Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, baik dilakukan secara sengaja atau pun tidak disengaja. Seringkali kesalahan itu terjadi akibat kelalaian atau keteledoran manusia itu sendiri. Memang terkadang berbuat salah merupakan hal yang wajar bagi seorang anak Adam, mengingat manusia sendiri adalah tempatnya salah dan lupa. Kendati demikian, tidak wajar sebagai seorang mukmin berulang kali jatuh dalam kesalahan yang sama.
Itu sebabnya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah memperingatkan umatnya untuk tidak melakukan kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.
لَا يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Seorang mukmin tidak boleh jatuh ke satu lubang dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut mengandung pesan bahwa seorang muslim perlu belajar dari kesalahan yang pernah diperbuatnya. Karena kesalahan yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga. Dengan memetik pelajaran dari kesalahan itu, paling tidak ada dua keuntungan yang dapat kita peroleh, yaitu:
- Tidak mengulangi kesalahan yang dahulu pernah diperbuat.
- Mampu berhati-hati dalam memilih keputusan yang lebih baik di masa depan.
Sebab seseorang yang jatuh di lubang yang sama atau mengulangi kesalahannya di masa lalu merupakan tanda kelalaiannya dalam memetik pelajaran dari peristiwa yang ia alami. Adapun setiap masalah atau ujian yang ia terima itu merupakan rahmat dan anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menjadi pembelajaran bagi hambanya, karena sejatinya ujian itu untuk belajar.
Maka dari itulah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memerintahkan setiap muslim untuk selalu berhati-hati, waspada, teliti, serta tidak lagi lalai. Karena mukmin yang lalai bisa terperosok, terperdaya, atau tertipu sehingga takutnya akan jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
(Artikel: Mahadi, Editor: Husain, Review: Riza Ashari).
Artikel Terkait:
Meneladani Nilai Pengorbanan dari Sang Kholilullah