Home Blog Page 541

Hot Spot Area Fasilitasi Mahasiswa ISID

0
KAMPUS HIJAU—Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Kampus Baru Siman kini telah memiliki Hot Spot sendiri. Fasilitas internet ini diberikan kepada mahasiswa ISID untuk menunjang proses belajar mereka di Kampus Baru Siman. Hal ini disampaikan Ustadz Elvan Syaputra selaku penanggung jawab jaringan internet di Kampus Baru Siman, Jum’at (11/12). Menurutnya, dengan fasilitas intenet ini, mahasiswa ISID memiliki media penunjang guna mempermudah para mahasiswa dalam mengakses pengetahuan-pengetahuan dan pendidikan ataupun informasi lainnya baik dari blog, situs pribadi maupun situs pendidikan secara up to date.



Ide pengadaan Hot Spot, menurut Ustadz Elvan, telah muncul sejak tahun 2006 silam. Namun, keinginan ini belum dapat direalisasikan karena sebab-sebab tertentu terkait peraturan kepemilikan laptop dan komputer. Hal ini dapat diwujudkan setelah adanya legalisasi laptop dan komputer bagi mahasiswa dari Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. M.Phil., pembantu rektor (purek) III ISID dua tahun kemudian.

Setelah adanya jaringan Hot Spot ini, para mahasiswa beramai-ramai membawa laptop yang hingga saat ini terhitung mencapai lebih dari 68 laptop. Dampaknya, jumlah pengguna laboratorium komputer pun semakin menurun. Meskipun begitu, hal ini dapat diimbangi dengan dampak positif yang ada. Yaitu, mempermudah mahasiswa dalam mengakses internet untuk kelancaran kuliah mereka.

Menurut penuturan Ustadz Elvan, sebelum terdapat fasilitas Hot Spot ini, 50% dari jumlah mahasiswa yang ada pergi ke warnet untuk mencari informasi yang diinginkan. Di samping itu, nilai positif yang lainnya dari adanya fasilitas ini adalah mempermudah mahasiswa berhubungan dengan para dosen, baik untuk mengirimkan tugas lewat e-mail ataupun chatting dengan dosen yang berada di luar kampus. selain itu, wawasan mahasiswa semakin bertambah dengan adanya program ini. Tanggapan dari dosen sendiri amat apresiatif. Memang, kebanyakan dosen sangat mengharapkan kehadiran program ini sejak dulu.

Darul Qiyam Sukses Gelar Panggung Gembira

0
MAGELANG—Sabtu malam (21/11), benar-benar menjadi malam yang luar biasa di lereng Gunung Merbabu, Magelang. Malam itu, 700 santri Pondok Modern Gontor 6 Darul Qiyam beserta para asatidz mereka telah menggelar suatu pertunjukan besar, Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG). Ratusan pasang mata penonton seakan tak mampu berkedip menyaksikan sebuah pertunjukan spektakuler yang dihadirkan para santri.


Dimulai pada pukul 21.15 WIB dengan acara Hadroh dan berakhir pada pukul 00.30 WIB setelah Drama Kabaret usai, PG Gontor 6 telah mampu menampilkan pertunjukan yang menghibur, tentunya tanpa mengurangi unsur pendidikan di dalamnya. Terlihat jelas rasa puas dari raut wajah para wali santri, alumni serta warga sekitar pondok setelah menyaksikan acara ini.

Keputusan panitia untuk menampilkan tiga tokoh utama pada acara penutup, Drama Kabaret, sungguh merupakan keputusan yang tepat. Ketiga tokoh tersebut nyatanya mampu mengintegrasikan seluruh acara yang berjumlah 29 macam itu, hingga antara satu acara dengan acara lainnya menjadi suatu harmoni yang indah. Penonton pun tertarik untuk mengikuti alur cerita hingga akhir acara. Dengan kata lain, PG Gontor 6 berakhir dengan menggembirakan, happy ending.

Tak seorang pun menyangka, persiapan yang dilakukan untuk acara PG ini hanya memakan waktu 5 hari. Memang, santri-santri telah mengadakan latihan untuk acara ini sejak bulan Syawwal lalu. Namun, latihan yang mereka lakukan saat itu sama sekali belum maksimal. Perhatian pondok saat itu masih berkisar pada persiapan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy (PKA). Baru setelah berakhirnya Khutbatul Arsy, atau lima hari sebelum acara, para santri dan asatidz mulai berjuang keras untuk persiapan PG tahun ini. Panitia yang terdiri dari siswa kelas 5 dan 6, dengan bimbingan para asatidz, bekerjasama menyusun konsep acara dalam waktu yang terbatas.

Akhirnya, kerja keras para santri tidaklah sia-sia. PG telah mampu tampil dengan mempertunjukkan hiburan yang menarik dan edukatif. Di samping itu, PG kali ini tentunya mampu mempresentasikan mottonya yang berbunyi ”Membangun Persaudaraan dengan Dasar Islam.”

Mahasiswa Syari’ah Ikuti Orientasi Fakultas

0
AFGHANISTAN—Mahasiswa Fakultas Syari’ah dari semester I hingga semester terakhir secara serempak mengikuti acara Orientasi Fakultas Syari’ah yang digelar di Afghanistan Hall, Ahad (29/11) malam. Orientasi ini bertujuan memotivasi para mahasiswa, baik bagi mereka yang menggeluti Program Studi (Prodi) Mu’amalat maupun Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH), untuk berlomba-lomba meraih prestasi di Institut Studi Islam Darussalam (ISID).


Menurut penuturan Ichsan Kamil, salah satu mahasiswa Syari’ah dengan Prodi PMH, para dosen Syari’ah sangat mendukung setiap mahasiswa yang terus berupaya untuk meningkatkan prestasinya di ISID. “Seluruh dosen Syari’ah memacu semangat kami untuk segera menyelesaikan jenjang S1 dengan kualitas keilmuan yang dapat dipertanggunjawabkan. Dengan kata lain, kami diharapkan benar-benar menjadi mahasiswa yang unggul dan berkualitas,” ungkap mahasiswa asal Tangerang ini kepada Gontor Online, Senin (30/11) kemarin.

Acara yang menggantikan perkuliahan Ahad malam bagi seluruh mahasiswa Syari’ah ini diisi Pembantu Dekan (Pudek) I Fakultas Syari’ah, H. Imam Kamaluddin, Lc. M.Hum. Beliaulah yang tidak henti-hentinya mengharapkan kesuksesan para mahasiswa Syari’ah yang hadi pada acara malam itu. Selain beliau, ketua Prodi PMH, H. Imam Awaluddin, M.A., juga hadir pada acara tersebut sebagai pembicara. Dua pembicara lainnya adalah H. Khoirul Umam, M.Ec. dan Imam Hariyadi, S.H.I. Keduanya merupakan dosen Fakultas Syari’ah di ISID.

Rencananya, ungkap Ichsan, orientasi akan kembali diadakan setelah Ujian Tengah Semester (UTS). UTS sendiri akan dimulai pada hari Sabtu (5/12) mendatang di Gedung Rabithoh. Dalam orientasi dipaparkan kiprah seorang mahasiswa Syari’ah di segala lini kehidupan, di mana mereka akan menjadi rujukan bagi masyarakat di kemudian hari kelak.

English Debate Training Asah Kemampuan Berbahasa

0
AFGHANISTAN—Language Advisory Council (LAC) Pondok Modern Darussalam Gontor menggelar English Debate Training bagi para santri dan guru-guru di Afghanistan Hall, Ahad (29/11) siang. Ustadz Ikhwan Agustono selaku staf LAC berpendapat, kemampuan berbahasa, khususnya bahasa Inggris perlu diasah dengan melatih kombinasi antara otak dan lisan dalam berpikir dan menyampaikan pendapat menggunakan bahasa Inggris.


Hal senada juga disampaikan Ustadz Ichsan Kamil, Senin (30/11) bahasa itu haruslah menyatu dengan pikiran kita. “Saat saya berkunjung ke The Jakarta Post, salah satu koran terkemuka di Indonesia dengan bahasa pengantar menggunakan bahasa Inggris, Pimpinan Redaksi koran tersebut mengatakan bahwa jika seseorang ingin memiliki kemampuan berbahasa Inggris aktif, ia haruslah mampu membuat dirinya berpikir dengan menggunakan bahasa tersebut.”
LAC kemudian berinisiatif untuk mengundang beberapa ahli debat dalam bahasa Inggris ke Gontor dengan tujuan utama meningkatkan skill berbahasa Inggris para santri dan guru. Debat sendiri secara secara tidak langsung akan membuat setiap orang belajar mengolah kata untuk menyampaikan pendapat yang telah dipikirkannya sebelum berbicara. Bisa dibayangkan, seseorang yang telah mampu berdebat dengan bahasa Inggris tentunya ia telah menjadi active speaker of English.
Trainer yang didatangkan LAC untuk mengisi acara English Debate Training ini sudah berpengalaman dalam beberapa kompetisi debat berbahasa Inggris. Salah satunya adalah Mahreta Adi Kuncoro, juara kedua dalam kompetisi English Debate Contest among Universities. Dia merupakan alumni Gontor yang telah menamatkan studinya pada tahun 2006 silam. Di Gontor, ia sempat menjadi staf Penggerak Bahasa Pusat atau lebih dikenal dengan The Center for Language Improvement (CLI).
LAC mendatangkan tiga orang trainer. Selain Kuncoro, masih ada dua lagi yang mengisi acara pelatihan debat berbahasa Inggris tersebut. Salah satunya juga alumni Gontor seangkatan dengan Kuncoro. Dia adalah Maman, seorang profesional di bidang pelatihan debat berbahasa Inggris untuk para siswa sekolah menengah atau English Debate Trainer for High School. Satunya lagi adalah Ihsan, juara kedua dalam kompetisi Asia Pacific English Debate Championship. 

 

Guru PMDG Lulus Sertifikasi Pengajar Matematika

0
KAMPUNG DAMAI—Setelah lebih dari sepekan mengikuti ujian sertifikasi mata pelajaran umum, dari hari Senin hingga Selasa, 28 September-6 Oktober 2009 lalu, akhirnya Ustadz M. Tasdiq Masyhud, S.Ag., salah satu utusan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dinyatakan lulus sebagai guru Matematika, Rabu (18/11) lalu. Sebenarnya, Gontor mengutus empat orang termasuk Ustadz Tasdiq untuk mengikuti ujian sertifikasi yang diadakan Departemen Agama (Depag) dan Departemen Pendidikan (Depdik) ini. Namun, ketiga peserta lainnya belum dinyatakan lulus pada ujian pertama. Mereka adalah Ustadz Taufiqurrahman, S.Ag., Ustadz Kholid Karomi, S.Fil. dan Ustadz Sunarto, S.Ag.

Bagi guru Madrasah Aliyah (MA) yang belum mendapatkan kesempatan untuk lulus pada ujian pertama, telah diadakan Ujian Ulang Tahap 1 (UL 1), Sabtu (21/11) lalu, akan tetapi hasilnya belum diumumkan panitia. UL 1 bagi guru-guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) diadakan dua hari setelahnya, Senin (23/11). Sedangkan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijadwalkan mengikuti UL 1 sehari kemudian, Selasa (24/11). Kesempatan mengikuti ujian ulang hanya sekali, jika tidak mengikuti tanpa alasan yang jelas dinyatakan gugur (diskualifikasi-red). Ujian bertempat di Gedung Serba Guna (GEMA) Kampus Pusat Unesa, Ketintang Surabaya.

Peserta sertifikasi meliputi seluruh guru Matematika se-Jawa Timur. Menurut Ustadz Tasdiq, program ini sebetulnya diwajibkan karena ini merupakan program pemerintah, tetapi tetap saja ada yang tidak mengirimkan utusannya. Adapun jumlah peserta sertifikasi kali ini mencapai 400 orang lebih. Pelaksanaannya dikoordinir Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai Panitia Sertifikasi Guru Rayon 14. Para penguji terdiri dari dosen Matematika Unesa dengan berbagai macam bentuk ujian mencakup ujian tulis, praktek mengajar dan cara bersosialisasi pada saat-saat diklat. Untuk sertifikasi guru mata pelajaran umum, materi yang diujikan  meliputi Matematika, Sejarah dan Fisika disesuaikan dengan bidangnya masing-masing.

Dalam hal ini, semua mata pelajaran ada sertifikasinya. Gontor sendiri sudah beberapa kali mengikuti sertifikasi sejak program ini dicanangkan. Akan tetapi, selama ini Gontor hanya mengikuti sertifikasi untuk bidang mata pelajaran Dirosah Islamiyah saja. Barulah pada tahun ini Gontor mengikuti sertifikasi untuk mata pelajaran umum. Ustadz Tasdiq mengakui, persyaratan sertifikasi sendiri tidaklah terlalu sulit, pastinya materi yang diujikan sesuai dengan bidang yang diajarkan guru di sekolahnya. ”Tidak semua guru yang diutus bisa ikut, ada seleksinya. Tapi, khusus Gontor sendiri langsung mengikuti ujian tanpa diseleksi terlebih dahulu,” ungkap perintis Suara Gontor (Suargo) FM ini kepada Gontor Online di kediamannya, Selasa (24/11).

Lebih daripada itu, tambah ayah tiga anak ini, sertifikasi memberikan keuntungan tersendiri bagi guru yang bersangkutan. Dengan adanya pernyataan dari Depag atau Depdik bahwa guru tersebut telah lulus sertifikasi, maka secara tidak langsung akan mendapatkan jaminan untuk mengajar dimana saja diinginkan dengan status yang lebih tinggi tentunya. Dalam hal ini, pihak sekolah yang mengutus guru-gurunya untuk mengikuti program sertifikasi juga diuntungkan walaupun tidak sebesar keuntungan personal yang diperoleh setiap guru. Tentunya, dengan ditopang guru-guru yang telah lulus sertifikasi, pamor sekolah akan meningkat sekaligus dapat meningkatkan kualitas anak didiknya (insya Allah-red).

”Dengan berbagai keuntungan inilah, para guru dari berbagai jurusan mata pelajaran berbondong-bondong mengikuti program sertifikasi ini,” tutur Ustadz Tasdiq sambil tersenyum hangat.
   
 

KMI Benahi Pengajar Ushul Fiqh dan Tarbiyah

0
DARUSSALAMKulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor menyelenggarakan sebuah program untuk meningkatkan kualitas pengajar materi Ushul Fiqh dan Tarbiyah kelas 5 dan 6 KMI. “Hal ini sehubungan dengan telah disusunnya buku baru untuk dua materi tersebut,” kata Ustadz Prayitno, salah satu staf KMI yang menjadi panitia acara ini kepada Gontor Online, Senin (23/11) lalu. Menurutnya, guru-guru perlu mengetahui kandungan buku yang sudah menjadi pegangan siswa KMI itu secara lebih mendalam.


Oleh karena itu, kegiatan di atas disebut Program Sosialisasi dan Pendalaman Materi Ushul Fiqh dan Tarbiyah Kelas 5 dan 6 KMI. Acara berlangsung selama tiga hari, Sabtu-Senin, 21-23 November 2009. Pesertanya bukan hanya dari Gontor, namun seluruh pengajar kedua materi ini di seluruh pondok cabang diharuskan mengikutinya.

Acara yang bertempat di Wisma Darussalam ini dibagi menjadi sembilan sesi. Sesi pertama hingga ketujuh berkaitan dengan sosialisasi dan pendalaman materi oleh tim penyusun kedua buku tersebut. Sedangkan pada dua sesi terakhir diadakan penyusunan soal per materi. Adapun tim penyusun buku materi Ushul Fiqh adalah Ustadz H. Mulyono Jamal, M.A., Ustadz H. Abdullah Rofi’i, S.Ag., Ustadz H. Imam Awwaluddin, M.A., Ustadz H. Imam Kamaluddin, Lc. M.Hum. dan Ustadz H. Imam Iskarom, Lc. Mereka semua merupakan staf pengajar di Gontor yang menguasai pelajaran ini. Sedangkan tim penyusun buku materi Tarbiyah adalah Ustadz Drs. H. Sutrisno Ahmad, Drs. H. Rif’at Husnul Ma’afi, M.A. dan Ustadz H. Abdul Hafidz Zaid, M.A.
 

KMD Bekali Pembina Pramuka PMDG

0
GONTOR—Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali mengadakan Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) selama enam hari, Rabu-Senin, 18-23 November 2009, dengan dua gelombang. Gelombang pertama bertempat di kampus PMDG selama sehari, Rabu (18/11), sedangkan gelombang kedua dilaksanakan di Bumi Perkemahan (buper) yang berlokasi di kampus Pondok Modern Gontor 2, Madusari, Siman, Ponorogo, selama lima hari berikutnya. Menurut Syahrul Falakh, ketua panitia KMD tahun ini, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan kemampuan Pembina Pramuka dalam mengasuh anak didik dan mengelola satuan.


Selain itu, KMD akan membentuk tenaga Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar dan meningkatkan kualitas Pembina Pramuka di PMDG yang akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga. Hal yang lebih penting lagi adalah melaksanakan sunah dan disiplin Pondok Modern karena KMD selalu diadakan setiap tahun untuk anggota Gerakan Pramuka yang telah duduk di kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Jadi, seluruh pesertanya merupakan siswa kelas 5 KMI yang berjumlah 805 orang.

KMD merupakan kursus Pembina Pramuka yang berbentuk pendidikan di luar sekolah. Di dalamnya diberikan pengetahuan dasar tentang kepramukaan. Keseluruhan materi dikelompokkan dalam paket latihan sesuai dengan cara berpikir yang sistematis, dalam program induk, sesuai dengan lampiran keputusan Kwartir Gerakan Pramuka Nomor 038 Tahun 1990 tentang Program Induk Pendidikan Kursus Mahir Tingkat Dasar. Adapun jumlah pelatih mencapai 17 orang yang meliputi pelatih dari PMDG sendiri dan pelatih dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Ponorogo.

Sedangkan metode yang digunakan pada KMD mencakup ceramah, diskusi, Curah Gagasan (Brain Stoming), Pemecahan Masalah (Problem Solving), penugasan, kerja kelompok, studi kasus, berganti pakaian, peragaan atau demonstrasi, bermain peran, tak terduga (surprise), Widya Wisata, praktek, pengabdian masyarakat, simulasi dan lain sebagainya.

Pada saat kursus, setiap peserta KMD akan dinilai. Penilaian meliputi moral sikap pribadi peserta, kepemimpinan dan keteladan, hubungan atau relationship, penguasaan materi, cara melaksanakan materi dan bagaimana usaha setiap peserta dalam peningkatan kemampuan dirinya. Maka, setelah kursus mereka akan mendapatkan nilai baik sekali dengan kode A atau baik dengan kode B. Kode C dan D untuk mereka yang mendapatkan nilai Sedang dan Kurang.

KMD tahun ini mengambil tema yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana” dengan motto “Aktif, Kreatif, Dinamis dan Berkarya”. “Dengan KMD, kita akan mendidik generasi muda yang terampil, kreatif dan bermental tinggi,” ujar Syahrul saat ditemui  di tempatnya, Selasa (24/11) pagi.
 

KMD Gontor 3 “Darul Ma’rifat”

Kegiatan sejenis juga diadakan Pondok Modern Gontor 3 “Darul Ma’rifat” dengan diikuti seluruh siswa kelas 5 KMI yang berjumlah 144 orang ditambah 10 orang peserta Pondok Pesantren Al-Barokah. Acara pembukaan dihadiri Kak Kwarcab Kediri, Kak Kwaran Gurah dan para pelatih utusan dari Kwarcab Kediri, Kamis (19/11) lalu, di Balai Pertemuan Gontor 3.
 
Seperti halnya di PMDG, KMD di salah satu cabangnya ini juga berlangsung selama enam hari, Kamis-Selasa, 19-24 November 2009. Pelatihan selama dua hari bersifat indoor dan sisanya dilakukan di buper. Peserta terbagi ke dalam 18 kelompok, masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi menjadi tiga unit. Di setiap unit terdapat 6 RT. Dengan ini, diharapkan mutu kepramukaan yang ada  di Pondok Modern Gontor 3 terus meningkat. Sehingga, terciptalah suasana yang dinamis dan idealis.

Bagian Ketrampilan OPPM Gontor 3 Gelar Art Show

0

GURAH“Al-Ma'hadu laa yanaamu Abadan”. Pondok Modern Darussalam Gontor selalu bergerak dinamis dengan berbagai aktivitasnya yang mendidik. Demikian pula halnya dengan cabang-cabangnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Pondok Modern Gontor 3 “Darul Ma’rifat” di Sumbercangkring, Gurah, Kediri, menggelar acara Art and Handy Craft Show, Jum’at (20/11) lalu.

Bertempat di Balai Pertemuan Gontor 3,  acara ini dikoordinir Bagian Kesenian dan Keterampilan (Baketram) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dari siswa kelas 4 Kulliyatul Mu'allimin-al-Islamiyyah (KMI). Seluruh santri Pondok Modern Gontor 3 menghadirinya untuk mendaftarkan diri pada salah satu klub yang sesuai dengan minat ataupun bakat terpendam yang mereka miliki.

Dalam kegiatan Art Show ini, semua klub dari berbagai bidang seni dan keterampilan seperti Persidama, Persada, Modest, Bengkel Setir (BS), Teater, Kaligrafi, Limit, Aklam dan Snama berpartisipasi meramaikan acara dengan penampilan-penampilan menghibur. Pertunjukan mereka juga dimaksudkan untuk menarik perhatian para santri sehingga hati mereka terbuka untuk mendaftar pada salah satu klub tersebut. Tak ayal, dengan ini banyak santri yang tadinya tidak mempunyai maksud untuk mengikuti salah satu klub, tiba-tiba antri mengikuti pendaftaran. Memang, keahlian anggota suatu klub mampu menjadi pesona tersendiri untuk merekrut anggota-anggota baru dalam kesempatan ini.

Di samping itu, acara ini diadakan untuk menumbuhkan kebanggaan dan rasa memiliki para santri terhadap klubnya masing-masing. Hal ini pun guna menghilangkan image seorang santri yang selama ini disebut-sebut hanya bisa mengaji kitab ‘kuning’, hanya bisa adzan, cuma jadi imam dll. Namun dengan ini, nampaklah bahwa seorang santri juga bisa berolahraga, bermain musik dan mempunyai suatu keterampilan untuk dijadikan bekal di masa depannya. Klub atau kursus-kursus ini juga berguna untuk meningkatkan life skill para santri serta mengarahkannya kepada hal-hal yang bermanfaat.
 

Panggung Gembira 684 Tampilkan Background Inovatif

0
DARUSSALAM—Menjelang adzan Maghrib, Sabtu (14/11), background yang telah dipersiapkan untuk acara puncak Pekan Perkenalan Khutbatu-l-’Arsy (PKA), Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG) 684 mulai berdiri dengan gagahnya di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Ironinya, pemasangan background PG biasanya dapat diselesaikan sebelum adzan Zuhur berkumandang atau sebelum para santri keluar dari kelas, kali ini memakan waktu lebih lama. Bahkan, menjelang acara dimulai usai shalat Isya’ beberapa properti terakhir baru selesai. Hal ini disebabkan keberadaan raging depan background yang merupakan gebrakan baru PG 684. Inilah penampilan terbaik background PG tahun ini. “Background tahun ini memang besar dan sungguh rumit,” komentar Ashabul Kahfi, siswa akhir KMI 684 kepada Gontor Online, Ahad (15/11).

Pasalnya, waktu pagi hingga siang dihabiskan untuk angkat-turun background di lantai dua demi penyelarasan raging. “Paling mengharukan dalam pemasangan background bagi kami adalah saat menjelang Maghrib. Tiba-tiba saja background tambahan di sayap kanan jatuh akibat kencangnya angin. Saat itu semua langsung hening. Kami terhenyak melihat background hancur menabrak panggung bawah. Ditambah lagi teriakan asatidz pembimbing, mengecam kawan-kawan untuk segera turun dan membedahi semua background sayap kanan dan kiri. Kesedihan kami tidaklah seberapa jika dibandingkan apa yang dirasakan kawan-kawan dekorator. Bahkan, beberapa di antara mereka sampai meneteskan air mata,” ujar Aji Gema, salah satu peserta Drama Musikal PG 684 kepada Gontor Online, Ahad (15/11) pagi.

Ketika senja tiba, penutup raging dilepas atas perintah Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal, yang juga hadir saat pemasangan background. Beliau optimis, saat acara berlangsung tidak turun hujan, di samping itu, agar ujung background tidak tertutup oleh atap raging. Adapun masalah penurunan background sayap kanan dan kiri yang merupakan andalan tersendiri bagi dekorator 684, sempat terjadi perbedaan pendapat antara asatidz pembimbing, diturunkan atau pemasangannya dilanjutkan.

“Turun, nanti kamu bisa jatuh!” teriak salah satu pembimbing melihat salah seorang bagian dekorasi yang tergoyang oleh angin di ujung background. Namun, beberapa pembimbing masih mendukung pemasangan sayap kiri dan kanan, meskipun angin bertiup cukup kencang. Kerusakan background yang jatuh pun segera diperbaiki. Beberapa siswa kelas 6 segera berlari mengambil bambu tambahan untuk penguatan rangka background yang diputuskan untuk dirampungkan. Pemasangan secara umum selesai sebelum Maghrib.

Secara garis besar, background  PG kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lingkup yang tertutup ditambah raging adalah inovasi dekorasi yang tiada duanya. Ditambah pula dengan ornamen dan tulisan kaligrafi Arab yang selaras membentuk pemandangan tiga dimensi ala Gontor. “Background PG kali ini, menurut saya, yang terbaik sejak zaman PKI,” kata Faiz Taufiq, siswa akhir KMI 684 penuh semangat.

PG 684 Sukses dengan Penuh Inovasi

Dari sekian rentetan acara PG 684 yang mencapai 29 acara tersebut, beberapa diantaranya merupakan inovasi baru dalam dunia per-PG-an. Di antaranya terdapat Drama Musikal, Kecak Reog, Tari Sakera, Sulap dan Shadow Show. Drama Musikal merupakan inovasi baru dari Drama Tragedi. Penampilan Drama Tragedi yang tampil pada PG tahun-tahun sebelumnya memanfaatkan dubbing (suara rekaman-red). Kali ini, dengan kisah Abu Dzar Al-Ghifari, Drama Musikal dengan berbahasa Arab itu berani life tanpa dubbing.

Kemudian ada pula Kecak Reog, gabungan antara tari asal Ponorogo dan tari adat Bali. Disusul acara baru asal Madura, Sakera Dance. Selanjutnya ada penampilan Shadow Show, penggambaran gerak-gerak unik melalui bayangan tubuh. Di antaranya, bayangan tubuh-tubuh peserta yang membentuk gajah, pesawat terbang, bebek, pohon, teko, kereta api, mobil mini, anak belajar komputer dan gambar anak-anak yang kejar-kejaran bersama.

Secara keseluruhan, dewan juri memberi nilai 9,5 untuk PG 684. Namun, dengan segala kelebihan dan nilai-nilai positif serta inovasi yang diperjuangkan anak-anak kelas 6, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyempurnakan nilainya menjadi 10.
 
“Wah, dari pertama sampai akhir, ana nggak ngantuk blass, seru deh pokoknya. Bahkan acara Wayang Orang pun tidak membosankan, malah sangat menghibur dengan gaya cerita dan bahasa ‘merakyat’,” ujar Irfan Ali, siswa kelas 4 KMI, kepada Gontor Online usai acara.

Gemerlap Drama Arena 584 Terangi Darussalam

2

Pagelaran Seni Santri Pondok Pesantren Modern Gontor dalam Drama ArenaDARUSSALAM—Pagelaran Seni Drama Arena (DA) 584 yang ditampilkan seluruh siswa kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) telah rampung dengan penampilan memukau dan fantastis, Kamis (12/11) malam. Dengan warna dasar dominan putih, background DA nampak bercahaya menyambut sinar-sinar gemerlap yang disorotkan ke arah panggung. Para penonton pun menyaksikan setiap acara nyaris tanpa berkedip.

Pencahayaan yang bagus ini juga diimbangi dengan penampilan siswa kelas 5 KMI yang prima. DA tahun ini diwarnai dengan berbagai macam pertunjukan-pertunjukan baru yang menarik dan juga menghibur para penonton. Di antara acara-acara tersebut adalah El Jabba Phantom, Tari Sunda, Teater Islami dan masih banyak lagi. “El-Jabba Phantom adalah perpaduan antara gerakan-gerakan dance dengan gerakan pantomim yang berkolaborasi menjadi satu,” ujar Yahdi, salah satu personil El-Jabba Phantom, ketika ditemui Gontor Online, Jum’at (13/11) pagi.Menurutnya, Nama El-Jabba Phantom sendiri diambil dari kosa kata bahasa Arab, El-Jabba diambil dari kata al-‘ajib yang berarti keajaiban dan kata Phantom berarti pantomim sendiri. El-Jabba Phantom beranggotakan 12 orang personil yang semuanya merupakan siswa kelas 5 KMI.

Lain halnya dengan Tari Sunda, personil tarian yang merupakan salah satu acara baru DA 584 ini beranggotakan 31 orang, semuanya berasal dari daerah Jawa Barat. Maka, mayoritas anggotanya adalah bersuku Sunda. Tarian ini merupakan perpaduan seni budaya Sunda yang dikemas dalam sebuah gerakan tarian. “Inilah salah satu budaya Sunda yang kami persembahkan. Dengan mengenakan kostum polos, tarian ini menggambarkan budaya Sunda yang sederhana dan ramah,” ungkap Irfan, siswa kelas 5 KMI asal Tasikmalaya, Jum’at (13/11).Selain tarian dan kolaborasi antara dance dengan pantomim, DA 584 juga menampilkan acara baru berupa Islamic Teater. Di dalam pertunjukan teater ini terkandung banyak nasihat yang berguna bagi para penonton, baik dari segi mental maupun spiritual. “Untuk pertunjukan teater ini kami mendatangkan seorang sutradara yang berasal dari Yogyakarta bernama Agung Waskito,” tutur Juliat yang memerankan tokoh Raja dalam acara ini. Teater ini melibatkan 35 personil dari siswa kelas 5 KMI dan menghabiskan waktu tiga minggu untuk latihan.

Dengan alasan, jiwa dan ruh perjuangan santri Gontor dan para alumninya yang telah banyak berkiprah di kancah pemerintahan di Indonesia, DA kali ini mengambil tema “Dengan Semangat Juang Santri Kita Kawal Umat Kejayaan Bangsa”. Hal ini menandai eksistensi Gontor dengan peran aktif alumninya dalam segala lini kehidupan dengan satu tujuan, yakni mengawal umat Islam di Indonesia dan membina mereka untuk menuju kejayaan bangsa. Tujuan ini sesuai dengan penanaman nilai-nilai dan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor.