Pondok Berdiri Bersama Kultum Shubuh
Memasuki hari pertama pada bulan suci Ramadhan, shalat Shubuh berjamaah di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) selalu diikuti dengan kajian kultum. Adapun dalam kultum Shubuh pertama sekaligus pembuka pada hari Jum’at (24/4) pagi tadi, yang mengisi adalah Bapak Pimpinan langsung, yaitu K.H. Hasan Abdullah Sahal. Iftitāhan lil Muhādharāt ash-Shubhiyyah. Begitulah beliau menamakannya, ketika menyampaikan kultum di depan keluarga besar PMDG yang masih bermukim pada bulan Ramadhan ini. Di antaranya adalah seluruh siswa kelas 5 dan 6 Kulliyyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI), serta sebagian bapak guru KMI.
Adapun poin-poin penting yang beliau sampaikan dalam kultum Shubuh tersebut dirangkum ke dalam ringkasan sebagai berikut:
Sejarah dan Posisi Kultum Shubuh
- Kultum Shubuh berdiri bersama dengan berdirinya pondok; bersamaan pula dengan kegiatan-kegiatan lain seperti Panggung Gembira (PG), pramuka kepanduan, sepak bola, Drum Band, dll.
- Pondok pada pertama kali berdirinya tidak dengan mendirikan asrama dan kelas-kelas, tapi dengan mengumpulkan anak-anak sekitar yang gemar bermain (dulu bermain petasan) untuk diajarkan banyak hal tentang keislaman.
- Ketika itu selama satu bulan, tiga puluh hari penuh kultum dipimpin dan diisi langsung oleh Pak Sahal (Alm. K.H. Ahmad Sahal, red.). Lama-lama karena semakin tua, kemudian bergantian dengan Pak Zar (Alm. K.H. Imam Zarkasyi, red.) dan Pak Shoiman (Alm. K.H. Shoiman Luqmanul Hakim, red.) serta guru-guru lainnya pada waktu itu.
- Semuanya dimulai dari berjiwa besar; bukan hanya mulut besar, kepala besar, ataupun omong besar.
- Dulu ada ungkapan, “kalau mau lihat Gontor, lihatlah bulan Ramadhan (ketika Ramadhan di Gontor)”. Karena itulah, fardhu ‘ain bagi setiap santri Gontor untuk mukim selama Ramadhan. Bahkan Pak Badri (Alm. K.H. Imam Badri, red.) pernah mengatakan, “Syarat menjadi santri Gontor adalah pernah bermukim!”
- Gontor itu kurikulumnya 24 jam kehidupan. Seperti halnya Man Jadda Wajada itu tidak hanya diajarkan di kelas saja, tapi bahkan sampai di rayon-rayon, di lapangan, di pramuka, dan lain-lain. diajarkan ‘amaliyyandalam kehidupan sehari-hari.
- Itulah yang dimaksud dengan Gontor bukan pondok pelajaran, tapi pondok kehidupan. Karena mendidik kehidupan, kehidupan yang benar. Pendidikan kehidupan.
العلم للحياة.
- Filsafat kita adalah sesuai dengan ayat Al-Qur’an:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ (التوبة: 122)
Kita belajar, kita dididik, agar kelak kita kembali ke masyarakat untuk memperingatkan mereka. Liyundziruu qawmahum. Kalau memang santri Gontor terpaksa jadi menteri, maka jadilah menteri tapi yang Liyundziruu menteri-menteri lainnya. Bahkan kalau memang terpaksa menjadi presiden, maka jadilah presiden tapi yang Liyundziruu presiden-presiden lainnya.
- Begitulah fungsi dan status kuliah Shubuh di Gontor. Maka sampai kapanpun, kuliah Shubuh tetap tidak boleh dihapuskan.
Penjelasan Al-Fatihah
- Bertahun-tahun saya mencoba memahami Al-Fatihah, namun ternyata sulit. Tepiannya tidak habis-habis.
- Di atas bumi ini hanya ada tiga dan sampai kapanpun akan tetap menjadi tiga golongan, yaitu الذين أنعمت عليهم, المغضوب عليهم, dan الضالّون. Dalam beragama, bahkan dalam menghadapi pandemi Corona saat ini.
- Al-Fatihah adalah induk dari surat-surat dalam Al-Qur’an.
- اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
- Yang dimaksud dengan mustaqimitu adalah satu. Bertuhan Yang Satu, Yang Esa. Itu tauhid. Bukannya tidak ada tuhan, apalagi bertuhan banyak.
- كلّ مولود يولد على الفطرة فأبواه يهوّدانه وينصّرانه ويمجّسانه … الخ (الحديث)
- Yang dimaksud dengan fithrah di situ adalah Islam, kemanusiaan penuh. Bukan agama-agama yang lain.
أَلْهٰــــكُمُ التَّكَاثُرُ
- Ayat ini sangat sesuai untuk menggambarkan kondisi sekarang.
Banyak manusia yang kaya, kuat, tapi lupa dengan Allah.
- Apa solusinya? Solusinya adalah dengan bertaubat. Kembalilah (kepada Allah)!
فَفِرُّوا إِلَى اللهِ (الذاريات: 50)
- Kalau kita mau merenungkan Al-Qur’an, pasti akan tahu ada di mana posisi kita sebenarnya.
- Ada beberapa penyakit orang berilmu: Ujub, Takabbur, Riya’, Hasad (dengki). Disingkat Juburiyah.
من آفة العلماء
- Ada satu lagi yang mirip dengan takabbur atau riya’ yaitu sum’ah. Yusammi’ nafsah, ingin didengar dan ingin diperhatikan. Ingin terkenal. Ini juga yang salah, tidak boleh.
- Yang paling tahu tentang dirimu ya kamu sendiri. Jangan lirik orang lain, jangan silau dengan pujian, gelar dan jabatan. Apalagi ilmu kita belum ada apa-apanya.
- Segala sesuatu yang bisa dibeli itu murah. Dibeli dengan harta, dengan barang, bahkan dibeli dengan dunia. Tapi In Syaa Allaah, seluruh kel-bes, keluarga besar PMDG; ya kiainya, ya direkturnya, ya santri-santrinya, ya ustadz-ustadznya, ya alumni-alumninya, adalah termasuk golongan orang-orang yang tidak bisa dibeli oleh keduniaan.