Home Blog Page 527

ISID Mewisuda 283 Mahasiswa

0
Wisuda di Gontor

BPPM—Menjelang pelaksanaan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PKA), Sabtu (6/10) ini, Institut Studi Islam Darussalam (ISID) menggelar Rapat Senat Terbuka dalam Rangka Wisuda Program Sarjana dan Pascasarjana, Kamis (4/10) pagi, di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Pada acara yang dihadiri Muhammad Muzammil Basyuni ini, ISID mewisuda sebanyak 270 orang mahasiswa dan mahasiswi Program Sarjana Strata Satu (S1) angkatan ke-22 sekaligus 13 orang mahasiswa dan mahasiswi Program Strata Dua (S2) angkatan ke-2.

Kaderisasi Terus Berlanjut

0

GONTOR- Guna meneruskan estafet perjuangan Trimurti Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Selasa (2/10) lalu lima orang guru KMI PMDG kembali berikrar menyatukan kesiapan dan kesediaan menjadi kader PMDG. Untuk itu, dilaksanakanlah acara penandatanganan surat perjanjian yang bertempat di kantor pimpinan.

Acara yang berlangsung sederhana namun khidmat ini dihadiri oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan selaku Pimpinan PMDG, K.H. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., K.H. M. Akrim Maryat, Dipl. A. Ed., K.H. Masyhudi Subari, M.A., Ustadz Suroso Hadi, beserta para wali dari kader-kader yang bersangkutan.

Adapun kelima orang kader tersebut adalah;

  1. Al-Ustadz Khasib Amrullah, S.Ag                                               Alumni tahun 1995;
  2. Al-Ustadz Ahmad Nursidi                                                            Alumni tahun 2000;
  3. Al-Ustadz Mohammad Zakky Mubarok                                    Alumni tahun 2007;
  4. Al-Ustadzah Ikhda Esma Rasti S.Pd.I.                                      Alumni tahun 2005;
  5. Al-Ustadzah Peppy Yuhanasari Ika Setiyaningrum, S.H.I.   Alumni tahun 2006.

Binhadjid

Alighar 1/1 Rebut Juara Umum Vocal Group

0

GONTOR- Rayon Alighar 1/1berhasil menyabet juara umum Lomba Vocal Group Antar Rayon. Lomba dibuka oleh Al-Ustadz Noor Syahid, S.Ag mewakili Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.Acara ini diikuti oleh 22 rayon se-Darussalam, Jumat (29/9) pagi.

Badan Wakaf PMDG Gelar Sidang LXVIII

0

GONTOR- Sidang Badan Wakaf PMDG yang ke-68 Pondok Modern Darussalam Gontor dapat terlaksana dengan baik. Acara yang dihadiri oleh 10 orang anggota Badan Wakaf ini diselenggarakan dalam dua hari, dimulai pada Jumat (28/9) malam hingga Sabtu (29/9) pagi.

Sidang ini menghasilkan beberapa keputusan penting yang menyangkut masa depan Pondok Modern Darussalam Gontor. Namun hingga berita ini diturunkan, hasil siding tersebut belum dapat diberitakan karena beberapa faktor. “Untuk hasil sidang, belum dapat diberitahukan. Nanti akan ada pemberitahuan dari Pimpinan Pondok,” tutur K.H. Abdullah Said Al-Baharmus,Lc., salah satu anggota Badan Wakaf PMDG.

Pemilihan Ketua Dema ISID Wilayah Kampus Rabithah

0

Dema Gontor Patah tumbuh, hilang berganti. Belum patah, sudah tumbuh. Belum hilang, sudah berganti. Itulah ungkapan yang kerap terdengar di telinga santri Pondok Modern Darussalam Gontor. Demikianlah sistem kaderisasi yang terus berjalan di Gontor dengan maksud supaya tongkat estafet kepemimpinan atau kepengurusan setiap organisasi tidak berhenti begitu saja setelah adanya pergantian kepengurusan.

Palestina Menangi Lomba Cerdas Cermat Antarrayon

0

Cerdas Cermat GontorBPPM – Acara Cerdas Cermat Antarrayon dalam rangka Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy mencapai final pada Senin malam, 17 September 2012. Acara final yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) ini diikuti empat rayon yang merupakan pemenang di babak penyisihan. Keempat rayon tersebut adalah rayon Indonesia 3, Palestina, Saudi 1 lantai 3, dan Indonesia 2 lantai 2. Lomba ini akhirnya dimenangkan oleh rayon Palestina setelah mampu meraih 1.800 poin, diikuti Indonesia 2 lantai 2 dengan 1.150 poin, kemudian Indonesia 3 dengan 975 poin, dan Saudi 1 lantai 3 dengan 825 poin.

Tawuran Antar Pelajar, Haruskah Terjadi (Lagi)?

1

tawuran antar pelajar, sesuatu yang langka di pesantrenDalam beberapa minggu terakhir ini, di beberapa kota di Indonesia terjadi (lagi) tawuran antar pelajar. Ia seolah menambah daftar hitam tawuran pelajar/mahasiswa yang sering terjadi di Republik ini. Kali ini, tawuran yang terjadi sudah begitu memprihatinkan. Hal ini karena jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit di antara pelajar yang terlibat di dalamnya. Sebuah fenomena yang menampar dunia pendidikan kita.

Muncullah kemudian berbagai opini dari para pemerhati dan praktisi pendidikan. Ada yang menuding sekolah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena tawuran tersebut terjadi antar pelajar suatu sekolah dengan pelajar dari sekolah lain. Lebih dari itu, sekolah juga dianggap secara tidak langsung melegalkan kekerasan kepada para muridnya melalui beberapa kegiatan dalam MOS (Masa Orientasi Siswa) yang sering dijumpai di banyak sekolah. Sehingga, tanpa disadari, murid terwarnai oleh hal itu. Sementara itu, sebagian yang lain menyalahkan orang tua. Mereka dianggap tidak mampu mengawasi dan mendidik anaknya dengan baik sepulang dari sekolah. Kebanyakan orang tua ditengarai acuh terhadap perilau anaknya di luar rumah. Tidak sedikit pula yang menuding sistem pendidikan di Indonesia yang bermasalah.

Namun, apapun opini yang berkembang, yang jelas kita sepakat bahwa tawuran tersebut merupakan tindakan negatif, kontra produktif, dan merugikan semua pihak. Tindakan brutal itu tidak layak dilakukan oleh pelajar yang di pundaknya terdapat tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. Masa depan negeri ini ada di tangan mereka.

Fenomena tawuran di atas, dalam konteks kekinian, jika ditambah dengan semakin kompleksnya permasalahan bangsa saat ini; mulai dari budaya plagiarism di lingkungan akademis, penyalahgunaan obat terlarang, hingga korupsi dan kolusi yang seolah tidak ada habisnya, memunculkan sikap pesimis dan apatis terhadap dunia pendidikan. Karena oknum-oknum yang terlibat dalam “kejahatan” tersebut justru adalah orang-orang yang lahir dari dunia pendidikan. Lihat saja para oknum pelaku plagiarism, banyak yang ternyata mengenyam pendidikan yang sangat tinggi. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga demikian halnya. Begitu juga dengan korupsi, tidak ada bedanya.

Maka muncullah kemudian beberapa buku yang provokatif seperti “Berhentilah Sekolah Sebelum Terlambat”, “Pendidikan Rusak-Rusakan”, dsb. Karya yang senada dengan itu sebenarnya pernah muncul pada tahun 1971, berjudul “Deschooling Society” yang ditulis oleh Ivan Illich, seorang filsuf humanis dari Austria. Ia melihat bahwa sekolah formal telah memasung kebebasan dan perkembangan manusia. Ia dianggap sama sekali tidak memadai bagi perkembangan anak-anak dan kaum muda. Oleh karena itu, ia menawarkan konsep masyarakat tanpa sekolah. Menurutnya,  pendidikan bisa dilaksanakan di luar institusi itu.

Gagasan Illich di atas tentu saja harus disikapi secara bijak oleh praktisi pendidikan. Ia seharusnya dijadikan bahan evaluasi untuk kelangsungan proses pendidikan yang berkualitas di sekolah. Pendidikan di sekolah harus dimulai dari keteladanan guru-gurunya dalam berperilaku. Pendidikan disekolah harus mengembangkan anak didik secara utuh; fisik, intelektual, mental, dan spiritual. Para murid harus dibiasakan hal-hal yang baik dalam kehidupannya. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Setiap apa yang dilakukannya di sekolah harus mendapat bimbingan, arahan, dan pengawalan dari para gurunya. Lebih dari itu, pragmatisme dalam pendidikan yang hanya mengejar ijazah, pekerjaan, dan menafikan nilai-nilai Agama harus ditinggalkan. Jika demikian, karakter para pelajar akan terbentuk dengan baik. Sehingga pada gilirannya nanti, tidak ada lagi pelajar yang tawuran dan  mahasiswa yang anarkis. Semoga. AbuNuya

* foto diambil dari www.republika.co.id

 

LAC Tingkatkan Bahasa Melalui “Al Multaqa As-Tsaqafi Al-Lughawy”

0

Bahasa GontorDalam rangka peningkatan bahasa Arab dan Inggris di Pondok Modern Darussalam Gontor, Bagian Pembimbing Bahasa atau Language Advisory Council (LAC) berinisiatif mengadakan acara orientasi bahasa bertajuk “Al Multaqa As-Tsaqafi Al-Lughawy” bagi seluruh siswa kelas 5 KMI, baik pengurus rayon (asrama) ataupun bukan. Acara yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 7 September 2012, ini bertujuan memperbaiki niat dan keseriusan, baik para pengurus dan non-pengurus dalam mengajarkan bahasa pada seluruh santri. Adapun visi dari acara ini adalah membentuk santri yang memiliki kapabilitas dalam berbahasa Arab dan Inggris.

Rombongan Mahasiswa Kuwait Berkunjung ke Gontor

0

Kuwait GontorRombongan mahasiswa dari Yayasan Jam’iyyah Arrohmah Kuwait berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor bersama Syaikh Abdurrahman Al-Iwadi, Sabtu, 8 September 2012. Kedatangan rombongan yang berjumlah 45 orang tersebut bermaksud untuk menjalin silaturrahim dengan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Mereka disambut dengan penuh kehangatan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan di Kantor Pimpinan PMDG. Menurut K.H. Hasan Abdullah Sahal, yang terpenting adalah, kunjungan mereka ke Pondok Modern Darussalam Gontor ini merupakan bukti kepercayaan mereka kepada sistem yang diterapkan Gontor.

Implementasi Prinsip “Al Ma’hadu La Yanamu Abadan”

0

“Al ma’hadu la yanamu abadan.” Satu prinsip yang selalu dipegang teguh oleh Pondok Modern Darussalam Gontor dalam mengatur segala aktivitas para penghuni di dalamnya. Prinsip yang menegaskan bahwa pondok ini selama satu hari 24 jam, sebulan bahkan setahun, kegiatan di dalamnya tidak akan ada akhirnya. Terutama pada bulan Syawwal, seperti tahun-tahun sebelumnya, kesibukan para penghuni Darussalam tiada hentinya. Dari para anggota rayon, siswa kelas 5 dan kelas 6, bahkan para guru-guru disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang berkenaan secara langsung maupun tidak langsung dengan Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy (PKA) Pondok Modern Darussalam Gontor.