Home Blog Page 550

Forum Komunikasi Pesantren Mu’adalah Gelar Pertemuan di Gontor

0
DARUSSALAM—Beberapa pimpinan pondok pesantren yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pesantren Mu’adalah (FKPM) yang diketuai Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. telah mengadakan beberapa kali pertemuan di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Pertemuan terakhir digelar pada Jum’at malam, tanggal 3 Juli 2009 lalu, di Wisma Darussalam. Pada pertemuan sebelumnya, FKPM membicarakan tentang perlunya menetapkan Peraturan Menteri Agama tentang Pengelolaan Pesantren dan Status Kelembagaan Pesantren.


Dengan ini, FKPM yang sekarang beranggotakan 32 pesantren di seluruh Indonesia tersebut akan mendesak pemerintah, terutama Menteri Agama RI, untuk segera menerbitkan peraturan menteri agama (permenag) yang khusus mengatur tentang pondok pesantren dan membedakannya dengan pendidikan diniyah. Untuk itu, FKPM memberikan koreksian atau masukan terhadap draf Rancangan Peraturan Menteri Agama (RPMA) karena ditemukan indikasi materi peraturan yang lebih rendah bertentangan dengan materi peraturan yang lebih tinggi.

Adapun hal yang diajukan FKPM tersebut sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 30 ayat 4 yang secara tegas menyatakan adanya pemisahan antara pendidikan pesantren dan pendidikan diniyah. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan serta PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan juga menyatakan hal yang sama. Dengan hadirnya peraturan tersebut nantinya diharapkan pesantren akan lebih fokus lagi dalam mengembangkan pendidikan pesantren di masa mendatang, dapat diakui oleh pemerintah dan dibantu.
 
Pada pertemuan terakhir yang dihadiri tujuh anggota FKPM tersebut membicarakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 5 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2007 tentang Ujian Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2006/2007. Hal ini terkait dengan adanya keputusan sepihak dari sejumlah perguruan tinggi negeri yang tidak menerima alumni pesantren mu’adalah untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) disebabkan tidak adanya hasil Ujian Nasional (UN) pada nilai kelulusan mereka. Maka, FKPM sepakat menyampaikan usulan kepada Menteri Agama RI bahwa dalam penyusunan Permen tentang Pendidikan Pesantren agar tidak dimasukkan UN sejalan dengan PP 19 Tahun 2005 tentang SNP, pasal 93 ayat 1 dan 2 yang intinya tidak mengacu kepada SNP yang mengharuskan UN, walaupun demikian pesantren mu’adalah tetap mendapatkan pengakuan dari pemerintah atas dasar rekomendasi dari BSNP yang telah didapatkan pesantren mu’adalah tersebut.

Adapun di antara pesantren mu’adalah yang termasuk anggota FKPM tersebut adalah KMI Gontor (Ponorogo), KMI Pesantren Baitul Arqom (Jember), KMI Pesantren Darul Qolam (Tangerang), KMI Pesantren Nurul Ikhlas (Tanah Datar-Sumbar), KMI Pesantren Pabelan (Muntilan Mantingan), KMI Pesantren Raudhatul Hasanah (Medan), MHS PP (Ciwaringin), Pesantren Al-Basyariah (Bandung), Pesantren Modern Al-Mizan (Lebak Banten), Pesantren Al-Amien (Prenduan-Sumenep), Pesantren Al-Ikhlas (Kuningan), Pesantren Darul Rahman (Jakarta), Pesantren Darunnajah (Jaksel), Pesantren Mathlabul Ulum (Sumenep), Pesantren Modern Al-Barokah (Nganjuk), Pesantren Ta’mirul Islam (Surakarta), PP Al-Anwar (Jateng), PP Al-Falah (Ploso-Kediri), PP Al-Fithrah (Surabaya), PP Al-Hamidy Dirasatul Mu’allimin (Jatim), PP Darul Munawaroh (NAD), PP Darussalam (Kencong-Kediri), PP Lirboyo Hidayatul Mubtadi’en (Jatim), PP Miftahul Mubtadiin (Nganjuk), PP Nurul Qodim (Probolinggo), PP Mathali’ul Falah (Kajen Pati), PP Salafiyah Syafiyyah (Pasuruan), PP Sidogiri Madrasah Aliyah Miftahul Ulum (Jatim), PP Termas MA Salafiyah (Pacitan), TMI Pesantren Cibatu (Garut), TMI Darul Muttaqien (Bogor) dan TMI Pesantren Darunnajah Cipining (Bogor). Semua pesantren tersebut telah mendapatkan mu’adalah dan rekomendasi penuh dari Departemen Agama (Depag) RI.

Gontor Berpartisipasi dalam JENESYS 2009

0
GONTOR-Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengutus salah seorang santrinya untuk mengikuti program Japan-East Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) 2009. Program JENESYS merupakan program kerjasama ASEAN dan Jepang dalam bentuk pertukaran pemuda yang bertujuan untuk menggalang dan meningkatkan persahabatan dan saling pengertian antara pemuda di Asia Timur, khususnya ASEAN dan Jepang. Program yang berlangsung selama 10 hari ini dikelola Japan International Cooperation Center (JICE). Program tersebut diisi dengan berbagai kegiatan antara lain homestay, kuliah mengenai Jepang, workshop serta kunjungan ke sekolah-sekolah di Jepang.


Pada program JENESYS 2009 ini, PMDG diwakili Ahmad Ghiyats Fawwaz, siswa kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) dari Rangkasbitung-Banten. Selain terampil berbahasa Inggris, siswa yang aktif menggeluti dunia tulis-menulis dan jurnalistik ini juga pandai memainkan sejumlah alat musik. Selain PMDG, terdapat sejumlah pondok pesantren yang juga mengirimkan pelajarnya untuk acara ini. Secara keseluruhan, para pelajar dari pondok pesantren yang mengikuti program ini berjumlah 23 orang.

Selain peserta dari pondok pesantren, program JENESYS 2009 juga diikuti para pelajar dari sekolah umum yang memenuhi kriteria. Di samping itu, program yang diikuti PMDG untuk kedua kalinya ini juga mengikutsertakan rombongan Paskibraka Nasional yang berjumlah 21 orang. Selain itu, para pelajar bahasa Jepang juga diikutsertakan dalam program ini.

Dalam program ini, para pelajar dari Indonesia dibagi menjadi empat grup sesuai kelompok peserta di atas. Kelompok pelajar dari pondok pesantren dimasukkan ke dalam grup Ibaraki. Adapun rombongan Paskibraka Nasional disebut dengan grup Shizuoka. Sedangkan para pelajar sekolah umum disebut dengan grup Tokushima. Terakhir, grup Okinawa yang terdiri dari para pelajar bahasa Jepang.

Program JENESYS 2009 tersebut diselenggarakan pada hari Selasa-Kamis, 23 Juni-2 Juli 2009 lalu. Selama 10 hari di Jepang, para peserta program ini mengikuti berbagai macam kegiatan meliputi kuliah mengenai Jepang, mengunjungi Kuil Senso-ji, mempelajari sejarah peninggalan Jepang di Edo-Tokyo Museum, mengunjungi pabrik susu Meiji di kota Moriya, mengadakan kunjungan ke SMA Toride 1, mengadakan observasi di Oarai Aquarium, mengunjungi tempat pembuangan sampah akhir yang disebut Kasama Eco Frontier. Kemudian para peserta mengadakan workshop untuk memaparkan hasil pengamatan mereka selama berada di Jepang.

Sebelum pulang ke Indonesia, para peserta diajak untuk mengenal hasil karya teknologi tinggi yang dihasilkan Jepang di TEPIA Advanced Technology Exhibition Hall. TEPIA merupakan sarana pameran teknologi tinggi yang dibuka sejak tahun 2008. Terakhir, mereka menggelar acara presentasi dan malam perpisahan yang menampilkan pertunjukan dari setiap grup. Salah satu penampilan yang mendapat sambutan meriah pada malam itu adalah Tarian Anak Bangsa yang ditampilkan grup Ibaraki. Inilah acara terakhir program JENESYS 2009 di negeri Sakura.

Sekretaris Pusat Validkan Data Perpulangan

0

DARUSSALAM—Menghadapi liburan akhir tahun menjelang bulan Ramadhan nanti, Selasa (11/8), Sekretaris Pusat Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) mulai mengecek validitas data perpulangan liburan akhir tahun. “Hingga saat ini, kami melakukan pendataan jumlah santri yang akan pulang dan semua data santri yang akan bermukim di pondok,” tutur Ahmad Luqman, salah seorang staf Sekretaris Pusat OPPM kepada Gontor Online, Ahad (21/6) pagi di Gedung Santiniketan kamar 4.

Di samping itu, untuk memperlancar proses perpulangan akhir tahun pada bulan Agustus mendatang, Luqman mengatakan, Sekretaris Pusat OPPM telah mengambil beberapa langkah awal. Salah satunya adalah penandatanganan surat jalan. Adapun jumlah surat jalan yang telah ditandangani berjumlah 3.200 lembar. Santri asal DKI Jakarta juga mengatakan bahwa surat jalan yang ditandatangani tersebut hanyalah yang akan dibagikan kepada santri dari pulau Jawa saja. Sedangkan surat jalan bagi santri yang berasal dari luar Jawa sedikit berbeda dan sampai saat ini surat jalan tersebut masih dalam proses percetakan.

“Surat jalan yang digunakan santri berasal dari luar Jawa memang sedikit berbeda. Surat jalan mereka akan disertai foto santri yang bersangkutan dengan ukuran 4 x 6 ,” ujar santri yang kini duduk di kelas 5 D ini menjelaskan perbedaan kedua jenis surat jalan yang digunakan.

Dalam tahap selanjutnya, Luqman menambahkan, mereka juga akan mengumpulkan kwitansi bukti pembayaran iuran OPPM dalam waktu dekat ini. Selain itu, mereka juga akan menerima pembayaran peron bagi santri dalam Jawa. Sedangkan santri yang berasal dari luar Jawa tidak dikenakan pembayaran peron.

“Pembayaran  peron tersebut akan digunakan untuk uang kepanitiaan perpulangan akhir tahun seperti pencetakan surat jalan, konsumsi penjaga stand serta untuk biaya pencetakan peron itu sendiri,” tambah Lukman menerangkan.

“Adapun bagi santri yang memutuskan untuk jalan-jalan saja saat liburan dan tidak bisa pulang, diwajibkan meminta surat rekomendasi dari orang tua atau wali santri yang bersangkutan,” jelas Luqman. Ia juga menjelaskan, perpulangan kali ini akan dibagi menjadi empat jenis perpulangan, yaitu perpulangan dengan konsulat, dengan orang tua, santri yang mukim dan juga santri yang keliling atau tidak mengikuti perpulangan konsulat.

Saat ini, kata Luqman, mereka menargetkan seminggu sebelum Ujian Akhir Tahun 1430/2009 diselenggarakan semua sudah kelar. Untuk itu, Sekretaris Pusat OPPM akan mewajibkan perkumpulan sekretaris konsulat seminggu sekali. Diharapkan, seluruh ketua konsulat, ketua Panitia Perpulangan Akhir Tahun (PPAT) dan sekretaris konsulat dapat bekerja sama dengan baik demi kelancaran dan kesuksesan agenda perpulangan liburan akhir tahun kali ini.

Jam’iyyatul Qurro’ Adakan Amaliyah untuk Tingkat Q

0

DARUSSALAM—Jam'iyyatu-l-Qurro' (JMQ) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengadakan amaliyah (praktek mengajar Al Qur'an-red) bagi anggota tingkat Q selama 10 hari, Sabtu-Senin tanggal 13-22 Mei 2009 lalu. Tingkat Q, adalah tingkat tertinggi dalam Jam'iyyatu-l-Qurro'. Acara ini bertujuan membina mental anggota JMQ sehingga mampu menjadi seorang pengajar Al Qur'an yang baik.


Berkenaan dengan itu, Ahmad Muntazir, salah seorang pengurus JMQ menerangkan bahwa amaliyah yang berlangsung selama 10 hari tersebut mencakup evaluasi. “Maksudnya, kami mengadakan amaliyah dan evaluasi secara bergantian setiap harinya sampai hari ke-10,'' jelas Muntazir, Senin (15/6) kepada Gontor Online.

Amaliyah perdana, Sabtu (13/6) lalu, dilaksanakan oleh Azmi (3-M) dan Fahri (3 Int. F). Kemudian pada hari-hari berikutnya, amaliyah dilaksanakan empat orang sekaligus. Siswa yang berasal dari Sidoarjo ini menambahkan, amaliyah seperti ini sangatlah bermanfaat bagi anggota klub Q. Mereka akan mengetahui cara mengajar agar seluruh murid yang diajari membaca Al Quran sekaligus memahami tajwid dan makhaarijul huruf yang benar.

Adapun jumlah peserta yang mengikuti amaliyah ini, ungkap Muntazir, sebanyak 18 orang. Mereka terdiri dari kelas 1-4 Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) yang merupakan anggota klub Q JMQ. Para peserta dinilai dari segi ketangkasan, semangat, mental, bahasa dan cara mengajarnya. “Penilaian ini sangat berpengaruh pada keberhasilan mereka naik ke klub A. Adapun hasilnya akan diumumkan pada hari Selasa (23/6) disertai dengan evaluasi umum,” ujar siswa yang duduk di kelas 5-E tersebut.

Gontor Ikuti Program Duta Belia Indonesia 2009

0

GONTOR—Dalam rangka menciptakan konstituen diplomasi di kalangan generasi muda, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia (Deplu RI) kembali menyelenggarakan program Duta Belia Indonesia 2009 yang berlangsung pada tanggal 20-31 Agustus 2009 mendatang di Australia. Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mendapatkan kesempatan untuk kembali mengikuti program ini.

Untuk program tersebut, Eko Ahmad Saifuddin, salah seorang ustadz muda PMDG, berhasil terpilih mewakili PMDG lewat seleksi yang diadakan Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Diplomasi Publik. Setiap peserta yang terpilih diseleksi berdasarkan prestasi di bidang akademis, aktif dalam kegiatan organisasi dan mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan. Selain itu, usia mereka tidak boleh lebih dari 20 tahun.

Program Duta Belia Indonesia yang dimulai sejak tahun 2003 ini diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan kebijakan luar negeri Indonesia kepada generasi muda masa depan. Di samping itu, para peserta juga dapat memahami cara kerja diplomat Indonesia dan mengetahui masalah-masalah yang dihadapi Indonesia di luar negeri. Selain itu, para peserta juga dipandu untuk mempromosikan Tahun Industri Kreatif 2009 dengan motto “Create, Innovate, Prosper”.
 
Untuk itu, sebelum berangkat ke Australia, para peserta program Duta Belia Indonesia 2009 terlebih dahulu mengikuti pembekalan yang akan diadakan di Jakarta pada tanggal 20-25 Agustus. Dengan demikian, setelah pembekalan selesai, peserta yang telah dibagi menjadi tiga kelompok tersebut benar-benar siap diberangkatkan ke tiga kota besar di Australia, yakni Melbourne, Sydney dan Perth pada tanggal 26-29 Agustus 2009. Selanjutnya, pada tanggal 30-31 Agustus 2009 nanti mereka bersama-sama mengikuti acara terakhir, yakni pemantapan dan penutupan program ini.

GontorTV Mulai Berbenah

2

DARUSSALAM—Dengan tujuan menarik minat para pemirsa, Gontor TV mulai membenahi diri dengan mengadakan berbagai terobosan acara baru. Dengan demikian, jam tayang televisi yang masih seumur jagung ini pun bertambah padat. “Kami menayangkan acara Gontor TV mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 10 malam WIB. Gontor TV menyajikan acara Nada Kita yang menampilkan lagu-lagu islami. Selain itu, film kartun animasi yang mengandung nilai-nilai pendidikan juga mewarnai tayangan kami. Di samping itu, iklan-iklan yang ditampilkan pun merupakan hasil produksi sendiri,” tutur Ust. Tommy Alvanso selaku staf Gontor TV kepada Gontor Online, Selasa (30/6) lalu.


Ustadz Tommy menambahkan, pihaknya juga menyajikan tayangan-tayangan yang memperluas cakrawala ilmu pengetahuan—seperti yang biasa ditayangkan dalam acara Discovery Channel—yang diambil dari karya Harun Yahya. Acara siraman rohani pun tidak ketinggalan untuk sebuah stasiun televisi berbasis pesantren, yaitu Telaga Hati dan Qira’atu-l-Qur’an.

Menurut pengakuan ustadz yang berasal dari Madiun ini, hingga saat ini, stasiun televisi yang muncul atas inisiatif Ust. Muhammad Tasdiq ini hanyalah dijalankan oleh tiga orang staf dari asatidz, yaitu Ust. Tommy Alvanso sendiri, Ust. Ade Chandra dan Ust. Yandi Purnama. Walaupun demikian, ungkapnya, sampai saat ini Gontor TV telah berhasil memproduksi enam jenis iklan dan telah disiarkan. Keenam iklan tersebut meliputi iklan Roti La Tansa, iklan Toko Buku La Tansa, iklan Toko La Tansa Sport, iklan acara Telaga Hati dan dua iklan untuk Air Minum La Tansa (Armila).

Adapun pada minggu ini, Gontor TV sedang merampungkan pembuatan iklan untuk Koperasi Unit Keluarga (KUK). Untuk skenarionya, dikerjakan Ust. Taufik Affandi, S.H.I selaku pembimbing staf Gontor TV. Selain pembuatan iklan untuk KUK, Ust. Tommy dkk. juga sedang disibukkan dengan pembuatan album video klip Ansyada yang kelima. Selain itu, Gontor TV telah mengadakan acara mingguan yang dinamakan Halaqoh Masjid ‘Atiq. Pihak Gontor TV bekerja sama dengan Departemen Diskusi dan Riset (Depdiris) Dewan Mahasiswa (DEMA) Wilayah Gontor 1 mengadakan acara tersebut sejak awal Juni lalu. Tepatnya, mulai hari Ahad (7/6) setelah shalat Isya' bertempat di dalam Masjid Pusaka. Sedangkan pada minggu berikutnya, Ahad (14/6), acara digelar di halaman Masjid Pusaka.
 

Acara tersebut berbentuk dialog dengan dibawakan  oleh seorang pembicara dari asatidz senior dan dihadiri para asatidz perwakilan dari setiap lembaga di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) seperti staf Pengasuhan Santri, KMI dan DEMA. “Untuk acara Halaqoh Masjid ‘Atiq perdana, kami mengundang Ust. Nur Salis Al Amin sebagai pembicara. Sedangkan berikutnya, kami mengundang Ust. H. Ahmad Suharto, S.Ag,” jelas Ust.Tommy panjang lebar. Namun, Ust. Tommy mengakui, Gontor TV masih belum memiliki jadwal tetap untuk pembicara selanjutnya karena hal tersebut harus dimusyawarahkan terlebih dahulu.

Ujian Staf Organisasi Pelajar Pondok Modern 2010

0

Kampung Damai (11-18/06), beberapa Bagian OPPM Gontor Putri 1 mengadakan ujian calon staff pembantu pengurus OPPM, mereka terdiri dari santriwati kelas 3 dan 1 intensif dan nantinya akan menjadi staff pembantu pengurus OPPM yang beranggotakan santriwati kelas 4 dan 3 intensif. Ini merupakan bentuk dari pengkaderisasian pengurus, dengan tujuan agar para staff memiliki pengalaman dalam berorganisasi.

Bagian-bagian yang diperbantukan diantaranya Bagian Pengajaran: Staff Jumiatu-al-Qoriat (JMQ) dan Jumiatu-al-Khotibat (JMK), Bagian Peningkatan Bahasa: Staff PEC and PAC, Bagian Koperasi Pelajar, Bagian Koperasi Warung Pelajar, Bagian Dapur OPPM, Bagian Diskusi Ilmiah dan Penerbitan: Staff Malda, Bagian Penerangan, Bagian Perpustakaan: Staff Gilda, Bagian Fotografi, Bagian Keputrian, Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Kesenian: Staff Korsada, Bagian Kesehatan, dan Bagian Pertamanan.

Pemilihan staff didasarkan atas kecakapan khusus yang dimiliki oleh santriwati, misalnya kecakapan komputer, berpidato, tilawah Al-Quran, melukis, kerajinan tangan, dan lainnya. Tak hanya mengadakan ujian tulis, beberapa bagian, seperti Bagian Diskusi Ilmiah dan Penerbitan misalnya, juga mengadakan wawancara bagi para calon staffnya yang berjumlah 33 orang, untuk mengetahui mental mereka. Hasil ujian dan keputusannya baru akan diumumkan pada awal tahun ajaran baru nanti, saat calon staff naik ke kelas 3 intensif dan kelas 4.

Delegasi Kontingen Santri Nusantara 2009

0

SUMEDANG- Pengalaman adalah sesuatu yang mahal harganya,  inilah yang mendorong Gontor Putri 1 untuk mengirimkan kontingen yang terdiri dari 2 regu dalam acara Perkemahan Pramuka Santri Nusantara 2009 di Bumi Perkemahan Letjen (Purn) DR. (HC) H. Mashudi Sumedang Jawa Barat (15-20/06).

Para peserta didampingi oleh Ustadz H. Asif Trisnani, MA dan Ustadz Zainul Arifin, S.Ag yang dibantu oleh Ustadzah Tyas Nurul Fauziah dan Ustadzah Hefty Zulfa, S.Pd.I. Dikirimkan juga pasukan khusus yang terdiri dari 10 santri luar negeri, 2 santriwati Singapura, 2 santriwati Jeddah, 3 santriwati Thailand, dan 3 santriwati Malaisya, yang dibimbingan Usth.Rahmi Suci Yuliana.


Beragam kegiatan yang diadakan pada perkemahan kali ini, antara lain Parade Semapore Pramuka Santri se–Nusantara, Expose Keahlian dan Keterampilan Santri dalam Bidang Sains dan Teknologi, Expose Seni dan Budaya Khas Daerah yang Bernuansa Islami, Aktivitas Kepramukaan Santri Nusantara, Penanaman Pohon Khas Daerah pada Taman “Bhineka Tunggal Ika” dan Seminar Nasional bertemakan “Revitalisasi Gerakan Pramuka di Pondok Pesantren”. Alhamdulillah, tidak hanya berpartisipasi, Kontingen Gontor Putri 1 juga memenangkan beberapa kejuaraan, diantaranya Juara I menulis Insya’ yang diwakili oleh Kharisma Ekhsan Biyan, santriwati kelas V B dari Surakarta dan Juara II Lomba majalah dinding sebagai perwakilan dari Jawa Timur.

Duta Besar Syiria Berkunjung ke Gontor

0

GONTOR—Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Syiria, H. M. Muzzammil Basyuni berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Selasa (9/6) lalu. Kedatangan beliau didampingi beberapa alumni Gontor yang tengah melanjutkan studinya di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta karena sebelumnya beliau mampir terlebih dahulu di Yogyakarta. Rencananya, kunjungan ini juga diikuti Dubes Indonesia untuk Labanon, H. Bagas Hapsoro, Atase Pendidikan  dan Kebudayaan (ATDIKBUD) di Mesir, Dr. H. Sangidu dan satu orang dosen dari UGM, Syamsul Hadi. Disebabkan adanya beberapa urusan yang tidak dapat ditangguhkan penyelesaiannya, mereka batal mengikuti rombongan tersebut.


Kedatangan Bapak Muzzammil tersebut disambut dengan hangat oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor setelah menunaikan shalat Maghrib berjama'ah di Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor. Banyak hal yang beliau ceritakan kepada ketiga Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor selama menjabat sebagai Dubes di Syiria. Acara silaturrahim yang berlangsung di Kantor Pimpinan tersebut terasa sangat akrab karena beliau sendiri juga merupakan alumni Gontor. Kunjungan ini sekaligus mengenang seluruh pengalaman beliau selama menjadi santri di pondok yang kini memiliki 15 cabang di seluruh Indonesia ini.


Setelah bersilaturrahim dengan Pimpinan Pondok, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kampus Baru Institut Studi Islam Darussalam (ISID) di Siman, Selasa (9/6) malam. Rombongan disambut para mahasiswa ISID dan peserta Pendidikan Kader Ulama (PKU) di gedung CIOS.


Untuk melengkapi kunjungannya, beliau melanjutkan perjalanan ke kampus Gontor Putri 3 di Karangbanyu, widodaren, Ngawi, setelah berkeliling di kampus Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Rabu (10/6) pagi. Perjalanan dilanjutkan ke kampus Gontor Putri 1 di Sambirejo, Mantingan, Ngawi. Setelah mengadakan silaturrahim dengan para santriwati, beliau beserta rombongan kembali ke Yogyakarta, Rabu (10/6) siang.  

Gontor Terima Tamu dari Taiwan

0

DARUSSALAM—Pondok Modern Darussalam Gontor kedatangan tamu dari negara tetangga, Taiwan, Senin (1/6) lalu. Dengan tujuan mengadakan riset, Profesor Nabil Lin dan asistennya, Abraham Wiliam, diterima K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor di Kantor Pimpinan, Selasa (2/6) pagi. Sebelum mengadakan silaturrahim dengan Pimpinan Pondok, kedua tamu tersebut sempat diajak melihat-lihat keadaan kampus Gontor dan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).


Selama bertatap muka dengan Pimpinan Pondok, keduanya menanyakan banyak hal tentang Gontor. Mereka terlihat antusias mendengarkan penjelasan Pimpinan Pondok berkenaan dengan sistem pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor yang kini telah memiliki 15 cabang di Indonesia. Mereka sangat tertarik betapa Gontor mampu eksis dengan kemandirian sistem sejak berdirinya hingga saat ini, walaupun sempat puluhan tahun tidak mendapat pengakuan dari pemerintah. Tapi, Gontor mampu membuktikan bahwa sistem yang diperoleh dari pengalaman selama 80 tahun lebih itu dapat bersaing dan berprestasi baik di tingkat nasional maupun di kancah internasional.

Abraham mengungkapkan, dengan suksesnya sistem kemodernan yang dianut Gontor, pondok ini layak dijadikan sebagai acuan bagi sistem pendidikan di Indonesia. “Saya kagum dengan Gontor yang tetap mempertahankan sistem, visi, misi dan nilai yang ada di setiap cabang-cabangnya tanpa mengkhawatirkan sekolah-sekolah lain yang kurikulumnya terus-menerus berubah tahun demi tahun,” katanya.

Menurut pengakuan Profesor Nabil Lin yang bernama asli Lin Chang Kuan ini, sebelumnya, ia sudah mengunjungi beberapa pondok pesantren di Indonesia. Profesor Sejarah dan Peradaban Islam di National Cengchi University tersebut menilai, Gontor sangatlah berbeda dengan pondok-pondok yang ada. Tak ada satupun sekolah di Indonesia mampu menyaingi sistem yang berkembang di Gontor. Melihat fenomena ini, selain mengadakan riset mengenai kebangkitan kaum wanita Islam, ia ingin meneliti Gontor lebih mendalam lagi. Karena itulah dia mengaku sangat senang ketika Abraham yang juga merupakan salah seorang mahasiswanya itu memutuskan untuk menjadikan Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai bahan rujukan untuk tesis magisternya di National Central University, Taiwan.

Untuk itu, keduanya juga dijadwalkan berkunjung ke kampus Gontor Putri 1 di Mantingan, Ngawi, Selasa (2/6) sore. Mereka mengadakan dialog dengan Direktur Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI), beberapa siswa dan staf pengajar KMI mengenai sistem pengajaran 'kitab kuning' yang diterapkan KMI. Selain itu, mereka juga sempat berdialog dengan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi tentang kemajuan pendidikan dan pembinaan mahasiswa di ISID Siman. Setelah mengadakan observasi selama satu hari di Gontor Putri 1, mereka pamitan pulang, Rabu (3/6) siang.

Selama penelitiannya, Abraham berkomentar, dia seharusnya membutuhkan waktu berbulan-bulan di Gontor untuk memahami sistematika pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor. “Seminggu sekalipun tidaklah cukup bagi saya untuk meneliti setiap kegiatan yang sarat akan nilai-nilai dan filsafat hidup di pondok ini.”