Disiplin itu apa? Disiplin itu adalah tepat waktu, tepat tempat, dan tepat aturan. Disiplin itu adalah peraturan yang harus ditaati. Berdisiplin berarti menaati peraturan.
Dunia ini luas, namun jumlah manusianya pun semakin banyak. Akan tetapi, dunia ini tidak akan bertambah luas dengan bertambahnya jumlah manusia. Dunia yang luas ini tidak akan menjadi sempit jika manusianya berakhlak yang baik. Yang membuat sempit dunia ini adalah bobroknya akhlak orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Ibarat sebuah kamar yang kamu tinggali bersama orang-orang yang baik, berakhlak mulia dan berdisiplin, taat aturan, maka kamar yang kamu diami akan tetap terasa lapang, walaupun hanya berukuran 6×6 meter persegi dan dihuni oleh 20 orang. Sebaliknya, kamar seluas itu dengan hanya dihuni 5 orang pasti akan terasa begitu sempit jika orang-orang di dalamnya tidak berakhlak dan tidak taat aturan. Masing-masing penghuninya pasti akan terganggu dengan tingkah laku seenaknya yang mengganggu ketenangan dan kenyamanan. Akhirnya, tiap-tiap orang saling mengganggu dan terganggu hingga menyebabkan siapapun juga tidak betah tinggal di dalamnya.
Hargailah dirimu dan belajarlah menghargai orang lain karena orang yang berharga itu adalah orang yang bisa menghargai dirinya sendiri dan juga bisa menghargai orang lain.
Jadilah orang yang terhormat dan berharga. Orang yang terhormat adalah orang yang menghormati orang lain sebagaimana orang berharga yang juga menghargai orang lain.
Bertanyalah selalu kepada dirimu: Ke Gontor, apa yang kau cari?
Jangan pernah mencari enaknya, tapi carilah baiknya dan benarnya. Maka, pertinggilah filsafat hidupmu, idealisme dan cita-citamu. Sehingga, hidup kamu benar-benar bermanfaat, karena hidup itu untuk memberi manfaat bukan untuk memanfaatkan apalagi dimanfaaatkan.
Hidup itu untuk give, give, and give bukan to give and take atau to take and give. Memberi itu lebih baik dan lebih mulia daripada meminta atau menerima. Jangan pernah kamu memberi dengan tujuan menerima balasan yang lebih baik dari orang lain, atau hanya mau memberi jika telah menerima sesuatu dari orang lain. Kita hidup bukan untuk meminta dan juga bukan untuk bertransaksi. Transaksi kita hanyalah kepada Allah.
Jangan bersikap egois, berbuat hanya untuk kepentingan dirinya sendiri saja, hanya untuk kepentingan perutnya, anak dan keluarganya saja, atau hanya untuk golongannya.
Jika kamu berbuat untuk orang banyak, maka kamu termasuk orang banyak yang juga akan merasakan hasil usahamu untuk orang lain. Tapi, jika kamu hanya berbuat untuk dirimu sendiri, maka orang banyak tidak akan pernah merasakan manfaatmu.
Berdoalah untuk dirimu sendiri dan berdoalah untuk orang lain. Jangan lupa pula untuk meminta doa. Berdoa, mendoakan, dan minta doa.
Kita sekarang berada di zaman informasi, zamannya reformasi informasi. Banyak media yang menyajikan formalin-formalin yang kamu kira adalah vitamin. Memang menarik dan menggiurkan, namun berbahaya dan mematikan. Maka, kita haruslah pandai memproteksi diri dari formalin-formalin kehidupan tersebut.
Kita mendidik santri-santri yang akan mendidik para wali santri, keluarga, alumni, penguasa, pengusaha, akademisi, selebriti, UNESCO, sampai Dewan Keamanan PBB sekalipun. Inilah pesantren, inilah dunia pendidikan. Maka, ke Gontor apa yang kau cari?
*Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal pada Pembukaan Tahun Ajaran Semester II Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Gontor Pusat, Selasa, 21 Januari 2014.