Date:

Share:

Tahun Baru Islam 1447 H : Momentum Perubahan dan Perbaikan Diri

Related Articles

GONTOR – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 H, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menyelenggarakan malam peringatan yang sarat dengan nilai keislaman dan semangat hijrah di Gedung Olahraga (GOR) PMDG pada Kamis (26/6). Acara ini diikuti oleh seluruh santri dan guru, serta diisi dengan tausiah dan doa bersama.

Salah satu guru senior PMDG, Al-Ustadz Masykur Hasan, menjadi pembicara pada acara tersebut. Beliau membuka pidatonya dengan mengajak seluruh santri untuk bersyukur karena masih diberi kesempatan merasakan malam pergantian tahun baru Hijriah pada tahun ini. Beliau menekankan bahwa kalender Hijriah merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam.

“Kalender Hijriah menjadi acuan dalam hukum-hukum Islam seperti awal bulan Ramadan dan pelaksanaan ibadah haji,” tegas beliau. Ustadz Masykur juga menyinggung sejarah penetapan kalender Hijriah di masa kekhalifahan Umar bin Khattab yang bermula dari kebutuhan mencantumkan tanggal dalam penulisan surat-surat resmi.

Menurut beliau, ide untuk menjadikan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah sebagai patokan awal tahun datang dari salah satu sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib. “Peristiwa hijrah menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil,” jelas beliau.

Ustadz Masykur juga mengingatkan keistimewaan bulan Muharram sebagai bulan suci sekaligus bulan pertama dalam kalender Hijriah. Banyak peristiwa penting yang terjadi dalam bulan ini, mulai dari diterimanya taubat Nabi Adam AS, berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS, diselamatkannya Nabi Musa AS dari kejaran Firaun, dan berbagai kejadian lainnya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW menyebut Muharram sebagai syahrullah, bulan Allah SWT.

“Menurut Nabi, sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram,” tambah beliau.

Para santri pun disebut Ustadz Masykur sebagai para muhajirin (orang yang berhijrah) modern karena telah hijrah dari kampung kelahirannya ke Gontor. “Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia ada di jalan Allah.” jelasnya.

Sementara itu, salah satu Pimpinan PMDG, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., dalam pesannya mengajak santri untuk lebih komitmen dalam menjalani ajaran Islam. Ia mengkritisi kebiasaan umat Islam yang justru lebih sering memperingati tahun baru Masehi ketimbang Hijriah.

Beliau menambahkan bahwa kesadaran umat Islam untuk kembali memakai waktu Makkah sebagai acuan waktu menunjukkan kebangkitan kesadaran spiritual. Kiai Amal juga menjelaskan bahwa momen tahun baru Islam bukan hanya peringatan seremonial, tapi dorongan untuk berubah dan memperbaiki diri.

Acara malam itu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kiai Amal. Sebelum itu, Ustadz Masykur sempat berpesan bahwa tahun yang akan datang harus lebih baik, serta mengingatkan bahwa setiap manusia akan kembali ke asalnya di akhirat. “Kapan dan kafan hanya berbeda satu huruf,” tukas beliau.

(Berita : Ghazi, Foto : Dejuan, Reviewer : Winka, Alif)

Related Articles :

K.H Hasan Abdullah Sahal resmi membuka Muharram Cup.

Menyambut Indahnya Tahun Baru Islam di Bulan Muharram

Muharram Cup Warnai Peringatan Tahun Baru Hijriah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles