Gontor 2- Berakhirnya masa liburan pertengahan tahun santri Pondok Modern Darussalam Gontor dengan segala dinamika kehidupan di dalamnya segera mengkondisikan para santrinya untuk segera menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya. Tepat pada hari Ahad, (11/01/2015) dibacakanlah TENGKO (Teng Komando) guna menciptakan lingkungan pendidikan yang diharapkan.
Salah Satu Staf Pengasuhan Santri Sedang Membacakan TENGKO Disiplin
TENGKO merupakan istilah yang digunakan di Pondok Modern Darussalam Gontor yang merupakan acuan atau rambu-rambu yang harus ditaati oleh seluruh santri selama masa studinya, TENGKO dibacakan setiap permulaan semester guna mengingatkan santri akan disiplin yang ada di dalam pondok ini. Disiplin di Pondok dibagi menjadi 2, disiplin yang tertulis dan yang tidak tertulis, pada disiplin tertulis tertera pula sangsi disiplin bagi para pelanggarnya dan untuk disiplin yang tidak tertulis haruslah diukur dengan dhomir / hati kecil masing-masing santri.
Tengko disiplin santri dibagi menjadi 3. Yang pertama mengenai disiplin yang mencakup seluruh keseharian santri dari bangun tidur hingga tidur kembali, yang kedua mengenai disiplin berbahasa beserta kegiatanya, dan yang terakhir mengenai KMI / disiplin sekolah.
Gontor 2- Setelah selesainya masa liburan awal tahun selama 10 hari, tepat pada hari Ahad (11/01/2015) pagi, seluruh santri beserta dewan guru Gontor 2 mengikuti upacara wajib pembukaan pertengahan tahun ke-2 di lapangan Sintesa.
Pembukaan Pertengahan Tahun Ke-2 Secara Simbolis Oleh Al-Ustadz H. Zaini Hasan
Dalam pidatonya, Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor 2 Al- Ustadz H. Muhammad Hudaya, Lc. M.Ag berpesan bahwa seluruh santri harus menggunakan waktu sebaik-baiknya karena dipertengahan tahun ke-2 ini waktu yang dimiliki tidak sebanyak di pertengahan tahun pertama, beliau menegaskan pula mengenai disiplin bahasa bagi santri baru yang mulai saat ini sudah diwajibkan bagi mereka untuk menggunakan 2 bahasa resmi yaitu bahasa arab dan bahasa inggris.
Pembukaan Gerakan “One Day One Thousands”
Beliau juga menyebutkan bahwa ada 3 hal yang bisa didapat di pondok ini yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional dan ini merupakan sebuah kesyukuran. Usai menyimak pidato dari bapak wakil pengasuh acara dilanjutkan dengan do’a oleh bapak Direktur KMI Gontor 2 Al- Ustadz H. Zaini Hasan dan membuka pertengahan tahun ke-2 ini secara simbolis dengan pemukulan bel.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pembukaan gerakan “One Day One Thousands” untuk pertengahan tahun ke-2 ini, yang dimulai secara langsung dengan menginfakkan uang pada kotak yang telah disiapkan.
JAKARTA – K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Selasa (9/12/2014) lalu menghadiri Resepsi Perayaan Ulang Tahun Kaisar Jepang Akihito ke-81 yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Jepang di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Kehadiran beliau dalam acara tersebut disertai dengan istri, putri dan cucu.
K.H. Hasan Abdullah Sahal besama Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. “Atas nama pemerintah Indonesia, kami mengucapkan selamat atas peringatan hari ulang tahun Kaisar Jepang. Kami berdoa untuk kesehatan Kaisar agar dapat memimpin masyarakat Jepang untuk lebih maju lagi,” ujar Jusuf Kalla di sela-sela sambutannya.
Acara resepsi itu dibuka dengan pemutaran lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”, dan dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Jepang, “Kimigayo”.
Pada kesempatan itu, Wapres menyampaikan harapan bagi peningkatan hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Jepang, baik hubungan antara pemerintah dengan pemerintah, pemerintah dengan masyarakat, maupun hubungan antara masyarakat kedua negara.binhadjid
Libur telah usai. Bel besar berbentuk peluru di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) telah berdentang menggema dengan kerasnya jam 12 tadi malam, pertanda berakhirnya masa liburan santri setelah Ujian Pertengahan Tahun (semester I). Pada Ahad (11/1) pagi ini, santri-santri berbaris dengan rapi mengikuti acara Pembukaan Tahun Ajaran Baru Semester II. Mereka begitu bersemangat untuk kembali menuntut ilmu di pondok tercinta setelah menghabiskan 10 hari di rumah bersama keluarga.
Setengah jam sebelum acara dimulai, seluruh santri telah siap di halaman depan BPPM, tanpa terkecuali. Demikian pula dengan guru-guru yang duduk rapi di dalam aula kebanggaan pondok itu. Mereka menghadap ke arah santri, tepat di belakang ketiga Pimpinan Pondok. Baik Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., maupun K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, terlihat duduk tenang di teras BPPM, dan tersenyum bangga menyaksikan santri-santri yang berdisiplin tinggi. Pada pukul 07.00 WIB tepat acara pun dimulai.
Dalam sambutannya, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyatakan kebanggaannya memiliki santri-santri yang sangat berdisiplin. “Tidak ada keberhasilan tanpa kedisiplinan, dan tidak ada kedisiplinan tanpa keteladanan,” kata beliau, sebagaimana yang sering disampaikan di setiap pertemuan apapun.
Beliau juga mengingatkan para santri agar tidak mudah terpengaruh dunia luar, apalagi dunia politik. Santri-santri dididik bukan untuk berpolitik, hingga diperbudak politik. Tapi, bukan berarti anak pesantren tidak tahu politik atau tidak mengerti politik. Di pesantren, santri belajar banyak hal untuk menjadi seorang pendidik. Di Gontor, mereka dipersiapkan untuk mendidik pemimpin-pemimpin negeri ini, mendidik Indonesia, bahkan dunia.
Dalam suatu kesempatan, K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi pernah mengatakan, “Seorang pendidik itu tentu bisa menjadi pemimpin, tapi seorang pemimpin belum tentu bisa mendidik.”
Tidak ketinggalan, K.H. Masyhudi Subari, M.A. selaku Direktur Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) meminta segenap santri untuk menata kembali hati mereka sepenuhnya agar ikhlas belajar di Gontor. “Udkhuluu fii Gontor kaaffah,” kata beliau. Mereka juga diminta segera mempersiapkan segala kebutuhan belajar yang akan langsung dimulai pada hari Selasa (13/1) nanti.
Wajah-wajah ceria ribuan santri yang mengikuti acara pagi itu terang bercahaya di bawah sinar matahari pagi. Wajah-wajah cerah mereka menggambarkan cerahnya masa depan umat. Tergambar di mata mereka harapan orang tua dan guru-guru, harapan bangsa dan negara ini, serta harapan kejayaan Islam. Selamat berjuang, wahai generasi masa depan! elk
GONTOR– “Dinamika dan mobilitas Gontor begitu padatnya. Ketika liburan, Gontor tetap bergerak. Dinamika kegiatan tetap berjalan dengan baik. Gontor, laa yanaamu Abadan. Tidak ada kata istirahat. Ar-rahatu (hiya) al-maut. Ar-rahatu fi tabaduli al-a’mal.” Tegas K.H. Hasan Abdullah Sahal, Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) pada acara Pembukaan Tahun Ajaran Baru Semester II.
Beliau mengingatkan kembali, bahwa kegiatan di Gontor adalah dinamika keteraturan, kesakralan, kesucian. Ada unsur ibadah, keikhlasan, ada barakah, ada hubungan vertikal yang kuat antara Allah dan hamba-Nya. Santri tidak cukup dibekali ilmu pengetahuan, mereka diajari bagiamana menjalani hidup yang mulia, barakah, bermanfaat untuk ummat.
Pembukaan Tahun Ajaran Baru berlangsung pada Ahad, (11/1), dihadiri 4.221 orang siswa, 430 orang guru. Ada sekitar 86 orang siswa belum hadir. Dengan ini, 98% siswa telah hadir di PMDG dengan berdisiplin. Semuanya mengikuti acara di muka dan dalam Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Selepas acara, seluruh santri mengikuti absen disiplin, dibaca oleh staf KMI dan Pengasuhan Santri untuk mengetahui siapa saja yang belum datang ke Pondok pasca liburan Pertengahan Tahun. elfah
Mantingan- Ujian tulis untuk kelas 6 merupakan ujian komprehensif, meliputi semua mata pelajaran yang sudah diajarkan di kelas 1 sampai kelas 6. Banyaknya materi yang harus dipelajari mengharuskan ujian tulis untuk kelas 6 dibagi menjadi dua gelombang, gelombang pertama diadakan pada awal tahun sedangkan gelombang kedua diadakan pada akhir tahun.
Ujian dilaksanakan selama 5 hari yang dimulai hari Sabtu (3/1) sampai dengan Rabu (7/1) bertempat di Aula Beirut dan pelataran Gedung Damaskus. Dengan peserta ujian sejumlah 95 siswi dan 22 pengawas dari guru-guru KMI. Adapun materi ujian yang diujikan sebanyak 14 materi. Acara dibuka langsung pada Sabtu pagi (3/1) oleh Bapak Wakil Direktur KMI Gontor Putri 2, Al-Ustadz H. Muhammad Fauzi, M.A yang bertempat di Aula Beirut. Dalam pidatonya beliau menekankan akan pentingnya kesungguhan dalam menghadapi ujian sebagai kunci dari kesuksesan ujian itu sendiri.Maka, masa liburan yang dinikmati segenap siswi dari kelas 1-5 KMI digunakan siswi kelas 6 untuk berjuang menghadapi ujian. Mereka diharuskan membaca semua buku dari kelas satu karena pertanyaan akan diambil dari semua tingkatan secara acak. Jumlah soalnya pun lebih banyak, sehingga waktu yang diberikan pun lebih yaitu 2 jam untuk satu materi. Kegiatan ini diakhiri dengan sujud syukur bersama pada Rabu (7/1) sebagai tanda kesyukuran atas selesainya ujian yang telah berjalan dengan lancar.
Al Ma’hadu La Yanaamu Abadan inilah Pondok Gontor yang tak pernah berhenti dari kegiatan guna mencetak kader alumni Gontor yang berkualitas berbekal iman yang kuat, ilmu yang tinggi serta akhlak yang luhur.carienz
GONTOR–Hari ini, Sabtu (10/1), hari terakhir liburan di pertengahan tahun untuk semester pertama. Santri-santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mulai berdatangan. Suasana sepi selama seminggu ditinggal santri tidak tampak lagi. Sebenarnya, selama liburan masih tersisa sekitar 700-an santri dari kelas 6. Mereka diwajibkan bermukim dan tidak pulang karena mengikuti Ujian Akhir Kelas 6 KMI Gelombang I. Tapi, karena biasanya pondok dipadati ribuan santri, suasana sepi itu terasa begitu kentara saat liburan. Maka, hari ini sangat ditunggu-tunggu oleh pondok.
Santri-santri telah menghabiskan masa liburan di rumah. Kini, saatnya mereka kembali menuntut ilmu. Masih tergambar keceriaan selama liburan 10 hari di wajah mereka. Saat santri-santri kelas 1 hingga kelas 5 ini bertemu di gerbang pondok, mereka saling bertukar cerita. Sambil berjalan menuju tempat pendaftaran ulang dan ruang customehouse (‘tempat pemeriksaan barang’), mereka bercakap-cakap dengan riang. Kelihatannya liburan mereka di rumah begitu berkesan.
Pondok mengucapkan selamat datang kepada segenap santri. Kakak-kakak kelas 6 telah bersiap di berbagai tempat untuk menyambut kembalinya adik-adik kelas. Mereka juga telah menghias pondok dengan tulisan-tulisan penyambutan dan lampu-lampu hias yang berkilauan di malam hari. “Ahlan wa sahlan bi quduumikum ilaa haadzal ma’had” terdengar menggema dari pengeras suara sejak beberapa hari yang lalu. Inilah kata-kata yang selalu mereka dengar saat kembali ke pondok. Kata-kata ini seakan meminta mereka untuk mulai melupakan masa-masa liburan di rumah, seakan memberi tahu bahwa pondok telah merindukan kedatangan mereka.
Mereka sadar bahwa liburan hanya menyisakan beberapa jam lagi. Santri-santri masih bisa bersantai ria sebelum jam 12 malam nanti. Mereka asyik bercengkerama di berbagai sudut pondok. Ada yang duduk-duduk di lapangan hijau milik pondok, menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, dan adik yang ikut mengantar. Maklum, disiplin pondok masih belum diberlakukan sepenuhnya karena masih dalam masa liburan, walaupun santri-santri telah berada di area pondok. Namun, mulai besok, bahkan setelah jam 12 malam nanti, aktivitas pondok langsung berjalan sebagaimana biasa dengan segala kedisiplinannya. Besok pagi, seluruh santri akan mengikuti upacara pembukaan tahun ajaran semester kedua sekaligus diadakan pengabsenan. Tidak ada yang boleh terlambat.
Selamat datang, wahai santri-santri! Pondok telah menantikan kalian untuk bersama berjuang menegakkan Islam. Bangku-bangku kalian di kelas telah berdebu karena ditinggal lebih dari seminggu. Kini, saatnya kalian membersihkan bangku-bangku itu, menata kembali meja dan kursi guru, menata kembali ruangan kelas, dan yang paling penting adalah menata kembali hati kalian agar ikhlas menuntut ilmu. Ahlan wa sahlan! elk
Rasanya, Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) itu organisasi alumni yang pertama kali berdiri, tahun 1949. Hanya kalah dari organisasi alumni Al-Azhar Cairo. Tidak apa-apa sekarang menjadi nomor 2, tapi besok IKPM bisa jadi nomor 1.
Anak-anak Gontor itu bisa menjadi pemimpin di mana saja. Alhamdulillah, di mana-mana ada anak Gontor. Allah membuat anak Gontor tidak bisa ditinggalkan.
Di antara sesepuh pondok sekarang, saya ini (Ustadz Hasan) yang paling muda, masih 67 tahun. Pak Syamsul Hadi Abdan sudah 71 tahun. Pak Syukri memasuki usia 74 tahun, dan Ketua Badan Wakaf, H. Kafrawi Ridwan, sudah 86 tahun. Alhamdulillah, doakan agar kami semua sehat.
Ingatlah, Gontor tidak terikat dengan kurikulum apapun. Mau ada kurikulum 2013, 2016, atau kurikulum 2013 plus, atau apapun, Gontor tidak terpengaruh. Gontor mempunyai kurikulum mandiri, kurikulum seumur hidup. Marilah kita bersyukur.
Sekarang ini, kehidupan yang sakral hanya ada di pesantren. Sulit mencari kehidupan yang sakral di luar pesantren. Karena itu, alumni Gontor harus mampu membangun kehidupan yang sakral di mana saja. Di sawah, di sekolah, di kantor, di rumah, di mana saja kita berada, kehidupan ini harus dijadikan sakral (catatan: sakral itu artinya suci, mengarah pada nilai-nilai kebenaran).
Sekarang ini cenderung terjadi desakralisasi kehidupan. Di mana orang tidak lagi peduli dengan nilai-nilai kebenaran, menghalalkan segala cara dan mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Alumni Gontor harus mampu membuat kehidupan menjadi sakral (selalu berpegang pada kebenaran).
Alumni Gontor diharapkan bisa menjadi mundzirul qaum (‘penganjur/pengingat umat’). Harus menjadi orang yang ya’murwa yanha (‘mengajak/mengarahkan dan mencegah’), bukan orang-orang yang yu’marwayunha (‘diperintah dan dicegah’). Jadilah decision maker (‘penentu/pembuat keputusan’), bukan decision ngekor (‘pengekor/pengikut keputusan’).
Bangsa ini seharusnya kaya, tetapi sekarang bangsa ini lebih cenderung ingin dijajah. Bangsa ini cenderung menjadi “ahli sedekah”. Gunung disedekahkan. Ikan laut, emas, TKI, bahkan harga diri disedekahkan. Bangsa kita ingin dijajah, bahkan memohon untuk dijajah kembali. Inilah bangsa kaya tapi bermental ingin dijajah, tidak pernah mandiri.
Pesantren, dari dulu sampai sekarang adalah anti penjajah. Panca Jiwa pondok adalah benteng-benteng yang tidak bisa diintervensi dan dijajah oleh siapapun.
Keikhlasan adalah benteng utama. Orang-orang ikhlas tidak bisa diintervensi, tidak bisa dijajah. Maka di Gontor tidak ada “take and give“. Yang ada adalah “give, give, and give” (‘memberi, memberi, dan memberi’), in sya Allah “gain” (‘mendapat’). Di dalam Al-qur’an, tidak ada satu pun ayat yang mengajarkan kita untuk meminta-minta. Bahkan orang fakir pun tidak diperintahkan meminta-minta.
Kalau memikirkan “take and give” (‘mengambil dan memberi’), berarti ada transaksi. Ingatlah, orang Islam hanya bertransaksi dengan Allah, karena Allah telah “membeli” orang-orang yang beriman dan beramal saleh dengan surga. (Kalau harapannya surga, mengapa harus mengharapkan hal lain lagi di dunia ini?).
Kesederhanaan, prinsip itu pula yang membuat kita bertahan. Sederhana bukan berarti miskin. Selain sederhana, kita juga berjiwa besar, hati besar, jiwa besar, bukan omongan besar.
Kita akan terus mengalami pergantian generasi. Kata orang, generasi pertama perintis, generasi kedua pejuang, generasi ketiga penikmat, dan generasi keempat adalah perusak. Semoga di Gontor tidak begitu.
Alhamdulillah, Gontor terus berdiri dengan tegak. Sekarang ini di Gontor ada sekitar 4.200 santri, 700 guru, dan 1.000 mahasiswa. Tugas kita bersama adalah menjaga pondok ini tetap berdiri tegak dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang tetap terjaga.
Alhamdulillah, pondok tidak mengalami intervensi dari luar. Yang tidak mau mengikuti aturan pondok, silakan keluar. Tidak ada intervensi dari pemerintah, dari mana-mana, bahkan dari wali santri. Kalau mau membantu, boleh. Tapi tidak ada intervensi. Kita tetap teguh dan istiqamah, walaupun harus menjadi minoritas. Lebih baik menjadi minoritas tapi masuk surga daripada menjadi mayoritas tapi masuk neraka.
Kita harus bisa menjaga jati diri dan harga diri. Kita juga harus tahu diri. Maka, kembangkanlah diri kita dan jagalah diri. Jangan sampai ada yang menjual diri. Hingga pada akhirnya ia gantung diri. Na’udzu billahi min dzalik. Karena, di luar kalian akan menemukan singa-singa kehidupan yang siap menerkam. Anak Gontor tidak boleh diam saja. Bergeraklah dan lakukan apapun yang bisa Anda lakukan. elk
*Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal pada acara Silaturahim IKPM Cabang Subang dan Bandung di Hotel Grand Lembang, Senin, 6 Januari 2015.
DARUSSALAM-Sebagai wujud rasa syukur atas selesainya Ujian Akhir Semester (UAS) di Universitas Darussalam (Unida) Kampus Rabithah, Dewan Mahasiswa (Dema) Pusat menyelenggarakan pertandingan futsal pada Sabtu-Jum’at (13-19/12) yang diperuntukkan kepada segenap mahasiswa Unida kampus Rabithah.
Pertandingan futsal kali ini sungguh berbeda dengan pertandingan yang lalu, karena para pemain dikelompokkan sesuai dengan konsulat masing-masing.
“Selain sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya UAS, pertandingan futsal ini diadakan untuk mempererat silaturahim antarpembimbing konsulat, karena konsulat merupakan salah satu media pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) ini” ucap Ustad Haerul Akmal selaku ketua Dema Pusat PMDG.
Keluar sebagai juara, salah satu tim gabungan dari konsulat Cirebon dan Bekasi setelah berhasil menaklukkan tim dari konsulat Malang pada babak final. saz
OPPM perdana Gontor 2Perfotoan marhalah bersama guru senior dan pembimbingPelatihan imamah oleh Ust. Nurul Tsalist Alamin, M.PdSiswa kelas 6 menjadi petugas upacara 17 AgustusSuasana ujian lisan kelas 6Salah satu siswa menunaikan sujud syukur usai ujian lisanUjian tulis pra tarbiyah amaliyahPertandingan persahabatan di Gontor pusatBerpose bersama armada 688Penampilan GASS perdana Gontor 2