Date:

Share:

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

Related Articles

GONTOR-Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) menghadirkan beragam perlombaan menarik pada hari kedua pelaksanaannya, Rabu (28/5). Di antaranya adalah Mujtahid Quest yang berlangsung di panggung utama OKUI, dan Sumobot yang digelar di auditorium Gedung Robitoh. Kedua perlombaan tersebut masing-masing diikuti oleh 28 peserta dari 14 pondok pesantren.

Mujtahid Quest merupakan ajang adu kecakapan dalam bidang fikih, khususnya dalam menelaah kitab Bidayatu-l-Mujtahid. Dalam kompetisi ini, peserta dihadapkan pada pertanyaan seputar permasalahan fikih sesuai dengan bab yang diperoleh melalui undian elektronik. Suasana lomba yang berlangsung di panggung utama terasa meriah sekaligus menegangkan.

Bidayatu-l-Mujtahid sendiri adalah kitab fikih empat mazhab—Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi—karya Ibnu Rusyd. Kitab ini membahas secara mendalam perbedaan pendapat para ulama klasik dalam menyikapi berbagai persoalan fikih kehidupan.

Dalam waktu sepuluh menit, para peserta harus mempresentasikan jawaban atas masalah yang mereka dapatkan, dengan mengacu pada kitab tersebut. Mereka dituntut untuk menjelaskan perbedaan pendapat antar-ulama, dalil-dalil yang digunakan, serta menyampaikan pendapat yang dianggap paling kuat menurut kajian dalam kitab.

Sementara itu, di auditorium Gedung Robitoh, para peserta lomba Sumobot mengikuti pengarahan dari dewan juri, sekaligus melakukan pengecekan dan persiapan akhir sebelum pertandingan yang akan digelar pada Kamis (29/5). Dalam perlombaan ini, robot hasil rakitan peserta akan saling bertanding untuk menjatuhkan lawan di arena khusus yang disediakan panitia. Robot dikendalikan secara jarak jauh, dan harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

Para delegasi menyambut positif dan antusias terhadap perlombaan semacam ini. Menurut mereka, lomba Sumobot menjadi sarana bagi santri yang memiliki minat dan bakat di bidang robotika untuk mengembangkan kemampuannya secara lebih terarah.

“Dengan adanya kompetisi ini, kemampuan santri terasah melalui persiapan yang matang untuk menghadapi lomba. Bahkan jika kalah sekalipun, mereka bisa mengetahui kekurangannya dan memperbaikinya. Santri pun dapat terus berkembang dan mempertajam keahliannya,” jelas Al-Ustadz Izzuddin Nashrullah, pembimbing delegasi PMDG Kampus 4, kepada Tim Humas dan Publikasi Peringatan 100 Tahun Gontor.

(Berita : Ghazi, Fotografer : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif)

Related Articles :

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

OKUI Pertemukan Talenta Terbaik Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles