Home Blog Page 3

Seminar Mushaf Al-Qur’an: Mengupas Standar Nasional dan Digitalisasi

0

GONTOR — Seminar Mushaf Al-Qur’an bertema “Mengenal Mushaf Standar Indonesia dan Digitalisasi Mushaf Al-Qur’an” diselenggarakan pada Jumat (30/05) di Aula Pertemuan Gedung Rabithah. Acara ini menghadirkan dua narasumber dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), yaitu Al-Ustadz Bagus Purnomo dan Al-Ustadz Zamroni Ahbab, Lc., M.A.

Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada peserta dan pembimbing Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) mengenai beragam jenis mushaf yang tersebar di Indonesia dan dunia, perkembangan digitalisasi Al-Qur’an, manfaat mempelajari Al-Qur’an, serta wawasan keilmuan lainnya yang belum banyak diketahui. Panitia berharap melalui kegiatan ini, MAQ 2025 mampu melahirkan pemimpin-pemimpin cerdas yang berjiwa Qur’ani.

Dalam pemaparannya, Al-Ustadz Bagus Purnomo menekankan pentingnya memanfaatkan kemudahan akses Al-Qur’an di era modern. “Saat ini, Al-Qur’an sangat mudah diakses. Maka dari itu, tidak ada lagi alasan untuk tidak membacanya, bahkan dalam kurun waktu 24 jam sekalipun,” tegasnya.

Acara ini diikuti oleh sekitar 150 peserta, yang terdiri atas peserta MAQ, pembimbing, anggota JMQH, asatidz, dan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Suasana seminar berlangsung khidmat, dengan antusiasme peserta yang tinggi, menambah nuansa kesakralan Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam.

Panitia MAQ melaporkan bahwa seminar berjalan lancar tanpa kendala, dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB. Mereka berharap seminar ini menjadi sumber wawasan baru yang dapat diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.

Salah satu peserta, Zulfan Fatturahman, menyampaikan kesannya, “Seminar Mushaf ini sangat berguna bagi generasi muda. Karena pemimpin di masa depan berasal dari pemuda hari ini, maka untuk membentuk generasi Qur’ani, nilai dan jiwa Al-Qur’an harus ditanamkan di hati mereka sejak sekarang.”

Acara ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan seluruh peserta dan narasumber, sebagai penanda berakhirnya seminar sekaligus penguat kebersamaan dalam semangat Qur’aniyah.

(Berita : Faza, Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Hari Ketiga MAQ 2025: Persaingan Qari Muda Semakin Ketat

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

Hari Ketiga MAQ 2025: Persaingan Qari Muda Semakin Ketat

0

GONTOR Gelaran hari ke-3 Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) 2025 berlangsung dengan dinamis dan penuh semangat. Sejumlah perlombaan diselenggarakan, termasuk cabang Qiraat Mujawwadah yang digelar pada Kamis malam (29/05) di depan Gedung Laboratorium Pondok Modern Darussalam Gontor. Para qari dari berbagai pondok dalam negeri menampilkan performa yang kompetitif, mencerminkan dedikasi serta persiapan panjang yang telah mereka lakukan demi meraih hasil terbaik dalam perlombaan nasional bergengsi ini.

Salah satu cabang lomba yang telah memasuki babak final adalah Mujawwadah, yang diikuti oleh 6 kontingen dari berbagai pondok dalam negeri:

  • PMDG Kampus Pusat – M. Faqih Assabil
  • Pondok Pesantren Tazakka – M. Nizar
  • Pondok Pesantren Darul Hasbi – M. Alie Mukti
  • Pondok Pesantren Al-Amien – Azka Athoillah
  • Pondok Pesantren Nurul Hakim – Ulul Azmi
  • PMDG Kampus 3 – Nahwanda Ahmad Alannwana

Penilaian lomba didasarkan pada tiga kriteria utama: Fasohah (25 poin), Makharijul Huruf (25 poin), dan Nada atau Lagu (45 poin).

Panitia pelaksana MAQ 2025 melaporkan bahwa seluruh rangkaian perlombaan pada hari itu berjalan sesuai jadwal tanpa kendala berarti. Koordinasi antara penyelenggara, juri, dan ofisial pondok berlangsung efektif, didukung oleh sistem pengaturan teknis yang terorganisir dengan baik.

Di luar arena perlombaan, panitia juga memberikan perhatian penuh terhadap akomodasi peserta dan pembimbing. Berbagai stand penyedia sandang dan pangan disiapkan, termasuk pameran Mushaf Al-Qur’an yang menjadi daya tarik tersendiri.

Salah satu peserta MAQ 2025, Ahmad Fawwaz, menyampaikan kesannya. “Penyelenggaraan MAQ kali ini sangat membantu dalam melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang berjiwa Qurani. Stand-stand yang disiapkan panitia juga sangat memuaskan, membuat kami sebagai peserta bisa memanjakan diri setelah bertanding.”

Rangkaian perlombaan MAQ 2025 akan terus berlanjut hingga Sabtu (31/05), yang akan ditutup dengan pembagian trofi dan sertifikat kepada para pemenang.

(Berita : Faza, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

PMDG Kampus Pusat Raih Juara di Lomba Fahmil Qur’an

Kilas Balik: Mengulang Kembali Sejarah Islam

0

GONTOR — Waktu kian menipis menuju penutupan Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI). Suasana semakin intens di kalangan para peserta, terutama karena babak final dari beberapa cabang lomba mulai digelar. Salah satunya adalah cabang Islamic History Quest yang menjadi sorotan dalam perhelatan ini. Lomba ini telah memasuki tahap puncak dengan menghadirkan tiga kontingen terbaik dari berbagai pondok dan alumni, yakni PMDG Kampus 3, PMDG Kampus 5, dan Pondok Modern Tazakka.

Islamic History Quest merupakan bentuk kompetisi cerdas cermat yang menguji pengetahuan peserta dalam bidang tarikh Islam, mulai dari zaman Jahiliyyah hingga masa Kesultanan Turki Utsmani. Para kontestan dituntut memahami secara mendalam sejarah Islam dan siap menjawab pertanyaan yang dilemparkan langsung oleh dewan juri. Lomba ini bertujuan menumbuhkan ketertarikan santri terhadap sejarah Islam sekaligus memastikan generasi mendatang tetap terhubung dengan akar peradabannya.

Kontingen PMDG Kampus 3 berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara pertama pada cabang lomba ini, setelah mengumpulkan total 1500 poin. Keberhasilan ini menjadi pijakan penting untuk mendongkrak posisi klasemen mereka dalam ajang OKUI.

Sejak dimulainya babak final, kontingen PMDG Kampus 3 tampil begitu solid dan percaya diri. Mereka mampu menjawab setiap soal dengan cepat dan akurat, membuat jarak skor yang mencolok dengan lawan-lawannya. Pondok Tazakka hanya mampu mengumpulkan 300 poin, sementara Darul Qiyam memperoleh 500 poin. Final ini pun menjadi bukti keunggulan strategi dan ketajaman wawasan sejarah yang dimiliki oleh tim PMDG Kampus 3.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Rabithah dan turut disaksikan oleh beberapa santri kelas 5 KMI yang memberikan semangat serta dukungan moral bagi para peserta.

(Berita : Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

Final Hifdzul Qur’an : Kontingen Gontor Tampil Gemilang

0

GONTOR — Hari-hari terakhir Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) berlangsung dengan penuh ketegangan. Pasalnya, hampir seluruh cabang perlombaan telah memasuki babak final. Pada Kamis (29/05), panitia menyelenggarakan babak final lomba Hifdzul Qur’an yang bertempat di Aula Afternoon Lesson Activity Council (ALAC). Dari total 18 kontingen yang ikut serta, hanya tiga kontingen yang berhasil menembus babak final, salah satunya adalah Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat yang sekaligus menjadi tuan rumah perhelatan nasional ini.

Untuk memudahkan proses penyeleksian, panitia membagi peserta dalam dua kloter; kloter pertama berisi 10 peserta dan kloter kedua berisi 8 peserta. Penyeleksian menuju babak final dilaksanakan pada Selasa (27/05), dengan pembagian waktu—kloter pertama pada pagi hari dan kloter kedua pada sore hari.

Ketegangan semakin memuncak pada Rabu (28/05) saat technical meeting digelar. Panitia resmi mengumumkan tiga finalis yang berhasil melaju ke babak akhir, yakni:

  • Ahmad Fawwaz (PMDG Kampus Pusat)
  • Sulthan Rifa’i (Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang)
  • Harun Arrasyid (Pondok Pesantren Daru Hasbi)

Suasana menjadi hening dan khusyuk ketika Ahmad Fawwaz melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di hadapan juri. Penampilannya menggugah perhatian hadirin—hanya satu soal yang tidak berhasil dijawab dari seluruh pertanyaan yang diajukan dewan juri, sebuah prestasi yang membuat decak kagum seluruh peserta dan penonton.

Rencananya, pemenang lomba Hifdzul Qur’an akan diumumkan pada penutupan Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) dan MAQ pada Sabtu, 31 Mei 2025 mendatang.

Sementara itu, di luar Gedung ALAC, suasana di Lapangan Rabithah tak kalah hidup. Tempat ini menjadi ajang berkumpulnya para kontingen dari berbagai pondok pesantren, saling berbagi cerita dan pengalaman perjuangan dalam menghafal Al-Qur’an. Seorang peserta bahkan membagikan kisahnya yang rela berpantang makanan berminyak demi menjaga suara dan performa terbaik saat perlombaan. Di tengah kompetisi yang sengit, semangat inklusivitas dan saling menghormati tetap terjaga dengan kuat di antara para peserta.

Pihak panitia menyampaikan bahwa seluruh perlombaan hari ini berjalan lancar, meskipun sempat terjadi penyesuaian jadwal karena beberapa kendala teknis yang berhasil diatasi.

Dengan semangat kompetisi yang sehat dan ukhuwah yang terus terpelihara, MAQ tahun ini kembali menegaskan bahwa pemimpin masa depan adalah mereka yang berjiwa Qur’ani dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

(Berita : Faza, Haqi, Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

PMDG Kampus Pusat Raih Juara di Lomba Fahmil Qur’an

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

OKUI : Mengasah Kecerdasan Santri dalam Berlogika

0

GONTOR — Kontingen Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat kembali menorehkan prestasi gemilang dalam rangkaian acara Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) yang digelar pada Kamis (29/5) di Lapangan Rabithah. Mereka berhasil meraih Juara 1 dalam cabang lomba War of Math setelah bersaing ketat dengan tiga kontingen lainnya: Pondok Ar-Risalah, PMDG Kampus 3, dan PMDG Kampus 4.

Tim PMDG Kampus Pusat terdiri dari Putra Adi (kelas 3D), Akbar Kumara (kelas 4B), dan Habiburrahman (kelas 5B). Mereka berhasil meraih 49 poin, unggul tipis atas PMDG Kampus 3 (45 poin), Pondok Ar-Risalah (44 poin), dan PMDG Kampus 4 (34 poin).

Kemenangan ini menjadi gelar perdana yang diraih PMDG Kampus Pusat dalam perhelatan OKUI tahun ini. Sementara itu, cabang lomba lainnya seperti debat, cerdas cermat, dan Islamic Knowledge masih berada di babak semifinal.

Pada babak final War of Math, para peserta diberikan waktu 45 menit untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang bervariasi dan terdiri dari beberapa tingkat kesulitan. Soal-soal tersebut ditempatkan di empat papan tulis untuk meningkatkan intensitas lomba sekaligus memacu adrenalin peserta. Dalam suasana kompetitif, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci utama untuk meraih poin.

Dalam sesi wawancara, salah satu anggota tim, Putra Adi, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian timnya dan menjelaskan strategi yang digunakan.

“Kita menggunakan strategi duo and solo — dua orang fokus mengerjakan soal yang sulit, sementara satu orang lainnya mengerjakan soal yang lebih mudah. Selain itu, kami lebih mengutamakan ketepatan dibanding sekadar kecepatan,” ujarnya.

Hasil ini menjadi pelecut semangat bagi kontingen lain untuk terus berjuang. Masih ada beberapa hari tersisa dalam ajang OKUI, memberi kesempatan bagi seluruh peserta untuk meningkatkan kualitas tim dan membalikkan keadaan. Garis finis memang sudah dekat, tetapi drama belum berakhir.

(Berita : Daniel, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

OKUI Pertemukan Talenta Terbaik Indonesia

Gontor Gelar Mahrojan Al-Qur’an Nasional: Ajang Unjuk Kebolehan Qari Muda

0

GONTOR — Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menjadi tuan rumah perhelatan berskala nasional Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) yang diselenggarakan pada Senin (26/5) hingga Sabtu (31/5). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Peringatan 100 Tahun PMDG, dan menjadi ajang unjuk kebolehan para qari muda dari berbagai pondok pesantren di Indonesia dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tartil dan penghayatan mendalam.

Setelah melalui beberapa hari perlombaan, babak final MAQ cabang Murottalah digelar pada Rabu (29/5) bertempat di Gedung Pertemuan Afganistan. Final ini diikuti oleh lima kontingen: PMDG Kampus Pusat, PMDG Kampus 4, Pondok Pesantren Daru Hasbi, Pondok Pesantren Al-Ikhlas, dan Pondok Pesantren Darunnajah. Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB hingga 09.15 WIB.

Perlombaan Murottalah dibagi ke dalam dua kategori, yakni Murottalah Shighar (tingkat dasar) dan Murottalah Kibar (tingkat lanjut). Aspek penilaian utama meliputi makharijul huruf, tajwid, kefasihan pengucapan, dan keindahan nada lagu. Setiap kontingen mengirimkan dua peserta, masing-masing diberikan waktu 10 menit untuk tampil di hadapan dewan juri.

MAQ menjadi ajang yang mempertemukan talenta-talenta qari terbaik dari seluruh penjuru negeri. Di sini, para peserta tidak hanya diuji kemampuan teknis, namun juga digembleng mental juara, serta dibentuk karakter dan akhlaknya. Harapannya, ajang ini dapat melahirkan generasi Mundzirul Qoum wa Munqidzul Ummah — penunjuk jalan bangsa dan pembina umat

Suasana acara berlangsung khusyuk dan tertib. Para hadirin yang memenuhi Gedung Afganistan menyimak lantunan ayat dengan penuh kekhidmatan. Tak sedikit santri serta pengunjung dari luar kota yang turut hadir secara langsung untuk menyaksikan keindahan bacaan para peserta.

Rangkaian MAQ direncanakan berlangsung selama satu minggu, dengan agenda tambahan seperti kunjungan studi ke Universitas Darussalam (UNIDA) dan seminar mushaf yang akan digelar pada Jumat (30/5) di Aula Gedung Rabithah. Seluruh rangkaian acara ini menjadi simbol bahwa Gontor tak hanya mencetak pemimpin yang berilmu, tetapi juga pemimpin global yang cerdas dengan Al-Qur’an sebagai dasar hidupnya.

(Berita : Faza, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewe : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG

PMDG Kampus Pusat Raih Juara di Lomba Fahmil Qur’an

0

GONTOR – Kontingen Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus Pusat berhasil mengharumkan nama almamater dengan meraih juara pada cabang Fahmil Qur’an dalam Mahrojan Al-Qur’an (MAQ) 2025. Dalam perlombaan tersebut, mereka mengumpulkan total nilai sebesar 1.350 poin, menjadikan mereka juara pertama dalam ajang bergengsi ini.

Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Peringatan 100 Tahun Gontor, dengan tujuan agar para santri dapat lebih mendalami ajaran Islam, khususnya dalam bidang kajian Al-Qur’an.

Terdapat 16 kontingen dari berbagai pesantren yang berhasil lolos ke babak final cabang Fahmil Qur’an, di antaranya PMDG Kampus Pusat, Daru Hasbi, Tazakka, Darunnajah, Rafah , dan Ar Ridho. Dari total 15 kontingen yang berpartisipasi, 9 kontingen tereliminasi pada babak penyisihan yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) PMDG, Rabu–Kamis (27–28/5).

Pada sesi tanya jawab, kontingen Gontor sempat tertinggal dengan hanya mengumpulkan 850 poin, menempatkan mereka di posisi ketiga. Namun, pada sesi rebut soal, semangat juang para santri kembali menyala. Didukung sorak-sorai dari para penonton, mereka berhasil mengejar ketertinggalan dan menambah 500 poin, hingga akhirnya keluar sebagai pemenang.

Fahmil Qur’an merupakan bentuk cerdas cermat dalam bidang keislaman, khususnya kajin Al-Qur’an, yang mencakup materi tauhid, tajwid, nazhamah, ‘ulumul Qur’an, dan hadits. Dalam perlombaan ini, para peserta dituntut untuk memahami, menghafal, serta menjawab dengan cepat dan tepat.

“Cerdas cermat itu bukan hanya soal pelajaran umum, tapi juga tentang pendidikan Islam, khususnya ilmu-ilmu al-Qur’an. Maka perlombaan ini sangat penting,” ujar panitia MAQ, Al-Ustadz Aqil Ibnu Labib.

Persiapan Tim Gontor

Setelah pengumuman pendaftaran lomba MAQ dibuka kepada seluruh santri PMDG, tiga santri terpilih mewakili Gontor Kampus Pusat dalam cabang Fahmil Qur’an. Sejak awal, mereka mulai mencari referensi soal-soal perlombaan tingkat nasional sebagai bahan latihan.

Tepat pada Hari Raya Idul Fitri 1446 H, panitia lomba membagikan kisi-kisi soal kepada seluruh kontestan. Hal ini menjadi motivasi besar bagi tim Gontor. Mereka segera membagi materi dan fokus mendalami bidang masing-masing, agar persiapan menjadi lebih matang dan terarah.

(Berita : Haqi, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif, Ghazi)

Related Articles :

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG

Syarhil Qur’an Warnai Malam Mahrojan 100 Tahun Gontor

0

GONTOR–Setelah resmi dibuka oleh Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi dua hari lalu, Mahrojan al-Qur’an sukses menyelenggarakan berbagai perlombaan sesuai jadwal yang telah direncanakan. Meski harus mengikuti rentetan kegiatan dari pagi hingga malam, para peserta tetap menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi.

Salah satu cabang yang dipertandingkan adalah Musabaqah Syarhil Qur’an, yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus Pusat. Perlombaan ini melibatkan tim beranggotakan tiga orang, yang bertugas menjelaskan isi kandungan al-Qur’an melalui tiga elemen utama: pembacaan ayat, puitisasi terjemah, dan uraian tafsir yang disampaikan secara harmonis dan terpadu.

Sejak pukul 19.45 WIB, satu per satu tim dari berbagai kontingen tampil secara maksimal. Setiap regu diberikan waktu hingga 15 menit untuk menyampaikan penampilan mereka. Suasana perlombaan terasa hangat dan penuh semangat. Para peserta dari tiap kontingen tampak antusias menyaksikan dan mendukung tim mereka dari bangku penonton.

Salah satu kontingen yang tampil malam itu berasal dari Pondok Pesantren Daru Hasbi, Jakarta. Menurut pengakuan mereka, persiapan untuk mengikuti lomba ini telah dilakukan sejak satu bulan sebelumnya. “Tidak menyangka bisa datang dan tampil di Gontor. Tentunya kami sangat senang dan bangga,” ujar salah satu peserta.

Melalui cabang Syarhil Qur’an, para peserta tidak hanya diuji dalam kemampuan membaca dan memahami ayat-ayat suci, tetapi juga dilatih untuk menyampaikan pesan-pesan al-Qur’an secara terstruktur, retoris, dan menyentuh. Penilaian lomba meliputi aspek bacaan ayat, puitisasi atau sari tilawah, uraian isi kandungan, serta keserasian dan kerja sama antaranggota tim.

Mahrojan al-Qur’an merupakan bagian dari rangkaian peringatan 100 Tahun Gontor, yang mengangkat nilai-nilai pembinaan karakter santri melalui al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Sejak awal berdiri, Pondok Modern Darussalam Gontor terus menggelorakan semangat mencintai, memahami, dan mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Mahrojan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga wadah untuk memperkuat spiritualitas dan karakter generasi muda Islam.

(Berita : Izfian, Foto : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif)

Related Articles :

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG

Gontor Gelar Lomba Ornamen Al-Qur’an Berstandar Nasional

Santri Adu Ilmu dan Teknologi di Hari Kedua OKUI

0

GONTOR-Olimpiade Kader Ulama Intelek (OKUI) menghadirkan beragam perlombaan menarik pada hari kedua pelaksanaannya, Rabu (28/5). Di antaranya adalah Mujtahid Quest yang berlangsung di panggung utama OKUI, dan Sumobot yang digelar di auditorium Gedung Robitoh. Kedua perlombaan tersebut masing-masing diikuti oleh 28 peserta dari 14 pondok pesantren.

Mujtahid Quest merupakan ajang adu kecakapan dalam bidang fikih, khususnya dalam menelaah kitab Bidayatu-l-Mujtahid. Dalam kompetisi ini, peserta dihadapkan pada pertanyaan seputar permasalahan fikih sesuai dengan bab yang diperoleh melalui undian elektronik. Suasana lomba yang berlangsung di panggung utama terasa meriah sekaligus menegangkan.

Bidayatu-l-Mujtahid sendiri adalah kitab fikih empat mazhab—Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi—karya Ibnu Rusyd. Kitab ini membahas secara mendalam perbedaan pendapat para ulama klasik dalam menyikapi berbagai persoalan fikih kehidupan.

Dalam waktu sepuluh menit, para peserta harus mempresentasikan jawaban atas masalah yang mereka dapatkan, dengan mengacu pada kitab tersebut. Mereka dituntut untuk menjelaskan perbedaan pendapat antar-ulama, dalil-dalil yang digunakan, serta menyampaikan pendapat yang dianggap paling kuat menurut kajian dalam kitab.

Sementara itu, di auditorium Gedung Robitoh, para peserta lomba Sumobot mengikuti pengarahan dari dewan juri, sekaligus melakukan pengecekan dan persiapan akhir sebelum pertandingan yang akan digelar pada Kamis (29/5). Dalam perlombaan ini, robot hasil rakitan peserta akan saling bertanding untuk menjatuhkan lawan di arena khusus yang disediakan panitia. Robot dikendalikan secara jarak jauh, dan harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

Para delegasi menyambut positif dan antusias terhadap perlombaan semacam ini. Menurut mereka, lomba Sumobot menjadi sarana bagi santri yang memiliki minat dan bakat di bidang robotika untuk mengembangkan kemampuannya secara lebih terarah.

“Dengan adanya kompetisi ini, kemampuan santri terasah melalui persiapan yang matang untuk menghadapi lomba. Bahkan jika kalah sekalipun, mereka bisa mengetahui kekurangannya dan memperbaikinya. Santri pun dapat terus berkembang dan mempertajam keahliannya,” jelas Al-Ustadz Izzuddin Nashrullah, pembimbing delegasi PMDG Kampus 4, kepada Tim Humas dan Publikasi Peringatan 100 Tahun Gontor.

(Berita : Ghazi, Fotografer : Tim Dokumentasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif)

Related Articles :

OKUI 2025 Dimulai, Santri dari Seluruh Nusantara Unjuk Gigi di Gontor

OKUI Pertemukan Talenta Terbaik Indonesia

Gontor Gelar Lomba Ornamen Al-Qur’an Berstandar Nasional

0

GONTOR-Hari kedua pelaksanaan Mahrojan Al-Qur’an dalam rangka Peringatan 100 Tahun Gontor di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berlangsung khidmat dan penuh antusiasme. Salah satu lomba yang dinantikan adalah lomba penulisan Ornamen Hiasan Mushaf yang diikuti 19 peserta dari berbagai pesantren di seluruh Indonesia.

Lomba dimulai pada pukul 08.00 WIB di auditorium Gedung Robitoh. Setiap peserta diberi waktu kurang lebih 8 jam untuk membuat ornamen halaman pembuka Al-Qur’an dengan corak Nusantara. Untuk menunjang kenyamanan peserta, panitia mengatur agar suasana auditorium yang dijadikan lokasi tenang dan tidak terganggu oleh kebisingan apapun serta menyediakan pendingin ruangan.

Asisten juri perlombaan ini, Al-Ustadz Abdul Aziz Zamzami, menjelaskan bahwa ini adalah lomba yang tergolong baru dan jarang diadakan di Indonesia. “Lomba ini jarang diadakan dan memerlukan waktu cukup lama. Di usia Gontor yang keseratus ini, lomba ini diadakan untuk menyamakan kualitas Gontor dengan skala nasional.” Ujar beliau kepada Tim Humas dan Publikasi Peringatan 100 Tahun Gontor.

Para peserta terlihat serius dan sangat teliti ketika menyelesaikan karya mereka. Beberapa dari mereka datang dari luar pulau Jawa untuk menjadi bagian dari kompetisi yang bersejarah untuk Gontor ini.

Dewan juri yang ditunjuk untuk menilai hasil karya peserta merupakan pakar di bidang kaligrafi dan sudah diakui kualitasnya oleh kaligrafer internasional. Penilaian dilakukan dengan melihat segi desain, kombinasi warna, dan kerapihan serta akan dijalankan tertutup. Hasil perlombaan ini akan diumumkan pada acara penutupan di depan Gedung Aligarh pada Jumat (30/5) malam.

(Berita : Ghazi, Foto : Tim Publikasi Peringatan 100 Tahun Gontor, Reviewer : Winka, Alif)

Related Articles :

Mahrojan Al-Qur’an Semarakkan Peringatan 100 Tahun PMDG