Date:

Share:

KETINGGIAN MARTABAT ISLAM (3): Definisinya Agama Islam dan Martabat Manusia

Related Articles

Definisi Agama Islam dan Martabat Manusia

oleh: K.H. Zainuddin Fananie (Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor)

Definisi Agama Islam

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَـٰمُ ۗ

“Sesungguh-sungguhnya agama bagi Allah itu hanyalah Islam.” (Q.S. Ali Imran: 19)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَـٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ 

“Barang siapa mencari atau memeluk agama selainnya Islam, tak akan diterima agamanya itu, dan kelak di akhirat ia termasuk mereka yang menanggung rugi (sengsara).” (Q.S. Ali Imran: 85)

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًا ۚ

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu, agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku bagi kamu, dan aku telah suka kamu beragama Islam.” (Q.S. Al-Maidah: 3)

Dengan kedua firman[1] di atas ini dapatlah beberapa pelajaran yang kita perdapat.

Pertama, menunjukkan kegagahannya agama Islam yang terang-terang berpengakuan yang tegak dan berani, serta merupakan suatu pertanggungan atau jaminan (garantie) yang contant. Bahwa hanya agama Islam saja lah yang berani dan hak, yang dapat guna mencapai keselamatan lahir batin dunia akhirat.

Sedang firman yang kedua, merupakan pengunci dan penutup. Bahwa definisi Islam lah agama yang paling akhir dan paling sempurna, cukup dan disukai oleh Tuhan buat dipeluk selama-lamanya.

Berarti selainnya agama Islam adalah ternyata paling tidak sempurna, tidak cukup, dan tidak disukai Tuhan buat dipeluknya. Agar supaya agak sedikit jauhnya keterangan dua firman di atas ini, marilah kita selesaikan sekadarnya.

Martabat Manusia

Manusia yang berhak beragama Islam itu adalah ternyata suatu makhluk yang luar biasa benar kesempurnaan martabatnya dibanding dengan makhluk yang lain-lain. Karena bukan saja manusia itu berbadan halus yang dapat membangkitkan beberapa macam semangat dan dapat merasakan riang, sedih, takut, gentar, berani, dan lain-lain sebagainya, tetapi pun cukup pula mempunyai akal dan pikiran yang amat luas, hingga dapat membikin beberapa perubahan dan cara-cara di dalam susunan kemajuan serta pun dapat mencapai kekayaan alam Tuhan yang tak dapat diketahui batasnya ini.

Juga manusia dengan jelas, yang tak menghendaki keterangan lagi, adalah berbadan kasar yang dapat merasakan sehat, gagah, sakit, pedas, pahit, manis, merdu, lembek, dan sebagainya.

Sumber: Buku Ketinggian Martabat Islam oleh K.H. Zainuddin Fananie (1937) dengan ejaan yang disesuaikan.

Alih Ejaan: Winka Ghozi Nafi


[1] Dalam naskah memang tertulis dua ayat. Namun, hakikatnya ada tiga ayat yang disebutkan oleh penulis. Ayat ke-19 dan 85 digabung menjadi satu. Nampaknya ini disebabkan ada keselarasan atau kesinambungan makna ayat. Akan tetapi, sengaja kami pisahkan dua ayat tersebut agar tidak terlalu membingungkan pembaca. Maka, bila ditemukan kalimat “kedua firman di atas” dan sejenisnya, itu berarti ayat pertama adalah Q.S. Ali Imran ayat 19 dan 85, dan ayat kedua adalah Q.S. Ali Imran ayat 3.

Related Articles:

KETINGGIAN MARTABAT ISLAM (2): Martabat Islam

KETINGGIAN MARTABAT ISLAM (1): Kemerosotan Martabat Kaum Muslimin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles