Sulit Air–Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus 11, Sulit Air, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, nampak semakin berkembang, dilihat dari bangunan dan juga jumlah santri yang setiap tahunnya bertambah.
Perkembangan itu ditandai pula dengan diadakannya Peringatan 10 Tahun PMDG Kampus 11, Sulit Air dan Peresmian Masjid pada Jum’at (7/6). Acara tersebut dihadiri oleh Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal; Ketua PP IKPM, H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo; Ketua Umum Sulit Air Sepakat (SAS) H. Syamsudin Muchtar; Ketua Dewan Dakwah Risalah (DDR), Dr. H. M. Amin Nurdin; Ketua Panitia Pembangunan Masjid, Ir. H. Nibras, Dr. Polong Kayo; para tokoh adat, masyarakat sekitar dan para perantau asal Nagari Sulit Air.
“Manusia tanpa identitas bukan manusia, politik tanpa identitas, ekinomi tanpa identitas, profesi tanpa identitas, jadi pegawai tanpa identitas, pegawai apa? Guru tanpa identitas, identitas apa? Perutisme. Derajatnya setinggi perut. Jadi guru karna perut, pejabat karena perut, berjuang ke rakyat karena perut, berpolitik karena perut, itu zaman sekarang zaman perutisme atau zaman al-perutiyah. Maka inilah yang membedakan pesantren dengan bukan pesantren,” ujar Kiai Hasan dalam sambutannya.
Bupati Solok H. Gusmal turut berkesempatan menyampaikan sambutannya, beliau berharap kepada para pengusaha Sulit Air Sepakat dan seluruh komponen masyarakat, bersama-sama memajukan Pesantren yang baru saja meresmikan Masjid itu.
“Gontor Kampus 11 ini berpeluang besar bisa menyamai Pondok Modern Gontor pusat di Ponorogo, Jawa Timur. Masyarakat kita agamis dan tanah kita masih luas untuk menampung anak-anak masyarakat yang akan belajar di sini,” ujar Gusmal.
“Walau dulu masjid ini menjadi satu-satunya tempat beribadah, saya harap dari masjid Darussalam yang megah ini bisa lahir pengusaha-pengusaha muslim yang bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Gusmal dalam pidatonya
Berlangsungnya acara ini tidak terlepas dari peran Pemkab Solok dan masyarakat setempat, serta para perantau Sulit Air Sepakat (SAS) yang ikut mendukung pembangunan pesantren. Muis