Home Blog Page 339

Indahnya Kepergian Almarhumah Bu Sutaji Tajuddin

0

GONTOR-Hj. Nur Farida Binti Imam Badri Mukmin, Istri dari Alm. K.H. Sutaji Tajuddin (Direktur KMI Pertama Gontor Putri) Senin, 1/5/2017 Malam. Usai Shalat Isya’ berjama’ah, tepat pada pukul 19.30 WIB, menghembuskan nafas terakhir di usia 58 tahun di Masjid Mahronnisa Gontor Putri Kampus 1 Mantingan. Kepergian beliau menjadi duka mendalam bagi keluarga, santri, dan guru alumni Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pada hari Ahad (23/4), Almarhumah mengeluh karena lemas dengan keringat dingin. Hari selasa (25/4), Almarhumah dijemput dari Mantingan untuk istirahat di Gontor. Tensi terakhir adalah 150. Selain itu, almarhumah juga memiliki riwayat Hipertensi. Hari Rabu (26/4), saat berada di Gontor, Almarhumah masih beraktivitas seperti biasa. Namun, Pada hari Ahad, (30/4), Almarhumah kembali ke Mantingan pada pukul 16.00 WIB.

Senin (1/5), saat Pembukaan Ujian Tulis Akhir Tahun, Almarhumah masih mengikuti upacara pembukaan. Pukul 08.00 pagi, Almarhumah juga masih sempat mengikuti perkumpulan bersama ibu-ibu madamat di Aula Aisyah mengenai pembagian zona keliling kebersihan kamar mandi dan asrama. Pada pukul 11.00, Almarhumah bersama Ustadz Yusuf (Pengurus TK Assakinah) berbelanja keperluan bulanan TK Assakinah. Ketika itu almarhumah mengeluhkan rasa pegal di tubuh. Sebelum Maghrib, almarhumah berniat untuk berangkat pijat, namun niat tersebut diurungkan.

Saat waktu Maghrib tiba, Almarhumah segera berangkat ke Masjid Mahronnisa’ untuk shalat Maghrib berjama’ah. Usai shalat, beliau bertemu dengan Ustadz Yusuf (Pengurus TK Assakinah) berbincang tentang acara Wisuda TK Assakinah. Almarhumah meminta tolong kepada Ustadz Yusuf, untuk membuatkan teks sambutan wisuda dan rapat kerja TK Assakinah, agar dapat disamakan dan digunakan untuk tahun-tahun selanjutnya. Hingga tiba waktu Isya, Almarhumah menjalankan Shalat Isya berjama’ah di Masjid Mahronnisa’, yang ketika itu di samping Almarhumah adalah Ibu Siti Qomariyah (istri Ustadz Azizi). Setelah Shalat Isya, almarhumah menjalankan shalat sunnah.

Setelah shalat sunnah, Almarhumah menetap di Masjid, dan Ibu Siti Qomariyah keluar menuju toko untuk membeli sesuatu. Pada saat itu juga, Ustadz Azizi beserta anak-anak beliau, bersama Satpam (Pak Mulyadi) berbincang di depan Masjid. Karena keadaan lampu Mahronnisa masih terang, Pak Mulyadi dimintai tolong oleh Ustadz Azizi untuk mematikan lampu dalam masjid. Saat tiba di dalam Masjid, Pak Mulyadi mendapati Almarhumah sudah dalam keadaan berbaring mengenakan mukena. Setelah melihat kejadian tersebut, Pak Mulyadi segera melapor kepada Ustadz Azizi. Saat itu pula Ustadz Azizi menyuruh istrinya untuk membangunkan Almarhumah. Setelah 15 menit membangunkan, almarhumah tidak bergerak, tangan dan kakinya dalam keadaan dingin. Ibu Siti Qomariyah segera melaporkan kepada Ustadz Azizi, kemudian Ustadz Azizi segera mengecek kondisi badan dan tangan yang telah mendingin di sekujur tubuh. Saat mengetahui hal tersebut, Ustadz Azizi segera memberitahukan kabar ini kepada Ustadz Suharto, Ustadz Fairuz, dan Ustadz Surnyoto. Jenazah dibawa ke puskesmas. Setelah itu, dibawa ke BKSM, dan kemudian dimandikan oleh ibu-ibu madamat, masyarakat, beserta ustadzah. Kemudian dishalatkan di Masjid Jami’ bersama santriwati Gontor Putri Kampus 1 dan 2, beserta Mahasiswi Unida.

Almarhumah meninggalkan 6 Orang Putra/i dan 5 cucu. Putra dan putri Almarhumah: Silvi Suroyya Sahar, Ulfah Hanim, Sofi Mubarok, Hifni Nasif, Husni Dzahaby, dan Syahrozad Khunaifah. Cucu Almarhumah: Naya Lubiyya, Medhiha Isma, Aisyah, Maryam, dan Fatimah.

Semoga segala amalan almarhumah diterima oleh Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran.fuadfahmi

 

 

 

Selamat Jalan, Ustadzah Farida

0

 

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

Gontor Putri berkabung. Berita yang sangat mendadak di tengah suasana ujian tulis ini menghentikan sesaat belajar malam santriwati untuk kemudian berkumpul di masjid. Bukan hanya guru dan santri saja, masyarakat yang pernah mengenal sosok Ustadzah Noor Farida turut mengucapkan salam terakhir pada pukul sepuluh Senin malam lalu (1/5).

Ustadzah Farida menutup usianya yang ke-lima puluh delapan setelah menunaikan sholat ba’diyah Isya’ yang diteruskan dengan wirid di masjid Mahronnisa. Beliau ditemukan terbujur kaku oleh satpam yang akan mematikan lampu masjid. Beberapa guru senior memastikan keadaannya dan membawa almarhumah menuju puskesmas terdekat sebelum dibawa ke BKSM Gontor Putri 1 untuk dimandikan.

Paginya Ustadzah Farida masih mengikuti upacara pembukaan ujian tulis dan perkumpulan ibu-ibu madamat di Aula Aisyah guna pembagian zona keliling kebersihan asrama santriwati, berbelanja kepentingan TK Assakinah dan Maghrib-Isya’ berjamaah di Mahronnisa. Tidak ada keluhan sakit apapun kecuali sedikit pegal pada siang hari. Istri dari almarhum Ustadz Sutadji Tadjuddin, perintis dan Direktur KMI Gontor Putri ini wafat dengan husnul khatimah. Insya Allah.

Ustadzah Hj. Noor Farida dikenal sebagai Ibunda, guru serta nyai seluruh alumni dan santriwati Gontor Putri. Sosok yang ramah ini sudah menemani Ustadz Sutadji sejak masih di Gontor dan diamanahi untuk mulai membuka Gontor Putri pada tahun 1988-1999 sehingga dapat resmi dibuka pada tanggal 31 Mei 1990. Masa ketika tanah Mantingan masih gersang dan kering, dimulai pendaftaran hingga usia pondok yang akan menginjak 27 tahun. Ibunda adalah saksi sejarah. Beliau kini meninggalkan 6 orang anak, yaitu Silvi Suraya, Ulfa Hanim, Shofi Mubarak, Hifni Nasif, Husni Dzahabi dan Syahrozad Hunaifa.

Setelah wafatnya almarhum Ustadz Sutadji pada tahun 2010, salah satu tim revisi pelajaran Nisaiyyah ini tetap berada di Gontor Putri dan aktif dalam kegiatan pondok, baik akademis maupun sosial. Beliau juga mendirikan yayasan As-Sakinah yang letaknya tak jauh dari kampus Putri 2.

Dengan proses yang cepat, setelah disholatkan di masjid jami’ Gontor Putri 1 jenazah dibawa ke Gontor untuk dimakamkan. Semoga seluruh amal perbuatannya diterima di sisi Allah SWT. Selamat jalan, ibu. dee.

 

Direktur KMI, Al-ustadz H. Masyhudi Subari: Ujian Tahriri adalah Ujian Suluk dan Akhlak

0

Gontor – Hari senin, 1 Mei 2017 merupakan hari bersejarah tahun ini karena awal dibukanya ujian tulis kelas 1-5 di Pondok Modern Darussalam Gontor dan juga dimulainya pembangunan menara masjid Jami’ Gontor. 

Pada acara pembukaan ujian tulis ini pula di hadiri oleh direktur Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), seluruh guru-guru KMI dan peserta ujian kelas 1-5 sebanyak 2580 orang santri.

Beliau menyampaikan jg, bahwasanya ujian tulis ini adalah bagian dari ujian akhlak dan suluk santri, seberapa besar seorang santri dapat mengendalikan dirinya agar tidak memiliki perasaan untuk mencontek, sehingga kejujuranlah yg di kedepankan dalam ujian.   

Pembukaan ujian tahriry kelas 1-5 Gontor

0

Gontor – Hari senin, 1 Mei 2017 merupakan hari bersejarah tahun ini karena awal dibukanya ujian tulis kelas 1-5 di Pondok Modern Darussalam Gontor dan juga dimulainya pembangunan menara masjid Jami’ Gontor. 

Pada acara pembukaan ujian tulis ini pula di hadiri oleh direktur Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), seluruh guru-guru KMI. 

Dalam sambutannya KH. Hasan Abdullah Sahal menekankan pada kekuatan shibghah (Jati diri) Gontor, bina diri, tahu diri. Di saat pelaksanaan ujian di luar Gontor heboh dengan kasus menyontek, saling membocorkan soal dan lain sebagainya, akan tetapi di Gontor akan tetap dikontrol dengan jati diri kejujuran yg selalu ditanamkan pada benak santrinya.

Rapat Koordinasi kedua panitia muasykar Sarjana Strata 1 Pondok Modern Darussalam Gontor

0

Gontor – Ahad, 30 April 2017 panitia muasykar Pondok Modern Darussalam Gontor kembali mengadakan rapat koordinasi yg kedua bersama waki direktur KMI Al-ustadz Farid Sulistyo, Lc dan Al-ustadz Drs. Sutrisno Ahmad dan seluruh full timer. 

Ust. Sutrisno Ahmad dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan muasykar merupakan upaya Gontor menguatkan SDM yang ada di dalam pondok karena materi-materinya pun lebih banyak pada pendalaman kepondok-Modernan dan jg orientasi kelembagaan yg ada di pondok Modern Darussalam Gontor. 

Dalam rapat koordinasi malam ini jg membahas tentang peserta acara Muasykar sarjana strata 1 yang telah lulus S1 di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor sebanyak kurang lebih 112 orang. #jhr

Tauzi’ Al-A’mal Imtihan Tahriri 1438/2017 Pondok Modern Darussalam Gontor

0

Gontor-Selesainya ujian Lisan kelas 1 hingga 5 pada hari sabtu, 29 April 2017, Gontor langsung tanpa henti melanjutkan ujian berikutnya. Tepat pada hari ahad, 30 April 2017 pukul 07.15 WIB dilaksanakan Tauzi’ Al-A’mal Imtihan Tahriri 1438 (Pembagian Tugas Ujian Tulis di Pondok modern Darussalam Gontor Ponorogo.

Sebagaimana diketahui, selain seluruh kelas 6 yang ada di pondok Modern Darusssalam Gontor, acara ini juga dihadiri oleh semua guru-guru senior dan guru-guru baru di  Gontor tanpa terkecuali karena pentingnya acara tersebut. Dan semua santri kelas 6 dan guru-guru akan mendapatkan tugas-tugas tertentu selama ujian tulis kelas 1-5 ini berlangsung selama 11 hari.

Pada acara ini, Direktur Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Ust. H. Masyhudi Subari, M.A, memulai acara ini dengan memanggil 5 orang kelas 6 untuk diuji pengetahuan tentang etika mengawasi ruangan ujian, dan mereka wajib paham etika tersebut karena selama ujian berlangsung, peserta ujian diharapkan tertib dan sangat menghindari kejadian yang biasaya terjadi di dalam ujian yaitu mencontek lembar jawaban. Itu merupakan bentuk tanggungjawab kelas 6 dalam mengawas ujian.

Dalam pelaksanaan ujian tulis di Gontor, tiap ruangan akan dijaga oleh 5 orang pengawas, 2 dari guru dan 3 orang, pengawasan yang ketat ini sangat mengurangi kecenderungan seseorang untuk mencontek lembar jawaban temannya.

Sosialisasi manasik jama’ah umrah keluarga Pondok Modern Darussalam Gontor

0

Umrah putri.jpgSiman- Jum’at, 28 April 2017 pukul 08.00 WIB panitia pelaksana jama’ah umrah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo mengadakan sosialisasi pelaksanaan umrah di Kampus Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Ponorogo.

Pada sosialisasi manasik ini langsung di pimpin oleh ust. Dr. Mulyono Jamal, M.A, beliau menjelaskan tata cara ibadah umrah mulai Ihram, Thawaf, Sa’I dan Tahallul yg biasa disingkat dengan istilah ITHASAKUR, begitu beliau menjelaskan.
Beliau juga berpesan agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai kehilangan momenteri beribadah kepada Allah SWT, karena memang waktu pada saat umrah/ haji sangatlah berharga.
Insya Allah rombongan umrah keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor tahun ini sebanyak 127 orang dan berangkat tanggal 23 Mei – 31 Mei 2017 dari bandara Adi Sumarmoe Solo.

Seminar Kependidikan Fakultas Tarbiyah UNIDA GONTOR Divisi Mantingan: Building an Islamic Family Character by Gen Halilintar

0

Diantara kompetensi yang diharapkan dari mahasiswi Fakultas Tarbiyah adalah menjadi guru, pendidik, ahli dan pemerhati pendidikan. Meskipun begitu tidak dipungkiri bahwa setiap wanita -bukan hanya mahasiswi Fakultas Tarbiyah- akan menjadi madrasatu-l-ula bagi anak-anaknya. Sehingga dirasa perlu untuk menghadirkan motivasi dan  inspirasi bagi calon-calon ibu masa depan dalam mendidik. Untuk itulah Mahasiswi Semester 6 Fakultas Tarbiyah Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan mengadakan Seminar Kependidikan dengan tema Membentuk Keluarga yang Berkarakter Islami. Acara ini dilaksanakan pada hari jum’at (21 April 2017) di Aula Gontor Putri 1.

penyampaian materiAdapun narasumber pada seminar ini adalah Keluarga Gen Halilintar, yang terdiri dari Bapak Asmid Halilintar, Ibu Lenggogeni Halilintar dan kesebelas anaknya (Muhammad Atta Halilintar, Sohwa Mutammimah Halilintar, Sajidah Mutammimah Halilintar, Muhammad Thariq Halilintar, Abqariyyah Mutammimah Halilintar, Muhammad Saaih Halilintar, Siti Fatimah Halilintar, Muhammad Al Fateh Halilintar, Muhammad Muntazar Halilintar, Siti Saleha Halilintar, dan Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar). Keluarga ini menginspirasi para calon ibu bahwa anak bukan beban, tetapi justru anaklah yang akan menjadi pasukan atau tim bagi ayah dan ibunya dalam berbagai hal postif.

 

penyerahan cendramata oleh Bapak PengasuhPada sambutannya Al-Ustadz KH. Ahmad Suharto, M.Pd.I, mengatakan bahwa banyak kesamaan antara Gontor dan Keluarga Gen Halilintar dalam prinsip-prinsip dalam mendidik anak. Begitu pun yang disampaikan Ibu Geni Halilintar bahwa sistem pendidikan di Keluarga Gen Halilintar bukan hanya home schooling,  tetapi pendidikan 24 jam seperti yang ada di Gontor.

penyerahan sertifikat oleh Ketua Prodi PAISeminar ini diikuti oleh kurang lebih 1200 peserta yang terdiri dari mahasiswi Fakultas Tarbiyah, mahasisiwi dari fakultas lain, seluruh santriwati kelas enam Gontor Putri 1 dan beberapa santriwati dari Gontor Putri 2 dan 3. Dan juga dihadiri oleh 100 tamu undangan yang terdiri dari asatidz dan ustadzat, maupun dosen Universitas Gontor. Penonton terlihat sangat antusias dengan penyampaian materi seminar oleh Bapak Asmid Halilintar dan Ibu Lenggogeni serta Kesebelasan Gen Halilintar. Beberapa penanya juga mengajukan pertanyaan, meskipun tidak semua berkesempatan mengajukan pertanyaan dikarenakan waktu yang terbatas. pearl

Dubes Inggris: Gontor Membuat Saya Penasaran Karena Namanya Sering Terdengar di Telinga

0

WhatsApp Image 2017-04-26 at 19.06.35GONTOR–Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, menyampaikan public lecture di hadapan mahasiswa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Rabu (26/4) siang. Sebelum berbicara tentang “Islam, Education, and United Kingdom”, Moazzam mengaku penasaran dengan Gontor. Dubes Muslim ini bercerita bahwa dalam setiap lima menit nama Gontor selalu terdengar di telinganya saat ia pertama kali berkunjung ke pondok pesantren yang ada di Indonesia, yaitu Darunnajah.

Rasa penasarannya itulah yang membawa laki-laki berdarah Pakistan tersebut datang ke Gontor. “Saya ingin tahu langsung seperti apa Gontor yang sering dibicarakan orang-orang itu,” kata Moazzam diiringi tepuk tangan mahasiswa UNIDA Gontor yang hadir di Auditorium Lantai 4 Gedung Utama tersebut.

Menurutnya, Gontor seringkali diperbincangkan dan menjadi buah bibir di mana-mana karena telah membuktikan diri sebagai institusi terbaik. Dunia mengakui, Gontor telah menelurkan alumni-alumni berkaliber, yang mampu berperan di berbagai lini kehidupan. Dengan alasan ini pula, Moazzam ingin datang ke Gontor, melihat langsung lembaga yang mencetak kader-kader terbaik bangsa ini.

Kunjungan Moazzam ke Jawa Timur, khususnya Gontor, bertujuan untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih dalam tentang sistem pendidikan Islam dan negeri yang berkembang di sini. Selain itu, ia juga berniat mempromosikan pelajaran bahasa Inggris karena dengan menguasai bahasa internasional semua orang bisa menjalin hubungan dan dapat berkomunikasi dengan baik. Karena itu, ia juga ingin mengeksplorasi peluang kerjasama antara sekolah-sekolah di Inggris dengan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, terutama di Jawa Timur yang dipenuhi banyak pondok pesantren.

Moazzam tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada Indonesia. Baginya, Indonesia merupakan negara yang penuh dengan toleransi dengan keragaman etnik serta budayanya. Tentu saja ini bisa terjadi berkat peran sekolah yang mengajarkan nilai-nilai persaudaraan, kebersamaan dan kesatuan. Karena itu, menurutnya, Inggris perlu belajar banyak dari Indonesia. Ke depan, Inggris dan Indonesia akan diupayakan bisa menjalin kerjasama lebih intensif agar dapat saling berbagi ide dan pengalaman.

Setelah mengadakan public lecture di UNIDA Gontor, Moazzam bertemu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor sehabis Maghrib. Kiai Hasan Abdullah Sahal dan Kiai Syamsul Hadi Abdan menyambut kehadirannya dengan senang hati dan mempersilakan Moazzam untuk menyampaikan sepatah dua patah kata di Masjid Jami’ Gontor. Ia tidak perlu khawatir berbicara dengan bahasa Inggris karena santri-santri Gontor setingkat anak-anak sekolah menengah pertama itu sudah terbiasa berbahasa Ratu Elizabeth itu.

Melihat dinamika Gontor yang luar biasa, Moazzam sangat senang sekali dan kagum. Rasa penasarannya seperti sudah terjawab mengapa orang-orang seringkali membicarakan Gontor. Kini, ia sudah melihat Gontor beserta segala aktivitas pendidikannya dengan mata kepala sendiri.

Selain mengunjungi Gontor, Moazzam yang ditemani Paul Smith, Director of British Council, itu juga akan ke Malang, Pare, Jombang, dan Surabaya. Ia juga akan bertemu dengan para mahasiswa dan staf dari sejumlah universitas dan pesantren lainnya. Menurut rencana, Moazzam juga akan berkunjung ke makam Presiden RI ke-4, K.H. Abdurrahman Wahid di Jombang. shah wa

Jalan Santai bersama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

0

GONTOR–Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) selalu menanamkan pada diri santri-santrinya untuk hidup sehat jasmani dan rohani di manapun mereka berada, salah satunya adalah dengan berolahraga. Tidak hanya santrinya yang berolahraga, melainkan para guru juga harus berolahraga untuk menjaga stamina dan  kebugaran tubuh, di samping banyaknya tugas perkuliahan maupun tugas pondok yang dilimpahkan kepada mereka.

Suasana Jalan Santai Asatidz bersama Pimpinan
Suasana Jalan Santai Asatidz bersama Pimpinan

Jum’at pagi (23/4) tepat pukul 06.30, Dewan Mahasiswa (Dema) PMDG mengadakan acara Jalan Santai bagi seluruh guru bersama Bapak Pimpinan. Acara ini hampir diadakan tiap tahun, tentunya dengan melihat rentetan agenda pondok kala itu. Adapun rutenya, dimulai dari depan Kantor Pimpinan menuju arah Timur pondok, yang berjarak tempuh sekitar tiga kilometer.

Pagi itu, terlihat para guru menikmati indahnya pagi sambil menghirup udara segar nan sejuk yang tak biasanya mereka rasakan. Obrolan hangat antarmereka pun tampak menyelimuti atmosfir kebersamaan yang tercipta. Hingga setibanya kembali ke pondok, diadakanlah perfotoan bersama Bapak Pimpinan di depan Gedung Saudi VI. rosikh