Jakarta–Menyikapi isu politik dunia yang terjadi saat ini, Rabu (27/12), Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) kembali mengadakan Sidang Pleno ke-23 dengan bertemakan “Diplomasi untuk Palestina”. Acara ini dihadiri oleh hampir seluruh Dewan Pertimbangan MUI yang beranggotakan Ketua-ketua Ormas Islam dan tokoh-tokoh Ulama Besar Islam, K.H. Hasan Abdullah Sahal selaku Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) juga anggota Wantim MUI berkesempatan hadir pada sidang tersebut.
Pada sidang kali ini, MUI mengundang langsung Duta Besar (Dubes) Palestina Zuhair S.M. Al Sihun untuk menyampaikan info tentang negara Palestina kepada seluruh anggota MUI yang hadir, juga menjelaskan sikap Palestina terhadap ucapan Donald Trump yang telah menyebabkan panasnya atmosfir Islam bahkan dunia.
Jam menunjukan pukul 13.30, sidang MUI dimulai, Prof. Dr. Din Syamsuddin selaku Ketua Sidang mempersilahkan Dubes Palestina untuk memulai pembicaraan. “Asal kalian ketahui, langkah yang diambil oleh Presiden Donald Trump dengan keputusannya itu, sangat melanggar ketentuan-ketentuan Internasional dari resolusi-resolusi PBB, tidak hanya berhubungan dengan Palestina dan rakyat Palestina, tapi juga dengan dunia pada umumnya. Dan ingin saya tegaskan, bahwa kota Yerussalem adalah kota suci yang islami dan akan tetap seperti itu menjadi kota suci islami”, tutur beliau saat sidang.
Dubes Palestina juga melaporkan situasi kota Yerussalem saat ini, “Sebenarnya keadaan di lapangan masih tenang, meskipun rakyat Palestina terus-menerus berdemonstrasi membela bahwa Yesrussalem adalah ibukota Palestina. Dari aksi terakhir, ada sekitar 15 mati syahid, ratusan terluka-luka dan ratusan lagi yang harus dievakuasi.”
“Sesungguhnya ini adalah masalah agama, tidak bisa tidak dikatakan masalah agama, karena semua ini kembali kepada masalah sejak zaman nabi Musa, Isa sampai Muhammad SAW. “Innamal mu’minuna ikhwatun”, kita para mujahid siap membantu Palestina dengan harta, lisan dan bahkan perbuatan sekalipun” ujar K.H. Hasan Abdullah Sahal.
Acara selesai pukul 15.30, para anggota sidang mulai beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan ruang pertemuan. Kemudian Kiai Hasan kembali menuju Rumah Gontor di Tebet dan bersiap berangkat menuju bandara untuk kembali pulang ke Pondok. rukh