Home Blog Page 539

Sahiru-l-Lail

0

Mendekati hari-hari ujian, semakin banyak santri yang melakukan sahiru-l-lail alias begadang untuk belajar. Malam, bagi beberapa santri memang waktu yang menyenangkan untuk beraktivitas. Tidak ada keramaian sebagaimana siang hari, suasana relatif tenang.


Namun, kebiasaan ini terkadang memiliki efek negatif, seperti pagi hari yang terkantuk-kantuk di kelas. Akan tetapi semuanya mereka jalani dengan sepenuh hati, mengingat dekatnya waktu ujian dan kurangnya persiapan untuk menghadapinya.

Diiringi semakin mendekatnya hari ujian, maka suasana malam semakin ramai. Seakan-akan antara siang dan malam sulit dibedakan. Para santri belajar di sekeliling pondok- dari ujung ke ujung. Guru-guru berkeliling di sekitar mereka, untuk menjadi 'referensi berjalan' yang dapat ditanya sewaktu-waktu. Lampu-lampu penerangan pun ditambah agar mereka dapat belajar dengan maksimal. Sungguh menyenangkan untuk melihat suasana belajar yang ramai, penuh dengan semangat dan kesungguhan.

Ahad, 25 Jumadal Ula 1431

Senja Hari, Masjid Jami’ dan Pembiasaan

0

Ketika bel berbunyi pukul 17.00, maka seluruh aktivitas terpusat di masjid. Dari menara, qiraat Al-Qur'an terkumandang. Sayup-sayup bacaan Al-Qur'an para santri terdengar. Matahari senja berubah perlahan, kekuningan kemudian memerah di awal maghrib. Azan terdengar. Betapa syahdu dan tenangnya suasana Pondok.

Maghrib, dan waktu-waktu shalat lainnya seakan menjadi break bagi hingar-bingar kehidupan Darussalam yang memang tidak pernah tertidur. Sebagaimana shalat menjadi istirahat rohani bagi alur hidup manusia selama 24 jam sehari.

Para santri, kebanyakan berusia antara kisaran 12-19 tahun. Usia yang demikian adalah usia yang menentukan karakter dan kebiasaan. Apabila ia terbiasa untuk berbuat baik ketika masa muda, ia akan terbiasa hidup baik di masa mendatang.

'Man syaaba 'ala syaiin, syaaba 'alaihi', begitu KH. Syamsul Hadi Abdan sering bertutur. Barang siapa yang terbiasa atas sesuatu di masa muda, maka, sesuatu itu akan menjadi muda baginya, sesuatu itu akan menjadi kebiasaannya, meskipun hingga di masa tua kelak.

Pembiasaan demi pembiasaan dilaksanakan. Termasuk di antaranya, yang disebut di atas, kebiasaan untuk berjamaah maghrib.

Ahad, 25 Jumadal Ula 1431

Pendidikan Ujian

0

Gontor menanamkan kepada seluruh santrinya untuk bersikap jujur dalam segala hal termasuk ketika ujian. Walaupun guru mereka sendiri yang menjadi pengawas bahkan meskipun wali kelas sendiri, mereka tetap dituntut untuk percaya kepada diri sendiri. Bahkan, mereka harus berani mengatakan, “Lebih baik mendapatkan nilai jelek dari hasil kerja kerasku belajar daripada memperoleh nilai bagus, namun berbuat curang.”

Mereka pun tahu, Gontor tidak akan memberikan toleransi ataupun dispensasi bagi santri-santrinya yang melakukan kecurangan dalam ujian. Hanya ada satu ‘ hadiah’ bagi mereka, diskorsing selama satu tahun ajaran atau diusir dari pondok selama-lamanya. Tidak terkecuali bagi guru-guru sendiri yang menjadi pengawas ujian. Mereka pun harus benar-benar menjadi pengawas yang jujur.

Demikianlah Gontor mendidik santri dan guru dalam suasana ujian. Para santri dididik untuk jujur dan percaya diri akan kemampuannya. Mereka juga harus ikhlas menerima hasil kerja keras mereka dalam belajar. Dengan itu, mereka terbiasa instrospeksi diri dan mengetahui dengan pasti kadar kemampuan masing-masing. Jika demikian, “Celakalah orang yang tidak mengetahui kadar kemampuannya”.

Para dewan guru pun selaku pengawas mendapatkan pendidikan tak kalah pentingnya. Mereka dididik untuk bertanggung jawab terhadap kelangsungan suasana ujian di Gontor. Tidak seorang pun yang berani lalai sehingga membiarkan santri-santrinya mencontek atau saling mencontek. Apalagi memberitahu mereka jawabannya. Inilah yang disebut ‘tamalluk’ di Gontor. Alangkah rendahnya martabat seorang guru yang mencari muka di ruang ujian. Maka, Gontor bukanlah tempatnya.

Pasalnya, hal semacam inilah yang akan merusak generasi muda Indonesia. Mental inilah yang mengharcurkan kesakralan ujian. Mental itulah yang menggerogoti dunia pendidikan di negeri ini hingga akhirnya anak-anak sekolah bersikap seperti tidak pernah mengenyam dunia pendidikan. Gontor tidak hanya mendidik santri-santrinya untuk menjadi kaum terpelajar atau intelek. Tapi, Gontor juga mendidik mereka untuk bermental baja dan bermoral, menjadi cendekiawan yang berakhak mulia dan bermartabat.

Maka santri Gontor mengenal istilah, “Bi-l-imtihaani yukramu-l-mar’u au yuhaanu”. Melalui ujian, seseorang akan menjadi mulia atau malah menjadi hina. Maksudnya, mereka yanag jujur dalam ujiannya setelah belajar dengan tekun pastilah bahagia mendapatkan hasil yang bagus dan dimuliakan Allah dengan ilmunya seperti mendapatkan pujian dari guru dan teman-temannya, mendapatkan banyak sahabat dan disenangi orang-orang. Sebaliknya, orang yang tidak sungguh-sungguh dalam ujian tentunya merasa malu mendapatkan nilai jelek. Apalagi kalau sampai mencontek, tak ayal lagi, ia akan dijauhi teman-temannya karena perbuatan hina tersebut. Na’udzubillahi min dzalik!

Mahalnya Hari Jum’at

0

Berbeda dengan sekolah pada umumnya, hari Jum’at adalah hari libur di Pondok Modern Darussalam Gontor. Hari libur, sebagaimana gaya hidup di Gontor, bukan berarti kekosongan penuh, melainkan hari yang penuh dengan dinamika.

Perlombaan, show,expo-selain Expo 1 Muharram, acara inaugurasi di klub-klub, mayoritas dilakukan pada hari Jum’at pagi hari. Setelah shalat Jum’at dilaksanakan, biasanya acara akan dilanjutkan.

Setelah isya’, dalam sebulannya akan diadakan perkumpulan konsulat pada minggu pertama, tau’iyyah diniyyah oleh asatidz pada minggu kedua dan keempat, kemudian perkumpulan klub pada minggu ketiga. Tak jarang, santri yang memiliki lebih dari satu klub harus memenej waktunya agar dapat berkumpul di beberapa tempat yang berbeda.

Pada pukul 21.00, semua santri diwajibkan untuk istirahat. ‘Tidur wajib’, itulah istilah yang digunakan para santri untuk menyebutnya. Secara bertahap, kondisi Pondok menjadi sepi dan tenang, setelah melewati hari Jum’at yang melelahkan. Keesokan harinya, para santri kembali melewati satu pekan penuh kegiatan, dan kembali menemukan Jum’at sebagai penghujung pekan yang berharga dan mahal bagi mereka. Wallahu a’lam.

Jumat, 23 Jumadal Ula 1431

Modern

21

Pondok itu berjiwa modern”. KH. Hasan Abdullah Sahal pernah mengatakan itu suatu kali. Modern di sini, lanjut beliau, di antaranya berarti berpikir integral, berpikiran maju, tidak dikotomis, adil dan menghargai efisiensi waktu.

Berpikiran integral, berarti tidak parsial ataupun sekular. Tidak melulu duniawi ataupun hanya akhiratnya saja, melainkan keduanya. Di Gontor, kurikulum dan pola hidup dibentuk secara integral. Ada pelajaran agama dan pelajaran umum. Ada pembentukan karakter (tarbiyah) dan gerakan belajar mengajar (ta’lim). Pengembangan sumber daya manusia dimaksimalkan, untuk totalitas pendidikan.

Jum’at 23 Jumadal Ula 1431

Dunia Ketiga

0

Gontor mampu membentuk suasana berbeda dan kehidupan yang berbeda bagi seluruh santri. Para santri seakan berada di dunia ketiga yang penuh dengan hal-hal unik sekaligus menarik. Nuansa kehidupan tercermin dalam setiap aktivitas yang mewarnai hari-hari di Gontor. Sehingga, tanpa terasa waktu berjalan mengiringi perjalanan para penuntut ilmu melewati proses-proses pendidikan di Gontor. Dunia Gontor melepaskan mereka dari kungkungan dunia pertama dan kedua.

Di dunia pertama, sebagai masyarakat internasional, manusia sering terpengaruh kebudayaan Barat yang menghancurkan akhlak dan moral. Begitu pula di dunia ketiga, negara kita tercinta, Indonesia, selalu diwarnai berbagai macam kepentingan individu para penguasa dan pemerintahan. Korupsi merajalela, peraturan menjadi permainan dan anak-anak bangsa rusak oleh minuman keras dan pergaulan bebas. Tapi, di dunia ketiga, Gontor memberikan perlindungan kepada generasi bangsa ini untuk tumbuh, berkembang dan maju menjadikan mereka pemimpin yang siap berperang di masa depan melawan kebatilan.

Gontor mendidik kebersamaan yang berbuah persatuan dan kesatuan. Para santri membangun persahabatan yang tidak membedakan asal-muasal mereka. Mereka berasal dari Sabang sampai Merauke. Persahabatan dan kebersamaan mereka bagaikan tali yang mengikat Indonesia dari ujung timur hingga ujung barat. Berbahagialah Indonesia mempunyai calon-calon pemimpin bangsa yang saling mengenal saudaranya dari berbagai daerah.

Para santri juga merasakan keindahan dunia mereka saat ini yang penuh dengan semangat hidup perjuangan. Mereka mengenal salah satu filsafat hidup yang penuh motivasi dari Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, “Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja”. Filsafat yang satu ini disempurnakan dengan, “Hidup sekali hiduplah yang berarti.” Tidak terdapat kata putus asa dalam kamus kehidupan mereka. Karena semangat mereka hidup bersama teman dan sahabat serta lingkungan.

Masih banyak hal yang diberikan dunia Gontor kepada masyarakat santrinya. Segala hal yang dibutuhkan dalam kehidupan ini, namun telah hilang di dunia mereka sebelumnya. Maka, para santri akan menemukan jati dirinya di dunia mereka saat ini, di dunia Gontor, Pondok Modern Darussalam…. 

LSE 2010 Buktikan Eksistensi Exact Club di PMDG

0

GONTOR— Exact Club kembali menggelar expo bertajuk Laboratory Science Expo 2010, Jum’at (30/4) lalu. Acara ini merupakan sebuah ajang pembuktian eksistensi Exact Club di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Acara yang bersifat perkenalan ini berusaha memperkenalkan kepada seluruh santri se-Darussalam segala kegiatan yang dilakukan anggota Exact Club, baik di dalam maupun di luar laboratorium dalam kurun waktu setahun. Kegiatan tersebut mencakup observasi, penelitian, penemuan, desain grafis, keterampilan dan lain sebagainya.

Di samping itu, acara ini juga merupakan tolak ukur kemajuan dan perkembangan Exact Club hingga saat ini. “LSE 2010 berbentuk pameran alat-alat laboratorium dengan menunjukkan berbagai kegiatan praktek sebagai hasil pembelajaran anggota Exact Club, mulai dari pelajaran Kimia hingga pelajaran Elektronika. Dengan adanya acara ini, kami berharap dapat menularkan ilmu yang telah kami pelajari selama ini kepada teman-teman lainnya,” ujar Muhammad Nashiruddin Islam, ketua panitia penyelenggara.

Nashiruddin mengungkapkan, para anggota Exact Club dituntut untuk menyajikan yang terbaik dalam acara ini karena mereka telah digembleng dengan memadukan penyampaian teori disertai praktek. Hal ini bertujuan membantu para santri untuk memahami pelajaran sains yang sering menjadi momok bagi seluruh santri.

Sebenarnya, Nashiruddin menyatakan, LSE merupakan acara yang diselenggarakan anggota Exact Club dari kelas 3 Intensif dan 4 KMI. Akan tetapi, tahun ini kepanitiaan dipercayakan kepada anggota Exact Club dari siswa kelas 2 dan 3 KMI. Namun demikian, tidak berarti anggota Exact Club lainnya berpangku tangan tanpa memberikan kontribusi demi kesuksesan acara mereka. Justru sebaliknya, panitia mendapatkan bantuan dan dukungan penuh dari seluruh anggota Exact Club termasuk siswa kelas 5 dan 6.

Sementara itu, acara semacam ini sudah diadakan sebanyak dua kali pada tahun 2008 dan 2009. Nama LSE baru digunakan sejak tahun 2009 dengan menyajikan tes darah, sablon gelas dan praktek bedah. Sedangkan setahun sebelumnya yang merupakan acara perdana Exact Club bernama Spectacular Science Show (SSS). SSS hanyalah bertujuan memperkenalkan laboratorium yang baru berusia seumur jagung ketika itu karena gedungnya juga baru berdiri. Sedangkan LSE 2010 lebih menekankan budidaya jamur dan pembuatan VCD. Selain itu, LSE 2010 yang bertempat di sebelah timur Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) tersebut menggelar beberapa lomba sains. Di antaranya adalah lomba elektronik, lomba yang berkaitan dengan pelajaran Kimia, Fisika dan lain sebagainya.

Saat ini, anggota Exact Club mencapai 72 orang yang terdiri dari kelas 2-6 KMI dengan diketuai Rahmatiar Nugroho (6-B) dan Virgiawan (5-E). Di bawah bimbingan Ustadz Mufti Imam Suyanto, S.Pd.I, Ustadz Fuad Syukri Zein, Ustadz Prima Wibawa dan Ustadz M. Iqbal Vickry, mereka mengadakan kegiatan rutin di laboratorium seperti praktek, pengajaran, studi banding dan mentoring atau pengayaan materi.   

Rencananya, Exact Club akan membuka pendaftaran bagi para santri yang berminat mengembangkan bakat mereka dalam dunia eksak setelah Ulangan Umum Akhir Tahun 2010 minggu depan. Nashiruddin memaparkan, Exact Club juga berencana mengadakan seluruh perlombaan eksak pada acara Gontor Olympiad nanti. Exact Club juga akan mengadakan jadwal masuk laboratorium per minggu seperti halnya jadwal masuk perpustakaan bagi seluruh santri secara bergiliran. Agar kegiatan eksak semakin mendapat hati di kalangan santri, Exact Club juga berencana mengadakan orientasi yang waktunya belum ditentukan.


Armada Rayakan Ulang Tahun ke-6

0

GONTOR — Armada, sebuah klub seni teater di Pondok Modern Darussalam Gontor, merayakan ulang tahunnya yang ke-6 dengan menggelar pertunjukkan, Jum’at (30/4) lalu. Acara yang berlangsung di sebelah timur Gedung 17 Agustus tersebut bertajuk “Armada Show 0,06 Abad”. Menurut Mohammad Yahdi, staf Bagian Kesenian Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), acara tersebut menunjukkan bahwa hingga berusia enam tahun Armada mampu mempertahankan eksistensinya di pondok ini dengan menggali dan mengembangkan bakat seni para santri se-Darussalam. Bahkan, tak bisa dipungkiri, Armada telah menjadi tolak ukur kesenian di Pondok Modern Darussalam Gontor.

“Walaupun terdengar berlebihan, tapi kami bahagia dengan keberadaan Armada yang telah mewarnai pondok selama 0,06 abad atau enam tahun,” ungkap Yahdi siswa kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah yang juga merupakan pengurus Armada tersebut kepada Gontor Online, Sabtu (1/5) malam, di kantornya.

Yahdi menuturkan, acara yang sudah enam kali diadakan tersebut merupakan program pengurus Armada yang berasal dari kelas 5 KMI. Armada Show kali ini diketuai Ainul Labib. Adapun jumlah anggota Armada dari kelas 1-4 mencapai 42 orang. Mereka turut berpartisipasi menyukseskan acara kebanggaan mereka ini. Mereka semua tampil menunjukkan keahlian dan kemampuan mereka dalam bidang seni teater maupun puisi.

Di antara penampilan-penampilan mereka yang menarik perhatian para penonton adalah pantomim, dance, drama, pembacaan puisi, JSJ (tari kombinasi kelas 6-red) dan teater ilustrasi. Terlihat para santri memadati jalan antara Gedung 17 Agustus dan Kopwapel guna menyaksikan pertunjukkan mereka.

Dalam sambutannya saat membuka acara ini, Ustadz Taufiq Affandi, S.H.I. menyatakan, Armada Show merupakan gerakan dakwah, sebuah cara menyampaikan nilai-nilai keislaman melalui seni. “Kita semua berharap, acara ini juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi Armada. Pertunjukkan yang bagus dan bernilai patut kita syukuri dan kita lanjutkan. Sebaliknya, jika ada yang tidak berkenan di hati, harus kita hilangkan di kemudian hari. Semoga Armada semakin hari semakin baik dan meningkat,” tuturnya, Jum’at (30/4).





Gontor dan Totalitas Kehidupan

0

Kehidupan di Gontor adalah kehidupan yang total, komprehensif dan ideal. Berusaha menggabungkan antara aspek duniawi-ukhrowi, dalam mainstream Islam.

Pagi hari, jauh sebelum matahari terbit, para santri bangun – biasanya dengan lantunan Al-Qur’an yang disiarkan serentak di seantero pondok. Mereka terjaga, mengambil air wudhu, membaca Al-Qur’an, tahajud. Beginilah hari di Gontor dimulai.  Pada akhir hari, sekitar pukul 22.00, para santri kembali ke asrama masing-masing, setelah melewati satu hari yang penuh dengan aktivitas dan makna, katakanlah paling tidak selama 18 jam sehari.

Jadwal yang padat dan kompak menciptakan miliu yang  militan dan berdaya saing tinggi, tanpa harus kehilangan sisi kemanusiaan. Ada persahabatan, persaudaraan, teamwork. Pun, ukhuwah islamiyyah adalah salah satu panca jiwa pondok- lima asas yang dibangun diatasnya kehidupan pondok.

Kehidupan yang demikian, dijalani oleh setiap hari, oleh per individu, baik santri maupun ustadz. Apabila minimal mereka menghabiskan masa belajar selama 4 tahun, maka mereka memiliki 21600 jam dalam pendidikan kehidupan yang berkualitas dan total. Sehingga, selepas para alumni dari pondok ini, diharapkan akan menjadi generasi pemimpin masa depan. Insya Allah.

Kamis, 22 Jumadal Ula 1431

Perkajum Tingkatkan Ketangkasan Anggota Baru Pasus

0

KAMPUNG DAMAI — Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) Gugus Depan (Gudep) 15089 Pondok Modern Darussalam Gontor kembali mengadakan Perkemahan Kamis-Jum’at (Perkajum) dua pekan silam, 15-16 April 2010. Kali ini, giliran Desa Campursari yang menjadi bumi perkemahan adika-adika pramuka Gudep 15089.

Adapun peserta yang mengikuti Perkajum yang kesekian kalinya ini terdiri dari anggota baru Pasukan Khusus (Pasus) dari setiap POT yang jumlahnya mencapai 10 POT. Setiap POT mengutus 20 orang anggota Pasus untuk berpartisipasi dalam acara ini. Mereka dibimbing langsung oleh para ustadz yang bertugas selaku full-timer.

Para peserta Perkajum dilibatkan dalam berbagai perlombaan yang menguji ketangkasan dan kekompakan mereka. Setiap perlombaan bersifat menghibur seperti panjat tebing, lari karung, memasukkan air ke dalam botol dan lain sebagainya. Selain bertujuan meningkatkan ketangkasan setiap peserta, kegiatan ini diharapkan menjadi syiar Gontor bagi masyarakat sekitar bahwa pramuka Gontor adalah pramuka tetapi mereka juga muslim yang mempunyai kreativitas dan prestasi.