Home Blog Page 107

Tak Cukup Teori, KMI Adakan Praktik Manasik Haji

0

KARANGBANYU – Secara teknis, pelaksanaan ibadah haji terbilang sulit bila dibandingkan dengan rukun-rukun Islam lainnya. Pengajarannya yang hanya di kelas saja dianggap tidak cukup. Namun perlu praktik di lapangan. Menimbang hal tersebut, KMI mengadakan kegiatan manasik haji bagi santriwati kelas 1 intensif.

Di bawah arahan langsung Bapak Wakil Pengasuh dan Bapak Wakil Direktur KMI, sebanyak 6 orang pengampu materi Fiqh dikumpulkan di aula mini. Tak tanggung-tanggung, selama 3 hari (23-25/8) mereka diberi pelatihan dan orientasi pelaksanaan manasik haji.

Praktek wukuf di Padang Arafah

Praktik manasik haji dilaksanakan selama 4 hari. Terhitung sejak Sabtu (28/8) hingga Selasa (31/8). Oleh panitia, sebanyak 6 kelas di angkatan kelas 1 intensif terbagi dalam 2 kloter. Kloter pertama terdiri dari kelas 1 intensif B, E, dan G. Sedangkan kloter kedua, terdiri dari kelas 1 intensif C, D, dan F. Malam hari sebelum melaksanakan praktik haji, panitia memperlihatkan video praktik manasik haji. Sehingga para peserta mendapatkan gambaran teknis mengenai praktik manasik haji yang akan mereka laksanakan keesokan harinya. Farouq_KMI

I’DAADU-T-TADRIS : PUSAKA SEORANG PENDIDIK SEJATI

0

Mengajar itu belajar, belajar itu salah satunya dengan cara mengajar, belajar mengajar,

خير التعلّم التعليم

 

Dengan mengajar, seorang guru akan terdorong untuk bisa memahami materi yang akan diajarkannya kepada santri-santri. Tanpa disadari, guru pun juga ikut belajar karena ia akan berusaha terus sampai benar-benar menguasai materi tersebut, apabila seorang guru tidak menguasai materi yang diajarkannya maka bisa dikatakan pribadi guru tersebut tidak sempurna atau dalam konteks kasarnya cacat. Dengan mengajar pula, seorang guru belajar untuk bisa membuat santri-santrinya menjadi master dalam pelajaran yang akan diajarkannya itu.

 

Mengajar itu mencari, memperdalam, dan memperekat ilmu. Ilmu dicari, tidak datang sendiri

    هل يستوي الذين يعلّمون والذين لا يعلّمون ؟

 

Begitulah kata yang dikutip dari pidato Drs. K. H. Akrim Mariyat, Dipl. A. Ed. salah satu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor yang menjelaskan tentang pentingnya mengajar.

Dalam konteks “belajar mengajar” ini, seorang guru harus memiliki banyak persiapan, jikalau seorang santri dalam kegiatan belajarnya memerlukan persiapan layaknya buku materi, buku tulis, alat tulis, dll. Maka seorang guru pun memiliki hal yang harus dipersiapkan dalam kegiatan mengajarnya, yaitu yang terpenting adalah Persiapan Mengajar atau I’daadu-T-Tadris.

 

I’daadu-T-Tadris ini adalah power bahkan nyawa antum dalam mengajar, karena tanpanya guru bagaikan jasad yang tidak ada ruhnya.”

 

Dikutip dari perkataan Al-Ustadz Saepul Anwar, Guru Senior PMDG.

 

Di dalam I’daadu-T-Tadris itu para guru menuangkan apa yang ada di pikirannya, apa yang akan diajarkannya, bahkan apa saja yang akan dilakukannya di dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.

فاقد الشيء لايعطي

Yang tidak punya apa-apa, tidak akan bisa memberi”.

 

Dengan pertimbangan seorang guru sebagai pemegang peran yang penting dalam kehidupan seorang santri, yaitu sebagai pendidik nomor 2 setelah orang tua mereka dan juga segala sesuatu akan lebih baik dengan adanya persiapan khusus untuk menghadapinya, oleh karena itu kepada seluruh guru di bangsa ini, bahkan dunia ini marilah kita bersama-sama mendidik umat, menjadi mundzirul qoum dengan memiliki persiapan yang prima, memiliki pusaka yang baik sebagai bekal dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang nanti. Amiiin

 

Oleh : Abdurrahman

Editor : Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M. Sc.

 

Related Articles :

Keteladanan Seorang Guru

Kulliyatu-l-Muallimin Al-Islamiyah (KMI) Cetak Guru Gontor yang Unggul dan Berkualitas dengan Al-Tarbiyah Al-Amaliyah

Pendidikan Kemasyarakatan, Ajaran Khas Pesantren

Makan Untuk Hidup, Atau Hidup Untuk Makan?

0

Makan merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia. Ketika melahap makanan, tubuh mendapatkan asupan gizi, nutrisi, dan zat-zat lainnya yang berguna untuk menjaganya tetap hidup serta mampu melakukan aktivitas. Tanpa asupan tersebut, tubuh bisa mengalami malnutrisi, kekurangan gizi, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Namun di balik pentingnya melahap makanan demi menyambung hidup, timbul pertanyaan yang menyoal perkara tersebut, “Hidup untuk makan, atau makan untuk hidup?”

Bila kita beranggapan bahwa “hidup untuk makan”, itu menandakan bahwa kita menganggap aktivitas makan adalah alasan paling utama bagi kita untuk hidup. Hidup kita tidak pernah tidak makan; yang dikerjakan dan diketahui hanyalah makan dan makan saja. Anggapan ini tentu tidak sepatutnya menjadi landasan kita dalam menjalani kehidupan.

Sebaliknya, anggapan yang seharusnya kita tanamkan adalah bahwa “makan untuk hidup”. Kita makan supaya kita bisa tetap hidup, karena tentunya tujuan kita diciptakan tidak untuk dibiarkan sia-sia. Hidup kita pastilah memiliki alasan dan tujuan, sehingga tidak dibenarkan bagi kita untuk menyia-nyiakannya.

Selain itu, makan tentu saja untuk dinikmati. Sekecil dan semurah apapun yang kita makan, makanan tersebut harus kita nikmati dengan sebaik-baiknya. Walaupun hanya tempe goreng. Karena dengan menikmati makanan tersebut, kita menghidupkan hubungan kita dengan Allah SWT. Kita ingat kepada-Nya; bahwa segala yang kita miliki di dunia ini merupakan pemberian Allah SWT kepada kita, termasuk makanan. Sehingga dengan demikian, menikmati makanan menjadi sarana bagi kita untuk bersyukur atas nikmat-Nya.

Walaupun pemberian yang kita dapatkan itu kecil dan tidak seberapa, tapi tetap harus kita nikmati dan syukuri. Jangan sampai kita menghina makanan; meskipun itu harganya rendah. Karena menghina makanan juga berarti menghina Sang Pemberi Makanan, yang mengatur bahkan menjamin rezeki bagi seluruh makhluk yang hidup di dunia ini; Allah SWT. Nikmatilah makanan, semurah dan sesederhana apapun, sehingga menjadi sarana kita untuk bersyukur.

 

Disarikan oleh Husain Zahrul Muhsinin dari pidato Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., dalam pertemuan kemisan pada tanggal 10 Muharram 1443 / 19 Agustus 2021.

 

Telah diperiksa oleh Humas Gontor (Al-Ustadz Dr. M. Adib Fuadi Nuriz, M.A., M.Phil., Al-Ustadz Riza Ashari, M.Pd.I., dan Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M.Sc.)

 

Mengetahui,

Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed.

Pimpinan PMDG

 

Related Articles :

Fathul Kutub 1442. Kiai Hasan: “Kebutuhan Membaca Sama Seperti Kebutuhan Makan dan Minum”

KH. Hasan Abdullah Sahal: Rasul Saja Masih Diingatkan Untuk Mengkonsumsi Makanan Yang Halal

Samakan Langkah, Pengasuhan Santri Adakan Kumpul Koordinasi bagi Koordinator Sektor-sektor yang ada di PM. Gontor

Membentuk Generasi Sitti-l-Kull; Duta Nisaiyyah 2021

0

MANTINGAN-Salah satu ajang perlombaan paling ditunggu-tunggu oleh segenap warga Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2 yang diselenggarakan oleh Bagian Keputrian Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) adalah “Duta Nisaiyyah”. Mengapa demikian? Karena dalam ajang perlombaan ini para peserta ditantang untuk menjadi wanita sitti-l-kull yang diharapkan dapat menjadi figur yang ideal dengan nilai Islami. Acara ini diadakan pada hari Jumat pagi (27/8) yang dibagi menjadi dua tempat; untuk kategori kibar di mini hall, sedangkan untuk kategori shighor di teras gedung Damaskus.

Duta Nisaiyyah adalah satu dari sekian ajang perlombaan yang diselenggarakan untuk menguji kemampuan para santriwati dalam bidang keputrian khususnya. Acara ini terdiri dari tiga gelombang. Gelombang pertama diadakan di kamar masing-masing berupa tes tertulis, gelombang kedua, para pesertanya merupakan dua orang perwakilan dari setiap kamar, dan babak final terdiri dari dua orang perwakilan setiap rayon. Acara ini dibedakan  menjadi dua kategori, yaitu: kibar dan shighorkibar terdiri dari kelas 1 intensif, 3 intensif dan 4. Sedangkan untuk shighor terdiri dari kelas 1, 2 dan 3.

Pada babak final, para peserta diuji kembali kemampuannya, dari segi akademik maupun non-akademik. Para peserta dengan semangat yang membara menjawab pertanyaan dari juri. Tidak hanya itu, para peserta dituntut untuk unjuk bakat, dan penonton yang menyaksikan pun tidak kalah semangat untuk menyemangati temannnya masing-masing.

Dan pemenang kejuaraan Duta Nisaiyyah tahun 2021 dari kategori kibar diraih oleh Rizky Santi Aulia (4B) dan dari kategori shighor diraih oleh Asa Alkhansa (3C). Tidak hanya sampai disitu, rekapitulasi kejuaraan juga mengambil pemenang berdasarkan keindahan gaun. The best gown diraih oleh Nadhira Kayla Zida (3C) perwakilan dari rayon Santiniketan Bawah dan Azizah Thalita (3 Intensif E) perwakilan dari rayon Sudan Atas. Diharapkan dari para pemenang agar menjadi contoh yang baik bagi teman-temannya. Nisrinads

Jiwa Kebebasan Pondok Pesantren

0

Salah satu hal yang terdapat dalam panca jiwa Pondok Pesantren Darussalam Gontor adalah jiwa bebas. Panca Jiwa merupakan lima dasar yang merupakan landasan ideal bagi kehidupan pondok pesantren yaitu: keikhlasan untuk semata-mata hanya untuk ibadah kepada Allah dalam mengerjakan suatu pekerjaan; kesederhanaan yaitu sesuai dengan apa yang dibutuhkan, wajar, serta tidak berlebihan dalam segala hal; kemandirian dalam kelembagaan, sistem, kurikulum, hingga mandiri dalam perekonomian pondok; ukhuwah Islamiyah yang tulus antara penghuni pondok dari Kyai, guru-guru, dan para santri; serta kebebasan dalam menentukan masa depan bagi diri sendiri, bebas dari pengaruh penjajah dan pengaruh luar yang negatif.

Pondok Modern Darussalam Gontor senantiasa mendidik santri-santrinya untuk memiliki jiwa yang bebas yaitu bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam memilih pilihan hidup untuk masa depannya, serta bebas dari pengaruh eksternal yang negatif bagi dirinya. Jiwa bebas yang telah pondok ajarkan merupakan jiwa bebas yang positif, dalam artian kebebasan yang diajarkan bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya yang menjerumuskan pada ajaran liberalisme, tetapi merupakan kebebasan yang positif yang dibatasi oleh disiplin dan sunnah Pondok Modern Darussalam Gontor.

Kebebasan seseorang juga dibatasi oleh kebebasan orang lain sehingga seseorang tidak bisa untuk melakukan sesuatu semaunya karena kebebasannya dalam melakukan sesuatu ada batasnya tersendiri bagi orang lain. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam pepatah bahasa arab yang berbunyi:

حُرِّيَّةُ الْمَرْءِ مَحْدُوْدَةٌ بِحُرِّيَّةِ غَيْرِهِ

“Kebebasan seseorang itu terbatasi oleh kebebasan orang lain”

Maka penafsiran makna dari ‘Jiwa Bebas’ haruslah mengenai hal-hal yang positif. Mengikuti disiplin, norma, dan tata kelakuan di tempat orang tersebut berpijak. Tidak menjadi orang yang terlalu bebas sehingga kehilangan arah, tujuan hidup, atau prinsip. Dan selain itu ada juga yang terlalu bebas untuk dipengaruhi, dia berpegang teguh dengan apa yang dianggapnya benar dan menguntungkan pada zamannya, sehingga dia tidak hendak untuk menoleh ke keadaan sekitar dan tidak memperhitungkan masa depannya lagi. Akhirnya dia tidak bebas lagi, karena dia mengikatkan diri kepada yang diketahuinya saja tanpa mencoba hal yang lainnya.

Kebebasan yang berpendidikan dan beretika sesuai dengan syari’at Islam yang telah Pondok Modern Darussalam Gontor ajarkan kepada santri-santrinya. Sehingga mereka memiliki sikap berani mencoba hal yang baru, berani menghadapi tantangan, dan berani untuk membuat agama Islam bebas dari belenggu pengkafiran yang selama ini terjadi.

Jiwa kebebasan sebagaimana yang dikutip dari perkatan KH. Hasan Abdullah Sahal, “Jiwa kebebasan bukan untuk menyampal, tetapi untuk memerdekakan diri dari keterikatan, ambisi, dan ketergantungan”. Wallahu A’lam.

 

Oleh : Muhammad Akmal Najemi

Editor : Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M. Sc.

Related Articles :

Pendidikan Ukhuwah Islamiyah di Gontor

Panca Jiwa : Landasan Kehidupan Pondok Pesantren

Olahraga dan Seni Tunjang Perkembangan Santri

Tumbuhkan Semangat Baru, Gontor Rilis Lagu Takkan Terlupa

0

GONTOR – Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) melalui kanal YouTube GontorTV kembali merilis lagu dengan judul ‘Takkan Terlupa’ Ahad malam (29/9). Video berdurasi 6 menit 16 detik tersebut mengisahkan tentang beberapa orang alumni lulusan Gontor yang merindukan pengalaman berkesan mereka selama menuntut ilmu di pondok pesantren kemudian menghajatkan untuk berkunjung dan ber-silaturrahim kepada Kiai.

 

Lagu tersebut merupakan lagu kedua dari Trilogi 90 Tahun. Lagu ‘90 Langkah’ yang menjadi pembuka rilis pada 11 Februari tahun 2019 lalu, kemudian kini disusul oleh lagu ‘Takkan Terlupa’ ini.

 

Produksi lagu dan video klip lagu ini melibatkan berbagai elemen baik santri maupun guru  PMDG di seluruh penjuru tanah air. Lagu ini menyiratkan bahwa semua bentuk pendidikan dan pengajaran yang diterima setiap santri PMDG sangat berkesan dan takan pernah terlupakan walaupun sudah berada ditempat yang jauh.

 

Lagu ini diciptakan oleh Rahmi Nabila semasa berada di Gontor Putri Kampus 3 dan menjadi juara 2 pada lomba cipta lagu 90 tahun Gontor yg diadakan di Gontor Putri.

 

Diharapkan dengan rilisnya lagu kedua dari Trilogi 90 Tahun ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi seluruh santri dan alumni PMDG dalam berkiprah kepada masyarakat di seluruh penjuru dunia.

 

Penulis lagu menyampaikan pesan kepada seluruh penikmat lagu tersebut:

 

Terimakasih untuk seluruh guru-guru kehidupan kami.

 

“Kata-katamu buatku percaya akan keajaiban sebuah doa”

 

Dan kami mengerti, bahwa doa adalah hal paling ajaib yang pernah ada di muka bumi. Dahulu hanya bisa berdoa, semoga isi dari lagu ini dapat tersampaikan pada seluruh guru kami dimanapun mereka berada, untuk saat ini maupun di masa-masa selanjutnya, dan qodarullah, Allah jawab doa-doa itu malam ini dengan cara yang sangat luar biasa. Kepada para kyai, Ustadz, dan Ustadzah kami, terimakasih telah mengisi hati kami dengan nasihat-nasihat yang indah Mencintai kami dengan ketulusan demi ketulusan. Maafkan kami yang sering lupa, dan belum mampu mengamalkan ilmu menjadi cahaya

 

Lewat komentar ini, semoga kita kembali bertemu dalam doa Dari kami yang mencintaimu, dan semoga Allah lebih mencintaimu. “Ikhlas : Dipuji tidak tinggi, dicaci tidak berhenti” Salam kami, murid-muridmu yang masih harus banyak belajar cara yang baik untuk “kembali”

 

Adapun lirik dari lagu tersebut adalah sebagai berikut:

Senyummu sederhana   

langkahmu bersahaja    

hidupmu gambarkan kesederhanaan  

begitu damai dalam keikhlasan   

wajahmu mengingatkanku   

akan indahnya sebuah perjuangan  

terus melangkah walau sering hati terluka  

tak pernah letih tuk raih Ridha-Nya  

 

Reff

Takkan terlupa terukir indah selamanya

seluruh petuah dan doa   

kan menjadi satu iringi setiap langkahku

sampai nanti matahari tak terbit lagi  

jasamu kan indah abadi   

kau slalu dihati terimakasihku untukmu

 

Kata katamu buat kupercaya   

akan keajaiban sebuah doa   

kau ajarkan aku tuk jalani hidup ini  

tak menyerah takkan berputus asa  

 

Bila memang waktu akan memisahkan kita

Meninggalkan seluruh cerita indah  

Kita yang dulu selalu bersama   

seluruh perjuangan ini takkan terlupa oh…

Improve (Oh…)     

 

Reff

Takkan terlupa terukir indah selamanya

seluruh petuah dan doa   

kan menjadi satu iringi setiap langkahku

sampai nanti matahari tak terbit lagi  

jasamu kan indah abadi   

kau slalu dihati terimakasihku untukmu

 

Takkan terlupa terukir indah selamanya

seluruh petuah dan doa   

kan menjadi satu iringi setiap langkahku

sampai nanti matahari tak terbit lagi  

jasamu kan indah abadi  

kau slalu dihati terimakasihku untukmu

 

Maafkan aku tuk segala kesalahanku  

Lukis kecewa diwajahmu   

yang dapatku beri hanyalah untaian doa….

 

Tim Humas PMDG

Uji Kemampuan Berbahasa Arab, KMI Gelar Fathul Kutub

0

KARANGBANYU – Memberikan kail dan tidak memberikan ikan adalah karakter metode pendidikan yang diterapkan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kepada santri-santrinya. Selama kurang lebih 3-4 tahun para santri diajarkan materi dasar berbahasa Arab. Fathul Kutub adalah kegiatan yang dengannya pondok dapat menakar sejauh mana keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab selama ini.

Dalam kegiatan ini, para santriwati dihadapkan dengan buku-buku karya ulama terdahulu dan ulama kontemporer. Oleh panitia, tiap kelompok akan diberikan permasalahan. Mereka dituntut untuk menentukan solusi dan jawabannya dari hasil membaca buku-buku tersebut.

Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu (25/8 – 1/9). Dimulai pada hari Rabu dengan menyimak pengarahan umum tentang 4 materi pokok, yaitu Aqidah, Tafsir, Fiqh, dan Hadist. Kemudian pada hari Kamis, dilanjutkan dengan pengarahan metode penulisan bahtsul masail.

Sabtu (28/8) kegiatan Fathul Kutub di seluruh kampus resmi dibuka oleh Direktur KMI, Al-Ustadz K.H. Masyhudi Subari, M.A. via daring. Pada momen tersebut, Bapak Direktur KMI mengingatkan para peserta bahwa nanti mereka akan menemukan perbedaan pendapat dari beberapa ulama. Para peserta dituntut untuk memahaminya dengan seksama dan menyikapinya dengan bijak. Karena harapan Gontor, para alumninya memiliki wawasan luas sehingga mampu menjadi perekat umat.

Kegiatan ini dilaksanakan di auditorium. Sebanyak 467 Siswi Akhir terbagi dalam 2 unit. Oleh panitia, tiap unit dibagi menjadi 17 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 13 – 14 orang. Tiap kelompok terbagi lagi dalam 4 kelompok kecil. Nantinya, secara bergiliran, mereka akan mendapatkan permasalahan dari 4 materi pokok.

Panitia mengerahkan setidaknya 77 orang guru pembimbing. Tiap kelompok, dibimbing oleh 2-3 orang guru. Cukup intens para pembimbing mengawal anggotanya menyelesaikan problem yang mereka dapat. Usai mencatat problem solving hasil mereka berkelana dengan buku-buku yang disiapkan panitia, tiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil temuannya di hadapan teman-teman dan guru pembimbingnya di momen diskusi.

Jumlah peserta yang cukup banyak, dan tidak sebanding dengan jumlah buku yang dimiliki PMDG Putri Kampus 3, panitia membagi jadwal diskusi dan pembahasan tiap unit. Di saat unit 1 melaksanakan diskusi, maka unit 2 melaksanakan pembahasan. Begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, risiko berebut buku dapat diminimalisir.

Pada acara penutupan Fathul Kutub yang dilaksanakan secara daring, K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PMDG, mengingatkan segenap hadirin bahwa orang buta huruf sejatinya adalah orang yang mampu membaca namun enggan membaca. AzharAisyah.

Scout Friendship; Wadah Bina Ukhuwah Santriwati Kelas 5

0

KARANGBANYU – Kelas lima merupakan muara bertemunya santriwati kelas biasa dan kelas intensif. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Aksi, gagasan, dan minat mereka harus dipadukan dan diselaraskan sehingga mendukung program pendidikan. Menimbang bahwa dominasi mereka sebagai penentu warna pendidikan di rayon cukup kental.

Salah satu metode yang Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Putri Kampus 3 gunakan demi mewujudkan harapan itu adalah kegiatan kepramukaan. Dikoordinir oleh Mabikori (Majelis Pembimbing Koordinator Harian) dan Pengurus KGP (Koordinator Gerakan Pramuka) PMDG Putri Kampus 3 menggelar Scout Friendship.

Scout Friendship merupakan kegiatan perlombaan kepramukaan antargudep yang diperuntukkan bagi santriwati kelas 5. Gelaran kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at (27/8) di sekitaran auditorium dan Masjid Khadijah. Padatnya tugas dan tanggung jawab mereka di rayon, tidak mengurangi antusiasme mereka dalam berpartisipasi di kegiatan ini.

Banyak jenis lomba yang diadakan, seperti tebak sandi, permaianan outbound dan masih banyak perlombaan seru lainnya.  Acara berjalan relatif lancar dari jam 09.00 11.00 WIB. Pembagian hadiah menjadi penutup dalam kegiatan ini. Oleh panitia, gudep 08-148 dinobatkan sebagai juara umum. L.rafika.R

Rayon Aligarh Dipugar, Penghuninya Disebar

0

KARANGBANYU – Jum’at pagi (27/8), usai menunaikan shalat Shubuh berjama’ah, ada hal yang tak biasa dilakukan oleh penghuni rayon Aligarh. Di saat penghuni rayon lain membaca Al-Qur’an, oleh Staf Pengasuhan Santriwati mereka justru dikumpulkan di depan rayonnya. Staf pengasuhan santri dengan dibantu beberapa pengurus OPPM Bagian Keamanan mengumumkan kamar-kamar baru bagi mereka.

Suasana pembagian kamar baru santriwati Aligarh oleh Pembimbing Rayon

Hal ini dilakukan karena gedung asrama Aligarh akan dipugar menjadi gedung asrama berlantai dua. Sehingga, sebelum pembongkaran dilakukan, gedung ini harus dikosongkan.

Usai mendengarkan pengumuman kamar baru, para penghuni rayon Aligarh yang terdiri dari 23 santriwati kelas 6, 42 orang pengurus dan 165 orang anggota, bergegas mengemasi barang-barang mereka. Dengan didampingi para ustadzah pembimbing rayon, staf pengasuhan, dan staf pembangunan, bergotong-royong mereka mengangkut lemari-lemari ke kamar-kamar baru yang sudah ditentukan.

Rayon Aligarh sebelum dipugar, memiliki 10 ruang. Sembilan ruang digunakan untuk hunian para santriwati sedangkan satu kamar sisanya dipergunakan untuk kamar staf persepedahan yang juga menjadi pembimbing rayon Aligarh. Kira-kira dua minggu sebelum perpindahan para santriwati penghuni Aligarh, para ustadzah sudah dipindah terlebih di dahulu. Mereka dialokasikan ke kamar sebelah Bagian Penerimaan Tamu.

Momen perpindahan kamar ini menjadi media pendidikan yang cukup efektif. Melalui momen ini, jiwa sosial, gotong royong, ukhuwah dan toleransi para santriwati dapat dipupuk. Menempati kamar baru, menambah variasi suasana kehidupan dan wawasan kebudayaan, karena mereka bertemu dengan teman-teman yang baru. dyah.wonggo

Pengetahuan dari Pengalaman: DUTA GUDEP 2021

0

Gontor Putri 2“Compete in goodness” berlombalah dalam kebaikan-. Dengan perlombaan kita akan mendapat pengalaman, munumbuhkan jiwa yang kuat, pantang menyerah. Bukan juara yang hanya dilihat, tetapi sesuatu tak ternilai yang sebagian tidak menyadari bahwa dengan mengikuti perlombaan sekecil apapun itu adalah pengalaman berharga yang akan tidak terulang, jikalau terulang pun tidak akan 100% menyerupai, maka dari itu jangan menyia-nyiakan pengalaman.

Hari kamis menjadi hari yang ditunggu Andika Pramuka, karena hari kamis di Gontor menjadi hari untuk pelatihan Pramuka. Dan pada hari Kamis, 19 Agustus 2021, Andalan Koordinator Gerakan Pramuka mengadakan perlombaan yaitu DUTA GUGUS DEPAN 2021. Para peserta mengikuti beberapa tes, dimulai dari tes ujian tulis, pertanyaan, hasta karya dan showing tallent. Hingga akhirnya pada kamis siang seluruh delegasi dari masing-masing gugus depan berjumlah 3 orang berdiri di panggung yang dibedakan antara penggalang dan penegak untuk mengikuti seleksi terakhir yang menentukan 1 orang terpilih yang akan menjadi delegasi gugus depan mereka.

Final DUTA GUDEP 2021 ini terdiri dari 3 babak, adapun materi yang dilontarkan kepada peserta adalah materi pramuka sebagai materi inti dan kemampuan intelektualitas peserta di sebagian pertanyaannya. Agar para peserta mengetahui banyak hal selain pramuka, lebih banyak pengetahuan umum, seperti geografi. Babak terakhir seluruh peserta membuat Hasta karya menghias toples dengan bahan yang telah disediakan se-kreatif mungkin tanpa ada pembatasan tema dari panitia.

Adapun rekapitulasi kejuaraan Penegak adalah Annisa Salsabila (4B), dan Penggalang adalah Khayla Nisa Fathul Hidayah (3B). Begitulah salah satu cara di pondok untuk meningkatkan kualitas santriwatinya yaitu dengan perlombaan. dera