Home Blog Page 361

Takbir Idul Adha Menggema dilangit Gontor 2

0

KAMPUS 2 – Gema takbir mengangkasa dilangit, mengagungkan kebesaran Allah. Takbir, tahmid,tasbih terlantunkan oleh seluruh kaum muslim dan menggema diseluruh penjuru negeri, tak terkecuali dipondok kita tercinta. Meskipun para santri melaksanakan perayaan hari raya idul adha jauh dari sanak family, tetapi tidak mengurangi kegembiraan dan kemeriahan ibadah suci ini.

Takbir Keliling Sekitar desa Madusari
Takbir Keliling Sekitar desa Madusari

Selepas sholat isya tepat, seluruh santri telah bersiap-siap dilapangan Sintesa dengan perasaan riang gembira guna melaksanakan takbir keliling sekitar desa madusari. Malam itu, dengan obor minyak ditangan, seluruh santri bertakbiran keliling bersama-sama dengan para asatidz.

Selain melaksanakan takbir keliling, agenda pada (11/9) minggu malam itu adalah berkumpul di masjid jami’ guna mendengarkan tausiyah malam takbiran dan nasehat oleh Bapak Pengasuh. Selaku pembicara pada tausiyah malam takbiran adalah Al-Ustadz Jazmi Zulhilmi, S.Pd.I, yang menyampaikan tentang sejarah diadakannya ibadah Idul Adha dan hikmah yang dapat diambil dari sejarah tersebut serta peneladanan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS.

Dilanjutkan setelah itu mendengarkan wejangan dan nasehat dari Bapak Pengasuh tentang kepondokmodernan secara umum dan mengenai Idul Adha secara khusus. “dalam peringatan 90 tahun Gontor ini, kita mencoba untuk merefleksi nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan dari para pendiri pondok dan orang-orang terdahulu. Sama halnya dalam peringatan ibadah ini, kita juga mencoba menghadirkan ruh perjuangan dan perjuangan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS beserta anaknya Nabi Ismail AS.”

Diakhir nasehat, Bapak Pengasuh berharap kepada seluruh santri dan para guru agar bisa menjalankan seluruh kegiatan akademis dan non akademis dengan semaksimal mungkin, tanpa mengurangi pentingnya kegiatan tersebut sedikitpun.

 

“Laksaman Cheng Ho” Ramaikan Apel Tahunan

0

KAMPUS 2 – Pada Rabu (3/8) pagi yang bertepatan dengan 29 Syawwal 1437 H, tidak seperti hari biasanya seluruh penghuni Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 sudah berkumpul di lapangan hijau tepat pukul 06.00 WIB guna mengikuti acara yang sangat penting yaitu, Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy.
Berbeda dengan pelaksanaan Apel Tahunan tahun lalu, pada tahun ini Apel Tahunan pondok-pondok cabang dilaksankan secara serentak dalam satu waktu yang bersamaan. Hal ini mengingat padatnya acara Peringatan 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pengibaran Bendera Merah Putih oleh paskibraka
Pengibaran Bendera Merah Putih oleh paskibraka

Acara diawali dengan pengibaran bendera merah putih oleh anggota paskibra, yang membentuk formasi angka romawi 90 dan 20. Angka tersebut melambangkan 90 tahun usia Pondok Modern Darussalam Gontor dan 20 tahun berdirinya Gontor 2. Alhamdulillah, pengibaran bendera berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun.

Dilanjutkan setelah itu dengan amanat Bapak Pimpinan yang diwakilkan oleh KH. Imam Sobari. Beliau menyampaikan beberapa pidato pimpinan,“ hidup bergerak, maju berkembang, bermanfaat insha Allah. Diantara anak-anakku ada yang sudah besar tapi banyak pula yang kecil fisiknya, tetapi insha Allah besar jiwanya, tinggi semangatnya, kuat niatnya, suci hatinya, luhur cita-citanya, tidak kalah dengan orang-orang yang besar fisik lahiriyahnya dan nasib duniawiyahnya, tidak minder, tidak iri, dan tidak dengki ”.

Sebagai penambah kemeriahan apel tahunan, ada berbagai macam penampilan adat dan budaya serta kesenian lainnya, bukan hanya budaya Indonesia tetapi juga budaya negara kainnya. Pada acara penampilan tahun ini mengangkat tema “ Perjalanan Laksaman Cheng Ho”. Dibuka dengan penampilam Marching Band Gemanada Darussalam (MBGND) dan penyampaian puisi. Berurutan setelah itu penampilan dari tari Shaolin, tari aceh, tari Singa Deprok, tari Campur Sari, tari Topeng Ireng, tari Reyog Ponorogo, tari Kecak Bali, tari Malulo, tari Muaythai Thailand, tari Capoera Brazil, tari India, tari Arab, dan ditutup dengan penampilan Gorda Band live musik.

Laporan Panitia Bulan Syawwal Ajari Pengurus Tanggungjawab

0

KAMPUS 2 – “Patah tumbuh hilang berganti, sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti”, merupakan filosofi yang selalu diterapkan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor untuk mendidik santri-santrinya dalam hal keorganisasian. Setelah sekitar sebulan lebih Panitia Bulan Syawwal di bentuk dan dilantik oleh bapak pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor kampus 2, kini tibalah waktunya bagi mereka untuk melaporkan hasil kerja yang telah sekian lama dilaksanakan. Laporan yang jelas dan rapi dari segala aspek, merupakan hal yang wajib bagi seluruh ketua bagian yang nantinya akan membacakan laporannya didepan seluruh santri. Karena Administrasi yang rapi, wajib dan mutlak untuk menjaga kepercayaan.

Penyerahan Laporan Pertanggungjawaban kepada Bapak Pengasuh
Penyerahan Laporan Pertanggungjawaban kepada Bapak Pengasuh

Tepat pada hari Ahad (24/7), seluruh santri dan bapak guru Pondok Modern Darussalam Gontor kampus 2, berkumpul di depan masjid untuk mengikuti acara Laporan Pertanggungjawaban Panitia Bulan Syawwal yang dilaksanakan kurang lebih selama 2 hari, yakni dari hari Ahad pagi sampai Senin malam. Acara yang dilaksanakan selama 4 pertemuan ini mencakup beberapa babak, yakni laporan Musyawarah Kerja OPPM dan Koordinator, yang dilanjutkan dengan Laporan Pertanggung Jawaban setiap bagian dalam panitia bulan Syawwal, serta akan di tutup dengan Resufle pengurus OPPM.

Sebelum ketua bagian memulai laporan pertanggungjawaban, bapak pengasuh memberikan pesan dan nasehat bagi seluruh santri, terkhususkan untuk pengurus OPPM dan PBS. Dan juga menyampaikan beberapa solusi dari permasalahan yang sedang dialami oleh para pengurus organisasi. Selain itu, bapak pengasuh juga memberikan evaluasi kepengurusan tahun lalu, supaya tidak terjadi di tahun ini.mumtaz

Konser Band Wali Ikut Ramaikan Pesta Milad ke-90 Pondok Modern Darussalam Gontor

0

DARUSSALAM – Penampilan Grup Band Wali di Pondok Modern Darussalam Gontor pada Minggu (28/8) sukses menghibur para hadirin mulai dari santri, guru, hingga masyarakat sekitar. Grup band yang beranggotakan 4 orang mantan santri yaitu Faank (vokalis), Apoy (Gitaris), Bustomi (Drummer), dan Hamzah Shafi (Keyboardis) tersebut membawakan 11 buah lagu antara lain Cari Berkah, Emang Dasar, Nenekku Pahlawanku, Salam 5 Waktu, Hymne oh Pondokku, Baik-baik Sayang, Ada Gajah Di Balik Batu, Doaku Untukmu Sayang, Taubat Maksiat, Aku Bukan Bang Toyyib, dan Cari Jodoh.

Acara dimulai pukul 20.30 dan dipandu oleh dua pembawa acara yaitu Al-Ustadz Nida Husna dan Al-Ustadz Rudi. Kedua pebawa acara tersebut bersifat non formal sehingga mereka seringkali mengajak penonton untuk tertawa dengan pantun dan tebak-tebakan.

Sebelum Band Wali tampil pada konser tersebut, terlebih dahulu tampil 2 grup band Juara Gontor Music Festival kemarin yaitu Pondok Pesantren (PP) Al-Iman Ponorogo dan Kampus PMDG. PP Al-Iman membawakan sebuah lagu yaitu lagu Menembus Batas ciptaan kyai mereka, K.H Ahmad Zawawi sedangkan PMDG Kampus Pusat menampilkan dua buah lagu diantaranya adalah Taubat Maksiat milik Wali.

wali-bergaya1Konser tunggal yang disiarkan di Gontor TV secara streaming tersebut disambut antusias oleh para santri khususnya dan juga masyarakat.

Dalam pertunjukan Wali Band tidak hanya membawakan lagu-lagu ciptaan mereka saja, bahkan lagu Hymne “Oh Pondokku” pun mereka sajikan untuk para penonton yang kebanyakan dating dari kalangan santri. Beberapa kali Faank dan Apoy bernostalgia dengan masa kesantrian mereka dengan sedikit mengucapkan kata-kata berbahasa arab.

Selain menghibur dengan nyanyian, Wali pun menyuguhkan beberapa penampilan lain seperti atraksi gitar dari Apoy, pertunjukan drum dari Bustomi dan lain sebagainya. Faank pun meyisipkan potongan lirik lagu “Sakitnya tuh disini” disela-sela lagu Aku Bukan Bang Toyyib. Ia pun kerap mengajak para penonton ikut serta menyanyi bersama.

Konser tersebut mendapat berbagai tanggapan positif dari beberapa kalangan seperti aparat Keamanan yaitu Sersan II Kandar, dan Brimka Agus, Al-Ustadz Bramantya serta bagian Keamanan OPPM yaitu Syeh Aindallah.

                “Sangat baik karena ini juga melestarikan budaya Indonesia dan menunjukkan kecintaan pada kesenian, juga yang ada hanya di Gontor sekolahan bisa mengundang grup Band Wali,” ujar Brimka Agus salah satu aparat kepolisian.

                “Luar biasa, sangat menghibur karena project lagu Wali untuk santri mengandung pesan-pesan Islami, juga mengandung nilai-nilai kehidupan. Saya harap para santri jadi lebih bersemangat dalam mengembangkan potensi mereka di bidang kesenian,” ujar Al-Ustadz Bramantya Dananjaya. biibmufassir

Indahnya Malam Takbiran di Pondok Modern Darussalam Gontor

0

DARUSSALAM – Pada malam menjelang Hari Raya Idul Adha, terdengar suara takbir berkumandang begitu merdu, terlihat para santri berbondong-bondong berjalan menuju Balai Pertemuan Pondok Modern Darussalam Gontor (BPPM) guna mengikuti acara Malam Takbiran menjelang Hari Raya Idul Adha. Malam takbiran di PMDG terasa lebih spesial, karena disini seluruh santri dan guru mengikuti pertemuan dengan Bapak Pimpinan di satu tempat untuk mendengarkan ceramah tentang Hari Raya Idul Adha, sebagai rasa syukur atas nikmalam-takbiran-2mat yang telah diberikan-Nya kepada seluruh umat islam di dunia.

Ahad malam (11/9), Ustadz Abdul Amim selaku penceramah yang bertugas pada malam itu beliau menyampaikan bahwa Hari Raya Idul adha adalah hari yang sangat bersejarah bagi Umat Islam di dunia, hari dimana tauhid dan keikhlasan seorang nabi benar-benar diuji dan dipertaruhkan, memperjuangkan akidah supaya tetap kokoh tidak terhasut oleh bisikan setan yang ingin melemahkan iman seorang Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihissalam.

Pada malam itu K.H. Hasan Abdullah Sahal beliau juga menyampaikan dalam pidatonya, agar santri jangan melupakan sejarah Islam yang penuh dengan perjuangan dan keikhlasan, di dalam menegakkan kalimat La Ilaha Illallah untuk kejayaan umat islam. rosikh

 

Musyawarah Kerja Rayon Tanamkan Nilai Kedisiplinan Santri dalam Beraktifitas

0

DARUSSALAM – Musyawarah kerja rayon adalah salah satu program OPPM untuk menjunjung tinggi disiplin yang ada di asrama bagi tiap mudabbir dan anggota yang bertempat tinggal di rayon tersebut. Melalui musyawarah ini, munculah ide-ide cemerlang yang disepakati bersama antara mudabbir dan anggotanya untuk memupuk jiwa ukhuwah islamiyyah dan rasa memiliki diantara mereka, disamping itu mudabbir dapat lebih mudah memahamkan anggotanya mengenai disiplin beraktifitas dalam  keseharian di asrama maupun di luar asrama, karena hasil musyawarah ini akan digunakan dalam keseharian mereka sampai satu tahunmuker-2 kedepan.

Sabtu malam (10/9) Gedung Baru Shigor (GBS) lagi-lagi keluar sebagai asrama yang terbaik di ajang perlombaan antar rayon, kali ini mereka berhasil meraih juara umum dalam penyelenggaraan  acara musyawarah kerja rayon, acara yang diselenggarakan di Gedung Robithah ini melibatkan seluruh santri dari 21 asrama yang berbeda beserta para pembimbing dari tiap-tiap asrama. Nampak terlihat semangat yang berkobar dari tiap asrama dalam menjalankan musyawarah kerja ini, mereka berlomba-lomba menjadikan asrama mereka keluar sebagai yang terbaik dalam penyelenggaraan Muker ini, namun tujuan awalah yang harus diperhatikan yaitu menjalankan hasil musyawarah yang telah disepakati dalam musyawarah ini. rosikh

Drama 4 Sintesa Meriahkan Acara Sidasa Band

0

DARUSSALAM – Acara demi acara yang terlehat di BPPM terlaksana sudah, Sidasa Band pun akhirnya menjadi penutup rentetan acara Khutbatu-l-‘arsy yang dipanitiai santri kelas 3 intensif dan 4 Kulliyatu-L-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Dengan bertemakan Aligarh yang diteladani kemodernannya, acara ini membawakan unsur kemodernan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), yaitu dengan menampilkan beberapa pertunjukan seperti : Nasyid, Pantomim, Band, Acrobatic, Seni Bela Diri dan Drama 4 Sintesa.

                Senin malam (8/9), terlihat antusias para penonton yang memenuhi balai pertemuan menungggu acara Sidasa Band ini dimulai, Drama 4 Sintesa pun menyelingi tiap penampilan pada acara ini, menggambarkan nila-nilai kemodernan, keteladanan kiai, waqaf pondok serta kedamaiannya yang mewarnai kehidupan santri gontor dalam kesehariannya. Rayon yang keluar sebagai juara kali ini adalah saudi 3 lt.1, meski dengan jumlah mereka yang lebih sedikit dari asrama lainnya mereka bisa meraih juara mengalahkan rayon santri baru yang jumlahnya lebih banyak, membuktikan bahwa kualitas lebih utama dari kuantitas dan kesungguhan dapat mewujudkan segalanya.

Acara ini dihadiri oleh Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor K.H. Hasan Abdullah Sahal dan dibuka oleh Al-Ustadz H. Suraji Badi’, dan diakhiri dengan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba Khutbatu-l-‘Arsy. rosikh

Terima Kasih Ayah, Kami Bangga Menjadi Bagian dari Sejarah ini (Bag. 2-selesai)

0

Usai rentetan perlombaan tadi, belum usai juga seluruh tugas kami. Masih ada latihan DASS, Workshop Marching Band, dan Jambore. Karena Jambore digelar di Gontor Kampus 2, tak banyak pengalaman yang kami rasakan di dalamnya, terkecuali para pesertanya. Adapun yang paling berkesan bagi kami adalah latihan DASS. Jikalau Drama Arena hanya untuk kelas 5, Panggung Gembira hanya untuk para santri selain kelas 5, maka DASS, diperuntukkan bagi semua santri dan guru, muda maupun tua. Hampir seribu orang diizinkan meninggalkan beberapa jam pelajaran demi menggelar latihan. Dan hasilnya cukup manis, kami berhasil menampilkan sesuatu yang belum pernah khalayak ramai tonton. Kami sungguh bahagia. Sekali lagi, terima kasih Ayah.

Selesai seluruh rentetan kegiatan Santri, rasanya Pondok sudah beranjak normal kembali. Saat itu kami mendengar bahwa Presiden belum pasti datang. Meski pada akhirnya, dua hari sebelum hari H, kami kembali dikumpulkan untuk menggelar gladi penyambutan. Berarti, Pak Presiden, Pak Joko Widodo, pasti datang. Seluruh rentetan prosedur protokoler dan pengamanan kembali digelar.

Namun untuk yang ketiga kali ini, kami tak terlalu asing dengan cara penyambutan ini. Kami sudah tahu, kami sudah berpengalaman. Tak perlu diajari, rasanya kami sudah siap dengan proses penyambutan rumit ini. Mulai dari penyebaran pagar betis, pengadaan Paskibra dan Marching Band, penempatan santri, memasuki metal detector, pasukan militer yang berdiri sebagai ‘tirai’ di depan kami, hingga penertiban bangku dan meja, kami sudah hafal semuanya.

Hingga akhirnya, puncak kegiatan itu datang juga. Tepatnya tanggal 19 September 2016. Hari bersejarah bagi kami. Hari maha penting bagi kami. Presiden ke-7, Pak Joko Widodo hadir tepat di tengah-tengah kami. Ini seperti mimpi. Orang yang selama ini hanya hadir di televisi, kini benar-benar nyata di depan mata kami. Rasa bangga dan haru menyelimuti kami. Tak hanya Presiden, menteri-menteri, pejabat-pejabat penting, hingga petinggi militer yang selama ini kami melihat di televisi, kini berada tepat di depan kami.

Entah kami duduk di kelas berapa pun, sebagai santri, kami sangat bangga menjadi bagian dari Peringatan ini. Kami bangga menjadi bagian dari Pondok ini. Kami sungguh bangga menjadi santri Pondok ini. Terlebih saat Presiden mengatakan, “Terima kasih karena di Indonesia, ada Pondok Modern Darussalam Gontor.” Tangis kami tumpah ruah, terharu dengan apresiasi orang nomor satu di negeri kami terhadap Pondok.

Hingga suatu saat nanti, akan kami ceritakan kisah ini kepada generasi-generasi selanjutnya. Saat kami menjadi guru nanti, kami akan berkisah kepada para santri. “Nak, dulu Ustadz masih merasakan Peringatan 90 tahun. Saat itu kami……,” cerita kami sulit untuk disembunyikan dan ditutupi di depan para santri.

Sekali lagi. Terima kasih Ayah, kami bangga menjadi bagian dari sejarah ini. Ayah kami, Pondok Modern Darussalam Gontor.Binhadjid

“Terima Kasih Ayah, Kami Bangga Menjadi Bagian dari Sejarah ini” (Bag. 1)

0

Tanpa terasa Peringatan 90 Tahun Gontor telah berlalu. Suka duka kami lewati dengan kebersamaan. Kami merasa sangat bangga telah menjadi bagian dari Peringatan ini, kami sungguh bahagia menjadi bagian dari sejarah ini. Sejarah Peringatan 90 Pondok Modern Darussalam Gontor. Peringatan kesepuluh yang digelar oleh Pondok tercinta kami.

Rasanya sebulan ini adalah sebulan yang sungguh berarti bagi kami. Dari kulitnya saja kami tampak sering meninggalkan ruang kelas untuk berbagai kegiatan di sana sini. Sebagai santri, kami sangat disibukkan dengan kegiatan Peringatan 90 tahun, khususnya dengan kedatangan tiga tamu maha penting ke Pondok kami.

Berawal dari Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmad Thayyib. Awalnya, kami tak tahu banyak tentang apa dan siapa beliau. Perlahan kami menelaah, ternyata beliau adalah Pemimpin tertinggi Universitas Al-Azhar, sebuah lembaga pendidikan yang kami idam-idamkan sejak dulu, sekaligus menjadi sintesa Pondok kami. Beberapa hari kami disibukkan dengan persiapan penyambutannya, hingga kami juga meninggalkan ruang kelas. Namun, betapa hari itu kami mendapat pelajaran berharga. Pelajaran bagaimana merajakan tamu. Pelajaran penting, bahwa Pondok kami, teramat profesional dan terlatih dalam menyambut tamu sehebat apapun.

Pun juga saat kedatangan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Lagi-lagi kami disibukkan dengan banyak persiapan. Termasuk gladi yang digelar berkali-kali. Sekilasnya saja persiapan tersebut adalah bagian dari prosedur Pondok menerima tamu negara. Namun sejatinya, Pondok sedang mendidik kita. Pondok sedang mengajari kita bagaimana ikromu adh-dhuyuf (menerima tamu). Satu pelajaran penting yang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kami melihat betapa banyaknya tentara dan polisi yang berlalu lalang di sekitaran Pondok. Kendaraan-kendaraan mewah dari protokoler istana, provinsi, dan daerah, serta kendaraan militer dari mobil tentara hingga Panser ‘Anoa’, juga dikerahkan mengamankan Pondok kami. Kami sungguh bangga melihat betapa besar perhatian Negara terhadap Pondok kami. Meski hanya sehari dua hari, namun kami sangat bangga dengan Pondok ini. Kami semakin cinta dan rindu terhadap Pondok ini.

Dalam bulan Peringatan ini digelar, kami sangat disibukkan dengan banyaknya kegiatan Divisi Santri. Sebagian dari kami mengikuti acara Pekan Olahraga dan Seni, Olimpiade Sains, Gontor Music Festival, Cerdas cermat, dan Haflah Tilawah al-Qur’an. Selama hari-hari itu, kegiatan belajar mengajar di kelas kami sedikit terganggu. Hingga kelas-kelas kami digabung, agar tenaga pengajar menjadi efektif dan efisien.

Ditambah lagi dengan latihan Darussalam All Star Show (DASS), ruang kelas kami menjadi semakin kosong tiap paginya. Hanya setengah atau bahkan seperempat kelas yang hadir. Namun di situ baru kami sadari, bahwa ini semua ada pelajaran yang tak dapat kami lihat dari kulitnya. Apa yang kami lakukan, apa yang dilombakan, apa yang dipentaskan, hingga persiapan untuk menuju hari H, adalah pendidikan mahal dari Pondok untuk kami. Jadi meski kami sering absen di kelas, namun kami tak pernah ketinggalan ‘pelajaran’.

DASS, Sebuah Pentas yang Layak Dikenang Sejarah

0

GONTOR – Kamis (8/9) malam lalu, santri dan guru Pondok Modern Darussalam Gontor telah menggelar pagelaran seni akbar Darussalam All Star Show (DASS). Pertunjukkan seni ini dikemas dengan prinsip out of the box alias dikemas dengan cara baru dan belum pernah ada pada pertunjukkan seni manapun di Gontor. Tentunya perhelatan DASS ini akan menjadi rujukan bagi pelaksanaan acara Drama Arena dan Panggung Gembira untuk generasi-generasi selanjutnya.

Kemegahan background Darussalam All Star Show.
Kemegahan background Darussalam All Star Show.

Acara Darussalam All Star Show yang digelar untuk menyemarakkan Peringatan 90 tahun Gontor ini memiliki lima acara inti, yang kelimanya adalah manifestasi dari Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor. Kelima acara itu adalah Drama Musikal yang melambangkan ‘Keikhlasan’, Musikalisasi Puisi yang menunjukkan ‘Kesederhanaan’, Fabel yang menggambarkan ‘Berdikari’, Tari Kombinasi yang mengarah pada ‘Ukhuwah Islamiyah’, dan Drama Komedi yang mengemas ‘Kebebasan’.

Kelima acara tersebut sangat menghibur. Selain karena kualitas yang dimiliki para peserta penampilan, seluruh penampilan inti tersebut, kecuali Tari Kombinasi, dikemas live, sehingga member kesan menyentuh lebih dalam. Dimulai dari Drama Musikal yang menceritakan kisah Trimurti Pendiri Gontor dikejar oleh PKI, setiap adegan di dalamnya, diberi sentuhan musik dan lagu live. Para pemeran pun, selain berakting, mereka juga bernyanyi. Satu level kemampuan seni tingkat tinggi yang memerlukan seniman berkualitas.

Dilanjutkan dengan Musikalisasi Puisi yang menokohkan “Mukidi”, satu sosok yang sedang viral di dunia media sosial. Karena tokoh humor, maka penampilan puisi pun didesain jenaka dan lucu, sehingga membuang jauh kesan membosankan yang biasa dilabelkan pada acara-acara puisi di panggung-panggung sebelumnya. Penampilan puisi memuncak saat jargonnya dibacakan dan tertera dalam sebuah banner besar, “Gontor bukanlah sekedar nama tempat. Ia adalah ide dan cita-cita.” Jargon ini mengundang tepuk tangan riuh dari para penonton.

Drama Musikal, sebuah penampilan berkelas di Darussalam All Star Show.
Drama Musikal, sebuah penampilan berkelas di Darussalam All Star Show.

Dilanjutkan dengan Fabel yang menceritakan kisah para penduduk ‘Hutan Khatulistiwa’ yang melawan penjajahan terselubung dari para penduduk ‘Hutan Bento’. Namun dalam fabel, para tokoh dijelmakan dalam bentuk hewan-hewan yang lucu. Sehingga penampilan ini dapat dinikmati oleh semua umur. Satu hal yang menunjukkan kualitas acara ini, adalah kehebatan para pengisi suara dalam membawa arah jalan cerita sehingga menarik. Terutama pengisi suara kancil, yang di mana mampu menyihir para penonton sehingga tanpa terasa alur cerita berjalan hingga akhir.

Selain ketiga acara itu, ditambah Tari Kombinasi dan Drama Komedi sebagai acara inti, masih ada puluhan acara lain yang tak kalah berkualitas. Seperti halnya Puzzle Painting, Choir, beragam tarian daerah, Triplehard Style, Diabolo Yoyo, Sulap, beragam penampilan musik, Soneta, dan bermacam penampilan lain yang tentunya sangat menarik.

Acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari Ketua Panitia kepada Pimpinan Pondok, dan dilanjutkan dengan lagu berjudul ‘Kemesraan’.binhadjid