Kemerosotan Martabat Kaum Muslimin
oleh: K.H. Zainuddin Fananie
Jika dikenang-kenang dan dipikir-pikirkan, di tentang kemerosotan martabat kaum Muslimin di abad yang akhir-akhir ini, sungguh mengecewakan dan menyedihkan. Kecewa karena menurun dan merosotnya, menyedihkan jika ditimbang dengan betapa kah mulia dan tingginya martabat kaum Muslimin di zaman keemasan Islam, di masa yang telah silam -di zaman khalifah-khalifah dan tabi’in al-mahdiyyin-. Ialah di masanya Martabat Islam bercahaya memancar-mancar, gilang-gumilang, menyapu semua udara dan awan busuk yang merintanginya. Seterusnya dengan deras, kuat, dan langsung dapat mempengaruhi roh dan semangat manusia. Akhirnya Martabat Islam dapat menjadi darah daging, meresap ke tulang sumsum kaum Muslimin di masa itu.
Apakah yang menjadi sebab-sebabnya merosot dan turun? Inilah yang amat panjang sekali jika direntang satu persatu. Sedang setengah dari sebabnya itu ialah karena pengaruh Martabat Islam di masa yang akhir-akhir ini amat deras dihempas, dibanjiri, dan digenangi oleh beberapa gelombang pengaruh, semangat aliran-aliran dan lautan yang berlawanan dengan aliran Martabat Islam yang sejati.
Sekalipun Tuhan senantiasa tetap menjaga kesucian Martabat Islam, tetapi manusia atau umat dapatlah dipermain dan dikomedikan oleh gelombang percobaan Iblis yang tak kurang cerdik itu.
Istimewa pula serenta kami menengok kejurusan kaum Muslimin sendiri yang kebanyakan tampak kurang benar memperdulikan, mengkobar-kobar, dan membikin semangat serta menyiarkan adanya Martabat Islam ke tengah-tengah khalayak umat, yang kebanyakan amat buta, dahaga, dan haus akan adanya aliran Martabat Islam yang semestinya.
Itulah sebabnya maka kaum Muslimin belum dapat mencapai dan mengangkat akan kemuliaan dan ketinggian Martabat Islam. Sedang sebenarnya tak adalah di dunia ini martabat yang paling tinggi melainkan Martabat Islam saja.
(Diambil dari buku Ketinggian Martabat Islam oleh K.H. Zainuddin Fananie, terbitan tahun 1937, dengan ejaan yang disempurnakan)
Related Articles:
Seorang Muslim Tidak Boleh Jatuh ke Lubang Yang Sama Dua Kali
Indah dan Bersih, Jati Diri Seorang Muslim
Kuliah Subuh 6 Ramadhan 1445 H, Keikhlasan dalam Beramal dan Beribadah