Home Blog Page 103

Resmikan Wahana Outbond, Temani Eksplorasi Santriwati

0

RIMBO PANJANG – PM Gontor Putri 7 Riau, telah meresmikan wahana outbond bersama al-Ustadz Drs. Muhammad Ma’ruf Chumaidi dan dewan guru di zona belakang perumahan guru senior, Sabtu (7/10/21), Pagi. Wahana tersebut meliputi flying fox, sepeda gantung, labirin, dan halang rintang.

Selain dalam rangka peresmian, wahana outbond juga sebagai wujud rasa kesyukuran pondok karena telah bertambahnya gedung, santriwati, dan dewan guru. Dengan demikian, segala kebutuhan eksplorasi minat-bakat santriwati secara perlahan mulai dipenuhi agar pendidikan di pondok ini berjalan maksimal. Tegar

Pembangunan Dapur Santriwati, Mimpi yang terwujud

0

Mantingan (Senin, 11 Oktober 2021) Semuanya berawal dari mimpi Bapak Wakil Pengasuhan Al – Ustadz Umar Said Wijaya M.Pd Untuk membangun masjid Gontor Putri 2 sudah tercapai yang sekarang bernama Masjid Baittul Abbas Tholib dengan taman di depan masjid dilengkapi dengan kolam ikan menambah keindahan masjid yang bernuansa taj mahal tersebut

            Dan mimpi selanjutnya adalah untuk membangun dapur santriwati karna dapur yang sudah ada tidak memadai dengan jumlah santriwati yang selalu bertambah setiap tahunnya yang terpaksa untuk membuat dapur tambahan di depan dapur yang sudah ada

            Pada awal tahun 2021 mimpi bapak wakil pengasuh terwujud dengan pembangunan dapur santriwati yang terletak di belakang gedung Riyadh di depan sahatu taa-si Gontor Putri Kampus 2 gedung ini dibangun 3 lantai dan di lantai tiga disediakan kamar untuk Bagian dapur

Hingga pergantian pimpinan pengasuhan yang sekarang digantikan oleh Al – Ustadz Alwi Yusron M.A, pembangunan tersebut berjalan dengan lancar berkat do’a-do’a seluruh santriwati, asatidz dan ustadzah yang menambah keberkahan dan sekarang sudah mulai memasang lantai keramik

            Dalam nasihatnya bapak wakil pengasuhan Al – Ustadz Muhammad Alwi Yusron M.A mengatakan “Semua fasilitas yang ada di pondok adalah untuk kenyamanan anak-anak dalam menuntut ilmu tholabul ilmi, kita usahakan semaksial mungkin untuk menciptakan lingkungan yang nyaman” -Adele

   

Ujian Tulis Mempersiapkan Santriwati Untuk Menjadi Mundzirul Qaum

0

DARUSSALAM (Kamis, 30 September 2021), Seluruh Santriwati Gontor Putri Kampus 2 berkumpul di sahatu-taa-si untuk mengikuti pembukaan ujian tulis awal tahun, dimulai dengan taujihat dan pengarahan oleh Bapak Wakil Pengasuh Al – Ustadz Muhammad Alwi Yusron M.A serta Wakil Direktur KMI Gontor Putri Kampus 2 Al – Ustadz Muhammad Fathan Aziz M.A

Ujian tulis ini dilaksanakan mulai tanggal 30 September 2021 dengan satu hari mencakup 3 pelajaran, serta diadakan dengan 2 pengawas dari ustdzah dan 2 pengawas dari santriwati kelas 6 di setiap ruang ujian. seluruh santriwati untuk fokus dalam belajar dan mengerjakan ujian tulis ini tanpa memikirkan suatu hal selain mata pelajaran dan tidak lupa untuk berdo’a dan menjaga kesehatan agar terhindar dari suatu hal yang tidak diinginkan dan tetap sehat wal afiyat.

            Maka persiapan yang ketat untuk menjawab soal ujian harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum datang nya masa ujian tulis. Karena sangat tidak memungkinkan kalau hanya dalam waktu semalaman mempelajari 3 mata pelajaran sekaligus.

            Dalam pidatonya bapak wakil pengasuh Al – Ustadz Muhammad Alwi Yusron mengatakan “Tidak ada satupun pekerjaan di dunia ini yang tidak ada ‘mu’amalah ma’a Allah’.” Dan usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil barang siapa yang berusaha bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang setimpal dan usaha itu juga diiringi oleh doa

            Usaha kita di dunia adalah dengan belajar bersungguh-sungguh dan do’a yang kita panjatkan berjuang di arsy’Nya Allah. –Adel

Ujian Tulis Semester Pertama, Pesan Wakil Pengasuh: Tetap Bersyukur

0

RIMBO PANJANG – Pondok Modern Darussalam Gontor, serentak menyelenggarakan Ujian Tulis Semester Pertama selama 15 hari, Kamis (30/9/21) – Kamis (14/10/21); 12 hari masa ujian aktif, 2 hari Jum’at, dan 1 hari libur. Jumlah materi yang diujikan dalam setiap harinya maksimal 3 pelajaran dengan durasi waktu selama 90 menit.

Adapun pengawas ujian tulisan ini melibatkan guru-guru KMI dan siswi kelas 6, setiap ruangan paling tidak diawasi oleh 2-3 guru KMI dan 2 siswi kelas 6. Selama ujian berlangsung, ada beberapa tugas diserahkan kepada kelas 6 seperti, piket malam, piket rayon, dan pembantu panitia.

Bagi siswi yang sakit di pondok atau Rumah Sakit (RS), tetap harus mengikuti ujian di Bagian Kesehatan atau RS tempat dia dirawat. Karena di Gontor, tidak mengenal ujian susulan dengan alasan apapun. Hal ini bertujuan agar sakralitas nilai-nilai ujian tetap terjaga dan bertahan.

Wakil Pengasuh al-Ustadz Drs. Muhammad Ma’ruf Chumaidi menyempaikan pesan, bahwa ujian ini merupakan sebuah kesyukuran. Karena di usia belia seperti anak-anak ini masih diberikan kesempatan oleh Allah mendapatkan bagian dari Jihad dalam menuntut ilmu.

“Di saat begini, kamu diuji perasaanmu, tentang keluargamu, tentang orang tuamu. Di saat begini, kamu masih berada di dalam lingkungan pesantren. Sangat bersyukur,” ujarnya dalam pembukaan ujian tulis, Kamis (30/9/21), Pagi. Khasbi Elmaliki

Mahasiswa UNIDA Gontor Meraih Prestasi dalam Pekan Hukum Olahraga dan Seni Fakultas Syariah IAIN Kediri

0

DARUSSALAM-Pekan Hukum Olahraga dan Seni (PHOS) merupakan ajang perlombaan yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Syariah(atau yang biasa disingkat sebagai FASYA) Institut Agama Islam Negeri Kediri pada 20-30 September 2021 yang lalu. Perlombaan yang terdiri dari 10 divisi ini diikuti oleh berbagai pelajar dan juga mahasiswa dari berbagai macam kampus dan lembaga pendidikan yang ada di negeri ini.

 

Perlombaan ini diantaranya adalah sebagai berikut: Karya Tulis Ilmiah, Bedah Kasus, Membuat Surat Gugatan, Musabaqah Qiroatul Kutub, Musabaqah Syarhil Quran, Video Kreatif Olahraga, Karikatur, Kaligrafi, dan juga Fotografi dengan dua tema, yaitu “Bersama Merajut Asa Untuk Bangkit Melawan Pandemi” untuk Mahasisiwa dan “Menyongsong Fajar Baru Di Tengah Pandemi” untuk Pelajar.

Sedikitnya ada dua divisi yang diikuti oleh Mahasiswa UNIDA Gontor dalam Pekan Hukum Olahraga dan Seni (PHOS) ini yaitu lomba Bedah Kasus dan juga lomba Kaligrafi. Alhamdulillah, berkat do’a yang tulus serta totalitas dalam usaha yang mengiringi mereka, dari hasil penilaian Dewan Juri PHOS ini mereka berhasil meraih gelar juara dalam perlombaan tersebut dengan perincian sebagai berikut:

 

Akmal Ma’arif : Juara 3 kategori lomba Bedah Kasus

Muhammad Hasan Al Faruqi : Juara 2 kategori lomba Kaligrafi

Achmad Jalaluddin : Juara 3 kategori lomba kaligrafi

Mahasiswa
Kaligrafi karya Muhammad Hasan Al-Faruqi yang berhasil meraih juara 2 dalam PHOS Fasya 2021

Mahasiswa
Kaligrafi karya Achmad Jalaluddin yang berhasil meraih juara 3 dalam PHOS Fasya 2021

Selain Mahasiswa UNIDA Gontor tersebut diatas, ternyata ada pula santri kelas 6 Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang juga berpartisipasi dalam kategori lomba Kaligrafi, namanya adalah Harits Musthofa Abdullah yang saat ini duduk di kelas 6-E KMI PMDG dan berhasil mendapatkan peringkat kedelapan dari sepuluh besar.

 

Dengan prestasi yang telah diraih ini, mudah-mudahan hal tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi dan penyulut kobar api semangat untuk para mahasiswa Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor) dan juga santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) untuk terus berusaha meraih berbagai macam prestasi kedepannya. Amiin ya Rabbal ‘Aalamiin.

Oleh: Abdurrahman

Editor: Al-Ustadz Muhammad Taufiq Affandi, M.Sc.

 

Related Articles:

UNIDA Gontor Gelar Ujian Tahfidz Al-Qur’an

Unida Putri Kembali Menggelar National Calligraphy Competition

Markas Khot Adakan Workshop Ebru Pertama di Gontor

1 Windu Gontor Putri 7

0

Mengenal dunia pesantren sama halnya dengan mengenal perjuangan tokoh-tokoh intelektualisme pesantren yang telah berusaha keras mentransmisikan keislaman di bumi Nusantara. Para tokoh Pesantren juga berjuang dengan penuh tantangan di masing-masing zaman, hingga dari mereka ada yang diasingkan ke Srilangka (asy-Syaikh al-Haj Yusuf Abu al-Mahasin Hidayatullah Taj al-Khalwati al-Makasari, lebih akrab dipanggil Syekh Yusuf al-Makassari), dideportasi dari Haramayn (Syekh Nawawi al-Bantani, di Munjid disebut Nawawi al-Jawi), dianggap pembaharuannya bertentangan dengan Islam (KH. Ahmad Dahlan, pendiri Perserikatan Muhammadiyah), dianggap mengikuti kurikulum sekolah Belanda (KH. Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Pesantren Gontor), dan tokoh-tokoh lainnya.

Catatan perjuang mereka layak diabadikan dalam bentuk karya tulis, buku-buku, cerita sejarah, ataupun sejenisnya. Karena di kemudian hari, akan diwariskan dan diceritakan kepada generasi selanjutnya. Sangat menarik, kisah-kisah para tokoh intelektual pesantren tersebut telah disajikan dari masa pertumbuhan, masa perkembangan, dan masa keemasan. Kisah mereka cukup membangkitkan ghirah semangat bagi generasi muda, bahkan mampu menerobos mindset masyarakat bahwa pesantren identik dengan membaca kitab, dan sarungan saja. Tetapi, para “tokoh bersarung” juga mampu bersaing di ranah international.

Perjalanan panjang sebuah pesantren, membawa kepada titik yang benar-benar diakui oleh khalayak masyarakat bahkan pemerintah. Sehingga bermunculan satu persatu undang-undang resmi negara yang ditunjukkan kepada Lembaga Pendidikan Islam, terkhususnya pesantren. Tetapi di sisi lain, pesantren juga mendapatkan tantangan pendidikan industry 4.0, zaman millenial. Perkembangan zaman ini tidak membuat pesantren terlepas dari keunikkan dan kesakralan sebuah Lembaga Pendidikan Islam tertua di Nusantara. Justru, pesantren semakin melebarkan sayapnya di berbagai penjuru di Indonesia.

Begitu juga dengan perjalan pahit 95 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, sebut saja dengan PM Gontor. Dari berjuang melawan penjajahan Belanda, Jepang, Partai Komunis Indonesia (PKI), dianggap mengikuti kurikulum sekolah Belanda, tidak diakui ijazah dan kurikulumnya oleh negara, hingga PM Gontor pada titik pioner kemodernan di Lembaga Pendidikan Pesantren. Bahkan, PM Gontor menjadi sorotan di berbagai pendidikan di Indonesia bahkan di negara-negara lain.

Keberhasilan sistem pendidikan yang dicanangkan oleh “Trimurti,” KH. Ahmad Sahal, KH Imam Zarkasyi, dan KH Zainuddin Fanani, dibuktikkan dengan perkembangan dan kiprah para alumni yang dirasakan saat ini. Tidak sedikit juga, para akademisi melakukan penelitian terkait pendidikan di PM Gontor. Keunikan pendidikan PM Gontor bukan dari seorang lulusan pendidikan ternama di luar negeri, akan tetapi mulham dari Allah yang diberikan kepada para Trimurti pendiri PM Gontor.

Dengan izin Allah, sampai saat ini PM Gontor diberkahi 12 cabang Kampus Putra dan 7 cabang Kampus Putri dengan jumlah seluruh santri sekitar 25.000. Pada tanggal 13 Oktober 2019 lalu, sudah dimulai pembangunan untuk membuka cabang Putri ke-8 di Lampung, kini sudah resmi dibuka. Sebelum PM Gontor menginjakkan kakinya di Lampung, banyak kisah perjuangan teladan yang digambarkan oleh para pejuang PM Gontor ketika menapakkan kaki di Bumi Lancang Kuning, Riau. Berawal dari lahan sawit dan nanas, diubah menjadi lembaga pendidikan khusus putri, PM Gontor Putri Kampus 7.

Sebuah catatan sejarah penting bagi PM Gontor saat sebidang tanah seluas 10 ha di Jl. Pekanbaru-Bangkinang Km. 21, Desa. Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, diwakafkan. Tanah tersebut merupakan tanah wakaf dari seorang janda kaya raya, Ibu Hj. Ida Mursyidah Rustam, dipanggil akrab Ti’no atau nenek dalam bahasa daerah Kuansing. Penyerahan tanah wakaf resmi diserahkan kepada PM Gontor pada hari Rabu, 15 Februari 2012 yang dihadiri oleh; Ketua beserta Anggota Badan Wakaf PM Gontor; Direktur Kuliyyatul Mu’aliminal Islamiyah (KMI) K.H. Masyhudi Subari, MA; Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Drs. K.H. Muhammad Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed; para Wakil Pengasuh Pondok Cabang; Gubernur Riau H. M. Rusli Zainal, S.E, M.P; Wakil Ketua MPR RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin; mantan Mentri Agama RI, H.M. Maftuh Basyuni; dan Ketua DPRD Riau Johar Firdaus.

Menurut cerita Ti’no, perjalanan tanah wakaf berawal dari pernikahan anaknya Rizaldi dengan Fatimah Azaharah, putri dari Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA. Pernikahan itu membawa pada kedua keluarga besar Ponorogo-Riau dipertemukan dan disatukan. Di suatu waktu, terjadi sebuah perbincangan antara ibu Syukri dengan Ti’no terkait tanah wakaf di Siak yang tak kunjung usai. Ti’no saat itu, berkeingin membantu permasalah tanah dengan mewakafkan tanahnya yang ia beli pada tahun 1994 silam. Singkat cerita, tanah wakaf tersebut diterima oleh Badan Wakaf PM Gontor. Setelah resmi diserahkan kepada PM Gontor, pada tanggal 03 April 2012 dimulailah pembangunan pertama dengan melibatkan 92 orang pekerja. 

Menginjakkan tahun ke-9, dan telah menempuh 1 Windu pertama, PM Gontor Putri Kampus 7 selalu medapatkan ujian-ujian baru di setiap tahunnya. Lebih terasa lagi, ketika kampus ini berumur 7 tahun (2019) dan dipercaya untuk dihadirkan 161 Siswi Akhir KMI. Pada tahun itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan, dikelola, dan ditata dengan maksimal terkhusus untuk Siswa Akhir. Karena pendidikan dan tata kelolanya sangat berbeda dengan siswi kelas 1-5 KMI.  

Alhamdulillah, berkat karunia Allah dan doa semua pihak, tercatat sampai detik ini PM Gontor Putri Kampus 7 dititipi anak-anak sholihat sebanyak 1132, guru senior 12 orang, guru uzab 5 orang, dan ustadzat 133 orang. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, proses pendidikan pesantren di kampus ini harus tetap dijaga nilai-nilainya, tidak boleh bergeser sedikit pun dari rel-rel “Trimurti” pendiri Gontor, “al-Muhafadzah ala al-Qiyam.” Khasbi Elmaliki

Ujian Lisan Dimulai, Nasehat Pimpinan: “Al-Muhafadzoh Ala Al-Qiyam”

0

RIMBO PANJANG – Nasihat dan Pengarahan ujian lisan PM Gontor dilaksanakan pada hari Selasa (14/9/21) melalui zoom meeting yang diikuti oleh seluruh kampus PM Gontor di Indonesia. Nasihat disampaikan langsung oleh Pimpinan PM Gontor kepada dewan guru dan siswa/i akhir KMI selaku tim sukses ujian semester pertama.

Al-Ustadz K.H Hasan Abdullah Sahal menyampaikan, bahwa pembagian tugas ujian lisan ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi, harus disampaikan secara langsung tidak sekedar dokumen tertulis kemudian dibagikan ke dewan guru, itu tidak ada pendidikannya. Karena semuanya berlandaskan pada “al-Muhafadzoh ala al-Qiyam” yaitu, menjaga nilai-nilai yang ada. Ujian itu mencakup beberapa hal sebagai syarat; ada penguji; yang diuji; dan materi ujian. Maka kemudian, ujian akan menjadi tolak ukur kemampuan seorang guru dalam mengajar satu semester.

Al-Ustadz Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl. Ad. Ed, juga senada dengan K.H Hasan, yaitu ujian Lisan PM Gontor diarahkan langsung oleh Wakil Direktur KMI di setiap kampusnya dengan tujuan untuk menertibkan dan menyamakan persepsi antara penguji satu dengan lainya, sehingga akan terbentuklah suasana yang ideal dalam ujian.

Untuk itu, ruku dan sujudnya ujian lisan di PM Gontor Putri 7 sama dengan nasehat-nasehat pimpinan di atas. Saat ini, ujian lisan diikuti 997 santriwati dari kelas 1-5, dengan 44 ruang kelas. Sebanyak 151 dewan guru dan 138 siswi akhir KMI, ikut terlibat sebagai penguji ujian lisan baik dalam materi bahasa Inggris, bahasa Arab atau pun al-Qur’an. Tegar

Meneladani Nilai Pengorbanan dari Sang Kholilullah

0

Pengorbanan Nabi Ibrahim AS pastinya tak asing lagi di telinga para muslim, beliaulah yang dijuluki sebagai Kholilullah, kekasih Allah SWT, beliau pula yang merupakan Abu-l-Anbiyaa, bapaknya para nabi, pemimpin-pemimpin dunia atau khalifah-khalifah bumi lahir dari nasab beliau. Salah satu pengorbanan beliau ialah ketika Allah SWT menguji ketakwaan Nabi Ibrahim AS melalui mimpinya yang dimana di dalam tidurnya, beliau mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Mimpi ini terus terulang hingga akhirnya Nabi Ibrahim AS menanyakan pendapat putranya terkait dengan perintah ini. Disini kita akan menemukan nilai ketaatan dan kepatuhan yang dilandasi dengan kesabaran yang sangat tinggi di dalam pribadi Nabi Ismail AS muda.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

 Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (As-Saffat : 102)

Ketika tibalah waktunya, dimana saat Nabi Ibrahim AS tengah bersiap-siap untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, datanglah syaitan yang menggodanya serta membujuknya untuk tidak melaksanakan perintah itu, maka berkatalah Nabi Ibrahim AS, “Bismillahi Allahu Akbar!” sambil melempar batu (yang dimana saat ini hal itu menjadi bagian dari rukun ibadah haji, dengan izin Allah SWT umat islam sedunia hingga hari ini dapat mengetahui ucapan itu walaupun itu sudah terjadi berabad-abad lamanya). Tepat sebelum ayunan pisau Nabi Ibrahim AS mengenai leher Nabi Ismail AS, Allah SWT menggantikannya dengan seekor kambing yang gemuk sehingga yang tersembelih bukanlah putranya, Nabi Ismail AS, melainkan kambing tersebut.

Hal tersebut diatas merupakan ulasan secara singkat kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang terdapat di dalam Al-Qur’an, yang dimana peristiwa itu kerap kita sebut dan kita peringati sebagai Hari Raya ‘Iedul Adha (Dinamakan ‘Ied karena peringatan akan hari ini diulang-ulang setiap tahunnya (diambil dari kata ( عاد-يعود). Di dalam kehidupan kita bermasyarakat, banyak orang yang mengucap “Alhamdulillah…….” Sebagai tanda kesyukuran, namun sedikit orang yang mau menunjukkan “pengorbanan” sebagai wujud kesyukurannya dengan amal dan perbuatannya. Nabi Ibrahim AS mewujudkan rasa syukurnya kepada Allah SWT tidak hanya dengan lisannya, bahkan tangan dan seluruh anggota tubuhnya siap melaksanakan segala perintah dari-Nya, termasuk di dalamnya menyembelih anaknya sendiri. Inilah yang disebut sebagai ujian atau Mihnah.

لأنّ المنحة تأتي بعد المهنة

Li anna al-Minhata ta’tii ba’da al-Mihnah

“Karena sesungguhnya penghargaan itu datang setelah ujian”

Dikutip dari pidato Al-Ustadz H. Ahmad Suharto, M.Pd.I.

Perintah Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail AS merupakan Mihnah bagi Nabi Ibrahim AS, namun Minhah yang didapatinya sungguh luar biasa, beliau dikaruniai keturunan-keturunan pemimpin umat manusia, termasuk di dalamnya Nabi Muhammad SAW. Nilai pengorbanan, ketakwaan, kesabaran, dan keikhlasan inilah yang merupakan kunci untuk menuju Minhah dari-Nya.

Kita bukan mengharap balasan dari-Nya berupa materi (terlalu murah hidup kita), yang kita harapkan semata-mata hanyalah ridho dari-Nya, Nabi Ibrahim AS tidak mengharapkan apa-apa dari Allah SWT kecuali ridho-Nya. Hal inilah yang diajarkan dan ditanamkan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor kepada santri-santrinya, pengorbanan mereka dalam belajar, keikhlasan mereka dalam melaksanakan kewajiban masing-masing, yang dibarengi dengan sabar dan dilandasi dengan takwa inilah nilai pengorbanan hakiki dari sang Kholilullah.

 

Tulisan ini disarikan dari Pidato Al-Ustadz Ahmad Suharto, M. Pd. I

Oleh: Abdurrahman

Editor: Al-Ustadz Muhammad Taufiq Affandi, M. Sc.

 

Related Articles:

Sambut Hari Raya Idul Adha Dengan Malam Peringatan dan Takbiran

Hari Raya Idul Adha 1439 H, Pondok Modern Darussalam Gontor Qurban 30 Ekor Sapi dan 59 Ekor Kambing

Sebagai Khatib, Ustadz Heru Wahyudi Ajak Jemaah Meneladani Pengorbanan Ibrahim

Usai Jalani Ujian Lisan, Santriwati Hadapi Ujian Tulis

0

KARANGBANYU – Tuntas menghadapi ujian lisan selama sepuluh hari, kini para santriwati dihadapkan kepada ujian tulis. Ujian tulis dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu. Dimulai pada hari Kamis (30/9), berakhir pada Kamis (14/10).

Sebanyak 2428 santriwati disebar di 65 kelas. Untuk menghindari kemungkinan tindak kecurangan saat ujian, panitia sengaja menyusun tempat duduk mereka dengan sistem acak. Sehingga tiap peserta tidak duduk sebangku dengan teman sekelasnya. Panitia juga mengubah posisi meja dengan membuat laci meja menghadap ke depan. Dengan demikian, mereka tidak bisa meletakkan buku atau kertas sontekan di laci mejanya. Tidak hanya itu, panitia juga menyiapkan untuk tiap kelas dua orang pengawas dari guru dan 3 orang dari Siswi Akhir KMI.

Begitulah Gontor mendidik mental kejujuran dalam diri santrinya. Berbuat curang merupakan aib bagi penuntut ilmu. Gontor tak ingin melihat santrinya menjadi hina karena berbuat curang. Sehingga banyak upaya yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut. SitiAlia

Pagi Mengawas, Sore Hadapi UAS

0

KARANGBANYU – Tak hanya santriwati yang sedang menghadapi ujian. Para guru yang juga mahasiswi Unida (Universitas Darussalam) pun sedang menjalani Ujian Akhir Semester (UAS). Pagi hari, para mahasiswi guru Pondok Modern Darussalam Gontor Putri (PMDG) Kampus 3 bertugas sebagai pengawas ujian. Sore harinya, mereka berganti menjadi peserta ujian.

UAS dilaksanakan di Unida kampus Mantingan. kegiatan ini dilaksanakan selama enam hari. Terhitung sejak Sabtu (25/9) dan berakhir pada Kamis (30/9). Tiap harinya, bis-bis PMDG Putri Kampus 3 hilir mudik mengantar para peserta UAS dari pukul 14.00 hingga 20.00 WIB. Demikianlah Gontor menciptakan dinamika kehidupan di lingkungan pesantren.

Dinamika semacam ini memaksa para mahasiswi guru untuk mampu membagi hati dan pikiran, mampu menentukan skala prioritas, menundukkan egoisme diri, memupuk kedewasaan, dan meningkatkan kualitas keikhlasan.

Dalam nasihatnya saat membuka pelaksanaan UAS di depan Gedung Mesir, Al-Ustadz Dr. H. Asif Trisnani, Lc., MA, menyampaikan bahwa ujian bukan sekedar formalitas yang dilaksanakan setiap semester. Namun, ujian merupakan media untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Dzakiyahf