DARUSSALAM-Ditutup dengan nyanyian lagu “90 langkah”
Pagelaran Seni Drama Arena 594, Kamis (1/8) di depan Balai Pertemuan Pondok
Modern (BPPM) berjalan dengan lancar.
“DA 594, ini Drama Arena rasa Panggung
Gembira.” Gemuruh riuh tepuk tangan dari para penonton, seluruh siswa kelas 5,
dewan juri dan para pembimbing menyambut kesan pertama Kiai Hasan dalam menilai seluruh pementasan
dan penyelenggaraan pagelaran ini. Pesan yang disampaikan beliau menjadikan
seluruh kelas 5 di atas panggung tampak bangga dan puas terhadap perjuangan dan
pengorbanan mereka untuk menyajikan acara ini.
Drama Arena merupakan salah satu dari rentetan acara-acara Pekan Perkenalan
Khutbatu-l-‘Arsy yang diamanatkan kepada kelas 5 KMI dalam bentuk pagelaran
seni, baik dalam pementasan maupun penyelenggaraan. Selain itu, dibalik
sukesnya acara Drama Arena ini tidak lepas dari bimbingan dan pengawalan
Pembimbing kelas 5 KMI yang saat ini notabenenya Guru KMI Angkatan ke-5.
Bimbingan mereka dimulai sejak kedatangan siswa kelas 5 KMI pada tanggal 6
Syawwal yang lalu. Bahkan bisa dikatakan bahwa persiapan seni akbar ini
membutuhan waktu 48 hari.
Acara yang bertemakan “Jiwa dan karakter Gontori, keteladanan sejati,
bersama pantang menyerah, menuju ridho Ilahi” ini menjadi spirit perjuangan
kelas 5 KMI dalam menyajikan dan mewarnai rentetan pementasan pagelaran seni
ini. Beberapa penampilan yang disajikan dalam acara ini yaitu : Gamelan, Hadrah,
Master of Ceremony, Tilawah Ayat Suci Al-Qur’an, Drama Peristiwa
Sembilan Belas Maret, Choir, Nasyid, Puisi Kolosal, Band 594, Tari-tarian
Nusantara (Tari Aceh, Borneo, Neiza Modern Dance, Sasambo, Javanese
Folk Dance, Zapin, Metikei Papua Dance,) Tari-tarian Luar Negeri
(Tari India, Thailand, robomime, kombinasi), Sundanese, Pandawa 5, Hand
Shadow Show, dan diakhiri dengan Drama Kabaret “Al-Akh Din”.
Harapan besar Bapak Pimpinan PMDG bahwa untuk pagelaran seni di tahun
mendatang harus lebih baik dari tahun ini. Teringat pesan ayahanda Kiai Hasan
Abdullah Sahal “Pagelaran seni itu jangan asal baru, asal beda, dan asal mewah,
akan tetapi harus berkualitas dan ada nilai pendidikannya. Kalau sekedar beda,
sekedar mewah, banyak yang bisa meniru, tapi kalau berkualitas jarang yang
bisa”. Reyzin