Date:

Share:

KETINGGIAN MARTABAT ISLAM (2): Martabat Islam

Related Articles

Martabat Islam

oleh: K.H. Zainuddin Fananie (Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor)

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ 

“Allah itu telah mengirim seorang pesuruh-Nya dengan pertunjuk dan agama yang hak (benar), perlu akan melahirkannya mengatasi sekalian agama, meski orang-orang yang musyrik sama membenci.” (Q.S. At-Taubah: 33)

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ

“Tuhan telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan menjalankan keutamaan daripada kamu sekalian, akan diangkat menjadi khalifah di atas bumi ini. (Q.S. An-Nur: 55)

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Sebenarnya kedatangan saya itu diutus guna menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” (H.R. Ahmad)

Martabat. Kami selidiki di dalamnya kamusnya adalah berarti kemuliaan atau ketinggian (waardigheid) juga berarti pangkat (rang atau graad). Jadi, Martabat Islam adalah berarti pangkat atau kemuliaan dan ketinggian Islam.

Jika akan menjitukan dan menjelaskan soal di atas, tak dapat tiada mestilah kita kembali kepada pokok atau asal (definitie-nya) agama Islam dan kejadian-kejadian di dalam riwayat (historischefeiten) purbakala. Sebab keadaan nasib dan peruntungan atau martabat kaum Muslimin sekarang ini tidak dapat dibikin sebagai ukuran dan timbangan tentang hakikat yang sebenarnya.

Oleh karena itu, buat menentukan tinggi rendahnya, marilah kita kembali kepada soal pokok dan sejarah.

Di dalam sabda di atas, adalah dengan jelas menyatakan bahwa buat menegakkan sesuatu martabat atau kemajuan (tamadun) atau beschaving yang mulia, Tuhan telah memilih dari seorang hamba-Nya yang bernama Muhammad saw perlu diutus mentaburkan rahmat-Nya, yang merupakan suatu agama yang hak, buat penutup dan pengunci sekalian agama yang sudah-sudah. Agama yang cukup dan sempurna buat memperlindungi seluruh umat di dunia. Agama yang berani mengatasi semua agama-agama yang telah lalu, agama yang paling sempurna buat mencapai martabat yang tertinggi, ialah Martabat Islam yang tidak ada bandingnya.

Daulat Nabi Besar Muhammad saw adalah sebagai bapak kesejahteraan dunia, pendidik dunia (wereldopvoeder) pentabur martabat mulia, pemegang tampuk dan bendera kemenangan Islam Raya dalam perjuangan berhadapan dengan semua agama, semua paham, dan semua macam yang manapun juga.

Daulat Nabi Muhammad saw bukanlah nabinya sesuatu bangsa atau kaum yang mana juga pun, melainkan Nabi Muhammad adalah nabinya semua bangsa-bangsa di dunia. Lebih tegas nabinya dunia, pendekar dunia, pembawa keselamatan dunia, ya bapak martabat yang sempurna, ialah Martabat Islam yang terutama.

Hal ini camkanlah adanya sabda Tuhan di dalam Qur’an seperti berikut:

وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 

“Tidaklah kami menyuruh kamu Muhammad, kecuali teruntuk kepada segenap manusia, yang memberi kabar senang dan mengkhawatirkan. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.” (Q.S. Saba’: 28)

وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَـٰلَمِينَ

“Tidak kami utus engkau Muhammad melainkan sebagai rahmat (kesejahteraan) kepada sekalian alam.” (Q.S. Al-Anbiya’: 107)

Jelas Nabi Muhammad saw adalah bapak dan pusat mengalirnya Martabat Islam. Martabat yang gilang gumilang!

Hal ini betapakah ditentang cara, sikap, langkah anjuran, dan tindakannya guna merupakan dan membangunkan adanya martabat itu? Sudah barang tentu bukan cukup hanya dipuji-puji tinggi dengan komentar-komentar betapa ketinggian dan kemuliaan Martabat Islam saja itu tidak. Tetapi mestilah wajib dirupakan beberapa jalan yang mesti dilaluinya, jalan yang mesti diturut garis-garis yang merupakan batas-batas yang tentu, dan beberapa seluk-beluk yang wajib dipelajari, diyakinkan, dan diamalkannya dengan sungguh-sungguh oleh seluruh umat Islam zonder (tanpa) kecuali.

Sebagai juga ayat di atas telah memberi pengharapan yang amat besar sekali kepada kita, yaitu Allah berjanji dan menyanggupi akan mengangkat kita menjadi khalifah. Asal saja kita betul-betul beriman dan sama berlaku jujur, baik, dan saleh.

Dari karena itu dengan penunjuk jalan yang cepat, jika umat akan mencapai Martabat Islam yang sejati, turutlah jejak Martabat Nabi Besar Muhammad saw dan turutlah pimpinan Islam yang sungguh amat luas sekali lapangannya, melengkapi kepada semua hajat dan kejadian dunia itu.

Keterangan kami di atas ini barulah keterangan kedudukan Martabat Islam, belum wujud atau jalan yang tentu untuk dilalui guna mencapainya. Karena keterangan yang demikian belum juga dapat menimbulkan perubahan dalam amalan, dan cara untuk mencapai dengan tentu, melainkan pasal-pasal di belakang akan lebih jauh dan merupakan cara bagaimana Martabat Islam mesti dicapainya. 

Sekarang dengan ringkas pula, untuk memperdalam soal di atas “Martabat Islam”, marilah kita pelajari akan definisinya ajaran Islam dengan secara ringkas.

Sumber: Buku Ketinggian Martabat Islam oleh K.H. Zainuddin Fananie (1937) dengan ejaan yang disesuaikan.

Related Articles:

Pendidikan Ukhuwah Islamiyah di Gontor

Anjuran Untuk Belajar dalam Islam dan Doa Sebelum Belajar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles