Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Anak-anakku sekalian,
Alhamdulillah, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan pendidikan di pondok kita, baik di kampus pusat maupun di kampus-kampus lainnya berjalan relatif lancar. Walaupun banyak kekurangan, tapi kekurangan itu tidak membuat kita diam dan tidak bergerak. Kita akan terus bergerak dan berjuang semaksimal mungkin.
Selama kurang lebih lima puluh dua tahun saya mengikuti perjalanan kehidupan pondok dengan segala dinamika kegiatan pengajaran dan pendidikannya, tidak ada yang berubah dari sistemnya, nilainya, dan jiwanya, bahkan tidak akan pernah berubah.
Setiap kali kita akan memulai satu kegiatan, pasti akan diarahkan. Guna dari pengarahan adalah agar kita tidak salah niat, agar kita tidak salah pengertian sehingga nantinya kita tidak menyesal, tidak kecewa dan mengecewakan, tidak rugi dan merugikan. Sebesar keinsyafanmu, sebesar itulah keuntunganmu. Di dalam arahan, tidak ada yang tidak penting, semua yang diarahkan adalah hal-hal yang sangat penting. Materi-materi yang akan disampaikan pada setiap pengarahan sudah dipikirkan, sudah dibicarakan, dan sudah dipertimbangkan dengan sematang-matangnya.
Anak-anakku sekalian,
Kenapa Pak Zar mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor dengan kurikulum Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah? Kenapa beliau tidak mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor dengan kurikulum pengajaran Madrasah ‘Aliyah ataupun Madrasah Tsanawiyah? Ketika Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda, beliau merasa tidak puas dengan kinerja para guru pada waktu itu yang hanya berorientasi kepada pekerjaan dan materi duniawi. Oleh karena itulah, Pak Zar mendirikan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah. Beliau berharap, KMI bisa menelurkan guru-guru yang berkualitas ilman, adaban, wa ibadatan.
Pondok Modern Darussalam Gontor adalah tempat untuk menyemai bibit-bibit unggul seorang guru. Guru-guru yang siap untuk ditanam dan tumbuh berkembang di berbagai tempat. Guru-guru yang siap berjuang di berbagai medan untuk membela dan memperjuangkan Islam. Walaupun ditanam di tempat yang kurang subur, bibit unggul tersebut masih bisa tumbuh dan berkembang. Apalagi kalau tanah medan perjuangannya adalah tanah yang subur, dia akan tumbuh besar dan bisa memberi manfaat kepada masyarakat. Insya Allah.
Salah satu metode yang Pondok Modern Darussalam Gontor gunakan untuk menyemai bibit-bibit unggul tadi adalah At-tarbiyah al-‘amaliyah atau ujian praktek mengajar. At-tarbiyah al-‘amaliyah merupakan warisan nilai, jiwa dan sistem dari Trimurti. Harus terus dilestarikan, diteruskan, dan diperjuangkan. Anak-anak alumni Gontor sudah mampu mengajar materi yang diajarkan pada tingkat tsanawiyah bahkan ‘aliyah, dan itu sudah terbukti. Lulusan KMI yang setingkat ‘aliyah sudah mampu mengajar balaghah ma’ani, badi’ dan bayan, sudah mampu mengajar fiqh menggunakan buku bulughul maram, dan bidayatul mujtahid.
Anak-anakku sekalian,
Alangkah beruntungnya anak-anak yang bisa mendapatkan dan merasakan pendidikan di Gontor.
o Seminggu di Gontor kemudian keluar,
Mereka akan tahu bahwa segala kegiatan di PMDG diatur. Dari cara tidur, cara mandi, cara makan, cara belajar, cara berpakaian, cara berbicara, dan sebagainya. Segalanya diatur, diarahkan, dan dibimbing.
o Hidup sebulan,
Mereka akan mengikuti kegiatan Khutbatul Arsy. Kehidupan yang akan mereka jalani selama setahun ke depan akan diperlihatkan dan diperkenalkan melalui beberapa kegiatan-kegiatan, kemudian diterangkan secara menyeluruh oleh Pimpinan Pondok. Dengan demikian, mereka akan mengetahui kemana arah jalan pondok ini, sehingga faham betul bagaimana harus bersikap. Bila arah tujuan pondok tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, maka mereka bisa langsung angkat kaki dan keluar dari pondok ini. Namun, bila arah tujuan pondok sesuai dengan yang mereka harapkan, mereka bisa langsung bersiap, memperbaharui niat, memantapkan tekad, dan segera menyesuaikan diri dengan segala aktivitas yang ada.
o Menjadi santri KMI kelas satu,
Setelah Khutbatul Arsy, mereka akan dibaiat oleh Pimpinan untuk menjadi santri, “Siapkah anak-anakku untuk mengikuti perahu ini? kalau siap, naiklah! kalau tidak siap, silahkan pulang!”. Mereka yang menjawab siap berarti telah resmi menjadi santri Pondok Modern Darussalam Gontor.
Di kelas ini, akan diajarkan pelajaran dasar lagi, akan ditanamkan semua pelajaran-pelajaran dasar itu dengan sangat kuat. Dengan begitu, santri kelas satu sudah mampu menjadi Kyai. Karena mereka sudah mengerti tata cara shalat jenazah, tayamum, khutbah Jum’at, berpidato, manasik haji, dan berbahasa Arab.
o Menjadi santri KMI kelas dua,
Materi yang diajarkan hampir sama dengan kelas satu, hanya saja disampaikan dengan bahasa Arab. Berfungsi untuk latihan praktek berbahasa dasar dan juga memperkuat dasar pelajaran yang pernah diajarkan di kelas satu. Ibarat bangunan, inilah pondasinya.
o Menjadi santri KMI kelas tiga,
Di kelas ini banyak materi yang tidak diajarkan di kelas satu dan kelas dua. Mereka sudah mulai diperkenalkan dengan masalah-masalah khilafiyah dan akan diarahkan oleh guru pengajarnya bagaimana menyikapinya. Seperti Ushul Fiqh, tarbiyah, faraidh. Santri kelas tiga layaknya bangunan yang pondasinya telah dibangun kuat, yang siap dibangun di atasnya tiang-tiang penyangga.
o Menjadi santri KMI kelas empat,
Mereka sudah memasuki masa-masa dewasa. Kerusakan pemuda sering terjadi di masa ini, karena pengaruh buruk lingkungan yang luar biasa. Pendidikan dari kelas tiga yang setingkat tsanawiyah tidak boleh diberhentikan. Pendidikan dari tingkat tsanawiyah masih sangat mengkhawatirkan, masih kurang kuat, maka harus diteruskan ke tingkat ‘aliyah. Santri kelas empat sudah mulai dipersiapkan untuk meneruskan jenjang pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Mereka akan diajari materi tata negara, balaghah, tarikh hadlarah. Pengajaran materi fiqh, ushul fiqh, dan tarbiyah, diajarkan dengan materi yang lebih luas dan mendetail.
o Menjadi santri KMI kelas lima,
Di kelas, dengan buku bidayatul mujtahid, mereka mulai diajarkan tentang ajaran-ajaran beberapa madzhab. Ditambah dengan kegiatan fathul kutub, mereka akan diperkenalkan dengan kitab-kitab turats. Mereka membacanya, memahaminya, mengambil intisarinya, dan mempresentasikannya.
Tingkat kedewasaan santri kelas lima sudah bisa diatur dan diarahkan. Ditambah dengan tanggung jawab dan amanat menjadi pengurus rayon. Mereka akan berlatih untuk membuat keputusan sebijak mungkin, berlatih mengontrol diri, berlatih untuk memimpin, berlatih untuk membagi dan mengatur keuangan, waktu, tenaga, fikiran, dan perasaan antara tugas di rayon, di kelas, di club, di konsulat, kebutuhan pribadi, dan belajar.
o Menjadi Siswa Akhir KMI,
Kegiatan-kegiatan Siswa Akhir KMI sangat jauh berbeda dengan kegiatan-kegiatan adik kelasnya. Ibarat memanjat pohon, si pemanjat sudah berada di ujung pohon tempat buah-buah menggantung. Namun, di atas sana banyak terdapat rintangan, godaan, dan gangguan. Kesabaran, ketaatan, kekuatan badany dan ‘aqly benar-benar diuji di masa ini. Daya kepemimpinan mereka akan dipertajam dengan berlatih menjadi imam shalat di Masjid Jami’, menjadi khatib shalat Jum’at, bertugas di OPPM dan KGP, mengikuti fathul kutub, menjadi pengawas latihan pidato, mengajar pelajaran sore, menguji ujian lisan, dan mengawas ujian tulis, dan tarbiyah amaliyah. Setelah amaliyah, mereka akan menghadapi ujian lisan dan ujian tulisan. Dalam ujian ini, seluruh materi yang pernah diajarkan dari kelas satu hingga kelas enam akan diujikan. Dengan bimbingan yang intensif dan do’a, Insya Allah mereka bisa menghadapi ujian ini.
Kemudian Rihlah Tarbawiyah dan Pembekalan Intensif, kegiatan ini merupakan kewajiban pondok kepada santrinya untuk diberi bekal sebanyak mungkin sebelum mereka keluar dan berjuang di masyarakat. Mereka akan diberi pengarahan dan bimbingan tentang kondisi lingkungan di luar pondok. Diharapkan, mereka tidak lagi canggung bagaimana harus bergerak, mereka akan mengetahui kapan harus bergerak dan kapan harus menghindar, tahu kapan harus maju dan kapan harus berhenti, dan mampu menjaga diri dari miliu yang negatif.
o Menjadi guru Pondok Modern Darussalam Gontor,
Mengabdi di Pondok Modern Darussalam Gontor dengan mengajar, kuliah, dan bertugas di pos-pos tertentu selama satu, dua, tiga, empat, lima, enam tahun, tentunya keuntungan yang didapat sangatlah luar biasa. Semakin lama mengajar dan mengabdi, semakin banyak keuntungan yang didapat.
Dengan begitu, sempurnalah pendidikan yang diberikan PMDG kepada santrinya.
Anak-anakku sekalian,
Selama dua puluh empat jam, santri dan guru bertemu, hidup bersama dalam satu komplek pondok, bertatap muka, bercengkrama, bekerja, dan belajar bersama. Selama itu pula santri diawasi, diarahkan, dibimbing, dievaluasi, dan dinasihati. Begitulah pendidikan di PMDG ini berjalan setiap detiknya.
Santri menghormati gurunya dan guru menyanyangi santrinya, santri ikhlas diajar dan guru ikhlas mengajar, santri mendoakan gurunya dan guru mendoakan santrinya. Suasana ini begitu indah. Beruntunglah bagi kalian yang merasakan pendidikan seperti ini. Sebesar keinsyafanmu, sebesar itulah keuntunganmu. Semoga suasana indah seperti ini bisa tetap abadi hingga akhir zaman. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Disampaikan oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan pada Pengarahan Amaliyah Tadris Siswa Akhir KMI 2015
BPPM, Senin, 23 Maret 2015
farouq