KARANGBANYU – Mengarahkan peserta didik mutlak dilakukan saat mendidik. Terlebih jika tugas/materi pendidikan yang diberikan terbilang rumit dan berat. Tugas menguji ujian lisan salah satunya.
Saat menguji lisan, penguji diharuskan berkonsentrasi penuh selama lima jam. Duduk dengan durasi waktu yang panjang, menimbang jawaban dan berdialog dengan peserta ujian tentunya membutuhkan kesiapan fisik yang prima. Ditambah lagi dengan penguasaan materi secara tuntas dan mendetail. Hal membuat agenda pengarahan kepada penguji lisan tampak urgen.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak dua kali para penguji mendapatkan pengarahan, nasihat, sekaligus motivasi. Pengarahan pertama diselenggarakan pada Selasa (7/2) malam. Para penguji dari kalangan guru berkumpul di aula mini, sedangkan siswi akhir KMI di auditorium. Pada malam itu pula, panitia ujian membacakan pembagian tugas.
Rabu pagi (8/2), diselenggarakan pengarahan umum via daring oleh bapak-bapak Pimpinan Gontor Pusat. Secara bergantian tiga Pimpinan Gontor memberikan nasihat. Begitu padatnya petuah yang disampaikan hingga tak terasa waktu berjalan hingga 4 jam lebih.
Di akhir acara, Al-Ustadz Yudi Afifuddin, M.E., Wakil Direktur KMI Gontor Putri 3 memastikan para Siswi Akhir KMI menyimak arahan Pimpinan Gontor dengan saksama. Al-Ustadz Yudi meminta beberapa siswi untuk maju ke depan panggung dan membacakan catatan mereka. Farouq
KARANGBANYU – Jelang pelaksanaan ujian lisan, para penguji diwajibkan untuk menyiapkan materi ujian secara tertulis. Gontor menyebutnya dengan i’dad. Beginilah cara Gontor menanamkan jiwa jiddiyah (kesungguhan) kepada para guru dan Siswi Akhir KMI. Menguji lisan merupakan salah satu tugas berat. Para penguji membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang prima. Salah satu upaya menjaganya adalah persiapan yang matang.
Usai menulis, para penguji kemudian memperlihatkan i’dadnya kepada para pembimbing (guru tahun kelima dan senior) untuk diperiksa dan dikoreksi. Kegiatan koreksi/tanqihi’dad dilaksanakan pada dua waktu di hari yang sama, yaitu Kamis (9/2).
Pagi hari, bertempat di auditorium, dikhususkan bagi Siswi Akhir KMI dan guru tahun pertama hingga keempat. Malam harinya, di aula mini, para penguji dari kalangan guru tahun kelima memperlihatkan i‘dadnya kepada guru senior. Zairaa_
UNIDA – Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (LAZISWAF) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor berhasil mencapai provinsi yang menjadi pusat gempa dahsyat di Turki. Menteri Dalam Negeri setempat, Suleyman Soylu mengkonfirmasi hingga Rabu (22/02/2023), gempa telah merenggut 43.556 korban jiwa di negaranya. Gempa juga mengakibatkan sekitar 865.000 orang terpaksa tinggal di tenda, 23.500 orang menghuni rumah kontainer dan 376.000 lainnya menempati asrama mahasiswa dan penginapan seadanya di luar zona musibah. Gempa berskala 7.8 SR menjadi yang terbesar dalam 1 abad Turki. Sejak guncangan pertama, Senin (06/02/2023), tercatat terus terjadi 7.930 gempa susulan. Hal ini menyebabkan Presiden, Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat di 10 provinsi terdampak gempa selama 3 bulan yang diperkirakan berdampak kepada 13.5 juta penduduk.
Provinsi Kahramanmaras menjadi daerah tujuan penyaluran donasi yang telah dibuka sejak 9 hingga 18 Februari 2023 melalui rekening LAZISWAF UNIDA Gontor. Lokasi pusat gempa ini terletak 1.040 KM dari kota Istanbul, 600 KM dari Ibukota Ankara atau sekitar 25 jam perjalanan bus pulang pergi dari kota Karabuk. Sejak sampai di lokasi pusat gempa, Kamis (23/02/2023), Syahruddin, perwakilan LAZISWAF yang berangkat dari Karabuk masih merasakan pergerakan kerak bumi yang terdeteksi dalam aplikasi gempa walaupun dengan skala yang lebih kecil. Kedatangannya secara langsung dimaksudkan untuk menyampaikan amanah para donatur yang dipercayakan kepada lembaga sosial yang bernaung dibawah UNIDA Gontor. Amanah donasi yang terkumpul sejumlah Rp. 22.388.956,00 yang ditransfer pada hari Rabu (22/02/2023) dan diterima dalam Turkish Lira TL 27.810,00.
Sesuai kebijakan LAZISWAF, donasi tersebut disalurkan kepada beberapa pihak untuk digunakan sesuai keperluan. Pertama, bekerjasama dengan Yayasan Hayrat Turkiye, dana ditransfer dalam 3 tahap untuk keperluan para korban terdampak gempa di Turki dan Suriah. Bantuan disampaikan langsung kepada koordinator Yayasan, Saeed Nouri, melalui serah terima secara simbolis di gudang logistik yang berisi sejumlah keperluan korban. Diantaranya, bahan makanan, pakaian, keperluan bayi, kewanitaan, bahkan mainan juga disediakan untuk sekadar menghibur para anak-anak di tenda, kontainer, bahkan pinggiran jalan. Peruntukan kedua, diberikan kepada warga negara Indonesia terdampak yang berasal dari Provinsi Diyarbakir. Mahasiswi penerima donasi asal Purwakarta yang berhasil selamat itu kini tinggal di Wisma Duta, Ankara dalam kondisi sehat dan aman.
Serah terima donasi kedua dilakukan di Ibukota Ankara pada Jum’at (24/02/2023). Beruntung pagi itu, perwakilan LAZISWAF dapat berjumpa langsung dengan Duta Besar LBBP RI untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal. Bertempat di Wisma Duta, keduanya sempat berdiskusi mengenai perkembangan terkini gempa Turki. Syahruddin juga memohon izin untuk menyalurkan donasi kepada WNI yang masih berada di tempat yang juga menjadi kediaman Dubes dan keluarganya. Bapak Dubes menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada segenap pihak di Indonesia yang telah ikut meringankan beban musibah para korban baik dari warga setempat dan juga WNI. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada LAZISWAF UNIDA Gontor yang turut serta berkontribusi bagi masyarakat Turki. Kami mendo’akan semoga niat tulus ikhlas para donatur bernilai ibadah dan diberkahi oleh Allah SWT.
Salah satu tag line dalam kepramukaan, yaitu mencetak generasi pramuka muslimah yang siap dipimpin dan siap memimpin, harus berani dalam segala hal rintangan yang ada dalam hidup dan berani menghadapi semua masalah yang ada.
PPL atau Praktik Pengayaan Lapangan
Dari Latihan Pengembangan Kepemimpinan santriwati mendapatkan materi tentang kepemimpinan, khususnya dalam kepramukaan. Dari kegiatan ini diharapkan santriwati kelas 4 dan kelas 3 intensif mendapatkan bayangan tentang kepemimpinan. Menjadi sarana pengembanagan diri pada santriwati merupakan hal positif yang disalurkan dari pondok dan dapat diamalkan diluar nanti.
Kegiatan ini diadakan sore hari dengan pemberian materi oleh pembina pramuka, dengan beberapa syarat yang harus mereka penuhi sebelum mengikuti LPK yaitu atribut yang harus disiapkan, hafalan do’a-do’a yang semuanya membutuhkan kratifitas dan disiplin yang ketat. Acara ini berlangsung selama 1 minggu, setelah itu ditutup dengan PPL atau Praktik Pengayaan Lapangan pada hari kamis, yaitu pemberian materi kepada anggota Darussalam sebagai latihan sebelum menjadi pembina pramuka. Adapun PPL itu dinilai oleh penanggungjawab dari kelas 5 sebagai pembina yang sudah dibagikan oleh ketua Gugus Depan.
Dan pada kamis malam acara ini ditutup dengan acara Api Unggun dan penutupan oleh Bapak Wakil Pengasuh Gontor Putri 2 serta beberapa pengumuman dari panitia kelas 5 dengan dibimbing oleh MABIKORI. Banyak harapan untuk kelas 4 dan kelas 3 Intensif dengan diadakannya acara ini agar kelak bermanfaat terutama dalam segi kepemimpinan.
MANTINGAN-Menghafal dan membaca Al Qur’an begitu mulia dimata Allah. Hal itulah yang rutin dilaksanakan oleh para Santriwati di Gontor. Untuk Melatih kemampuan dalam menghafal dan bertilawah maka dibentuklah club Jam’iatu Hifdz Qur’an dan Jam’iatu Tilawatil Qur’an. Club difokuskan untuk santriwati yang memiliki dan ingin belajar untuk membaca dan menghafal AL-Qur’an. Kegiatan ini mereka lakukan mulai dari jam 5 hingga menjelang waktu maghrib. Tak luput dari bimbingan dan pengawasan dari bagian Ta’mir Masjid dan Ustadzah Pembimbing yang mengajarkan dan menguji hafalan dan bacaan para anggota club setiap harinya.
Dengan adanya kegiatan ini memberikan banyak dampak positif, yaitu dapat mengetahui bakat santriwati dalam hal ini, dapat mempermudah untuk mencari pembaca Al-Qur’an dalam setiap acara, dan tentunya menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan bagi individu setiap anggota ini. selain kegiatan di sore hari, mereka juga memiliki kegiatan lainnya yaitu ketika kegiatan muhadhoroh mereka memasuki kelas-kelas tertentu dan membaca Al-Qur’an di pembukaan pidato setiap minggunya. Ini menjadi dasar untuk meningkatkan kepercayaan diri sebelum membaca Al-Qur’an di depan banyak orang.
Perpisahan bukan berarti tidak akan ada pertemuan selanjutnya. Perpisahan karena akan menuju tingkat kehidupan selanjutnya, INSPIRING GENERATION atau Guru tahun ke-5 di Gontor Putri Kampus 2 sebentar lagi akan melanjutkan tahap kehidupan selanjutnya yaitu akan bergabung dengan masyarakat. Seluruh pendidikan yang telah didapatkan di Pondok Modern Gontor diaplikasikan dengan kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya.
“Patah Tumbuh Hilang Berganti, Sebeluh Patah sudah Tumbuh, Sebelum Hilang sudah berganti”
Itulah filosofi yang dijunjung tinggi oleh Gontor, Guru Tahun ke-5 yang tahun ini berperan sebagai ketua kamar, dan ketua dalam segala struktur di Pondok mengkaderisasikan pengetahuannya ke Guru Tahun ke-4 yang harus mempersiapkan diri untuk tahun mendatang.
Penampilan Marawis
Acara Haflatu-l-Wada diadakan pada hari Kamis, 16 Februari 2023 di Mini Hall, diawali dengan makan bersama setelah sholat maghrib. Dilanjutkan dengan acara pembukaan yaitu marawis, lalu prakata dari perwakilan tahun ke-4 yaitu Ustadzah Salma Khairunnisa Pramudya, dan Prakata dari Guru tahun ke-5 yaitu Ustadzah Mega Melani Ramadhani, S.Pd. Sambutan oleh Bapak Wakil Pengasuh dan Bapak Wakil Direktur KMI dan penampilan terakhir dari INSPIRING GENERATION. Dalam acara ini sekaligus menjadi perkumpulan antar-kamar dengan acara makan bersama dan berfoto bersama.
Nasihat dari Bapak Wakil Pengasuh
Dalam prakata yang disampaikan oleh Ustadzah Mega menceritakan perjalanan angkatannya dari capel lalu mutasi dari kampus lain ke Gontor Putri 2 karena Gontor Putri 2 pertama menjadi KMI, lalu menceritakan bagaimana keadaan dan kondisi mereka di Gontor Putri 2, menceritakan perjalanan perkuliahan, dan terakhir pesan untuk adik adik yang sedang dalam masa skripsi, yang sedang mengajukan judul, yang sedang pusing dengan panitia OSPEK, dan yang bimbang antara lanjut atau mencukupkan pengabdian. Acara ini sangat berkesan sebagaimana ini adalah waktu yang tepat untuk mengadakan Haftatu-l-Wada.
Mantingan-OPPM adalah organisasi yang memegang pondok, maka untuk berjalannya kegiatan perlu diadakan sidang mingguan seluruh anggota OPPM. Dalam sidang ini dilaporkan Program kerja mendatang dan hasil usaha sebelumnya setiap bagian OPPM. Dengan adanya perkumpulan ini setiap bagian OPPM mengetahui sepak terjang setiap bagian, dan juga acara ini diadakan untuk menjaga kepercayaan setiap bagian OPPM.
Acara ini dipimpin oleh Ketua OPPM dengan Moderator acara adalah bagian Sekretaris OPPM. Untuk meningkatkan kesemangatan biasanya sebagian dari bagian OPPM mengumumkan untuk anggota tersemangat dalam hal-hal tertentu. Waktu pelaksanaan sidang mingguan OPPM adalah selepas sholat Isya hingga selesai. Tidak diperkenankan setiap anggota OPPM untuk absen dalam kegiatan ini, semuanya wajib hadir dan berpartisipasi dalam acara ini, adapun jika berhalangan maka diharuskan untuk mengirimkan surat perizinan ke Sekretaris OPPM dengan alasan yang masuk akal.
Setiap manusia tidak dilahirkan dengan sebuah pengetahuan, melainkan proses kehidupanlah yang membawa pengetahuan, seberapa banyak ia berusaha mencari ilmu maka sebanyak itu pula ilmu yang ia dapatkan.
21-22 Februari 2023 seluruh Guru KMI Gontor Putri 2 dan santtriwati kelas 6 berkumpul pada Pengarahan dan Nasihat sekaligus Pembagian tugas Ujian Lisan oleh Bapak Wakil Direktur KMI Gontor Putri 2 dan dilanjutkan pada tanggal 22 Pagi Pesan dan Nasihat Oleh Bapak Pimpinan Podok Modern Darusaalam Gontor melalui sistem Virtual agar semua kampus dapat menyaksikan dna mendengarkannya.
Dimulai dari tanggal 11-20 Februari 2023 Ujian Lisan dilaksanakan secara serentak di Pondok Modern Gontor Putri Kampus 2. Dengan rentan waktu selama 10 hari. Pelajaran yang diujikan untuk seluruh angkatan adalah Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Al-Qur’an dengan referensi materi sesuai dengan angkatan masing-masing. Ujian lisan ini diikuti oleh seluruh santriwati kelas 1-5, sedangkan pengujinya terdiri dari Guru-guru dari KMI dan kelas 6 dengan tugas masing-masing yang berbeda.
Ujian lisan ini merupakan awal perjalanan dari ujian sebelum menghadapi ujian tulis, dimana santriwati menjawab ujian secara lisan bukan sebuah tulisan, berupa pertanyaan yang dilontarkan oleh penguji secara bergantian dan santriwati tersebut menjawab semua pertanyaan dari penguji. Tujuan dari ujian ini adalah untuk menguji mental santriwati, atau meningkatkan mental kepercayaan diri santriwati. Ada santriwati yang memiliki akademis bagus tetapi ketika ujian lisan mereka tidak memiliki mental yang cukup untuk menjawab pertanyaan sehingga akademis mereka tidak seimbang. Maka dengan diadakannya Ujian Lisan akan menyeimbangkan kemampuan santriwati terutama dalam bidang akademis.
Adanya kegiatan Insya’ Usbu’i sangatlah berguna dalam peningkatan kualitas bahasa dan kualitas dalam merangkai suatu karya ilmiah dalam bahasa arab. Dalam kegiatan ini, para santriwati dilatih untuk menyusun kosakata yang dimilikimya, dan memahami kosakata baru yang bisa ia temukan di berbagai buku, majalah, kamus, lagu, dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali ini, dilaksanakan dimalam hari sebelum mulainya belajar malam seperti biasanya. Kemudian dalam penulisan Insya’ Usbu’I ini, para santriwati akan didampingi oleh Wali Kelas dan Asisten Wali Kelas yang siap membantu santriwati menyelesaikan masalah dalam penulisan, makna, dan juga sebagai pengawas terhadap santriwati yang tidak menulis dengan sungguh-sungguh.
Setelah penulisan Insya’ Usbu’I, para santriwati akan mengumpulkan karyanya masing-masing yang nantinya akan diperiksa kebenarannya oleh pengawas yang merupakan Wali Kelas dan Asisten Wali Kelas, yang kemudian akan dimasukkan kedalam buku nilai yang akan tercantum kedalam Rapot Mental santriwati yang dibagikan sebelum perpulangan.
DARUSSALAM – Setelah menjalani ujian lisan dalam 10 hari, kini para siswa kelas 1 hingga kelas 5 KMI di PMDG memasuki masa ujian tulis. Ujian tersebut berlangsung selama 11 hari, dimulai dari hari Kamis (23/2).
Sebelum melangsungkan ujian tulis pada jam pelajaran pertama, para santri terlebih dahulu menghadiri upacara pembukaan ujian tulis yang dilaksanakan di depan BPPM pada pukul 06.00 WIB. Upacara tersebut turut dihadiri oleh Pimpinan PMDG, Direktur KMI beserta wakilnya, serta guru-guru senior.
Pada kesempatan yang penting itu, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan nasehatnya kepada para santri tentang pentingnya menjaga jati diri berikut nilai-nilai dan falsafah yang terpatri di dalamnya. “Di zaman yang penuh teka-teki dan ketidakpastian ini, jadilah orang yang memiliki jati diri dengan cara menjaga diri,” jelas kiai Hasan.
Pesan dan nasehat dari Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, di hadapan seluruh santri PMDG.
Beliau menambahkan bahwa saat ini tidak sedikit orang yang telah kehilangan jati dirinya oleh sebab tidak mampu menjaga diri, sehingga menjadi lupa diri dan akhirnya menjual diri.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan ujian tulis, beliau juga menerangkan bahwa ujian merupakan salah satu perantara untuk membina harga diri serta kehormatan diri. “Jadilah orang terhormat yang tidak tamak dihormati orang lain, jadilah orang berharga yang tidak tamak dihargai orang lain. Jangan berharap dirimu dihargai orang lain kalau kamu tidak menghargai dirimu sendiri. Bagaimana caranya? Jagalah dirimu dari perbuatan-perbuatan yang dapat menjatuhkan harga dirimu,” begitulah bunyi kutipan nasehat beliau.
Hal serupa disampaikan pula oleh Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A. dalam sambutannya. Beliau menjelaskan bahwa ujian ini tidak hanya menguji akademis dan kadar keilmuan para santri saja, tapi juga menguji akhlaq dan mentalitas mereka.
“Jangan sampai terbesit di dalam benak antum untuk berbuat curang, karena perbuatan tersebut merupakan simbol dari kehinaan,” ungkap beliau. Nasehat tersebut juga senada dengan salah satu falsafah ujian di PMDG, bil imtihaani yukramul mar`u aw yuhaanu, yang artinya “Dengan ujian, seseorang dapat dimuliakan ataupun dihinakan.”
Suasana hari pertama ujian tulis di PMDG.
Di samping itu, beliau menaruh penekanan pada hal pertama yang mutlak harus dipersiapkan oleh para santri dalam menghadapi ujian ini, yaitu niat. “Perbaikilah niatmu dalam menghadapi ujian ini, bahwa ujian bukanlah apa-apa kecuali wasilah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” terang beliau.
Hasil yang akan dicapai oleh para santri pada ujian ini akan sangat menentukan kelulusan mereka di tahun ajaran yang akan datang. Mari kita doakan mereka, semoga dimudahkan dalam memahami dan menghafal pelajaran, dimudahkan untuk istiqomah dalam niat mereka menghadapi ujian, serta mendapatkan hasil terbaik dari yang telah mereka upayakan untuk menghadapi ujian ini. Kataballaahu lahum an-Najaah wal Imtiyaz, Aamiin.
(Berita: Husain, Foto: Rayza, Review: Riza Ashari).