Home Blog Page 540

Pelatihan Saka Bhayangkara Pupuk Keterampilan Santri

0

DARUSSALAM— Untuk memupuk kedisiplinan santri, Majelis Pembimbing Koordinator (Mabikori) Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089 Pondok Modern Darussalam Gontor mengadakan pelatihan Saka Bhayangkara yang dibuka Kamis (8/4) lalu. Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut setelah acara pembukaan, Jum’at-Ahad, 9-11 April 2010. Acara ini diikuti sebanyak 400 santri yang terdiri dari kelas 3 Intensif, 4, 5 dan 6. Para peserta dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 150 ribu per orang. Mereka mendapatkan fasilitas berupa kaos, souvenir, Kartu Tanda Anggota (KTA), co-card  dan sertifikat.

Pelatihan terbagi dalam dua macam yang mencakup pemberian materi dan praktek. Para pelatih sendiri didatangkan dari Kepolisian Ponorogo. Merekalah yang menyampaikan materi dan memberikan pelatihan secara langsung kepada setiap peserta. Materi-materi yang ada seperti bahaya Narkoba, Siskamling dan lain sebagainya disampaikan para pelatih di aula Rabithah. Penyampaian materi sendiri dilakukan pada malam hari dan setelah shalat Dhuhur, sehingga tidak bertabrakan dengan praktek.

Sedangkan pelatihan atau praktek sendiri dilaksanakan di dalam areal pondok dan sekitarnya setiap sore. Para peserta dilatih tata cara berbaris yang benar dan tepat dalam Latihan Ketangkasan Baris-berbaris (LKBB). Di samping itu, mereka juga diajari bagaimana menjadi Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang selama ini hanya mereka saksikan di jalan-jalan dengan disiplin memberikan tanda-tanda kepada setiap orang.

Gontor 3 Gelar Bedah Buku N5M

0

KEDIRI— Pondok Modern Gontor 3 “Darul Ma’rifat” menggelar acara Bedah Buku “Negeri 5 Menara” dan Workshop Multimedia serta Seminar Sehari selama tiga hari berturut-turut, Jum’at-Ahad, 16-18 April 2010 lalu. Acara yang bertempat di Auditorium Pondok Modern Gontor 3 ini diisi langsung oleh sang penulis, Ahmad Fuadi. Acara bedah buku dilaksanakan pada hari pertama, Jum’at (16/4) pagi dengan dibuka secara resmi oleh Pengasuh Pondok Modern Gontor 3, H. Saepul Anwar, S.Ag.

Selaku panitia penyelenggara, Warta Mingguan Darul Ma’rifat Pos juga mengundang Uzair Hamdan, Manajer Pemberitaan Trans 7, untuk mengisi Workshop Multimedia pada hari yang sama, Jum’at (16/4) siang. Selain itu, mereka juga menghadirkan Lukman Hakim Arifin, Pemred Majalah Gontor, guna mengisi Pelatihan Tulis Menulis, Sabtu (17/4). Panitia juga mengundang Anis Maftuhin yang mengisi Pelatihan Penerjemahan Buku pada hari ketiga, Ahad (18/4).

Ahmad Fuadi menuturkan, Novel ini diinspirasi oleh pengalamannya bersama teman-temannya selama belajar di Gontor. Walaupun bersifat fiksi, tapi banyak kejadian dalam ceritanya diilhami oleh kisah nyata. Ada pengembangan karakter dan drama di dalamnya. Pesan utama novel ini adalah “Man jadda wajada” dan “Jangan remehkan impian, setinggi apapun, sungguh Allah Maha Mendengar”.

Karena banyak permintaan, buku N5M ini mencatat rekor sebagai buku yang terbanyak dicetak Gramedia dalam 6 bulan pertama terbit. Ini sesuai dengan data Gramedia Pustaka Utama selama 36 tahun terakhir untuk kategori buku lokal. Per April ini dicetak 100.000 eksemplar dalam periode 9 bulan. Artinya rata-rata lebih 10.000 buku setiap bulan. Sebuah angka luar biasa untuk dunia buku Indonesia. Rekor baru oplah buku lokal Gramedia dalam 22 tahun terakhir. Sebelumnya dipegang oleh buku novel remaja Lupus tahun 1988.

Di samping itu, N5M juga terpilih sebagai urutan pertama Buku Fiksi Pilihan 2009. Publik Malaysia juga suka dengan novel ini dan akan terbit dalam bahasa Melayu di Malaysia pada Juni 2010 mendatang. Selain itu, N5M telah diresensi berbagai media cetak Indonesia seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Koran Tempo, Jakarta Post, Femina dan lain sebagainya.

Menurut data yang dipaparkan Ahmad Fuadi, N5M ternyata sebuah novel yang bisa dibaca oleh berbagai umur, profesi dan agama. Pembacanya ada anak kecil berumur 8 tahun sampai nenek berumur 80 tahun. Dari kalangan pelajar, guru, pegawai, direktur ANTARA. Juga berbagai agama; Islam, Kristen sampai Hindu. Hingga saat ini, N5M sudah dilirik oleh sembilan produser film untuk diangkat ke layar lebar. Saat ini ada tiga produser yang serius dan sedang dalam proses pembicaraan.

Novel ini adalah buku pertama dari 3 buku yang saling bersambung. Buku kedua, “Ranah 3 Warna” akan terbit dalam beberapa bulan ke depan. Tiga buku ini masing-masing membawa mahfudhat berbeda, yaitu “siapa bersungguh-sungguh akan sukses”, “siapa yang bersabar akan beruntung”, dan “siapa yang berjalan di jalurnya, akan sampai”.

Sejak buku ini beredar, penulis mendapat banyak undangan ke seluruh Indonesia untuk berbicara di berbagai forum seperti Bedah Buku, Talkshow, Kursus Menulis, Seminar Motivasi, Pengajian dan lainnnya. Bahasan yang disampaikan adalah tentang buku, hikmah belajar di pesantren, pengalaman menuntut ilmu ke berbagai negara dan teknik menulis. Hal ini menjadi kesyukuran tersendiri karena bisa memaksimalkan dakwah. Pihak pengundang sangat beragam, mulai dari kampus, sekolah, instansi, pesantren, IKPM dan kelompok pengajian.

Perpustakaan OPPM Gelar Orientasi

0

DARUSSALAMBagian Perpustakaan Organisasi Pelajar Pondok Modern(OPPM)mengadakan orientasi tentang kepustakaan untuk seluruh santri se-Darussalam, Jum'at (2/4) siang hingga Sabtu (3/4) sore lalu. Orientasi tersebut diadakan di Gedung Nin-Xia lantai 3.

“Acara ini sangatlah bermanfaat untuk memotivasi santri agar mereka gemar membaca dan mulai akrab dengan buku. Di samping itu, acara ini juga berguna untukmengembangkan bakatdan kreatifitas santri, melahirkan para pustakawan Darussalam yang berpotensi sekaligusmembina ulama yang intelek,” tutur Arief Nururrokhim, selaku ketua acara tersebut sekaligus penanggung jawab atas Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

Santri yang kini duduk di kelas 6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) ini menambahkan, sejatinya, acara serupa pernah diselenggarakan pada tahun 2008 silam. Orientasi tersebut memperkenalkan kepada santri tentang perpustakaan, sistem katalogisasi, sistem klasifikasi dan sistem perpustakaan komputerisasi.

Adapun selaku tutor dalam acara ini adalah H. Imam Bahroni, M.A, M.Sc., Fajar Hari Suseno, S.H.I. dan Taufiq Affandi, S.H.I. H. Imam  Bahroni membawakan tema 'Santri Unggul dan Etos Ilmiah', sedangkan Fajar Hari Suseno yang merupakan pembimbing Perpustakaan Darussalam mengusung tema ‘Mengenal Perpustakaan Lebih Dekat’ dan Taufiq Affandiberbicara mengenai 'Workshop Tulis Cerpen dan Puisi'.

Panitia pelaksana acara orientasi ini terdiri dari seluruh siswa kelas 6 yang merupakan pengurus Bagian Perpustakaan. Mereka dibantu anggota Ganespo alias asisten Bagian Perpustakaan OPPM yang terdiri dari siswa kelas 4 dan 5 sebanyak 30 orang. Mereka dibimbing langsung oleh Ustadz Indriawan Fahlimi, staf Pengasuhan Santri Pondok Modern Darussalam Gontor.

             

Pimpinan Pondok Hadiri Temu Alumni di Sumenep

0

MADURA— Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), KH. Hasan Abdullah Sahal dan KH. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. menghadiri acara Temu Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor di Sumenep, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Amien, Prenduan. Acara tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut, Jum’at-Sabtu, 2-3 April 2010 lalu.

Kehadiran Pimpinan Pondok disambut dengan sukacita oleh para alumni yang sebagian besar merupakan anak didik beliau semasa menjadi santri Gontor. Nampak terlihat suasana akrab diantara para peserta. Mereka berbincang-bincang mengenai kenangan terindah saat menuntut ilmu di pondok tercinta. Masing-masing saling melepas rindu dalam kesempatan yang tak ternilai harganya ini.

Acara silaturrahim yang hanya digelar sekali dalam dua tahun ini dipelopori para alumni Gontor tahun 60-an ke atas. Awal mulanya, acara ini hanyalah sekedar menepis rindu para alumni yang sempat mengenyam pendidikan langsung dari Pak Zar tersebut. Namun, ternyata para alumni di bawahnya juga tertarik untuk mengadakan acara serupa. Oleh karena itu, KH. Abdullah Sahal menyatakan dalam sambutannya, acara yang dinilai beliau positif ini hendaknya dilestarikan tanpa memandang angkatan lagi.

“Kita sudah semakin tua, angkatan kami juga semakin berkurang. Maka, hendaknya generasi mendatang dapat meneruskan tradisi yang baik ini guna menjali silaturrahim diantara alumni Gontor,” kata beliau.

Temu alumni selanjutnya direncanakan digelar dua tahun kemudian, yakni pada tahun 2012 mendatang. Para peserta sepakat menetapkan IKPM Cirebon sebagai tuan rumah berikutnya. Dengan adanya acara ini, semua berharap dapat berjuang demi kemajuan Gontor dan menjaga eksistensinya di luar.

Jelang Ujian, Pembimbing Tiap Konsulat Himbau Tingkatkan Belajar

0
DARUSSALAM—Menjelang Ujian Pertengahan Tahun 1430-1431/2009-2010, Kamis (28/1) mendatang, para pembimbing tiap-tiap konsulat se-Darussalam menghimbau anggota konsulatnya masing-masing agar meningkatkan belajar. Hal ini disampaikan pada perkumpulan konsulat terakhir yang diadakan Jum’at (22/1) malam, di tempat-tempat yang telah ditentukan. Melalui himbauan ini, diharapkan seluruh santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tidak lalai dan mampu memanfaatkan waktu luang mereka dengan sebaik mungkin. Sehingga, setiap santri benar-benar siap untuk ‘berperang’  di ruang ujian nanti.

Menurut data yang disampaikan Lukman, salah satu staf Sekretaris Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), ketika dikonfirmasi Gontor Online di tempatnya, Sabtu (23/1), saat ini jumlah konsulat yang ada di Gontor adalah sebanyak 38 konsulat. Nama seluruh konsulat yang ada berdasarkan daerah asal santri  PMDG dari Sabang sampai Merauke, yaitu Konsulat Luar Negeri, Konsulat Aceh, Konsulat Sumatera Utara, Konsulat Sumatera Barat, Konsulat Riau, Konsulat Jambi, Konsulat Bangka, Konsulat Palembang, Konsulat Bengkulu, Konsulat Lampung, Konsulat Bogor, Konsulat Banten, Konsulat Bekasi, Konsulat Priangan, Konsulat Cirebon, Konsulat Jakarta, Konsulat Pekalongan, Konsulat Banyumas, Konsulat Semarang, Konsulat Pati, Konsulat Magelang, Konsulat Magelang, Konsulat Surakarta, Konsulat Madiun, Konsulat Ponorogo Dalam, Konsulat Bojonegoro, Konsulat Jombang, Konsulat Kediri, Konsulat Blitar, Konsulat Gresik, Konsulat Surabaya, Konsulat Madura, Konsulat Malang, Konsulat Pasuruan, Konsulat Besuki, Konsulat Banustra (Bali dan Nusa Tenggara-red), Konsulat Kalimantan, Konsulat Sumalia (Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya-red) dan terakhir Konsulat Ponorogo Luar.

“Konsulat Jakarta merupakan konsulat dengan jumlah anggota terbanyak, yakni mencapai 358 santri dari kelas 1-6. Selanjutnya disusul Konsulat Surakarta dengan jumlah anggota sebanyak 233 santri dan Konsulat Kalimantan dengan jumlah anggota 213 santri. Selain ketiga konsulat tersebut, konsulat lainnya masing-masing dengan jumlah anggota kurang dari 200 santri kecuali Konsulat Semarang dengan anggota berjumlah 201 santri. Adapun konsulat dengan anggota paling sedikit adalah Konsulat Ponorogo Luar yang hanya beranggotakan sembilan santri,” papar Lukman kepada Gontor Online, Sabtu (23/1) pagi, sambil mencermati data yang saat itu dipegangnya.

Mengenai tempat perkumpulan konsulat yang biasanya diadakan sebulan sekali, Lukman mengungkapkan, setiap konsulat menempati tempat-tempat yang telah ditentukan Bagian Pengasuhan Santri sesuai dengan kapasitas masing-masing konsulat. “Beberapa konsulat besar seperti Konsulat Jakarta, Konsulat Surakarta dan Konsulat Kalimantan tentunya mendapatkan tempat perkumpulan yang lebih luas daripada konsulat-konsulat lainnya karena jumlah anggotanya banyak,” ujar Lukman yang juga merupakan pengurus Jam’iyyatu-l-Qurro (JMQ) tersebut.

“Konsulat Jakarta biasanya di Masjid Jami’ lantai bawah. Sedangkan Konsulat Kalimantan dan Konsulat Surakarta sama-sama di Masjid Jami’ lantai atas,” lanjutnya.

Sedangkan konsulat lainnya, Lukman melanjutkan, menggunakan ruang kelas kecuali Priangan, konsulat dengan anggota terbanyak keempat, diberi tempat di Gedung Olahraga (GOR) PMDG. Adapun beberapa gedung yang ruang kelasnya digunakan untuk tempat perkumpulan konsulat-konsulat lainnya mencakup Gedung Sudan, Gedung Yaqdzoh, Gedung Robithah, Gedung Sudan Baru, Gedung Saudi dan Gedung Satelit. “Tempat-tempat tersebut tidak mutlak ditempati konsulat yang sama setiap bulannya, akan tetapi mengikuti kebijaksanaan dari Bagian Pengasuhan Santri. Mungkin saja bulan ini di Gedung Sudan, namun pada bulan depan di Gedung Satelit. Tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan tempat karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Di akhir wawancara, Lukman menjelaskan, perkumpulan konsulat merupakan perkumpulan wajib bulanan seluruh santri se-Darussalam. Melalui perkumpulan inilah mereka bisa saling mengenal satu sama lain yang berasal dari satu daerah. Namun, Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan. Dengan kata lain, walaupun santri-santri yang belajar di Gontor berasal dari berbagai suku bangsa, tidak serta-merta membuat mereka berpecah-belah. Bahkan, Gontor senantiasa menegur santrinya yang hanya bergaul dengan teman sedaerah, dia harus berbaur dengan teman-temannya yang lain dari daerah berbeda. Dari sinilah Gontor mempunyai peran signifikan untuk mempersatukan Indonesia.
    

 
 

Majalah Himmah Gelar Lomba Tulis-menulis

0
DARUSSALAM—Majalah Himmah, majalah yang dikelola mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (ISID) ini, telah menyelenggarakan lomba tulis-menulis untuk seluruh santri se-Darussalam. Para pemenangnya telah ditetapkan dan diumumkan Sabtu (23/1) ini. Menurut Ustadz Zaid Al-Amin, staf Majalah Himmah, lomba ini bertujuan meningkatkan kreatifitas dan imajinasi santri sekaligus memeriahkan Tahun Baru Islam di Darussalam. “Karena itulah, tema yang kami angkat berkenaan dengan kedatangan Tahun Baru Islam,” jelasnya kepada Gontor Online, Jum’at (22/1) malam, di kantornya.



Sebenarnya, lomba tulis-menulis ini telah dibuka tepat pada awal bulan Muharram 1431, Jum’at (18/12) silam dan pendaftaran peserta lomba ditutup dua hari kemudian, Ahad (20/12) lalu. Menurut Ustadz Zaid, proses penyeleksian hasil karya tulis 57 peserta lomba yang terdaftar memakan waktu cukup lama, sehingga para pemenangnya baru bisa diumumkan sebulan kemudian. Ustadz yang berasal dari Kalimantan ini menerangkan, lomba tulis-menulis yang diselenggarakan Majalah Himmah kali ini terbagi menjadi empat jenis lomba. Keempat jenis lomba itu adalah lomba menulis puisi, lomba menulis artikel, lomba menulis resensi dan lomba menulis cerpen.

Peserta yang mengikuti lomba menulis puisi mencapai 17 siswa. Ustadz Zaid menjelaskan, dengan tema Tahun Baru Islam, setiap peserta dituntut untuk memperhatikan pilihan kata yang tepat atau diksi dalam puisi yang ditulisnya. Di samping itu, pesan moral yang disampaikan lewat puisi tersebut juga harus jelas dan tepat sehingga puisi yang ditulisnya bukan hanya sekedar kata-kata yang tiada bermakna. Ejaan dan tanda baca pun tidak kalah pentingnya karena dapat mempengaruhi makna yang dikandung sebuah puisi. Dengan puisi berjudul “Perjalanan Suci”, Restu Himawan S. berhasil menyisihkan peserta 16 peserta lainnya sebagai juara pertama. Juara kedua dan ketiga berturut-turut diraih Arief dan Dzaki Buchori dengan puisi mereka masing-masing yang berjudul “Tahun Baru Hijriah” dan “Optimis di Tahun Baru Hijriah”.

Adapun jumlah peserta yang berpartisipasi dalam lomba menulis artikel tergolong paling sedikit, hanya berjumlah sebanyak enam siswa. Dalam lomba yang satu ini, Rifqy Zaidan menulis artikel berjudul “Momen untuk Berbenah Diri” yang dipilih sebagai pemenangnya. Sedangkan artikel berjudul “Terhimpit Realita” yang ditulis Taufiqi Billah menempati tempat kedua disusul Yuangga Kurnia Yahya sebagai juara ketiga dengan artikelnya yang berjudul “Salah Kaprah”. Ketiga artikel itu terpilih dengan menimbang berbagai aspek penilaian meliputi gaya bahasa atau gaya menulis yang digunakan, kesesuaian dengan tema dan kreatifitas ide dari penulis.

Sedangkan lomba menulis cerpen lebih banyak peminatnya dengan jumlah peserta 21 siswa. Adapun kriteria penilaiannya tidak jauh berbeda dengan puisi, yakni meliputi pemilihan diksi, pesan moral yang terkandung di dalam cerpen ditambah alur cerpen. Di samping itu, ejaan dan tanda baca pun perlu diperhatikan setiap penulis. Lomba ini dimenangkan Aji Gema Permana dengan cerpen berjudul “Menunggu 1 Muharram”. Pemenang kedua dengan judul “Tahun Baru yang Panas” berhasil direbut M. Fiqh Kholidi. Sedangkan juara ketiga dimenangkan Ontowiryo dengan cerpennya yang berjudul “Namanya Mak’e”.

Lomba menulis resensi dimenangkan Ridwan Akbar sebagai juara pertama, Abdullah E. sebagai juara kedua dan Indra P. meraih juara ketiga. Mereka menyisihkan 10 peserta lainnya pada lomba yang sama. Kecerdasan setiap peserta dalam memilih judul buku untuk diresensi ditambah kepandaian mendeskripsikan buku tersebut mendapatkan penilaian dari dewan juri selain gaya tulisan dan ejaan yang dipakai beserta tanda bacanya.

Lomba tulis-menulis ini merupakan ide cemerlang dari Ustadz Muhammad Taufiq Affandi, S.H.I., Dewan Redaksi Majalah Himmah. Dengan usul ini, Ustadz Zaid mengungkapkan, Majalah Himmah benar-benar mampu berperan dalam meningkatkan kreatifitas santri di dunia tulis-menulis. “Kumpulan puisi dan tulisan-tulisan lainnya mungkin akan kita muat di Majalah Himmah atau Buletin Pusaka,” katanya di akhir wawancara.   
 
 

Silatnas Keluarga Besar PMDG Padati JCC

0
JAKARTA—Silaturrahim Nasional (Silatnas) Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang memadati Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (17/1) lalu, berlangsung sukses. Acara yang dihadiri ribuan alumni Gontor se-Indonesia ini mengundang empat orang menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Keempat menteri tersebut adalah Menteri Agama (Menag), Drs. Suryadharma Ali, M.Si., Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian, Ir. H. Suswono, MMA dan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Acara dimulai dengan pentas seni yang dilanjutkan dengan Talk Show bersama Menkominfo, Tifatul Sembiring, dan Menteri Pertanian, Ir. H. Suswono, MMA. Setelah itu, panitia menggelar dialog dengan tokoh-tokoh alumni Gontor.


Menjelang Silatnas, panitia menggelar acara Sarasehan di Hotel Shofran yang dihadiri para pengasuh Pondok Cabang dan beberapa Pimpinan Pondok Alumni, Jum’at (15/1) malam. Dalam kesempatan ini, salah satu Pimpinan PMDG, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. bersama Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., K.H. Imam Subakir Ahmad dan Dr. H. Hidayatullah Zarkasyi, M.A. berbicara banyak hal mengenai filsafat hidup di Gontor yang erat kaitannya dengan Panca Jiwa dan Motto PMDG. Selain itu, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. juga menyampaikan program-program Gontor yang terangkum dalam Panca Jangka PMDG.

Adapun sehari sebelum diadakan Silatnas, berlangsung acara silaturrahim antara para pengasuh Pondok Cabang dan Pimpinan Pondok Alumni se-Indonesia di Hotel Grand Alia, Sabtu (16/1) pagi. Kali ini, Pimpinan PMDG, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. didampingi Koordinator Alumni Pondok Modern Gontor sekaligus Bupati Sumbawa Barat, Dr. Zulkifli Muhadi, menerangkan visi dan misi Gontor ke depan. Kini, alumni Gontor sudah mempunyai peran dan fungsi di berbagai lini kehidupan. Sehingga, para alumni haruslah berperan aktif di bidang mereka masing-masing demi mewujudkan cita-cita Trimurti.

Di samping itu, panitia juga mengadakan pertemuan tokoh-tokoh alumni Gontor, Sabtu (16/1) malam, seperti Dr. H. Hidayat Nur Wahid, Prof. Dr. Dien Syamsuddin dan beberapa tokoh lainnya yang sangat berperan penting, baik di tingkat lokal ataupun di tingkat nasional dan internasional. Acara bertempat di Hotel Sahid Jaya dengan wacana prospektif yang membicarakan berbagai program kebijakan pondok di Indonesia.  

Silatnas tahun ini mengusung tema “Mengembangkan Potensi untuk Indonesia yang Lebih Maju dan Mandiri”. Dengan keberadaan Gontor di Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan kemajuan dan kemandirian negara yang kaya akan sumber daya alam ini. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola segala potensi yang dimiliki Indonesia.    
 

Gontor Putri 1 Gelar Manasik Haji

0
SAMBIREJO“Labaikallahumma labaik…” Terdengar seruan yang sering dilantunkan umat Islam dari seluruh dunia yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah Al-Mukarromah. Namun, seruan ini bukan berasal dari tanah suci Mekkah, tapi dari Qubaisy Corner, salah satu corner di Pondok Modern Gontor Putri 1 yang disulap menjadi tempat berlangsungnya manasik haji bagi seluruh siswi kelas 1 Intensif.


Secara bergiliran, dengan adanya acara yang digelar selama seminggu tersebut, 2-7 Januari 2010, setiap siswi dari kelas 1 Intensif Pondok Modern Gontor Putri 1 dan 2 dapat memperdalam pelajaran Fiqih mereka, terutama yang berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji, rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan oleh orang-orang yang mampu. Di antara para dewan guru yang memberikan waktunya untuk mengadakan bimbingan manasik haji ini adalah Ustadz Muhtarom M. Salim, Ustadz Abdul Fatah,Ustadzah Ika Mustika, Ustadzah Nadia Sarah, guru-guru pengajar Fiqih dan beberapa staf Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI).

Dalam pengarahan yang disampaikan kepada para guru pembimbing manasik haji di atas, Ustadz Dr. K.H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, Bapak Pengasuh Pondok Modern Gontor Putri 1, berpesan bahwa kegiatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk memperdalam pengetahuan siswi dalam manasik haji, tapi hendaknya juga disertai dengan do’a dan harapan agar suatu saat mereka benar-benar dapat merasakan bagaimana wukuf sesungguhnya di Arafah. Program ini disambut baik oleh segenap siswi yang menyerukan kalimat talbiyah dengan penuh semangat di sepanjang Jalan Nusantara 1 yang menjadi simbol gurun antara Shafa dan Marwah.

Fastabiqul Khairat Awali Tahun Baru 2010

0
MANTINGAN-”Semangat bergerak dan berprestasi senantiasa mewarnai hari-hari santriwati di pondok sehingga tidak mengenal rasa lelah dan bosan, apalagi jika acara yang diselenggarakan merupakan apresiasi seni yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan yang diajarkan Gontor. Pondok Modern Gontor Putri 1 yang terletak di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, dipenuhi berbagai aktivitas yang mendidik seluruh santriwati se-Darussalam. Salah satu aktivitas yang mewarnai Tahun Baru 2010 tersebut adalah Gebyar Seni Darussalam yang diselenggarakan pada hari Jum’at (1/1).

Gebyar Seni Darussalam adalah acara tahunan Pondok Modern Gontor Putri. Acara yang melibatkan seluruh siswi kelas 3 Intensif dan kelas 4 ini bertujuan membina persatuan dan menggali bakat seni yang terpendam dari siswi-siswi kelas 3 Intensif dan kelas 4. Baik kelas 3 Intensif maupun kelas 4, masing-masing bersaing menampilkan penampilan terbaik mereka. Dalam acara ini, mereka saling menonjolkan bakat seni drama serta kemampuan menggunakan dwibahasa Arab dan Inggris. Dalam drama, kedua bahasa tersebut digunakan secara berselang-seling di setiap scene. Ada semangat yang besar, ada asa yang membuncah karena keduanya ingin memberikan pertunjukan yang terbaik untuk dipersembahakan kepada para santriwati se-Darussalam sebagai bentuk pembelajaran non akademik yang sekaligus menghibur.

Acara dimulai dari penampilan siswi-siswi kelas 4 dengan judul Clatching Sun in The Sky of Andalusia, diteruskan penampilan siswi-siswi kelas 3 Intensif dengan judul The Goblet of Faith. Ternyata, keduanya sama-sama mengangkat negara Andalusia sebagai setting drama, padahal tidak ada kesepakatan antara keduanya.
 
Selama hampir sebulan penuh, baik kelas 3 Intensif maupun kelas 4 berjibaku mempersiapkan ajang yang paling dinanti-nanti ini. Di setiap cerita telah tersusun mozaik yang telah dipersiapkan secara matang, agar menciptakan sebuah cerita yang bisa diterima oleh semua kalangan. Lebih daripada itu, acara ini akan menjadi acuan atau barometer bagi perkembangan bahasa serta kompetensi seluruh siswi kelas 3 Intensif dan kelas 4 yang akan menjadi siswi kelas 5 tahun depan.

GP 3 Gelar Serah Terima Wakaf Baitul Qur’an

0
KARANGBANYU—Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3, Karangbanyu, Widodaren, Ngawi, menggelar acara penyerahan wakaf tanah seluas 383 m2, Ahad (20/12) lalu. Tanah yang diwakafkan oleh Bapak Gatot Santoso tersebut digunakan untuk pembangunan Play Group/TK/TPA Baitul Qur’an yang berlokasi tepat di depan Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3.

 
Penyerahan tanah dilakukan langsung oleh Bapak Gatot Santoso selaku pihak wakif yang diterima langsung oleh Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Dalam kesempatan ini, turut hadir sebagai saksi, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Widodaren, Kepala Desa Widodaren, Direktur PLMPM, Ketua TPA Widodaren, Ta’mir Masjid Al-Hikmah, Pengasuh Gontor Putri 1 dan Pengasuh Gontor Putri 3.

Dalam sambutannya, Bapak Pimpinan menghimbau para tamu undangan dan masyarakat yang hadir agar memahami betapa pentingnya sebuah pendidikan untuk anak-anak pada zaman ini. Tidak banyak orangtua yang mau memikirkan pendidikan terbaik untuk masa depan anak-anaknya kelak, yaitu pendidikan mental dan kepribadian, pendidikan akhlak dan moral, pendidikan yang mengajarkan hidup sebagai pejuang.