Home Blog Page 541

Scout Olympiad Latih Kemampuan Berpramuka Santri

0
GONTOR—Anggota Pasukan Khusus (Pasus) tiap-tiap POT Gudep 15089 Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) nampak berbaris di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), Kamis (24/12) siang. Adika-adika pramuka dari tingkat penggalang tersebut sedang mengikuti upacara pembukaan Scout Olympiad atau biasa dikenal dengan Lomba Tingkat (LT). Acara pembukaan ini disertai pelantikan pramuka bantara, ramu dan terap. Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) PMDG menggelar acara ini setahun sekali, tepatnya beberapa bulan pertama setelah pembukaan Tahun Ajaran Baru.



Menurut Syahrul Falakh, staf Andalan Koordinator Urusan Latihan (Ankulat) KGP PMDG, Scout Olympiad merupakan kompetisi dengan aneka ragam perlombaan. Namun, acara ini khusus diikuti anggota Pasus dari tingkat penggalang. Sedangkan bagi anggota pramuka dari tingkat penegak yang tergabung dalam Ambalan Khusus (Amsus), perlombaan yang hampir sama digelar pada akhir tahun. Dalam perlombaan kali ini, setiap Pasus terdiri dari 10 anggota pramuka penggalang yang mewakili POT masing-masing. “Dengan demikian, jumlah peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mencapai 100 orang karena di Gontor terdapat 10 POT,” tutur Syahrul kepada Gontor Online, Jum’at (25/12) kemarin.

Setiap perlombaan yang terdapat di dalam Scout Olympiad ini, Syahrul menjelaskan, diharapkan dapat melatih ketangkasan, keterampilan dan kecakapan setiap adika pramuka penggalang. Perlombaan yang ada meliputi bola ikat, lempar air, just watch, cerdas cermat, wide game, peta pita, tebak kata dan cerdas cermat kertas. Tim juri yang bertindak dalam kesempatan ini terdiri dari seluruh pembimbing di Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) dan staf KGP PMDG.

Acara yang diketuai Murtadho, Yoki Marfaffi dan Hafidzuddin Saleh ini berlangsung selama empat hari dimulai sejak Kamis (24/12) lalu. Tiga hari selanjutnya dilaksanakan berturut-turut pada hari Selasa-Kamis, 29-31 Desember 2009 mendatang. Pada hari terakhir, Kamis (31/12),  perlombaan digelar di bumi perkemahan (buper) karena peserta diwajibkan mengikuti Perkemahan Kamis-Jum’at (Perkajum) yang akan dilaksanakan pada hari itu juga.

Di lain pihak, Perkajum perdana tahun ini telah dilaksanakan dua minggu yang lalu di Desa Grogol, tepatnya pada hari Kamis-Jum’at, 10-11 Desember 2009 silam. Namun pesertanya bukan dari anggota Pasus, akan tetapi anggota rayon se-Darussalam dengan tiap-tiap rayon mengutus 20 peserta yang berangkat ke buper. Sedangkan untuk Perkajum kedua pada minggu ini akan diikuti 10 peserta dari anggota rayon dan 10 peserta dari anggota Pasus yang juga merupakan peserta Scout Olympiad.
        

Negeri 5 Menara Bangkitkan Semangat Santri Meraih Mimpi

0
DARUSSALAM—Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengadakan acara Bedah Buku “Negeri 5 Menara” dan Workshop Multimedia serta Seminar Sehari, Jum’at-Ahad, 11-13 Desember lalu. Acara yang dikoordinir Warta Mingguan Darussalam Pos ini diikuti sekitar 600 peserta dari kelas 1-6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Menurut Ahmad Zaki Annafiri, ketua panitia penyelenggara, acara bedah buku ini bertujuan membangkitkan semangat para santri untuk mewujudkan impian mereka selama belajar di pondok. “Sesuai dengan cerita yang dituangkan penulis di dalam bukunya, setiap santri diharapkan termotivasi untuk berani menggantungkan cita-citanya setinggi langit dengan man jadda wajada,” tutur Zaki kepada Gontor Online, Jum’at (11/12) lalu.


Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) dengan dibuka Pimpinan Pondok, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Jum’at (11/12) siang. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pendidikan yang diperoleh santri itu tidak hanya berasal dari ruang kelas saja. Akan tetapi, acara mendidik yang berbentuk ekstrakurikuler merupakan sebuah pendidikan yang juga tak ternilai harganya. Beliau berpesan agar seluruh santri mampu mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari acara ini untuk bekal masa depan mereka masing-masing.

Setelah pembukaan dan sambutan dari Pimpinan Pondok, acara dilanjutkan dengan Workshop Multimedia. Dalam kesempatan ini, panitia penyelenggara menghadirkan Uzeir Hamdan dari Trans 7 sebagai pembicara. Beliau adalah seorang manajer pemberitaan di salah satu stasiun televisi swasta Tanah Air yang juga merupakan alumni Gontor. Beliau memaparkan banyak hal berkenaan dengan peliputan berita yang dilakoni media elektronik.

Pada kesempatan yang sama, Suara Gontor (Suargo) FM yang diwakili Ustadz Nurrosyid Huda Setiawan, salah staf Suargo FM, mengulas peran dan fungsi penyiaran melalui radio, baik itu sebagai media dakwah pondok untuk masyarakat ataupun sebagai media hiburan bagi para pendengar setia Suargo FM. Setelah pemaparan tentang Suargo oleh Ustadz Nurrosyid, Ustadz Tommy Alvonso, staf Gontor TV, menjelaskan hal ihwal terkait keberadaan Gontor TV di PMDG yang baru berusia seumur jagung itu. Dalam penjelasannya, Ustadz Tommy menerangkan, Gontor TV sangat berperan dalam menayangkan berbagai acara yang berlangsung di Gontor. Dalam hal ini, setiap tayangan yang ditampilkan Gontor TV akan menjadi dokumentasi yang sangat berharga sebagai rujukan untuk kebutuhan di masa mendatang.

Adapun acara Bedah Buku “Negeri 5 Menara” dijadwalkan pada hari kedua, Sabtu (12/12) siang. Sedangkan pada hari terakhir, Ahad (13/12), digelar Seminar Sehari tentang tulis-menulis yang disampaikan oleh Luqman Hakim Arifin, redaktur Majalah Gontor dengan didampingi Ustadz Taufik Affandi, S.H.I. Acara bedah buku tersebut dihadiri langsung oleh sang penulis, Ahmad Fuadi. Dia sendiri merupakan alumni Gontor yang menyelesaikan studinya di pondok tercinta pada tahun 1992 silam bersama-sama dengan teman akrabnya, Adnin Armas, yang kini aktif di INSIST sekaligus sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Gontor.

Dengan didampingi Ustadz Drs. Nasrullah Zaenul Muttaqin, Ahmad Fuadi menceritakan, isi buku yang telah ditulisnya tersebut memang berlatar belakang Gontor, almamaternya. Man jadda wajada yang menjadi sumber inspirasinya pun adalah salah satu dari sekian banyak mahfudhot yang dipelajarinya di PMDG. Di sela-sela paparannya, Fuadi mengatakan, santri Gontor jangan pernah takut untuk bercita-cita setinggi langit. Tidak ada yang mustahil dengan ‘mantra’ man jadda wajada. “Buktinya sudah banyak, kok. Jangan takut untuk bermimpi,” katanya.

Pernyataan Ahmad Fuadi di atas terkait dengan sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan salah seorang peserta, “Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran di Harvard University setelah lulus dari Gontor nanti. Apakah saya mampu meraihnya? Untuk itu saya sudah berusaha mempelajari pelajaran eksak yang ada di pondok ini. Mungkinkah mimpi ini dapat terwujud?” Sambil tersenyum, Fuadi menjawab, bisa. Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka yang mau berusaha. Sekali lagi, man jadda wajada.

Selepas acara, Ahmad Fuadi yang datang bersama sang istri dan dua orang temannya itu berniat ingin bertemu Pimpinan Pondok. Ia berencana untuk memfilmkan “Negeri 5 Menara” suatu saat nanti. Untuk itulah ia ingin mendengarkan saran dan nasihat dari Pimpinan Pondok, kata-kata bijak yang telah dirindukan sekian lamanya. Keinginannya tersebut akhirnya terkabul, pada saat itu Ahmad Fuadi hanya dapat bertatap muka dengan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. di Kantor Pimpinan, Ahad (13/12) pagi. Adapun kedua Pimpinan Pondok lainnya tidak berada di tempat, K.H. Hasan Abdullah Sahal masih berada di luar negeri, sedangkan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. menghadiri acara walimah Ustadz Akrimul Hakim di Semarang. Keduanya berbincang lama tentang Gontor. Banyak hal yang disampaikan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. kepada salah seorang santrinya tersebut. Beliau berpesan agar selalu berbuat semaksimal mungkin dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan filsafat hidup PMDG di manapun berada.

 
 
 

PG Gontor Putri 3 Bangun Integritas dan Loyalitas

0
KARANGBANYU-“Bersama kita satukan kekuatan, dengan kerja keras, idealisme tinggi, loyalitas, prospektifitas, gapai maksimalitas, menuju mardhotillah.” Syiar ini menggaung di seantero Gontor Putri 3 menjelang malam Pagelaran Apresiasi Seni Panggung Gembira (PG) Siswi Akhir KMI Gontor Putri 3, Rabu (11/11) lalu. Agenda besar tersebut merupakan wujud kongkrit untuk menggalang dan mengapresiasikan bakat dan seni seluruh santriwati Gontor Putri 3. Seluruh siswi kelas enam yang berjumlah 210 orang berpartisipasi secara aktif dalam rangka pembentukan mental dan kepribadian wanita sholehah yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.


Pagelaran seni ini diupayakan untuk meningkatkan 5 wawasan yang meliputi wawasan keislaman, wawasan ke-Indonesiaan, wawasan kecendekiawanan, wawasan berbahasa dan kesenian islami. Tahun ini adalah tahun integritas dan peningkatan kepondokmodernan, maka apa yang dilihat, dirasakan, dan dikerjakan para santriwati adalah pendidikan. Acara yang tahunan Pondok Modern Gontor Putri 3 ini berjalan dengan lancar dan sukses.

Drama Arena 584
Dua hari sebelum PG, siswi kelas 5 KMI juga menampilkan kreasi mereka yang tidak kalah menakjubkan. Dengan motto “Nahnu-l-aana lasna bil amsi” mereka memberikan kesan yang begitu mendalam kepada seluruh penghuni Darussalam karena dapat membuktikan bahwasanya kelas 5 yang dulunya berasal dari kelas 3 Intensif dan kelas 4 bisa bersatu dan bekerjasama dalam mewujudkan Pagelaran Seni Drama Arena 584, Senin (9/11) silam.

Dengan jumlah 223 santriwati yang dibimbing oleh beberapa musyrifah, seluruh siswi kelas 5 mampu membuktikan bahwasanya mereka tidak hanya bisa mengaji, tetapi seorang santriwati juga dapat berprestasi dan berkolaborasi dalam seni. Acara yang dinilai mumtaz ini menjadi motivasi bagi mereka untuk lebih berprestasi dalam bidang apapun guna meningkatkan integritas dan loyalitas dengan menciptakan peradaban Gontor. Mereka juga berharap dapat berbuat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Gontor Putri 3 Berkreasi dengan Segudang Aktivitas

0
Karangbanyu – ”Tahun ini adalah Tahun Integritas, Produktifitas dan Kreatifitas”, begitulah program yang dicanangkan Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 menyambut Tahun Ajaran Baru 1430-1431. Dengan dibukanya Tahun Ajaran Baru di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3, dimulai pulalah rentetan acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy (PKA). Sebagai tolak ukur dan ajang apresiasi santriwati di bidang seni khususnya musik dan tarik suara, Panitia PKA mengadakan Festival Organ Darussalam, Selasa (13/10) silam,  acara ini dimeriahkan dengan lomba seni tarik suara.

Melalui acara yang bertempat di depan Gedung Al-Azhar ini, bermunculanlah pianis-pianis muslimah baru dan berbakat. Dalam festival ini, Khansa, siswi kelas 1 Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI), tampil memukau dengan memenangkan lomba tersebut.

Rentetan acara PKA dilanjutkan dengan Lomba Cerdas Cermat Fiqih Wanita dan Kepondokmodernan sehari setelah Festival Organ Darussalam, Rabu (14/10). Acara ini selaras dengan motto Pondok Modern Darussalam Gontor ”Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama”. Adapun peserta lomba ini berasal dari utusan tiap-tiap rayon se-Darussalam. Melalui kompetisi yang ketat, utusan dari Rayon Gaza berhasil menyingkirkan pesaingnya dan berhasil merebut gelar juara.

Lomba Masak antar Konsulat
Selama PKA, Gontor Putri 3 tidak berhenti dari berbagai aktivitas. Dua hari setelah perlombaan cerdas cermat, panitia kembali mengadakan Lomba Masak antar Konsulat, Jum’at (16/10). Acara yang diikuti utusan setiap konsulat ini bertujuan menjalin dan mempererat ukhuwah islamiyah setiap konsulat. Selain itu, para santriwati juga terdidik untuk berkreasi menyajikan kelebihan daerah mereka masing-masing. Acara yang berlangsung meriah ini dimenangkan konsulat Jawa Tengah.

Di samping itu, para santriwati tidak hanya pandai memasak, mereka juga mahir dalam baris-berbaris. Hal ini terlihat dalam Lomba Ketangkasan Baris-Berbaris (LKBB) antar Rayon yang diadakan panitia. Kesigapan, kekompakan dan kedisiplinan tersirat dari setiap gerakan santriwati Gontor Putri 3. Dalam lomba yang satu ini, setiap peserta akan terdidik menjadi muslimah sholihah yang memiliki militansi dan berdisiplin tinggi.

Selain itu, dari sekian banyak rentetan acara PKA, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 juga menggelar acara Demonstrasi Bahasa. Utusan setiap konsulat tampil dengan bahasa daerah mereka masing-masing. Dengan adanya acara ini, jelaslah bahwa Gontor berusaha menjaga kelestarian bahasa daerah yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia.

Dalam bidang kepramukaan, Gontor Putri 3 juga mengadakan Lompa Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3) Putri sebagai perwujudan dari integritas, produktifitas dan kreatifitas Gontor Putri 3. Dengan adanya LP3, santriwati mempunyai semangat patriotisme, memupuk ketangkasan dan kedisiplinan.

    

 

Brilliant Competition Bina Potensi dan Intelektualitas Santri

0
NINXIA—Perpustakaan Pondok Modern Darussalam (PPMD) berinisiatif menghelat sebuah kompetisi persahabatan antar instansi se-Darussalam, Jum’at (4/12) lalu. Acara yang disebut dengan “Brilliant Competition” ini bertujuan membina potensi dan intelektualitas santri di samping mengamalkan salah satu butir dari Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), yakni ukhuwah islamiyah. “Brilliant Competition” merupakan perlombaan yang secara khusus diikuti sembilan instansi yang eksis di PMDG. Acaranya meliputi lomba cerdas-cermat dan lomba membuat majalah dinding.


“Dengan diadakannya acara ini, kami berharap setiap peserta yang berpartisipasi di dalamnya mampu menghayati dan mengambil manfaat dari perlombaan ini,” kata Ustadz Fajar Hari Suseno, S.H.I., pembimbing PPMD, kepada Gontor Online, Jum’at (4/12) sore.

Fahman Mumtazi, salah satu staf PPMD, menambahkan, “Kami ingin PPMD menjadi inisiator bagi seluruh instansi yang ada di Darussalam ini dalam berkreasi dan berprestasi.”

Adapun kesembilan instansi peserta acara tersebut adalah PPMD sendiri sebagai tuan rumah, Gigabyte, Ganespo, Ankstak, ITQAN, FP2WS, Exact Club, Darussalam Pos dan LCD. Setiap instansi mempunyai kelebihan masing-masing dengan kemampuan intelektualitas yang terlatih. Santri-santri yang aktif di dalamnya adalah anak-anak yang terampil dan kreatif. PPMD dan Ganespo bergerak di bidang kepustakaan, Ankstak di bidang kepramukaan, ITQAN dan Darussalam Pos mengkhususkan diri di dunia tulis-menulis dan jurnalistik, FP2WS terlatih untuk berdiskusi atau berdebat, Gigabyte menggeluti dunia komputer, sedangkan Exact Club terkenal dengan kemampuan mereka di bidang ilmu pengetahuan eksak.

Dalam “Brilliant Competition”, setiap instansi mengutus sembilan orang peserta mencakup tiga orang mengikuti lomba cerdas-cermat dan sisanya yang berjumlah enam orang mengikuti lomba pembuatan majalah dinding (mading). Lomba cerdas-cermat bertempat di aula PPMD sendiri yang terletak di Gedung Ninxia lantai 3, sedangkan untuk lomba pembuatan mading dilakukan di tempat masing-masing namun hasilnya dipajang di samping Masjid Pusaka.

Lomba cerdas-cermat dibagi menjadi dua babak, babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan dilaksanakan pagi hari, sedangkan finalnya berlangsung setelah shalat Jum’at. Adapun yang bertugas sebagai juri di babak penyisihan adalah para asatidz pembimbing PPMD, yaitu Ustadz Fajar Hari Suseno, S.H.I., Ustadz Ahmad Muqorrobin, Ustadz Afif Hamidi, Ustadz Ma’adul Yaqin Makkarateng dan Ustadz Alif Hudanto. Mereka juga bertindak sebagai juri untuk mading. Sedangkan di babak final, Ustadz Syamsul Hadi, S.Th.I., Ustadz Muttaqin dan Ustadz Abdul Wahid dipercaya sebagai juri bagi ketiga finalis yang berhasil melewati babak penyisihan.

Setelah melewati persaingan yang ketat, akhirnya Darussalam Pos, FP2WS dan PPMD bertemu di babak final. Terjadi saling kejar-mengejar skor antara Darussalam Pos dan FP2WS sejak babak pertama, namun Darussalam Pos melaju di babak rebutan menyisihkan kedua pesaingnya dengan skor akhir 2.250 angka disusul FP2WS yang memperoleh skor 1.700 angka. Sedangkan PPMD hanya berhasil meraih skor 1.400 angka di bawah FP2WS. Dengan demikian, juara pertama diraih Darussalam Pos, juara kedua dan ketiga berturut-turut diraih FP2WS dan PPMD. Sedangkan lomba membuat mading dimenangkan Ganespo sebagai juara I dan Exact Club sebagai juara II.

 

Pameran Seni Wadahi Minat dan Bakat Santri

0
DARUSSALAM—Bagian Kesenian Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) menggelar pameran seni dan keterampilan yang disebut dengan Art and Handycraft Show, Jum’at (4/12),  di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Acara ini diadakan dua kali setahun dengan melibatkan siswa kelas 3 Intensif, kelas 4 dan kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dari setiap kursus kesenian dan keterampilan di bawah koordinasi Bagian Kesenian OPPM.


Menurut penuturan Arif Purnama, staf Bagian Kesenian, acara yang diketuai Faqihuddin (6-B) dan Ridwan Nur (6-G), Sabtu (5/12), ini merupakan kombinasi tujuh kursus kesenian dan keterampilan yang terdapat di Gontor. Ketujuh kursus yang terlibat dalam acara ini adalah Darussalam Musicians (DAMS) Family, Seni Hadrah Darussalam (Senhada), Asosiasi Kaligrafer Darussalam (Aklam), Lintas Imajinasi Santri (Limit), Art Gallery, Persatuan Bela Diri Darussalam (Perbeda) dan Association of Reanimation Moslem Artist Darussalam (ARMADA).

Acara yang dibuka secara resmi oleh Ustadz H. Noor Syahid, S.Ag. tersebut diadakan dengan tujuan menggali potensi seni dan keterampilan para santri. Hal ini diungkapkan Arif kepada Gontor Online saat ditanya tujuan utama dilaksanakannya acara ini. ”Maka, setiap kursus yang ada akan membuka pendaftaran bagi para santri yang berminat untuk mengikuti salah satu dari ketujuh kursus ini. Bagi yang merasa mempunyai bakat dan tertarik pada salah satu bidang seni atau keterampilan tersebut, tentunya akan segera mendaftarkan diri,” katanya.

Untuk meramaikan acara sekaligus memperlihatkan kelebihan setiap kursus, baik Armada maupun kursus-kursus lainnya memberikan suguhan penampilan-penampilan yang menarik untuk ditonton. Misalnya, Armada mempersembahkan sebuah pertunjukan yang mereka sebut ”Jabwokis”, yakni tarian pantomim. Perbeda tak mau kalah, kursus bela diri yang satu ini menampilkan pertunjukan jurus-jurus dan penampilan capoera. Berbeda dengan yang lainnya, Aklam bersama Limit mengadakan lomba kaligrafi, melukis kartun, membuat letter dan menggambar perspektif.

PKU Gali Wawasan Keislaman Generasi Masa Depan

0
SIMAN—Program Kaderisasi Ulama (PKU) angkatan kedua telah selesai Rabu (25/11) silam. PKU merupakan sebuah program kajian keislaman yang memberikan wawasan intelektual bagi para muslim untuk menghadapi tantangan Islam saat ini. Program yang diselenggarakan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) ini dimulai sejak tahun 2008 lalu atas usul yang diajukan Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. PKU angkatan ketiga telah dibuka Selasa (1/12) lalu. PKU sendiri berada di bawah bimbingan Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. M.Phil.

 
“PKU bertujuan mencetak kader ulama yang mampu membaca gerakan-gerakan berbagai macam aliran sesat, gerakan yang merusak nilai-nilai Islam sesungguhnya,” tutur Ustadz Ervin Saputra, staf Akademi PKU dan S2.

Para peserta program ini berasal dari utusan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Daerah, Pondok Pesantren Alumni dan beberapa lembaga pendidikan lainnya di luar. Kemampuan berbahasa Arab dan Inggris menjadi syarat bagi setiap peserta PKU. Hal ini disyaratkan karena sekitar 90% materi yang disampaikan para dosen menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Selain harus menguasai kedua bahasa tersebut, para peserta tercatat telah menyelesaikan pendidikan S1 dan terdaftar sebagai utusan dari suatu instansi.

Materi pokok yang dipelajari adalah Hadist, Tafsir, Tarikh Islam, Sejarah Barat dan Pemikiran Islam. Di samping itu, setiap peserta juga dilatih untuk menulis layaknya pendidikan di bidang jurnalistik. Adapun dosen PKU yang berkompeten di bidangnya masing-masing antara lain Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. M.Phil. yang mengajarkan Hadits, Dr. Adian Husaini untuk bidang Tafsir, Dr. Lutfi Fathullah juga di bidang Hadits, Mukhlis Hanafi juga di bidang Tafsir, Dr. Taufiq Khulaimi dan Dr. Adnin Armas menyampaikan materi Pluralisme.

Ketika disinggung masalah biaya, Ustadz Ervin mengungkapkan, para peserta tidak dipungut biaya sedikit pun. “Untuk masalah biaya, program ini mendapatkan dana dari MUI dan pondok sendiri. Oleh karena itu, mereka tidak dipungut biaya sedikit pun. Jika mereka mengeluarkan uang dari saku, itu hanyalah untuk kepentingan pribadi masing-masing,” katanya kepada Gontor Online, Jum’at (11/12) lalu.

Kegiatan PKU yang berlangsung selama enam bulan ini mewajibkan para peserta untuk menulis makalah dalam bentuk tesis setelah selesainya program yang mereka ikuti. Tesis tersebut nantinya akan dipresentasikan dalam bentuk workshop di beberapa tempat yang akan dikunjungi saat tur.

Hot Spot Area Fasilitasi Mahasiswa ISID

0
KAMPUS HIJAU—Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Kampus Baru Siman kini telah memiliki Hot Spot sendiri. Fasilitas internet ini diberikan kepada mahasiswa ISID untuk menunjang proses belajar mereka di Kampus Baru Siman. Hal ini disampaikan Ustadz Elvan Syaputra selaku penanggung jawab jaringan internet di Kampus Baru Siman, Jum’at (11/12). Menurutnya, dengan fasilitas intenet ini, mahasiswa ISID memiliki media penunjang guna mempermudah para mahasiswa dalam mengakses pengetahuan-pengetahuan dan pendidikan ataupun informasi lainnya baik dari blog, situs pribadi maupun situs pendidikan secara up to date.



Ide pengadaan Hot Spot, menurut Ustadz Elvan, telah muncul sejak tahun 2006 silam. Namun, keinginan ini belum dapat direalisasikan karena sebab-sebab tertentu terkait peraturan kepemilikan laptop dan komputer. Hal ini dapat diwujudkan setelah adanya legalisasi laptop dan komputer bagi mahasiswa dari Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. M.Phil., pembantu rektor (purek) III ISID dua tahun kemudian.

Setelah adanya jaringan Hot Spot ini, para mahasiswa beramai-ramai membawa laptop yang hingga saat ini terhitung mencapai lebih dari 68 laptop. Dampaknya, jumlah pengguna laboratorium komputer pun semakin menurun. Meskipun begitu, hal ini dapat diimbangi dengan dampak positif yang ada. Yaitu, mempermudah mahasiswa dalam mengakses internet untuk kelancaran kuliah mereka.

Menurut penuturan Ustadz Elvan, sebelum terdapat fasilitas Hot Spot ini, 50% dari jumlah mahasiswa yang ada pergi ke warnet untuk mencari informasi yang diinginkan. Di samping itu, nilai positif yang lainnya dari adanya fasilitas ini adalah mempermudah mahasiswa berhubungan dengan para dosen, baik untuk mengirimkan tugas lewat e-mail ataupun chatting dengan dosen yang berada di luar kampus. selain itu, wawasan mahasiswa semakin bertambah dengan adanya program ini. Tanggapan dari dosen sendiri amat apresiatif. Memang, kebanyakan dosen sangat mengharapkan kehadiran program ini sejak dulu.

Darul Qiyam Sukses Gelar Panggung Gembira

0
MAGELANG—Sabtu malam (21/11), benar-benar menjadi malam yang luar biasa di lereng Gunung Merbabu, Magelang. Malam itu, 700 santri Pondok Modern Gontor 6 Darul Qiyam beserta para asatidz mereka telah menggelar suatu pertunjukan besar, Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG). Ratusan pasang mata penonton seakan tak mampu berkedip menyaksikan sebuah pertunjukan spektakuler yang dihadirkan para santri.


Dimulai pada pukul 21.15 WIB dengan acara Hadroh dan berakhir pada pukul 00.30 WIB setelah Drama Kabaret usai, PG Gontor 6 telah mampu menampilkan pertunjukan yang menghibur, tentunya tanpa mengurangi unsur pendidikan di dalamnya. Terlihat jelas rasa puas dari raut wajah para wali santri, alumni serta warga sekitar pondok setelah menyaksikan acara ini.

Keputusan panitia untuk menampilkan tiga tokoh utama pada acara penutup, Drama Kabaret, sungguh merupakan keputusan yang tepat. Ketiga tokoh tersebut nyatanya mampu mengintegrasikan seluruh acara yang berjumlah 29 macam itu, hingga antara satu acara dengan acara lainnya menjadi suatu harmoni yang indah. Penonton pun tertarik untuk mengikuti alur cerita hingga akhir acara. Dengan kata lain, PG Gontor 6 berakhir dengan menggembirakan, happy ending.

Tak seorang pun menyangka, persiapan yang dilakukan untuk acara PG ini hanya memakan waktu 5 hari. Memang, santri-santri telah mengadakan latihan untuk acara ini sejak bulan Syawwal lalu. Namun, latihan yang mereka lakukan saat itu sama sekali belum maksimal. Perhatian pondok saat itu masih berkisar pada persiapan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy (PKA). Baru setelah berakhirnya Khutbatul Arsy, atau lima hari sebelum acara, para santri dan asatidz mulai berjuang keras untuk persiapan PG tahun ini. Panitia yang terdiri dari siswa kelas 5 dan 6, dengan bimbingan para asatidz, bekerjasama menyusun konsep acara dalam waktu yang terbatas.

Akhirnya, kerja keras para santri tidaklah sia-sia. PG telah mampu tampil dengan mempertunjukkan hiburan yang menarik dan edukatif. Di samping itu, PG kali ini tentunya mampu mempresentasikan mottonya yang berbunyi ”Membangun Persaudaraan dengan Dasar Islam.”

Mahasiswa Syari’ah Ikuti Orientasi Fakultas

0
AFGHANISTAN—Mahasiswa Fakultas Syari’ah dari semester I hingga semester terakhir secara serempak mengikuti acara Orientasi Fakultas Syari’ah yang digelar di Afghanistan Hall, Ahad (29/11) malam. Orientasi ini bertujuan memotivasi para mahasiswa, baik bagi mereka yang menggeluti Program Studi (Prodi) Mu’amalat maupun Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH), untuk berlomba-lomba meraih prestasi di Institut Studi Islam Darussalam (ISID).


Menurut penuturan Ichsan Kamil, salah satu mahasiswa Syari’ah dengan Prodi PMH, para dosen Syari’ah sangat mendukung setiap mahasiswa yang terus berupaya untuk meningkatkan prestasinya di ISID. “Seluruh dosen Syari’ah memacu semangat kami untuk segera menyelesaikan jenjang S1 dengan kualitas keilmuan yang dapat dipertanggunjawabkan. Dengan kata lain, kami diharapkan benar-benar menjadi mahasiswa yang unggul dan berkualitas,” ungkap mahasiswa asal Tangerang ini kepada Gontor Online, Senin (30/11) kemarin.

Acara yang menggantikan perkuliahan Ahad malam bagi seluruh mahasiswa Syari’ah ini diisi Pembantu Dekan (Pudek) I Fakultas Syari’ah, H. Imam Kamaluddin, Lc. M.Hum. Beliaulah yang tidak henti-hentinya mengharapkan kesuksesan para mahasiswa Syari’ah yang hadi pada acara malam itu. Selain beliau, ketua Prodi PMH, H. Imam Awaluddin, M.A., juga hadir pada acara tersebut sebagai pembicara. Dua pembicara lainnya adalah H. Khoirul Umam, M.Ec. dan Imam Hariyadi, S.H.I. Keduanya merupakan dosen Fakultas Syari’ah di ISID.

Rencananya, ungkap Ichsan, orientasi akan kembali diadakan setelah Ujian Tengah Semester (UTS). UTS sendiri akan dimulai pada hari Sabtu (5/12) mendatang di Gedung Rabithoh. Dalam orientasi dipaparkan kiprah seorang mahasiswa Syari’ah di segala lini kehidupan, di mana mereka akan menjadi rujukan bagi masyarakat di kemudian hari kelak.