Home Blog Page 479

Peringati Persemar 1967, Gontor Menuai Hikmah dari Sejarah

0
Peringatan Persemar, Mengambil Hikmah dari Sejarah
K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan pesan dan nasihat pada Peringatan Persemar 1967 di BPPM.

DARUSSALAM – Rabu (19/3) pagi, seluruh warga Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memperingati Peristiwa Sembilan Belas Maret (Persemar) 1967 di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Kejadian bersejarah yang amat memilukan tersebut dialami Gontor menjelang perayaan Idul Adha, yaitu bertepatan dengan tanggal 7 Dzulhijjah 1386. Peristiwa yang pada akhirnya menjadi titik tolak kemajuan PMDG ini berawal dari upaya pihak-pihak tertentu di kalangan guru-guru dan santri-santri senior untuk mengubah status, posisi, dan orientasi pondok dari rel-rel yang telah ditetapkan Trimurti semenjak berdirinya.

Dengan alasan yang diada-ada dan tidak masuk akal, mereka mengadakan kekacauan di dalam pondok dan mengaku tidak puas terhadap segala kebijakan Pimpinan Pondok yang saat itu masih dipegang Trimurti, yaitu K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie, dan K.H. Imam Zarkasyi, hingga menebar fitnah dan berusaha mengambil alih kepemimpinan pondok dari Trimurti. Makar terkutuk yang dihiasi ide gila untuk membunuh Trimurti ini memuncak pada tanggal 19 Maret 1967. Kejadian pahit yang sangat memukul umat Islam ini berujung pada pemulangan seluruh santri, yang saat itu jumlahnya mencapai 1.500 orang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Setelah diliburkan selama tiga bulan lebih, hanya sepertiganya yang dipanggil kembali oleh Trimurti setelah dinyatakan bersih dan tidak terlibat pada peristiwa tersebut.

Menyadari betapa pentingnya memperingati Persemar 1967, agar kejadian yang menyayat hati ini tidak terulang untuk kedua kalinya, maka mulai tahun lalu acara ini diadakan kembali secara resmi pada setiap tanggal 19 Maret, setelah hampir 20 tahun tidak pernah diperingati  lagi. Sebabnya, setelah Peringatan Persemar 1967 yang terakhir sebelum diperingati kembali, tanggal 19 Maret jatuh bertepatan dengan liburan panjang akhir tahun. Di samping itu, diperingatinya kembali Persemar 1967 dalam dua tahun terakhir ini menjadi lebih penting lagi karena orang-orang yang pernah menjadi saksi mata dan mengalami langsung Persemar 1967 tinggal segelintir, sudah bisa dihitung dengan jari. Penjelasan dan keterangan lengkap mengenai Persemar 1967 dari orang-orang yang kini menjadi guru-guru senior di Gontor tersebut sangat dibutuhkan oleh segenap guru dan santri yang akan meneruskan perjuangan Trimurti di masa mendatang.

Selain Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Hasan Abdullah Sahal bersama H. Tarwichi yang sudah menjadi guru Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) pada saat terjadinya Persemar 1967, saksi mata lainnya yang mengalami peristiwa tersebut hanya tersisa beberapa orang dari guru-guru senior, termasuk K.H. Syamsul Hadi Abdan yang saat itu duduk di Kelas 5 KMI. Guru senior lainnya yang saat ini masih bisa menceritakan kejadian Persemar 1967 dengan sangat jelas adalah Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. Pada saat terjadinya Persemar 1967, Ketua Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Pusat ini tercatat sebagai siswa Kelas 6 KMI. Sementara Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. yang kini menjabat sebagai Rektor Institut Studi Islam Darussalam (ISID) mengalami peristiwa ini saat masih duduk di Kelas 3 Intensif KMI. Selain beliau, masih ada H. Muhammad Sutikno, B.A. dan H. Syarif Abadi yang mengalami kejadian ini saat keduanya duduk di Kelas 2 KMI. Satu lagi, yaitu H. Abdullah Rofi’i, S.Ag. yang telah mengalami Persemar 1967 di saat beliau baru menjadi siswa KMI yang duduk di Kelas 1. Pada peringatan tahun ini dan setahun yang lalu, guru-guru senior yang menjadi saksi mata Persemar 1967 tersebut diminta Pimpinan Pondok untuk menyampaikan detail kejadian yang dialami saat itu di hadapan santri-santri dan segenap guru, dengan membacakan Dokumen Persemar 1967.

“Sebagai seorang muslim, jangan sampai kita masuk ke lubang yang sama dua kali,” pesan Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, yang disimak dengan penuh perhatian oleh segenap santri dan guru. Beliau menegaskan, siapapun yang akan memimpin PMDG menggantikan beliau beserta Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, ia harus berjalan di atas rel yang telah ditetapkan Trimurti sesuai amanat yang tertulis di Piagam Penyerahan Wakaf Pondok Modern. Ibarat kereta api, siapapun masinisnya, kereta harus tetap berjalan di atas rel yang sama, tidak boleh berubah. Nilai-nilai yang telah diwariskan para pendiri pondok ini harus terus dipertahankan, tidak boleh berubah sedikit pun, termasuk struktur dan kultur yang telah ada sejak berdirinya Gontor. “Pahamilah pondok secara utuh agar kalian tahu dan mengerti ‘ke Gontor apa yang kau cari?’ sehingga tidak kecewa atau mengecewakan, dan jangan sampai mengajak orang lain kecewa,” demikian nasihat K.H. Hasan Abdullah Sahal. irba

Peringatan Persemar Di gontor 3 Berlangsung Khidmat

0

Gontor 3 – Peringatan persemar untuk mengenang kejadian terkutuk 1967 kini juga dilakukan di pondok modern gontor 3, sebenarnya ini adalah peringatan, bahwa sebenarnya tidak mudah gontor menjadi pondok yang besar, penuh dengan tantangan dari pihak luar maupun dalam, peringatan persemar pada hari rabu (19/3/2014) kali ini berlangsung khidmat.

Senator Dato’ Dr. Mashitah Binti Ibrahim Berkunjung ke PMDG

0
Pimpinan PMDG bersama Dr. Mashitah binti Ibrahim di depan kantor Pimpinan, Jumat (14/3) lalu.
Pimpinan PMDG bersama Dr. Mashitah Binti Ibrahim di depan Kantor Pimpinan, Jumat (14/3) lalu

GONTOR – Jumat (14/3/2014) lalu, Senator Dato’ Dr. Mashitah Binti Ibrahim, Penasehat Kehormatan Yayasan Pembangunan Pondok Malaysia berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Ponorogo. Dalam lawatan singkatnya ini, Dr. Mashitah disambut oleh Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, di Kantor Pimpinan.

Selain bersama suami dan pengarah dari yayasan tersebut, Dr. Mashitah juga didampingi oleh 10 orang kru dari Rumah Produksi Side FX yang sudah berada di Gontor sejak Senin (10/13) lalu.

Sesuai rencana, sebelum silaturahim dengan Pimpinan Pondok, Dr. Mashitah juga menyempatkan diri untuk mengadakan interview dengan Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. Interview singkat tersebut berkenaan dengan sejarah singkat Gontor hingga pergerakan melawan arus masa kini.

Kunjungan dan interview ini merupakan bagian dari program Yayasan Pembangunan Pondok Malaysia bekerjasama dengan Rumah Produksi Side FX dalam pembuatan program televisi “Bicara Pondok”, yang akan disiarkan di Saluran Televisi berbayar Astro Oasis. binhadjid

Prakarantina Awali Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 6 KMI 2014

0
DSC_0026
Suasana BPPM di masa prakarantina

DARUSSALAM–Mendekati ujian akhir siswa Kelas 6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Pengasuhan Santri mengadakan prakarantina atau karantina gelombang pertama bagi seluruh siswa Kelas 6 di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Program yang berlangsung selama enam hari ini, terhitung dari Kamis (13/3) hingga Selasa (18/3), merupakan awal konsentrasi penuh siswa Kelas 6 untuk menghadapi ujian akhir yang mereka tunggu-tunggu dalam jangka waktu kurang dari dua minggu lagi.

Disamping bertujuan untuk mengontrol aktivitas belajar dan ibadah siswa Kelas 6 KMI, prakarantina yang akan disusul karantina penuh selama sebulan nanti juga bertujan untuk mempererat ukhuwah dan kebersamaan antarsiswa. “Kebanyakan dari mereka belum mengenal satu sama lainnya karena adanya siswa pindahan dari Pondok Cabang, maka dari itu, program ini sangatlah penting bagi mereka untuk saling mengenal satu sama lain,” ucap Ustadz Tommy Alvanso, salah satu pembimbing siswa Kelas 6 KMI tahun ini.

Pada tahun ini, peserta prakarantina yang jumlahnya mencapai 739 orang siswa ini dibagi menjadi 20 kelompok. Masing-masing kelompok diberi nama dari tokoh-tokoh Islam terkenal, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, dan lain sebagainya. Setiap kelompok diwajibkan menempati area-area berpetak yang telah ditentukan panitia di dalam BPPM. Area yang mereka tempati itu berfungsi sepenuhnya sebagai kamar baru pengganti kamar mereka di asrama, sehingga segala pakaian yang dibutuhkan dan juga peralatan lainnya, termasuk buku-buku pelajaran wajib dibawa ke tempat prakarantina. Aktivitas mereka terpusat di BPPM, maka tak seorang pun diperkenankan tidur di asrama, baik pada waktu siang maupun malam.

“Karantina gelombang pertama ini merupakan uji coba bagi siswa Kelas 6 khususnya dan para pembimbing Kelas 6 pada umumnya dalam mengawal dan membimbing mereka. Dengan diadakannya prakarantina ini, diharapkan seluruh siswa Kelas 6 dan pembimbing dapat mengambil pelajaran dan mengevaluasi seluruh kekurangan yang ada, baik dari segi belajar, ibadah, dan disiplin. Sehingga pada karantina penuh gelombang selanjutnya kekurangan tersebut dapat ditutupi dan dihindari,” ujar Ustadz Azhar Amir Zaen, pembimbing umum siswa Kelas 6 2014. ikami86

Tingkatkan Minat Menulis Mahasiswa dengan Buletin Mingguan

0

Gontor 2-Guna meningkatkan minat menulis mahasiswa Gontor 2, Dewan Mahasiswa (DEMA) wilayah Gontor 2 memberikan wadah bagi para mahasiswanya dengan memuat karya tulis mereka pada buletin yang diterbitkan seminggu sekali. Baik tulisan yang berbentuk opini, karya ilmiyah, cerita berhikmah, ataupun berita – berita lainnya.

Dari tiga fakultas yang ada, yaitu Fakultas Ushuluddin, Tarbiyah, dan Syariah, masing – masing memiki buletin yang berbeda. buletin Fakultas Ushuluddin bernamakan FOKUS, Fakultas Tarbiyah dengan buletin TARBAWY, dan Fakultas Syariah dengan MAHSYAR. Adapun koordinator penerbitan buletin tersebut adalah masing – masing Sekretaris Fakultas di bawah naungan DEMA wilayah Gontor 2. Buletin – buletin tersebut dibagikan setiap hari kamis siang setelah perkumpulan mingguan dewan guru di Gedung Riyadh.

Penerbitan buletin tiap – tiap fakultas tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan antar mahasiswa lintas fakultas. Sehingga mahasiswa Fakultas Ushuluddin juga memiliki pengetahuan tentang pendidikan dan syariah. Begitu juga sebaliknya, para mahasiswa Fakultas Syariah juga memiliki pengetahuan tentang pendidikan, keagamaan dan filsafat.

‘Ikhtibar’: Mengukur Hasil Belajar

0
Suasana pelaksanaan ulangan umum akhir tahun
Suasana pelaksanaan Ikhtibar Akhir Tahun

DARUSSALAM–Sebagai kegiatan rutin yang diadakan di setiap semester kedua tahun ajaran, Ulangan Umum Akhir Tahun atau biasa disebut ikhtibar telah dimulai sejak Sabtu (15/3) kemarin. Ikhtibar ini diikuti segenap siswa dari Kelas 1–5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Sedangkan siswa-siswa Kelas 6 yang tidak lama lagi akan berkutat dengan padatnya rangkaian ujian akhir masih aktif mengikuti kegiatan belajar di kelas. Minggu ini adalah hari-hari terakhir mereka masuk kelas. Dengan berakhirnya ikhtibar, berakhir pula kegiatan belajar mengajar untuk seluruh siswa Kelas 6 karena mereka akan berkonsentrasi menghadapi ujian praktik mengajar, ujian lisan, dan ujian tulis.

Sementara itu, pada pelaksanaan ikhtibar kali ini terdapat sedikit perbedaan dibandingkan ikhtibar-ikhtibar sebelumnya, yaitu pada jadwal dan hari yang digunakan. Jika pada setiap ikhtibar sebelumnya kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari (Sabtu–Rabu), maka kali ini dilaksanakan dalam waktu enam hari, terhitung mulai Sabtu (15/3) hingga Kamis (20/3). Penyebabnya adalah adanya acara Peringatan Peristiwa Sembilan Belas Maret (Persemar) di antara hari-hari pelaksanaan ikhtibar kali ini, yaitu pada hari kelima, Rabu (19/3) pagi.

Oleh karena itu, pada hari Rabu tersebut, ikhtibar yang biasanya memiliki alokasi waktu per hari dengan tiga jam pelajaran untuk diujikan hanya menggunakan satu jam pelajaran saja. Sementara materi jam kedua dan ketiga dialihkan ke hari Kamis (20/3), pada jam pertama dan kedua.

Seiring dengan diadakannya ikhtibar di akhir tahun ajaran ini, diharapkan para siswa KMI dari Kelas 1–5 sedini mungkin telah mempersiapkan dirinya masing-masing untuk menghadapi Ujian Akhir Tahun yang akan dilaksanakan setelah selesainya Ujian Akhir Kelas 6 beberapa bulan ke depan. Hasil ikhtibar ini juga bisa menjadi tolak ukur kemampuan siswa Kelas 1–5 KMI dalam memahami pelajaran yang diajarkan di kelas, sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi bagi guru-guru dan para siswa untuk meningkatkan prestasi belajar pada Ujian Akhir Tahun nanti. fei

Ajang Mahasiswi Multitalenta, “Miss Campus” Gali Bakat dan Potensi

0
Para finalis "Miss Campus" unjuk kemampuan
Para finalis “Miss Campus” unjuk kemampuan

MANTINGAN–Untuk menjaring mahasiswi multitalenta, Dewan Mahasiswi (Dema) Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Wilayah Mantingan menggelar kompetisi antarmahasiswi semester 4 ISID Kampus Mantingan yang dikenal dengan “Miss Campus”. Sebelum mencapai babak final, para peserta harus berhasil melewati serangkaian seleksi untuk mewakili program studi (prodi) masing-masing dari setiap fakultas. Mereka diuji dari berbagai segi meliputi wawasan keilmuan, keahlian di bidang olahraga, kepandaian memasak, kemampuan bernyanyi, dan keterampilan khusus yang dimiliki.

Pada babak final yang berlangsung di Aula Kulliyatul Banat Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 lalu, Jum‘at (14/3), para finalis yang terpilih mewakili setiap prodi dari ketiga fakultas di ISID bersaing ketat. Fakultas Tarbiyah diwakili oleh Faprilisya Heldika dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Putri Nur Jannah dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Sementara Fakultas Ushuluddin diwakili tiga orang mahasiswi, yaitu Ika Mahmudah dari Prodi Perbandingan Agama (PA), Oktaviani Ermananda dari Prodi Akidah Filsafat (AF), dan Inayatul Maula dari Prodi Tafsir. Sedangkan para pesaing mereka yang mewakili Fakultas Syariah adalah Yana Elita dari Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), Luluk Wahyu dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), dan Azizah Esti dari Prodi Ekonomi Syariah (ES).

Di tahap akhir ini, para finalis tersebut disuguhi oleh dewan juri dengan aneka ragam soal yang ditanyakan untuk menguji kualitas keilmuan mereka. Selain berkenaan dengan pengetahuan umum, mereka juga ditanya tentang materi Ushul Fiqh, Keputrian, Nahwu, Sharf, dan Ilmu Kalam. Tidak hanya itu, para peserta juga diminta untuk menyanyikan sebuah lagu nasional dan lagu khusus yang telah ditentukan panitia penyelenggara.

Akhirnya, setelah melalui penilaian dewan juri, dengan segala talenta yang dimilikinya, terpilihlah Yana Elita sebagai Miss Campus 2014. Mahasiswi Fakultas Syariah yang berasal dari Ponorogo ini juga menyabet juara Hasta Karya Terbaik. Sedangkan perlombaan khusus untuk bidang menyanyi pada perhelatan ini dimenangkan oleh Putri Nur Jannah. Sementara untuk bidang memasak dan bidang olahraga, masing-masing dijuarai oleh Oktaviani dan Azizah Esti. data_gp1

DIALOG 5 BESAR CALON KETUA KOORDINATOR

1

DIALOG 5 BESAR CALON KETUA KOORDINATOR

Sama halnya dengan Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), Kamis (27/2/14) Koordinator Gerakan Pramuka juga menyelenggarakan dialog 5 besar calon ketua Koordinator ditempat yang sama yang dihadiri oleh seluruh kelas 5, pengurus Koordinator lama, asatidz dan ustadzah yang secara langsung memilih 2 orang dari 5 orang calon ketua Koordinator yang merupakan pilihan dari masing-masing Gugus Depan, yaitu:

  1. Arina Hasbana (5B-Magelang)
  2. Rufaida Arfayani (5D-Kediri)
  3. Adzka Haniina Albarri (5B-Surakarta)
  4. Inas Nadira Hadi (5D-Magelang)
  5. Hameda Rachma (5C-Yogyakarta)

Berbeda dengan pelaksanaan pemilihan calon ketua OPPM, 2 nama yang dipilih pada pemilihan calon ketua Koorninator dibacakan secara langsung dengan disaksikan seluruh pemilih. Acara ditutup dengan pembacaan hasil pemilihan suara: Arina Hasbana (159 suara), Rifaida Arfayani (156 suara), Adzka Haniina Albarri (27 suara), Inas Nadira Hadi (63 suara), dan Hameda Rachma (19 suara).

DIALOG 5 BESAR CALON KETUA OPPM

2

Seiring berjalannya waktu, program demi program telah diselesaikan. Masa bakti kepengurusan Organisasi Pelajar Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2 periode 1434-1435 H telah berakhir. Agar estafet perjuangan OPPM ini tetap berjalan, maka Senin (24/2/14) diselenggarakan dialog 5 besar calon ketua OPPM masa bakti 1435-1436 H, bertempat di pendopo bapenta putri yang dihadiri oleh seluruh kelas 5, Ustadzah dan Asatidz. Dialog 5 besar ini diselenggarakan sebagai kelanjutan dari pemilihan utusan konsulat, penyaringan, dan panggilan istimewa, kemudian dari 60 calon pengurus OPPM tersebut dipilih 10 orang yang akan menjadi calon ketua OPPM. Selanjutnya disaring kembali menjadi 5 orang:

  1. Arina Nihayati (5D-Riau)
  2. Nining Sawangsah (5B-Karawang)
  3. Lidya Nur Eka Safitri (5B-Jember)
  4. Citra Ayu Rosmala (5B-Lampung)
  5. Esty Noor Baety Intani (5C-Tasikmalaya)

dan berakhir pada hasil pemilihan suara terbanyak dan pertimbangan lainnya. Diadakannya dialog ini tidak lain agar calon yang dipilih benar-benar terpilih sehingga mampu mengemban amanah sebagai ketua Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) serta bertanggungjawab atas program dan kegiatan santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2 selama masa bakti 1435-1436 H.