya peserta LP3 XXII di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), Selasa (3/11) pagi. Upacara pelepasan tersebut dihadiri Ustadz Sunanto selaku inspektur upacara mewakili Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor yang berhalangan hadir.

Acara ini merupakan bagian dari Pekan Perkenalan Khutbatul ’Arsy (PKA) yang juga mengikutksertakan kontingen dalam dan kontingen pondok cabang di samping kontingen pondok alumni di atas. Kontingen dalam terdiri dari Gugus Depan (Gudep) 15089/01, Gudep 15089/03, Gudep 15089/05, Gudep 15089/07, Gudep 15089/09, Gudep 15089/11, Gudep 15089/ 13, Gudep 15089/15, Gudep 15089/17 dan Gudep 15089/19. Masing-masing mengirimkan dua kontingen.

Sedangkan kontingen pondok cabang terdiri dari seluruh pondok cabang kecuali Pondok Modern Gontor 8 yang tidak mengutus satu kontingen pun. Adapun pondok cabang yang mengikutsertakan kontingennya dalam LP3 XXII ini antara lain Pondok Modern Gontor 2, Pondok Modern Gontor 3, Pondok Modern Gontor 5, Pondok Modern Gontor 6, Pondok Modern Gontor 9 dan Pondok Modern Gontor 10. Tiap-tiap pondok cabang tersebut mengirimkan dua kontingen. Sedangkan Pondok Modern Gontor 9 mengutus tiga kontingen untuk meramaikan LP3 XXII tahun ini.

Sementara itu, menurut Ustadz Rofiq Al Habib Sa’ud, staf Majelis Pembimbing Koordinator (Mabikori) Gerakan Pramuka Pondok Modern Darussalam Gontor, terdaftar 33 pondok alumni yang turut serta dalam LP3 XXII kali ini. Sejumlah pondok alumni yang berpartisipasi dalam pesta akbar kepramukaan tersebut yaitu Pondok Pesantren (PP) Al Barokah, PP Al Iman, PP Al Mizan, PP Al Amin, PP Al Istiqomah, PP Al Juhair, PP Assalam Subang, PP Baitul Hikmah, PP Darul Hijrah, PP Darul Istiqomah, PP Darul Qolam, PP Darunna’im, PP Darussalam Subang, PP Darussalam Sukabumi, PP Mathla’ul Huda, PP Nur Huda, PP Nurul Hakim, PP Nurul Haramain, PP Nurul Hidayah, PP Nurussalam, PP Rafa Islami, PP Roudatul Khasanah, PP Ummul Quro, PP Modern Baitussalam, PP Wali Songo, PP Nurul Bayan, PP Darunnajah, PP La Tansa, PP Darun Nadwah, PP Assalam Tuban, PP Darul Muttaqin, PP Ta’mirul Islam dan PP Pabelan.

Maka, total peserta LP3 XXII tahun ini berjumlah 1162 peserta yang terdiri dari penegak sebanyak 458 peserta, penggalang sebanyak 438 peserta, pembina pendamping berjumlah 123 orang, panitia kelas 6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) sebanyak 92 peserta, full timer acara berjumlah 23 orang ditambah juri yang jumlah mencapai 28 orang.

Kegiatan LP3 XXII diadakan di bumi perkemahan Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Lapangan Hijau kampus Pondok Modern Darussalam Gontor. Acara diselenggarakan selama lima hari, Selasa-Sabtu, 3-7 Nopember 2009. Adapun bentuk kegiatan LP3 XXII dilaksanakan dalam kegiatan harian yang meliputi lima kategori perlombaan, yaitu ketangkasan, keterampilan dan seni budaya, mental spiritual, pengetahuan dan kedisiplinan. Dengan inilah para peserta diharapkan mampu menumbuhkan jiwa pemimpin yang berhalauan keislaman melalui semangat kepramukaan yang tinggi.  
 
 

Mahasiswa Ushuluddin Raih Gelar Wisudawan dan Skripsi Terbaik

0

DARUSSALAM—Tahun ini, mahasiswa Fakultas Ushuluddin mendominasi gelar wisudawan dan skripsi terbaik dari seluruh fakultas di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada acara Rapat Senat Terbuka dalam Rangka Wisuda Sarjana Strata Satu Angkatan XIX ISID Pondok Modern Darussalam Gontor 1430/2009, Kamis (29/10), Harda Armayanto, mahasiswa Ushuluddin program studi Perbandingan Agama, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,55 sekaligus meraih predikat skripsi terbaik dengan judul “Mafhuumu Najaati Ahli-l-Kitaabi ‘ala Dhaui-l-Kitaabi wa as-Sunnah”.


Selain Harda, empat mahasiswa lainnya yang termasuk dalam kategori lima besar IPK tertinggi wisuda sarjana S1 tahun ini adalah Mariyanto dan Amna Shifia, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam, dengan sama-sama mencatat IPK 3,47. Selanjutnya, peringkat keempat dengan IPK 3,46 diraih oleh Lailatun Namiroh, mahasiswi Tarbiyah untuk program studi Pendidikan Agama Islam. Terakhir, Mohammad Hatta Fahamsyah, mahasiswa Fakultas Syari’ah dengan program studi Muamalat, berhasil menduduki peringkat kelima dengan IPK 3,45.

Adapun wisudawan/i dengan skripsi terbaik setelah skripsi yang ditulis Harda adalah Khoirun Nisa Nashrun, mahasiswi pada program studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin. Ia meraih peringkat kedua skripsi terbaik dengan judul “The Necea Council and the Development of Christian Theology”. Sedangkan peringkat ketiga skripsi terbaik berjudul “Mabaadi’ al-Dimuqraatiyati fi Nazhari-l-Fiqhi as-Siyaasiyyi-l-Islaamiyyi” ditulis oleh Luqman Rico Khashogi, mahasiswa program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Fakultas Syari’ah. Penentuan skripsi terbaik ini melalui proses penelitian dan penyaringan yang mempertimbangkan aspek kebaruan judul, isi, orisinalitas, metodologi, kualitas bahasa dan aspek teknis penulisan. Tim penilai terdiri dari Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil., Dr. H. Dihyatun Masqon, M.A., Mohammad Muslih, M.A. dan Khoirul Umam, M.Ec.

Di samping itu, penganugerahan juga diberikan kepada dua orang wisudawan tercepat tahun ini. Keduanya sama-sama berasal dari Fakultas Tarbiyah dengan program studi berbeda. Wisudawan tercepat pertama adalah Iskandar Zulkarnaen, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Arab, dengan IPK 3,44. Mahasiswa yang satu ini mampu menyesaikan studinya dalam waktu tiga tahun tiga bulan 15 hari. Sedangkan Andi Wahyu Wiratama, mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam, berhasil meraih gelar wisudawan tercepat kedua dengan IPK 3,16 selama tiga tahun tiga bulan 16 hari.

Lain daripada itu, pada peride ke-19 ini tercatat sebanyak 186 orang sarjana S1 yang akan diwisuda. Para wisudawan/i tersebut berasal dari empat kampus ISID, yakni Kampus Gontor Pusat, Kampus Gontor Putri, Kampus Baru Siman dan Kampus Gontor 3 Kediri. Adapun dari Fakultas Tarbiyah berjumlah 63 orang. Sedangkan dari Fakultas Ushuluddin berjumlah 58 orang. Fakultas Syari’ah berhasil meluluskan 65 orang mahasiswanya untuk meraih gelar sarjana. Menurut K.H. Imam Subakir Ahmad, Pembantu rektor (Purek) I ISID, berdasarkan jenis kelamin, peserta wisuda kali ini didominasi oleh mahasiswa, yakni sebanyak 106 wisudawan. Sementara mahasiswi yang diwisuda hanya berjumlah 80 wisudawati. Jumlah wisudawan/i tahun ini memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 245 wisudawan/i.

Sementara itu, dalam sambutannya, rektor ISID, Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., menyampaikan, perkembangan Islam saat ini yang penuh dengan berbagai macam penyimpangan membutuhkan pejuang-pejuang yang jujur dan ikhlas. Kinilah saatnya para alumni ISID meneruskan kiprahnya di masyarakat dengan terus berbenah dan membenahi. Jangan sampai terlalu mudah dipengaruhi orang lain yang ingin mencelakakan umat Islam.

Hal senada juga diungkapkan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, alumni Gontor di manapun berada selalu bergerak dan menggerakkan. Tidak ada yang berpangku tangan merasakan dunia ini bergoncang. Tidak ada sarjana ISID yang menjadi pengangguran karena semuanya telah dibekali panca jiwa dan filsafat hidup yang tertanam kuat di dalam sanubari.
 

PSIA Gelar Kajian Ilmiah Mingguan

0
DARUSSALAM—Pusat Studi Ilmu dan Amal (PSIA) kembali mengadakan kajian ilmiah mingguan dengan mengangkat tema “Eksistensi Pemuda dalam Perspektif Islam”, Ahad (25/10) malam. Tema yang disampaikan Ustadz H. Ahmad Suharto, S.Ag. ini mencermati posisi penting pemuda sebagai generasi penerus Islam yang tidak bisa diabaikan, dimana seorang pemuda mampu mengubah dunia dengan segala potensi yang dimilikinya. Pemuda yang dibekali dengan pengetahuan keislaman yang luas akan menjadikannya pemimpin masa depan yang akan meneruskan tongkat estafet peradaban Islam.

Acara yang digelar di Halaqoh Dewan Mahasiswa (Dema) tersebut dihadiri seluruh anggota PSIA yang baru saja dilantik beberapa minggu sebelumnya, Ahad (11/10). Anggota PSIA yang berjumlah 45 orang tersebut merupakan mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (ISID) yang mempunyai idealisme tinggi untuk meningkatkan kemampuan intelektualitas mereka sebagai seorang mahasiswa.

Menurut Ma’mun, ketua PSIA periode 2009-2010, organisasi ini sangatlah berguna untuk memacu kemampuan berpikir mahasiswa, menganalisa sebuah permasalahan dan mencari solusinya dengan tepat. Selain itu, dengan seluruh kegiatan yang ada di PSIA, seorang mahasiswa akan termotivasi untuk lebih menghargai akal yang dianugerahkan Allah SWT dengan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits dalam segala aspek kehidupan.

“PSIA sendiri dibentuk sejak tahun 2004 silam oleh Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil.,” ungkap mahasiswa semester 1 Fakultas Ushuluddin jurusan Akidah Filsafat dan Pemikiran Islam ini kepada Gontor Online, Senin (26/10). PSIA mempunyai banyak program kegiatan peningkatan kualitas keilmuan mahasiswa, tambahnya, antara lain forum diskusi dan debat yang dilaksanakan setiap hari bertempat di Masjid Atiq setelah shalat Maghrib tepat.
     
Di samping itu, PSIA juga mempunyai program studi banding ke beberapa perguruan tinggi untuk bertukar pikiran dan mengadakan orasi ilmiah. Dengan ini, anggota PSIA akan mempunyai pengalaman dan wawasan yang luas, sehingga siap untuk menghadapi berbagai permasalahan kontemporer yang bergulir di masyarakat kelak. Hasilnya, setiap anggota PSIA akan mempunyai bekal kemampuan berargumentasi dari hasil diskusi dan debat yang diadakan setiap harinya.
 
 

1309 Santri Pindah ke Dapur Keluarga

0
DARUSSALAM—Demi kelancaran kebutuhan pangan santri Pondok Modern Darussalam Gontor, bagian Koperasi Dapur (Kopda) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) telah mengambil inisiatif untuk memindahkan 1309 santri yang dulunya makan di dapur umum ke dapur keluarga. Pemindahan sejumlah santri ini juga bertujuan agar seluruh santri bisa merasakan kedua jenis dapur tersebut.

Menurut Sadam Hamzah, staf Kopda, program ini sebenarnya selalu diadakan setiap tahun untuk menyesuaikan kapasitas dapur yang ada. “Tahun ini, kami memindahkan lebih dari seribu santri ke dapur keluarga supaya setiap santri, walaupun tidak semuanya, dapat merasakan menu yang disediakan dapur keluarga. Program ini berjalan setiap tahun, bukan hanya tahun ini saja.”

Sebenarnya, Hamzah mengakui, Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor sudah lama memberikan instruksi kepada seluruh staf Kopda untuk menyamakan menu dapur keluarga dengan menu yang ada di dapur umum. Akan tetapi, hal ini baru bisa terlaksana tahun ini. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya menu yang disediakan dapur keluarga sering berbeda dengan menu dapur umum. “Perbedaan yang nampak sekarang adalah masalah antrian. Di dapur keluarga, santri tidak akan mengantri sepanjangan antrian  di dapur umum. Itu saja perbedaannya sekarang. Sedangkan menunya sudah kami samakan,” jelasnya kepada Gontor Online, Ahad (25/10).

Selaku pembimbing Kopda, Ustadz Eris Rismatullah, menegaskan, bagi santri yang mempunyai masalah pola makan disebabkan menderita penyakit tertentu seperti penyakit dalam, dihimbau agar segera melapor kepada wali kelas atau pengurus Kopda. Dengan demikian, santri tersebut akan segera dipindahkan ke dapur keluarga karena penanganan masalah pola makan akan lebih mudah dilakukan daripada di dapur umum. Selain anggota dapur keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan anggota dapur umum, santri juga dapat meminta menu sendiri sesuai dengan kondisi kesehatannya.

“Semua santri baru memang ditempatkan di dapur umum terlebih dahulu. Mereka akan dibiasakan untuk antri di sini. Akan tetapi bagi mereka yang mempunyai keluhan berkenaan dengan penyakit dalam, sehingga harus berhati-hati dalam memilih makanan, maka kami wajibkan untuk segera melapor dan pindah ke dapur keluarga. Kalau tidak, dikhawatirkan penyakitnya akan bertambah parah,” ungkap ustadz yang berasal dari Bogor tersebut di kediamannya, gedung Madrasah Lantai 2 Pondok Modern Darussalam Gontor.
 

‘Diplomatic Tour’ Tuntun Dubes Sejumlah Negara Sahabat ke Gontor

0
PEACE COUNTRY—Kedatangan sejumlah Duta Besar (Dubes) negara-negara sahabat ke Pondok Modern Darussalam Gontor merupakan sebuah kehormatan yang tak terduga. Kedatangan mereka ke Gontor, Sabtu-Ahad, 17-18 Oktober lalu bertajuk “Diplomatic Tour” yang bertujuan untuk mengenal budaya pesantren di Indonesia khususnya di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sebelum tiba di Gontor, rombongan sempat menyaksikan Festival Karapan Sapi di Surabaya, Sabtu (17/10) pagi.

Rombongan “Diplomatic Tour” di atas berasal dari delapan Kedutaan Besar (Kedubes) negara asing di Indonesia. Mereka berjumlah 10 orang yang terdiri dari lima Dubes dan dua councellor (penasihat kedutaan-red). Kelima Dubes tersebut adalah HE. Mr. Ibrahim A. Hajiyev dari Kedubes Azerbaijan, H.E. Mr. Abdulrahman Mohammed Amin A. ALKHAYYAT dari Kedubes Arab Saudi, H.E. Alice Megza dari Kedubes Zimbabwe, H.E. Mr. Carlos Manuel Leitao FROTA yang didampingi sang istri, Mrs. Arlinda FROTA dari Kedubes Portugal dan H.E. Mr. Ibrahim BABA MAI-SULE dari Kedubes Nigeria. Adapun kedua councellor yang hadir dalam kesempatan ini adalah Ms. Zabantu Ngcobo dari Kedubes Afrika Selatan dan Mr. Hua Ning dari Kedubes Cina. Selain itu, rombongan juga diikuti seorang pejabat Kedubes Pakistan, Mr. Mirza Salman.

Setiba di Gontor, rombongan Kedubes yang disertai dua orang staf dari Departemen Luar Negeri (Deplu) tersebut disambut langsung dengan suka cita oleh Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, di Kantor Pimpinan, Sabtu (17/10) sore. Dalam kesempatan tersebut, para Dubes menanyakan berbagai macam hal tentang Gontor. Mereka terlihat begitu berminat ketika mendengarkan penjelasan berkenaan dengan segala aktivitas yang terdapat di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan pertemuan bersama seluruh asatidz dan santri di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Dalam acara ini, setiap Dubes dipersilakan Pimpinan Pondok untuk menyampaikan sepatah dua patah kata di hadapan seluruh peserta yang hadir. Dengan sambutan singkat tersebut diharapkan dapat memotivasi para santri dan asatidz untuk meningkatkan diri dan menggali potensi mereka.

Kepada Gontor Online, H. E. Mr. Abdulrahman Mohammed Amin A. ALKHAYYAT mengatakan, dengan adanya kunjungan ini, mereka bisa menciptakan hubungan yang baik antara Kedubes dengan Pondok Modern Darussalam Gontor. Di samping itu, Dubes Arab Saudi tersebut mengaku, dengan adanya acara ini ia dapat mengetahui kebutuhan santri Gontor. Ia menjelaskan bahwa yang sangat diharapkan dari acara ini adalah “Ta’zizu Atta’awun” (saling tolong-menolong-red) yang diantaranya dapat diwujudkan dengan memberikan beasiswa atau bantuan lainnya untuk para santri.

Senada dengan Dubes Arab Saudi, HE. Mr. Ibrahim A. Hajiyev, Dubes Nigeria, menyatakan, dengan adanya acara ini, diharapkan terciptanya suatu hubungan yang baik antara negara-negara di Amerika, Afrika, Eropa termasuk Indonesia sendiri. Menurutnya, kunjungan seperti ini sangatlah penting untuk menunjukkan bahwa Islam itu bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan apalagi melahirkan para teroris yang misinya jauh sekali dari konsep kasih sayang dalam ajaran Islam.

H.E. Ms. Alice Megza juga memberikan komentar. Menurutnya, ini merupakan sebuah acara yang sangat menarik, terlebih lagi ini adalah kunjungan perdananya ke sebuah lembaga pendidikan Islam. Ia menambahkan, pondok dengan santri yang ada di dalamnya dilengkapi disiplin yang luar biasa akan membentuk kader-kader berkualitas untuk menjadi ‘leader of the future’ atau pemimpin hebat di masa depan kelak. H.E. Mr. Ibrahim BABA MAI-SULE juga berpesan kepada para santri agar selalu berusaha menjadi pemimpin generasi masa depan.

Sebelum kembali ke Jakarta, rombongan yang sempat menginap di Wisma Darussalam Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut, sarapan pagi bersama Pimpinan Pondok, Ahad (18/10), di aula Aligarh. Selain itu, rombongan juga sempat singgah di Gontor Putri 3 dan bercakap-cakap dengan santriwati yang ada di sana. Setelah itu, mereka bertolak ke Solo untuk bertemu Bupati Solo sekaligus mengunjungi Desa Kauman, pusat batik Solo.
 

Book Show Tingkatkan Wawasan Santri

0
DARUSSALAM—Dengan tujuan meningkatkan wawasan santri, Perpustakaan Darussalam mengadakan acara Book Show, Jum’at (9/10) lalu. Fahman Mumtazi, ketua Perpustakaan Darussalam, menyatakan, acara ini murni untuk menambah wawasan santri sehingga pengunjung yang hadir tidak dipungut biaya sepeser pun. Menurutnya, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan minat baca para santri di samping mengisi kekosongan mereka dengan hal-hal yang positif. “Kami sengaja mengadakan acara ini dengan tujuan agar kekosongan waktu yang dimiliki santri dapat terisi dengan kegiatan yang positif, salah satunya adalah membaca.”

Untuk itu, Perpustakaan Darussalam mengeluarkan buku-buku terbaiknya bagi seluruh santri se-Darussalam. Adapun di antara buku-buku tersebut adalah 100 Orang Paling Berpengaruh karya Michael Heart. Di dalam buku ini, Nabi Muhammad SAW menempati urutan teratas sebagai orang paling berpengaruh. Selain buku itu, ada pula 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa. Buku ini berisi teguran kepada manusia agar lebih memperhatikan keseimbangan alam semesta. “Buku-buku ini kami pilih secara acak,” terang Fahman.

Acara yang digelar di sebelah selatan gedung Sholihin 1 tersebut berlangsung dari pukul tujuh pagi hingga pukul empat sore. “Acara ini dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB,” kata Fahman. Dia menambahkan, rencananya acara ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan setiap sebulan sekali. “Namun, apabila minat para santri meningkat, acara ini bisa dilangsungkan dua minggu sekali.”

Di akhir wawancara, asisten Perpustakaan Darussalam ini berpesan kepada seluruh santri se-Darussalam, segala sesuatu yang diinginkan itu bisa kita temukan dari membaca karena buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Maka, siapa yang ingin menjelajahi dunia yang luas ini, cukuplah ia pergi ke perpustakaan dan carilah jendela dunia yang dikehendakinya. “Mulailah membaca selagi kita bisa!” Fahman berpesan dengan penuh semangat.
 

Grand Mufti Suriah Dukung Perjuangan Gontor

0
DARUSSALAM—Untuk kedua kalinya, Grand Mufti Suriah, Sheikh Dr. Ahmad Badruddin Hassoun, berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor dalam rangka mempererat tali silaturrahim yang sudah terjalin sejak dua tahun lalu. Pada kunjungannya kali ini, Ahad (11/10) siang, selain bersama istri dan seorang putra, beliau juga didampingi Duta Desar (Dubes) Indonesia untuk Suriah, H. M. Muzammil Basyuni, yang juga merupakan salah satu alumni Gontor.

Di hadapan ketiga Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., beliau menyatakan dalam sambutannya bahwa putra-putri Gontor sungguh mempunyai dedikasi yang tinggi dalam pengabdiannya untuk umat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya alumni Gontor yang berkiprah di berbagai bidang kehidupan dengan segala prestasi mereka. “Ya, lihatlah alangkah hebatnya perjuangan dan pengabdian santri-santrimu, wahai saudaraku!” ungkap beliau dalam bahasa Arab yang fasih ditujukan kepada Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.

Setelah mengadakan acara pertemuan dengan seluruh asatidz dan santri se-Darussalam di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), rombongan yang juga terdiri dari Prof. Dr. Atho Mudzhar, kepala Balitbang dan Diklat Depag Pusat, dan beberapa staf Departemen Luar Negeri (Deplu) tersebut bertolak ke Gontor Putri. Sebelum berangkat, rombongan terlebih dahulu dipersilakan Pimpinan Pondok Modern untuk menikmati jamuan makan siang yang disediakan panitia di aula gedung Aligarh. Saat itu, nampak sekali keakraban yang terjalin antara kedua belah pihak. Dengan pembawaannya yang hangat, Sheikh Ahmad Badruddin Hassoun bergandengan tangan dengan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. sembil berbincang-bincang ringan menuju tempat jamuan yang telah ditentukan.

Kemudian berangkatlah rombongan menuju Gontor Putri yang berlokasi di Karangbanyu dan Mantingan. Selain ingin bersua dengan para santriwati, Sheikh Dr. Ahmad Badruddin Hassoun juga berniat meninjau Masjid Khadijah yang terletak di Gontor Putri 3. Masjid yang baru berdiri tersebut merupakan hasil sumbangsih beliau untuk Gontor Putri 3 yang sebelumnya belum memiliki masjid pada kunjungan pertama beliau ke sana dua tahun silam.

Esoknya, Senin (12/10) pagi, setelah mengadakan kunjungan ke Gontor, rombongan berangkat ke Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga sekaligus ke Universitas Gajah Mada (UGM) untuk bertemu rektor sekaligus menggelar orasi ilmiah di depan seluruh mahasiswa di sana. Setelah itu, barulah rombongan mengadakan kunjungan ke Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebelum berangkat ke Bandara Adi Sucipto sorenya.
 

Gelar Pengajian Konstitusi, Ketua Mahkamah Konstitusi Berkunjung ke Gontor

0
GONTOR—Dalam kunjungannya ke beberapa tempat di Jawa Timur, ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Dr. Mahfud MD, beserta rombongan menyempatkan diri berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Sabtu (10/10) siang. Di samping mengadakan silaturrahim dengan keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor, kunjungan ketua MK ke Gontor juga bertujuan menggelar pengajian konstitusi untuk para santri, kaum ulama dan beberapa tokoh masyarakat se-Ponorogo. Turut serta dalam rombongan tersebut Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H., salah seorang hakim konstitusi dalam jajaran kehakiman di MK. Acara yang bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) tersebut juga dihadiri Bapak Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono.

Dalam sambutannya, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menyampaikan, kunjungan MK ini merupakan suatu kehormatan bagi Pondok Modern Darussalam Gontor karena Pak Mahfud sendiri merupakan santri di salah satu pondok kecil di Madura. Ini menandakan bahwa tidaklah mustahil seorang santri dapat berkiprah di level tertinggi pemerintahan. Buktinya, beliau menambahkan, alumni Gontor sendiri mampu menjadi ketua MPR, wakil ketua DPR, Menteri Agama dan berbagai profesi lainnya di segala lini kehidupan.

Walaupun demikian, beliau menegaskan, Pondok Modern Darussalam Gontor tidaklah berpolitik praktis. Adapun politik tertinggi menurut Gontor adalah pendidikan. Medan inilah yang dipilih Gontor untuk menanamkan jiwa dan filsafat kehidupannya demi mewujudkan sebuah peradaban yang akan terus diperjuangkan sampai kapan pun. Dengan itu pulalah Gontor akan tetap eksis dan maju.

Sementara itu, Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H., di sela-sela pemaparannya tentang konstitusi di Indonesia, mengungkapkan, budaya Islam sudah mulai masuk ke dalam birokrasi pemerintahan. Misalnya, setiap kali ada acara atau pertemuan senantiasa dimulai dengan salam yang tak asing lagi di telinga umat Islam. Beliau juga sangat mengagumi K.H. Imam Zarkasyi, Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor yang merupakan salah satu pendiri Universitas Islam Indonesia (UII). Di akhir ceramah singkatnya tentang perundang-undangan di Indonesia, mantan Menteri Kehakiman dan HAM ini menyatakan, umat Islam saat ini telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan masuknya berbagai budaya Islam di berbagai aspek kehidupan.