MANTINGAN–Pada Rabu (28/1) pagi, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 mendapat kunjungan dari delegasi Universitas Nagoya Jepang. Delegasi ini terdiri dari para mahasiswa dan mahasiswi Faculty of Bioagriculture, Health, Medicine, Education, Psychology,and International Development. Mereka datang bersama delegasi dari Pusat Studi Asia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Kunjungan ini merupakan salah satu dari rangkaian fieldtrip bertemakan “Well Being in Asia” yang tengah diadakan oleh kedua universitas tersebut.
Dialog antara Wakil Pengasuh dan Guru KMI Gontor Putri 1 dengan Delegasi dari Universitas Nagoya dan Universitas Diponegoro
Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 dan Wakil Direktur Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) membawa rombongan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Nishiko Setsuo ini berkeliling kampus. Kemudian kedua belah pihak berdialog singkat mengenai proses belajar mengajar, filosofi, dan juga tujuan pendidikan di Gontor Putri 1.
“Filosofi kami adalah keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. Adapun tujuan utama kami di antaranya adalah pembentukan karakter,” ungkap Wakil Direktur KMI Gontor Putri 1, Dr. Fairuz Subakir.
“Gontor mengajarkan kami cara untuk menghadapi hidup, bukan sekadar cara untuk menghidupi hidup,” tambah Amanda Aristya, salah seorang guru KMI yang turut serta dalam dialog tersebut. fe
Mantingan-Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu usaha atau organisasi. AD/ART dibuat sebagai landasan bagi semua pengurus dan anggota organisasi dalam menjalankan panduan dan batasan yang akan dilakukan oleh para anggota dan pengurus.
Guna mematangkan pengetahuan siswi kelas 5 KMI terhadap segala persoalan tentang Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), dimana pada bulan Febuari akan di estafetkan kepada mereka dari pengurus lama yakni siswi kelas 6. Maka pada Selasa (27/1) OPPM Gontor Putri 2 mengadakan ujian AD/ART bagi santriwati kelas 5 yang berjumlah 124 siswi dibawah pengawasan Sekretaris OPPM. Ujian yang berdurasi 1,5 jam yang bertempat di Gedung Granada dilaksanakan ketika para santriwati muwajjah malam.
Seperti dalam kutipan Anggaran Dasar Pondok Modern Gontor, Bab II Pasal 5 (2) “Organisasi Pelajar Pondok Modern ini bertujuan tercapainya keseimbangan dan kesempurnaan Pendidikan Jasmani dan Rohani bagi segenap anggota”. Dalam ujian ini para santriwati diharap paham akan visi misi, usaha yang akan dijalankan, tujuan pendirian, pengelolaan organisasi, pengurus, tugas dan wewenang suatu organisasi.carienz
JAKARTA–Silaturahim Nasional (Silatnas) Alumni Pondok Modern Gontor Putri yang digelar pada hari Sabtu (31/1) kemarin berlangsung sukses. Panitia dari alumni Gontor Putri yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Jakarta berhasil membuat acara begitu meriah dan penuh kesan. Selain itu, acara yang bertempat di Aula Buya Hamka, Jakarta Selatan, ini sungguh memuaskan para alumni yang hadir karena seluruh tamu undangan tidak ada yang berhalangan mengikuti acara.
Kebersamaan Alumni Gontor Putri dalam Silatnas di Jakarta
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Hasan Abdullah Sahal, beserta para Wakil Pengasuh Gontor Putri hadir lengkap bersama anggota keluarga masing-masing. Saat ini, Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki tujuh cabang Gontor Putri. Para Wakil Pengasuh yang diamanati Pimpinan Pondok mengelola ketujuh Gontor Putri itu adalah H. Ahmad Suharto, M.Pd.I. (Gontor Putri 1), H. Suwarno TM, S.Ag. (Gontor Putri 2), H. Saepul Anwar, S.Ag. (Gontor Putri 3), Nur Wahyuddin, S.Ag. (Gontor Putri 4), Drs. H. Hamim Syuhada (Gontor Putri 5), H. Abdul Fattah, S.Th.I. (Gontor Putri 6), dan Drs. H. Ma’ruf Chumaidi (Gontor Putri 7). Mereka semua hadir memenuhi undangan panitia disertai istri dan anak-anak.
Panitia juga menghadirkan Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. yang pernah mengasuh Gontor Putri 1 bertahun-tahun lamanya, serta H. M. Hudaya, Lc., M.Ag. yang juga telah lama mengasuh Gontor Putri 3 sebelum digantikan Wakil Pengasuh saat ini. Tak hanya itu, panitia juga mengundang Bu Sutadji yang dahulu berjuang bersama suami, K.H. Sutadji Tajuddin, M.A., merintis dan mengasuh Gontor Putri sejak awal berdirinya. Hingga akhirnya, sang suami berpulang ke rahmatullah pada Jum’at pagi, 12 Maret 2010 silam. Jasa beliau membesarkan Gontor Putri sungguh tak terlupakan sampai kapanpun.
Acara bertemakan “Gontor Putri Vaganza: Sharing, Caring, and Networking” itu juga dihadiri Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. Mewakili anggota Badan Wakaf, Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin juga turut hadir bersama Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. Pak Din sendiri merupakan alumni Gontor angkatan 1975 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ke-14 sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-6. Sementara Pak Akrim pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IKPM periode sebelumnya.
Perwakilan dari PP-IKPM juga bersedia datang melengkapi tamu undangan yang hadir. Mereka adalah H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag., Ketua Umum PP-IKPM periode 2014–2019, bersama H. Muhammad Badrun, M.A. dan Drs. H. Rif‘at Husnul Ma‘afi, M.Ag. sebagai Ketua I dan Ketua II PP-IKPM. Turut hadir H. M. Adib Fuadi Nuriz, M.A., M.Phil. selaku Sekretaris PP-IKPM.
Kemeriahan Silatnas ini sangat terasa dengan berbagai rentetan acara yang digelar panitia di dalamnya, seperti fashion show kids, Gontor Putri charity, talkshow, bazar, Gontor Putri singing all stars, dan kegiatan donor darah. Tapi, selain menyambung silaturahim antaralumni Gontor Putri, acara inti dari Silatnas ini adalah tauṣiyah atau pesan dan nasihat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Tauṣiyah Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
Sebelum mendengarkan tauṣiyah dari Pimpinan Pondok yang ditunggu-tunggu para peserta Silatnas dari berbagai daerah itu, panitia mengawali acara dengan “Make Up and Hijab Tutorial”. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembukaan dan pembacaan Al-Qur’an. Setelah itu, para peserta Silatnas menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Hymne Oh Pondokku”. Saat lagu “Hymne Oh Pondokku” berkumandang, suasana Aula Buya Hamka dipenuhi keharuan yang mendalam. Para peserta tidak kuasa menahan air mata mengenang pondok yang telah mendidik dan membesarkan mereka mejadi wanita-wanita salihah, apalagi ketika itu mereka disuguhi foto-foto kenangan selama di pondok. Rindu. Itulah kata yang mungkin bisa menggambarkan betapa eratnya hubungan mereka dengan Gontor Putri tercinta.
Usai “Hymne Oh Pondokku”, diadakanlah dialog atau talkshow setelah sambutan dari Ketua Umum IKPM Cabang Jakarta dan Ketua Umum PP-IKPM. Acara dialog ini menghadirkan Ninik Ni‘maturrahmaniyyah, seorang trainer dan pegiat parenting, bersama salah satu alumni Gontor Putri yang kini menjabat sebagai diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Thailand di Kota Bangkok, yaitu Elizabeth Diana.
Selanjutnya, acara tauṣiyah yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sebelum Pimpinan Pondok, tauṣiyah pertama kali disampaikan oleh Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A., dan Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin. Barulah setelah itu tauṣiyah dari Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Walaupun masih dalam kondisi sakit, beliau tetap bersemangat memberi sambutan. Suara beliau memang terdengar lirih, bahkan hampir tak kedengaran. Tapi, itu tidak mengurangi kegigihan beliau menyampaikan tauṣiyah untuk mendidik anak-anaknya. Di akhir tauṣiyah, beliau bertakbir, diikuti seluruh peserta Silatnas. Takbir itu menggema memenuhi aula disertai tetesan air mata para alumni yang berdoa tulus di dalam hati untuk kesembuhan beliau, agar bisa mendidik mereka kembali dan memimpin pondok seperti sedia kala.
Tausiyah K.H. Hasan Abdullah Sahal
Terakhir, tauṣiyah disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal. Dengan gaya khasnya, Ustadz Hasan menyampaikan pesan dan nasihat penuh hikmah, memberi renungan kepada segenap peserta yang hadir. Beliau mengajak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang begitu besar berupa kemajuan Gontor hingga saat ini. “Kalaulah Trimurti dibangkitkan dan melihat perkembangan pondok serta kemajuan cucu-cucunya, pasti mereka akan bercucuran air mata bahagia, melihat apa yang telah mereka wariskan sejauh ini,” kata beliau.
Pesan dan nasihat yang disampaikan benar-benar menggetarkan jiwa. Tauṣiyah demi tauṣiyah itu merasuk ke dalam dada, terpatri di dalam hati berwujud ikrar untuk terus bergerak membina umat, demi terwujudnya kejayaan Islam sesuai cita-cita Gontor, cita-cita Trimurti.*elk
Kita bersyukur bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor hingga hari ini terus bergerak dan mengalami kemajuan. Hari ini kita menyaksikan salah satu kemajuan Pondok Modern Darussalam Gontor yang luar biasa. Hari ini juga kita menyaksikannya di sini, cucu-cucu Trimurti ada di sini. Andaikata Trimurti dibangkitkan, pasti akan banjir air mata bahagia.
Pesantren ini sekarang banyak diirikan oleh orang lain. Karena, memang pendidikan pesantren bisa mandiri, mengatur diri sendiri tanpa intervensi dari pihak manapun.
Ada tiga unsur yang didapatkan oleh para santri dan santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu mu‘amalah, mu‘asyarah, dan mukhalathah. Mu‘amalah adalah pergaulan yang baik antara santri/santriwati dengan guru-gurunya. Mu‘asyarah adalah interaksi yang intensif dengan iklim pendidikan yang baik, dan mukhalathah, di mana guru tidak hanya memerintahkan, tetapi juga melaksanakan seperti apa yang dilaksanakan oleh para santri. Ketiga hal ini lalu dibungkus dengan keikhlasan, maka jadilah suasana pesantren yang sulit ditiru lembaga lain.
Apa yang terjadi sekarang adalah hasil perjuangan sebelumnya. Dirimu sekarang adalah hasil dari didikan para pendahulu. Nilai-nilai yang sekarang berjalan adalah hasil dari para pengasuh sebelumnya.
Nilai-nilai pondok yang baik harus “diwariskan”. Diwariskan, bukan ditransfer atau ditransformasikan. Mentransfer dan mentransformasikan artinya hanya memindahkan, dan belum tentu memiliki. Tetapi kalau mewariskan, sudah pasti memiliki. Yang diwariskan adalah apa yang sudah dimiliki.
Pondok ini dinamis, bergerak ke depan, bukan ke belakang. Kehidupan yang ada di pondok yang membuat seseorang berhasil. Maka, hidupkanlah nilai-nilai yang ada di pondok di mana saja kalian berada. Karena itulah pesantren kita diminati. Pesantren putri pun selalu diminati. Mau berdiri berapa saja, tidak akan kering. Jangan takut, jangan ragu.
Ingatlah, kalau membaca Al-Qur’an, anggaplah Al-Qur’an itu turun untuk kamu, untuk kamu kerjakan, untuk kamu amalkan. Jangan membaca Al-Qur’an dengan anggapan untuk mengajarkannya kepada orang lain. Kerjakanlah terlebih dahulu apa yang diperintahkan Al-Qur’an, baru ajarkan.
Ingatlah untuk selalu menjadi orang baik karena orang baik akan dicontoh. Tetapi jangan menjadi orang baik dan menjadi contoh karena orang lain. Jadilah orang baik lillahi ta‘ala. Di Gontor tidak ada pencitraan diri hanya karena ingin dianggap baik. Belajarlah untuk bekerja secara ikhlas.
Kesakralan pondok terjaga karena adanya ikhlas, riḍa, dan barakah. Yang memberi, atau yang mengajar di pondok ini berbuat ikhlas. Yang menerima, atau yang belajar juga ikhlas. Karena sama-sama ikhlas, timbullah barakah. Itulah keberkahan pondok.
Terakhir, tidak berbudi orang yang tak tahu budi. Tidak berbudi orang yang mengharap balas budi.*az
*Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, pada acara Silaturahim Nasional Alumni Pondok Modern Gontor Putri di Jakarta, Sabtu, 31 Januari 2015.
Pertandingan Sepakbola dalam Ajang Gontor Olympiad
“Kesehatan itu ibarat mahkota yang ada di atas kepala orang-orang yang sehat. Tak ada seorang pun yang bisa melihatnya kecuali orang-orang yang sakit”. Ungkapan yang berasal dari pepatah Arab ini seringkali terdengar di telinga santri Gontor dalam bahasa Arab-nya, terutama sebelum mendoakan santri atau guru yang sakit setelah shalat Maghrib berjamaah di masjid. Intinya, kesehatan sangatlah penting. Nikmatnya begitu besar dan kadang melenakan, sehingga orang-orang lupa menjaga kesehatan mereka dan baru menyadarinya saat jatuh sakit.
Selain itu, santri Gontor juga mengenal ungkapan latin ini, “mens sana in corpore sano”. Artinya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ungkapan ini diperkenalkan seorang pujangga Romawi bernama Decimus Junius Juvenalis dalam “Satire X” miliknya, sekitar abad kedua Masehi. Kemudian peribahasa latin tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, “a healthy mind in a healthy body”. Sedangkan dalam bahasa Arab dikenal dengan ungkapan “al-‘aqlu al-salīm fī al-jismi al-salīm”.
Ungkapan tersebut sering digunakan untuk mengaitkan olahraga dengan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan jiwa atau rohani. Kita perlu berolahraga untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat. Bila tubuh kita sehat dan kuat, maka jiwa kita pun akan sehat dan pikiran pun akan jernih. Hidup kita juga akan lebih bermanfaat. Sebaliknya, jika kita sakit, maka pikiran akan terganggu, bekerja tidak maksimal, manfaat hidup pun berkurang.
Karena itulah Gontor sangat memperhatikan olahraga bagi santri-santrinya. Ada ungkapan khusus yang dimiliki Gontor untuk menggambarkan tujuan dan pentingnya olahraga, “al-riyāḍatu lī tahdzībi al-nufūs lā li jam‘i al-kuūs”. Olahraga itu bertujuan untuk menempa diri atau jiwa, bukan untuk mengumpulkan banyaknya piala. Demikianlah kata-kata itu sering disampaikan dalam berbagai momen pertandingan olahraga di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Selain untuk menjaga kesehatan, olahraga di Gontor juga telah menjadi sarana pendidikan. Melalui aneka ragam pertandingan olahraga, seperti Gontor Cup, Comas Cup, Gontor Olympiad, Dema Cup, Muharram Cup, dan pertandingan-pertandingan olahraga lainnya, santri-santri dan guru-guru dididik untuk bersikap sportif dan berjiwa besar. Mereka dilatih bukan hanya untuk menjadi juara, tapi juga dilatih untuk siap menerima kekalahan dan mengakui keunggulan lawan. Inilah mental juara sebenarnya yang ditanamkan dalam diri setiap santri.
Di Gontor, olahraga juga berguna membina kebersamaan antara santri-santri atau guru-guru. Dalam dua kali seminggu, santri-santri memiliki olahraga rutin berupa lari pagi bersama, yaitu pada hari Selasa dan Jum‘at. Suasana pagi sebelum mereka memulai lari per kamar atau per asrama selalu berlangsung meriah. Masing-masing asrama berkumpul ceria di tempat-tempat yang telah ditentukan dan menyanyikan bermacam-macam lagu dengan riang gembira. Pagi itu, kebersamaan mereka sungguh membuat ramai suasana pondok. Bahkan, saat berlari pagi melalui jalanan desa dan daerah persawahan pun mereka terus berdendang sambil membuat irama tepuk tangan.
Hampir setiap cabang olahraga ada di Gontor. Santri yang sebelum masuk pondok telah menggemari sepakbola tidak perlu khawatir kehilangan keahliannya mengolah si kulit bundar. Olahraga populer satu ini bisa ia temukan di Gontor. Selain sepakbola, santri bisa mengikuti cabang olahraga lainnya seperti sepak takraw, bola voli, bola basket, bulutangkis, futsal, dan tenis meja. Setiap cabang olahraga tersebut memiliki lapangannya masing-masing di dalam kampus Pondok Modern Darussalam Gontor.
Ia juga bisa mengikuti olahraga cabang senam bersama Persatuan Senam Darussalam (Persada). Di dalam Persada, santri-santri tidak hanya mempelajari senam, tapi mereka juga berlatih akrobat dalam berbagai macam gaya. Jadi, tidak mengherankan jika ada santri yang pandai melakukan salto akrobatik dalam sebuah pertunjukan. Mereka memang telah terlatih dengan baik secara rutin dan terbimbing. Olahraga sejenis binaraga juga ada di Gontor, di bawah Darussalam Body-Building Gymnasium (DBBG). Bersama DBBG, santri-santri berlatih di ruang fitness khusus, lengkap dengan segala peralatannya. Kadangkala, mereka juga berlatih di alam terbuka. Olahraga beladiri sejenis pencak silat juga tersedia di Gontor. Setiap santri bisa mengikuti Persatuan Beladiri Darussalam (Perbeda) jika ia mau memiliki kemampuan beladiri. Ketiga jenis olahraga ini sering berkolaborasi menampilkan berbagai atraksi memukau pada acara-acara tertentu. Karena itulah, penampilan mereka selalu ditunggu-tunggu dalam setiap perhelatan.
Beberapa cabang olahraga favorit santri seperti sepakbola, futsal, dan bola basket terbagi menjadi beberapa klub. Masing-masing klub memiliki metode latihan khusus untuk meningkatkan kemampuan tim mereka, terutama menjelang musim kompetisi seperti Comas Cup dan Gontor Cup atau Gontor Olympiad. Namun, Gontor mendidik mereka untuk bersaing secara sehat dan menjaga sportivitas olahraga. Sehingga, olahraga yang terbangun di pondok ini berjalan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang tertanam dalam diri segenap santri.
Dalam melakukan segala hal di Gontor, santri-santri terdidik untuk bersikap profesional termasuk dalam bidang olahraga. Meskipun, olahraga bukanlah profesi mereka. Mereka tetaplah santri yang memiliki kewajiban utama menuntut ilmu, kewajiban yang tak boleh dinomorduakan. Namun, Gontor mendidik santri-santri untuk terampil di segala bidang. Mereka dibina dan diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk menyalurkan bakat yang dimiliki, sesuai dengan minat masing-masing, tanpa mengganggu waktu belajar.
Oleh karena itu, mereka tidak asal berlatih dan tidak berolahraga asal-asalan. Dalam setiap cabang olahraga, mereka berlatih dengan metode latihan yang benar, tidak main-main. Berbagai peraturan dan disiplin tiap-tiap cabang olahraga dikenalkan serta dipatuhi dalam setiap pertandingan. Bahkan, untuk menjadi wasit saja, Gontor mendatangkan pelatih khusus bagi santri-santri dan guru-guru. Mereka dilatih menjadi wasit oleh seorang wasit profesional dari setiap cabang olahraga agar sportivitas pertandingan terjaga dengan baik. Sehingga, setiap keputusan wasit bisa diterima oleh semua pihak, baik bagi yang bertanding maupun bagi mereka yang menjadi suporter. Di samping itu, Gontor tidak perlu meminta bantuan wasit dari luar jika menggelar pertandingan karena santri-santrinya telah mampu menjadi wasit.
Agar tidak mengganggu waktu belajar, setiap cabang olahraga memiliki jadwal khusus latihan. Biasanya, santri-santri berlatih pada pagi hari atau setiap sore. Kebanyakan latihan khusus itu digelar pada hari Jum‘at, baik pagi maupun sore, karena Jum‘at merupakan hari libur mingguan dari aktivitas belajar mengajar di kelas. Jadi, waktu berolahraga di hari ini tersedia lebih panjang. Dengan latihan yang benar dan sungguh-sungguh, bisa jadi keahlian mereka tidak kalah dari atlet-atlet nasional, bahkan bisa saja melebihi kemampuan Messi atau Ronaldo di bidang sepakbola atau mengungguli Michael Jordan atau Kobe Bryant di bidang basket. Yang pasti, Gontor berupaya mencetak setiap santrinya menjadi mukmin yang kuat, tidak hanya kuat iman, ilmu, dan amalnya, tapi juga kuat hati, akal dan pikirannya, serta sehat jasmani dan rohaninya.*elk
Ust. H. Muhammad Hudaya menyampaikan amanat inspektur upacara
Peace Country- Jum’at (30/01) pagi, lapangan hijau Pondok Modern Darussalam Gontor 2 kembali menjadi saksi bisu pergerakan dinamis para santri dan guru. Kali ini dalam acara pembukaan Gorda Olympiad, yaitu olimpiade yang akan dilaksanakan selama satu pekan penuh. Rentetan perlombaan yang ada bukan hanya pada bidang olahraga, namun juga bidangkeilmuan, bahasa, dan seni.Burung Garuda, menjadi maskot Gorda Olympiad tahun ini.
“Diharapkan setelah mengadakan kegiatan ini, anak-anakku mampu memiliki ketangkasan, ketrampilan, kecerdasan, mempersiapkan diri menjadi orang berguna, menjadi pemimpin masyarakat, pemimpin umat yang berkualitas”, tutur Ust. H. Muhammad Hudaya, Lc. M.Ag selaku inspektur upacara dalam amanat yang disampaikan. Olympiade yang dilaksanakan untuk kedua kalinya tersebut dibuka secara simbolis dengan menembakkan balon dengan pistol angin.
Penampilan PERSADA saat Gorda Olympiad
Kemeriahan pembukaan Gorda Olympiad diawali dengan penampilan pembuka dari para santri yang dipimpin oleh siswa akhir KMI. Selanjutnya para anggota Persatuan Senam Darussalam (PERSADA) menampilkan aneka jenis salto yang atraktif. Dilanjutkan dengan persatuan Persatuan Bela Diri Darussalam (PERBEDA) dengan atraksi pecah belahnya dan Moslem Body Building Gymnasium (MBBG) dengan beberapa gerakan guna mengencangkan otot dan badan. Para santri yang tergabung dalam Tabloid Olahraga (TABLO) memperagakan beberapa jenis olahraga. Dengan aksi jenakanya, mereka mampu menghibur para santri dan guru yang ikut serta dalam pembukaan Gorda Olympiad.
Selanjutnya pada pagi dan sore hari, lapangan-lapangan yang ada di Gontor 2 akan digunakan untuk pertandingan, baik pertandingan antar club ataupun antar rayon sedarussalam. Tidak hanya itu, divisi perlombaan lainnya juga terjadwalkan dan akan diadakan selama satu pekan ke depan.
Siswa Akhir KMI selaku panitia G.O berpose bersama Ust. H. Zaini Hasan dan Ust. Nurul Tsalist Alamin, M.Pd
Peace Country- Sebagai salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam pendidikan karakter, pramuka menjadi kegiatan ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh para santri di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sebagaimana yang bisa dilihat dari para trimurti pendiri pondok yang aktif dalam kegiatan kepanduan. Selain itu pramuka juga mengajarkan tentang leadership, kebersamaan, dan ketangkasan.
Guna mewujudnya, Gontor 2 megadakan super camp yang kedua kalinya, yaitu acara perkemahan akbar yang diikuti oleh seluruh santri Gontor 2 dari kelas 1 – 4 sebagai peserta, kelas 5 sebagai pembina, dan kelas 6 sebagai panitia tak luput pula dewan guru sebagai pembimbing dan full timer acara. Selama 3 hari mereka melaksanakan kegiatan kepramukaan dan tinggal di dalam tenda yang bertempat di lapangan hijau.
suasana perlombaan dalam super camp
Acara tersebut dibuka oleh al-ustadz Taufiq Affandi, M. Sc pada Rabu (21/01) siang di lapangan Sintesa. Salah satu guru senior di Gontor 2 tersebut menyampaikan bahwa karakter pramuka adalah rajin, terampil, dan gembira. “Berkemah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan hidup sederhana”, tutur beliau.
Dalam acara ini seluruh santri disibukkan dengan berbagai perlombaan insidentil serta kegiatan lain seperti pendirian tenda, hiking, senam bersama, dan ditutup dengan malam unggun gembira yang bertempat di depan masjid Jami’. Perkemahan akbar tersebut ditutup pada hari Jum’at (23/01) sore oleh al-ustadz Rahmat Shaleh, S.H.I dan dilanjutkan dengan pembagian hadiah untuk para pemenang lomba. Diharap dari acara tersebut dapat meningkatkan minat santri dalam berpramuka.
GONTOR – Ajang Gontor Olympiad atau Olimpiade Gontor, Jumat (30/1) pagi, kembali digelar. Pembukaan berlangsung di lapangan hijau Pondok Modern Darussalam Gontor, diikuti lebih dari 4.000 santri dan 400 guru KMI. Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag. selaku inspektur upacara menyampaikan amanat kepada seluruh santri dengan penuh semangat.
Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag. menyampaikan amanat inspektur upacara pada pembukaan Olimpiade Gontor.
“Kita Islam-kan olahraga, kita Islam-kan kesenian. Bahkan kalau perlu, kita Islam-kan Messi (pemain Barcelona-red) kemudian kita bawa ke Gontor, untuk mengajarkan sepakbola,” tutur Ustadz Heru di sela-sela amanat sebagai inspektur upacara.
Usai amanat, acara dilanjutkan dengan display pembukaan. Melibatkan ratusan santri yang memenuhi lapangan, bergerak dinamis mengikuti lagu yang dibawakan oleh vokalis siswa akhir KMI 2015. Lagu yang disajikan secara live ini begitu menyemarakkan suasana pembukaan pagi hari tersebut, terlebih ditambah dengan bermacam banner, obor api yang melambangkan ajang mulai digelar, hingga bermacam atribut siswa akhir KMI yang juga turut menyemarakkan acara.
Tak mau kalah, Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), Persatuan Beladiri Darussalam (Perbeda), Persatuan Senam Darussalam (Persada), Darussalam Body Building Gymnasium (DBBG) dan Tabloid Olahraga (Tablo) turut unjuk gigi. Penampilan diawali oleh MBGND yang membawakan dua lagu, yakni sound track “Digimon” dan lagu dari grup nasyid Nida berjudul “Terus Melangkah”.
Penampilan dilanjutkan dengan Perbeda, Persada, DBBG dan Tablo. Masing-masing menunjukkan kelebihan dan keahlian di bidangnya, yakni beladiri, senam, fitness, sepakbola, takraw, basket dan bulu tangkis. binhadjid
GONTOR–Salah satu orientasi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dalam mendidik santrinya adalah kemasyarakatan. Bagaimanapun juga, masyarakat adalah tempat pengabdian selanjutnya bagi alumni Gontor usai lulus dari lembaga pendidikan ini. Untuk itu, Gontor membekali santri-santri dengan kemampuan berorasi.
Anugrah Putra (1L), asal Jakarta, tengah berorasi di podium.
Diselenggarakanlah Lomba Pidato Bahasa Indonesia pada Kamis (29/1) malam agar para santri terdidik menjadi “mundziru al-qaum” (‘orang yang mengingatkan umat’). Sehingga, mereka mampu melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad Saw untuk menyampaikan risalah suci Agama Islam, yang berani berkata “iya” di waktu “iya”, dan berkata “tidak” di waktu “tidak”.
Acara yang digelar di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) tersebut diikuti oleh 9 kontestan, utusan dari siswa-siswa Kelas 1–4 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Pidato yang mereka sampaikan mengarah kepada tema yang telah disepakati panitia pelaksana dari Kelas 3 Intensif dan Kelas 4 KMI, yaitu “Perjuangan”. Dengan mengusung tema ini, kepanitiaan yang dikoordinasi Bagian Pengajaran Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) itu berharap melahirkan para pejuang fi sabilillah, yang selalu ikhlas tanpa pamrih.
“Hakikat pidato bukan sekadar suara keras dan semangat saja, namun apa yang keluar dari hati dan pikiran,” tutur Ustad Taufiq Affandi, salah seorang guru senior yang bertugas mewakili Pimpinan Pondok membuka acara lomba pidato kali ini.
Walaupun pembukaan acara sudah diwakilkan, K.H. Hasan Abdullah Sahal tetap menyempatkan diri hadir pada acara ini. Beliau ingin memberikan perhatian lebih terhadap segenap anak didiknya dengan menyaksikan langsung penampilan mereka di atas podium.
Di akhir lomba, kontestan dari Kelas 3 Intensif L, Berta Jaya, berhasil meraih Juara Isiswa Kelas 3 Intensif L. Juara II diraih oleh Anugrah Putra, siswa Kelas 1L. Sedangkan Oskar Andika dari Kelas 1 Intensif F menyabet Juara III. shaz
Peace Country-Latihan pidato atau yang sering disebut dengan muhadharah merupakan salah satu wadah pelatihan bagi para santri untuk berani berorasi di hadapan banyak orang. “Public Speaking Contest”, atau lomba pidato merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dari kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan di Gontor tersebut. Selain itu, acara tersebut juga bertujuan untuk mendidik para santrinya mahir berpidato dalam 3 bahasa resmi, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia guna menjadi bekal mereka saat terjun di masyarakat kelak.
Kegiatan tersebut merupakan lomba pidato 3 bahasa yang diadakan rutin oleh Pondok Modern Darussalam Gontor 2 pada tiap tahun. Lomba pidato akbar tersebut merupakan lanjutan dari acara serupa di awal tahun, yaitu PLP antar zona yang dimotori oleh siswa kelas 3 Int. dan 4. Pemenang dari tiap zone kemudian diseleksi kembali hingga terpilihlah 9 kontestan sebagai finalis.
Sang Juara: Penampilan Rafif Atha, Juara 1 lomba pidato Bahasa Inggris
Acara ini diadakan di lapangan Sintesa pada hari Senin (25/01) malam silam, dan dibuka oleh Ust. H. Agus Budiman, M.Pd. Beliau menuturkan bahwa di dunia ini tidak ada pemimpin bangsa yang tidak bisa berorasi di hadapan banyak orang. Maka sangatlah penting belajar berbicara di hadapan banyak orang. Bertindak selaku dewan juri yaitu Al-Ustadz Rahmat Shaleh, S.H.I, Ust. Autar Ali Fahmi, S.Pd.I, Ust. Ainul Haq, S.Pd.I, Ust. Farid Muhajir, S.Pd.I, Ust. Salman alfarisi, dan Ust. Imam Subagja. Meskipun waktu yang dimiliki oleh para siswa kelas 5 selaku panitia tergolong sempit, mereka mampu mengemas acara tersebut dengan baik.
Peserta yang berjumlah 9 siswa tersebut terdiri dari 3 finalis pidato bahasa Arab, 3 finalis pidato berbahasa Inggris, dan lainnya berbahasa Indonesia. Meski disertai dengan hujan yang cukup deras, acara tetap berjalan dengan meriah berkat penampilan-penampilan yang menghangatkan suasana. Seperti penampilan hadrah oleh grup SAHARA, band oleh Gorda Band, serta penampilan dari siswa kelas 5 sebagai panitia.
Hasil dari perlombaan tersebut adalah sebagai berikut:
Lomba pidato Bahasa Arab:
Juara 1 : Abdussalam / 3 Int B
Juara 2 : Taufiq Rahman / 2 I
Juara 3 : Defri Yusfa / 1 Int C
Lomba pidato Bahasa Inggris:
Juara 1 : Rafif Atha / 3 Int B
Juara 2 : Utomo Rahman / 3 B
Juara 3 : Alif Syafiullah / 3 C
Lomba Pidato Bahasa Indonesia:
Juara 1 : Zein Ridha / 2 B
Juara 2 : Dzulkifli / 3 Int D
Juara 3 : Faqih Ramadhan / 1 Int B
Para Juara berpose bersama guru senior dan dewan juri