RIMBO PANJANG – Melewati masa ujian selama 20 hari bagi segenap warga Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Putri Kampus 7 merupakan masa yang sulit dan melelahkan. Cukup melegakan saat masa-masa sulit dan melelahkan itu telah berlalu. Oleh karenanya, banyak orang yang merayakan berlalunya masa sulit. Gontor menjadikan perayaan ini sebagai media untuk mendidik. Gontor mendidik santriwatinya cara mensyukuri nikmat sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga tidak bergembira berlebihan lalu meninggalkan norma agama, adat, dan sopan santun.
Acara tasyakuran atas selesainya ujian ini dipromotori oleh panitia ujian. Pada Selasa (23/4) para guru dan santriwati berkumpul di mushola guna mendengarkan pengarahan dan nasihat dari Bapak Wakil Pengasuh dan Bapak Wakil Direktur KMI. Dalam kesempatan ini pula, Bapak Wakil Direktur KMI menyampaikan beberapa evaluasi terkait pelaksanaan ujian.
Dalam arahannya, Bapak Wakil Direktur KMI, Al-Ustadz Muhammad Jamaluddin, M.Pd.I. menyampaikan bahwa ujian bukanlah tujuan pendidikan, namun ujian adalah salah satu faktor penunjang suksesnya pendidikan dan pengajaran. Kita bisa melihat suasana pondok saat masa ujian, sangatlah indah. Atmosfer belajar kian kental melingkupi seluruh penjuru pondok. Pada masa ujian, ada santriwati yang meningkat kualitas ibadahnya, ada yang meningkat pemahamannya, ada yang meningkat sikap dan kepribadiannya.
Sebagai stimulus semangat belajar, Bapak Wakil Direktur memberikan hadiah ke 7 santriwati yang dinilai tersemangat dalam belajar. Mereka adalah Nabilah Nur Aisyah (1B), Lisa Viviana (1 Int. B), Sania Syafira (2B), Kamilatul Huda (3B), Miftahul Jannah (3 Int. B), Jhyan Putri (4D), dan Nur Inayah (5I).
Al-Ustadz Drs. H. M. Ma’ruf Chumaidi, Wakil Pengasuh PMDG Putri Kampus 7 menambahkan bahwa dalam surat Ibrahim ayat 7, manusia terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan syakur (pandai bersyukur) dan kufur. Hamba yang syakur adalah hamba yang hatinya selalu qana’ah dengan apa yang telah diberikan Allah. Sehingga Allah terus menambah nikmat untuknya. Sedangkan hamba yang kufur adalah orang yang mata hatinya tertutup akan nikmat sehingga tidak disyukurinya. Ketidakmampuannya mensyukuri nikmat, itulah yang membuatnya tersiksa. Sebagai seorang santri tentunya harus terus belajar menjadi hamba yang pandai bersyukur. Farouq