Home Blog Page 542

Gemerlap Drama Arena 584 Terangi Darussalam

2

Pagelaran Seni Santri Pondok Pesantren Modern Gontor dalam Drama ArenaDARUSSALAM—Pagelaran Seni Drama Arena (DA) 584 yang ditampilkan seluruh siswa kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) telah rampung dengan penampilan memukau dan fantastis, Kamis (12/11) malam. Dengan warna dasar dominan putih, background DA nampak bercahaya menyambut sinar-sinar gemerlap yang disorotkan ke arah panggung. Para penonton pun menyaksikan setiap acara nyaris tanpa berkedip.

Pencahayaan yang bagus ini juga diimbangi dengan penampilan siswa kelas 5 KMI yang prima. DA tahun ini diwarnai dengan berbagai macam pertunjukan-pertunjukan baru yang menarik dan juga menghibur para penonton. Di antara acara-acara tersebut adalah El Jabba Phantom, Tari Sunda, Teater Islami dan masih banyak lagi. “El-Jabba Phantom adalah perpaduan antara gerakan-gerakan dance dengan gerakan pantomim yang berkolaborasi menjadi satu,” ujar Yahdi, salah satu personil El-Jabba Phantom, ketika ditemui Gontor Online, Jum’at (13/11) pagi.Menurutnya, Nama El-Jabba Phantom sendiri diambil dari kosa kata bahasa Arab, El-Jabba diambil dari kata al-‘ajib yang berarti keajaiban dan kata Phantom berarti pantomim sendiri. El-Jabba Phantom beranggotakan 12 orang personil yang semuanya merupakan siswa kelas 5 KMI.

Lain halnya dengan Tari Sunda, personil tarian yang merupakan salah satu acara baru DA 584 ini beranggotakan 31 orang, semuanya berasal dari daerah Jawa Barat. Maka, mayoritas anggotanya adalah bersuku Sunda. Tarian ini merupakan perpaduan seni budaya Sunda yang dikemas dalam sebuah gerakan tarian. “Inilah salah satu budaya Sunda yang kami persembahkan. Dengan mengenakan kostum polos, tarian ini menggambarkan budaya Sunda yang sederhana dan ramah,” ungkap Irfan, siswa kelas 5 KMI asal Tasikmalaya, Jum’at (13/11).Selain tarian dan kolaborasi antara dance dengan pantomim, DA 584 juga menampilkan acara baru berupa Islamic Teater. Di dalam pertunjukan teater ini terkandung banyak nasihat yang berguna bagi para penonton, baik dari segi mental maupun spiritual. “Untuk pertunjukan teater ini kami mendatangkan seorang sutradara yang berasal dari Yogyakarta bernama Agung Waskito,” tutur Juliat yang memerankan tokoh Raja dalam acara ini. Teater ini melibatkan 35 personil dari siswa kelas 5 KMI dan menghabiskan waktu tiga minggu untuk latihan.

Dengan alasan, jiwa dan ruh perjuangan santri Gontor dan para alumninya yang telah banyak berkiprah di kancah pemerintahan di Indonesia, DA kali ini mengambil tema “Dengan Semangat Juang Santri Kita Kawal Umat Kejayaan Bangsa”. Hal ini menandai eksistensi Gontor dengan peran aktif alumninya dalam segala lini kehidupan dengan satu tujuan, yakni mengawal umat Islam di Indonesia dan membina mereka untuk menuju kejayaan bangsa. Tujuan ini sesuai dengan penanaman nilai-nilai dan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor.

 

Gontor 12 Berdiri di Tanjungjabung Timur Jambi

1
JAMBI—Menindaklanjuti tanah wakaf dari bupati Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Drs. H. Abdullah Hich, yang berkunjung ke Gontor beberapa waktu lalu, Selasa (3/11), Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Pondok Modern Gontor 12 di Parit Culum I, Muarasabak Barat, Tanjungjabung Timur, Jambi, Senin (9/11). Pondok cabang PMDG ke-12 ini akan dibangun di atas lahan seluas 10 hektar. Ditargetkan, pembangunannya dapat selesai sebelum tahun ajaran baru Juni 2010 mendatang.

Selain Pimpinan PMDG, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Hasan Abdullah Sahal, acara peletakan batu pertama pembangunan Gontor 12 tersebut juga dihadiri sebagian anggota Badan Wakaf PMDG, yakni Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl. A. Ed., K.H. Rusydi Bey Fannanie, K.H. Abdullah Sa’id Baharmus, Lc. dan Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. Turut hadir dalam acara ini Kapolres Tanjabtim, AKBP Budiwasono, Wakil Bupati Tanjabtim, M. Juber, S.Ag., Sekda Tanjabtim, Drs. Eddy Kadir, para unsur Muspida di lingkungan Setda Tanjabtim, alumni-alumni Gontor yang tergabung dalam IKPM Cabang Jambi beserta ribuan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan dan warga lainnya.

Pada waktu yang bersamaan, melihat peran Bupati Tanjabtim ini dalam pembangunan Gontor 12, IKPM sepakat mengangkat Drs. H. Abdullah Hich menjadi Anggota Kehormatan IKPM. Saat itulah ketua IKPM Pusat, Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl A. Ed. membacakan surat keputusan pengangkatan Anggota Kehormatan IKPM. Dengan ini, Abdullah Hich merupakan orang keempat sejak abad ke-21 yang menjadi Anggota Kehormatan IKPM. Sebelumnya, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Sumsel dan Walikota Kediri juga dinobatkan sebagai Anggota Kehormatan IKPM atas kesungguhan dan partisipasi mereka dalam membantu perjuangan Gontor.

Dalam sambutannya, K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi menegaskan, keberadaan Gontor secara umum tidak akan mengesampingkan pondok pesantren lain. Justru dengan ini, Gontor akan menggandeng semua pondok pesantren yang ada agar bisa berjalan beriringan dengan tujuan yang sama, yakni membangun sumber daya manusia yang handal.
 

Utusan Gontor Ikuti Penataran di LIPIA

0
JAKARTA—Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengirimkan tiga ustadz untuk mengikuti penataran yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta Selatan, Sabtu (31/10) lalu. Ketiganya telah mengajar beberapa bidang studi keislaman di Gontor selama bertahun-tahun. Mereka adalah Ustadz H. Edy Kusnanto, Ustadz Drs. Hamim Syuhada dan Ustadz Jarman Arroisi, S.Ag. Menurut keterangan Ustadz H. Edy Kusnanto yang sempat ditemui Gontor Online di rumahnya, jumlah peserta yang mengikuti acara ini mencapai 120 orang. Mereka juga merupakan utusan dari pondok pesantren, organisasi-organisasi masyarakat (ormas) Islam dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendapatkan undangan dari LIPIA.

Penataran ini disebut dengan “ad-Daurah at-Ta’hiiliyyah al-Uula lil-Aimmah wa Mu’allimi-l-‘Uluum as-Syar’iyyah wa-l-‘Arabiyyah”, yakni Penataran I untuk Para Imam dan Pengajar Ilmu Syari’ah dan Bahasa Arab. Acara yang berlangsung selama sembilan hari ini, Sabtu-Ahad, 31 Oktober-8 November 2009, diadakan untuk pertama kalinya di Kampus LIPIA. Dalam menyukseskan acara tersebut, LIPIA bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Masyarakat dan Pendidikan Berkelanjutan, Universitas Islam Muhammad bin Saud. LIPIA sendiri merupakan salah satu cabang Universitas Islam Muhammad bin Saud yang berada di Indonesia.

Demi terwujudnya acara ini, panitia penyelenggara mengundang lima orang pembicara  dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud. Kelima orang itu adalah Dr. Abdul Karim Al Hamidy, Dr. Ibrahim Al Maiman, Dr. Abdurrahman, Dr. Razinur Razin dan Dr. Abdullah Al Lahidan. Sesuai dengan acaranya, materi yang mereka sampaikan meliputi masalah akidah, fiqh, cara-cara memanfaatkan berbagai sarana atau fasilitas modern untuk dakwah disertai pemaparan tentang kepandaian-kepandaian dasar berpidato maupun khutbah dalam rangka menyampaikan syariat Islam kepada masyarakat.

Di antara keterampilan berpidato yang disampaikan, Ustadz Edy menuturkan, agar orang tertarik, hendaknya kita jujur dan ikhlas ketika berpidato atau berkhutbah. Selain itu, kita haruslah memperhatikan tingkat pendidikan dan usia pendengar, memperhatikan jenis kelamin juga dan kondisi mereka; sedang senang atau sedih. “Kita benar-benar diajarkan bagaimana berdakwah dengan cara-cara yang halus dan menyentuh,” kata beliau.

Materi disampaikan selama 64 jam, ujar Ustadz Edy, yang terbagi ke dalam sembilan hari penataran. Acara berlangsung dari pagi, pukul 09.15 WIB, hingga menjelang shalat Ashar pada pukul 3.40 WIB. “Materi diajarkan dalam enam jam pelajaran setiap hari. Walaupun demikian, kami diberi waktu istirahat selama lima menit di antara setiap jam pelajaran,” ungkap ustadz yang menguasai pelajaran Ushul Fiqh ini sambil memperlihatkan jadwal acara penataran tersebut.

 
 

Pimpinan Pondok Hadiri Seminar di Mataram

0
MATARAM—Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Lombok menggelar seminar bertema “Islam dan Tantangan Pemikiran Global” di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (5/11) lalu. Acara ini dihadiri Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. beserta 300 pimpinan dan guru-guru pesantren se-NTB. Tim pembicara berasal dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) yang dipimpin oleh Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. M.Phil. Seminar dibuka oleh Gubernur NTB, Tuan Guru Zainul Majdi.

Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. turut memberikan sambutan dalam acara yang membahas permasalahan Islam kontemporer ini. Dalam sambutannya, beliau menyinggung isu “Desakralisasi Al Qur’an” yang memang mulai marak berkembang saat ini. Proyek yang mengaburkan kesucian Kitabullah ini memang termasuk  salah satu tema pokok dalam liberalisasi Islam. Dengan mengikuti tradisi kajian Al Qur’an model orientalis, sejumlah pemikir liberal tampak berusaha keras meyakinkan kaum Muslim, bahwa Al Qur’an bukanlah sebuah kitab suci, tetapi kitab yang dianggap suci. Hal senada juga disampaikan Tuan Guru Sofwan Hakim, ketua Forum Kerjasama Pesantren se-NTB saat memberikan sambutan.

Untuk itu, menurut Adian Husaini yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut, bahkan ada yang berusaha keras menulis artikel untuk membuat kaum Muslim ragu-ragu terhadap kebenaran dan keotentikan Al Qur’an. Orang itu mencoba meyakinkan, bahwa Al Qur’an adalah kitab biasa-biasa saja, yang juga mengandung banyak kekurangan seperti kesalahan secara tata bahasa. Tentu saja, usaha yang dilakukannya itu hanyalah pekerjaan sia-sia yang tidak memberikan manfaat sedikit pun bagi yang bersangkutan. Meskipun si penulis mendapatkan imbalan tertentu di dunia. Tapi, sebenarnya dia tidaklah mendapatkan keuntungan apa-apa.
 
Selain itu, Gubernur NTB yang juga kandidat doktor ilmu Tafsir di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, bahkan menguraikan cukup panjang sejarah serangan kaum orientalis terhadap Islam, termasuk terhadap Al Qur’an. Ia menunjukkan sejumlah contoh kesungguhan dan kesabaran para orientalis dalam menyerang Islam. ”Sehingga dalam pertarungan ini, siapa yang lebih sabar, dialah yang akan menang,” ujarnya seraya mengajak para peserta seminar untuk meningkatkan kesabaran dalam berjuang menegakkan kalimatullah di muka bumi.

Tampaknya, bagi para ulama dan tokoh Islam di NTB, isu liberalisasi Islam sudah cukup akrab dengan mereka. Mereka mengakui, sejumlah masalah yang dibahas dalam seminar sudah terjadi juga di daerah mereka, meskipun dalam skala yang belum masif seperti di sejumlah kota di Pulau Jawa. Salah satu masalah yang sudah mulai dilontarkan kaum liberal di NTB adalah soal ”Desakralisasi Al Qur’an” seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Ada seorang tokoh di antara peserta seminar yang mengaku sempat berdiskusi dengan seorang mahasiswa IAIN Mataram. Mahasiswa ini bertanya kepadanya, ”Apakah Al Qur’an itu benar-benar suci atau dianggap suci?” Mendengar pertanyaan konyol itu, Pak Adian Husaini menjawab dengan agak bercanda, ”Tanyakan pada si mahasiswa, apakah dia benar-benar manusia atau dianggap manusia?” Demikianlah, hasil upaya kaum liberal untuk mengikis keimanan kaum Muslim di berbagai tempat. Salah satunya adalah dengan menistakan Al Qur’an, pegangan kokoh kaum Muslim di seluruh dunia.  

    
 
 

ISID Gontor 6 Lahir dengan Prodi Mu’amalat

0

MAGELANG—Merupakan sebuah kesyukuran bagi seluruh asatidz Pondok Modern Gontor 6 “Darul Qiyam” Magelang dengan dicetuskannya perkuliahan baru di pondok mereka, Oktober lalu. Kampus ke-5 Institut Studi Islam Darussalam (ISID) akhirnya terwujud dengan Fakultas Syari’ah untuk program studi (prodi) Mu’amalat. Inilah prodi pertama sekaligus perintis lahirnya ISID Gontor 6 di kampus yang terletak di Jawa Tengah ini. ISID sendiri, sebelum berdirinya kampus ke-5 ini telah memiliki 4 kampus yang lokasinya berjauhan satu sama lain. Keempat kampus itu adalah Kampus Gontor 1, Kampus Siman, Kampus Mantingan dan Kampus Kediri. Dengan adanya kampus baru di Magelang ini, ISID terlihat semakin dinamis mengembangkan sayapnya demi mencetak kader-kader umat di masa depan. 

Tepatnya, kampus ISID yang baru ini terletak di Gedung Gaza, Pondok Modern Gontor 6, dengan dilengkapi perpustakaan beserta koleksi buku-bukunya dalam bidang ekonomi. Mahasiswanya berjumlah 79 orang yang seluruhnya merupakan guru-guru Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Modern Gontor 6 “Darul Qiyam” Magelang. Merekalah mahasiswa perdana yang mengisi Gedung Gaza di mana para dosen Syari’ah menyampaikan materi-materi perkuliahan.  

Setelah sepekan menjalani Orentasi Progam Studi dan Pengenalan Kampus (OPSPEK), mereka pun dilantik secara resmi sebagai mahasiswa baru dalam acara Inaugurasi Mahasiswa Baru ISID Periode 1430, Senin (12/10) silam, bertempat di aula Gedung Pakistan Gontor 6. Selaku pembantu rector (purek) 1 ISID, K.H. Imam Subakir Ahmad mengesahkan mereka sebagai mahasiswa perintis Kampus Gontor 6. Acara bersejarah ini disaksikan pengasuh Pondok Moder Gontor 6, Ustadz H. Muhammad Syuja’i, BA, guru-guru senior Pondok Modern Gontor 6 dan dosen-dosen dari beberapa universitas di Yogyakarta yang nantinya akan mengajar mereka.

“Sebenarnya, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor telah menganjurkan kepada rektor dan para dekan ISID untuk membangun perkuliahan di kampus Pondok Modern Gontor 6 sejak tahun 2005. Tapi, dikarenakan jarak kampus yang lumayan jauh dan minimnya jumlah dosen yang dibutuhkan, proses pelaksanaan pembangunan perkuliahan pun menjadi terhambat. Namun, alhamdulillah akhirnya keinginan tersebut dapat terwujud pada tahun ini,” ujar K.H. Imam Subakir Ahmad dalam sambutannya ketika acara inaugurasi, Senin (12/10) sore.

Setelah inaugurasi mahasiswa baru, perkuliahan aktif dan berjalan lancar. Materi perkuliahan meliputi Studi Manajemen Islam yang diampu Drs. H. Y. Suyoto Arief, Ilmu Tafsir diampu Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Pengantar Ilmu Ekonomi oleh Windu Baskoro, S.E., M.M., kemudian materi Sejarah Peradaban Islam disampaikan H. Anang Rikza Mashadi, Filsafat Umum oleh Dr. H. Sarmawi Munthe, M.A., materi Bahasa Arab diampu oleh H. Yarin Rahmat, Lc. M.Ag., Ulumul Qur’an disampaikan oleh Dr. A. Mahfudz Masduki, M.A., untuk materi Bahasa Indonesia disampaikan Daniar Siahaan, S.H.I. dan materi Bahasa Inggris diampu oleh Eko Nur Cahyo, S.H.I. Terakhir, materi Ulumul Hadits oleh Dr. Zuhad Masduki, M.A.
 

Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.: ‘UDKHULUU FII GONTOR KAAFFAH’

0

MANTINGAN—Dalam khutbahnya yang disampaikan pada acara Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PKA) di Gontor Putri 1, Sabtu (7/11) lalu, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. selaku pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan arti pentingnya Khutbatu-l-‘Arsy bagi santriwati lama maupun baru. “Kita harus masuk Gontor secara utuh dan menyeluruh, udkhuluu fii Gontor kaaffah. Ikutilah segala kegiatan yang ada di pondok ini dengan ikhlas dan kaaffah,” ungkap beliau di sela-sela khutbah.


Acara yang digelar di Lapangan Auditorium Gontor Putri 1 ini berlangsung mulai pukul 07.00 hingga pukul 11.00 WIB. Seluruh peserta Apel Tahunan dituntut untuk berdisiplin, tak seorang pun yang datang terlambat. Di sinilah nampak nilai-nilai kedisiplinan Gontor yang sangat diutamakan. Sebabnya, di samping nilai-nilai kepesantrenan yang terus terjaga, dengan disiplin itulah Gontor bisa maju sampai sekarang. Bahkan, di negara manapun juga, kedisiplinan merupakan asas keberhasilan yang tidak bisa ditawar-tawar.   

Acara tahunan Pondok Modern Darussalam Gontor ini  dihadiri oleh 4.506 orang yang terdiri dari seluruh santriwati Gontor Putri 1 dan 2 beserta asatidz ditambah para tamu undangan dari Gontor dan cabang-cabangnya yang lain. Memang, PKA khusus diperuntukkan bagi Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor. Sehingga, pondok tidak pernah mengundang orang luar seperti bupati ataupun gubernur untuk mengikuti acara ini. Hal ini sudah menjadi sunah Pondok Modern Darussalam Gontor yang harus selalu dijaga waktu demi waktu.
 
Perhelatan akbar ini adalah barometer pondok selama satu tahun. Setiap santriwati dan para asatidz akan mampu menilai dan mengukur kemampuan pondok untuk menghadapi program yang ditargetkan untuk satu tahun ke depan. Untuk itu, PKA senantiasa menghadirkan tema filosofis yang mengandung visi dan misi pondok selama setahun. Adapun visi dan misi Gontor Putri 1 pada tahun ini terkandung dalam tema PKA “Peningkatan Kekhusyukan dalam Jihad Gontory Demi Mewujudkan Gontor Putri yang Ideal”. Hal ini sudah tercermin pada kesungguhan santriwati yang tampil pada PKA kali ini seperti Paskibra, Atraksi Pramuka, Senam Kreasi, Tari Massal, maupun Baris-Berbaris Antar Konsulat.

Di antara penampilan-penampilan di atas, Baris-Berbaris Antar Konsulat merupakan satu-satunya perlombaan yang ada sekaligus menjadi bagian dari Apel Tahunan itu sendiri. Lima Besar Terbaik diumumkan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. setelah beliau menyelesaikan khutbahnya. Konsulat Ponorogo yang diwakili barisan Konsulat Ponorogo I kembali berjaya seperti tahun-tahun sebelumnya dengan memboyong piala Terbaik I. Adapun untuk Terbaik II diraih barisan Konsulat Semarang I, Terbaik III direbut barisan Konsulat Ponorogo II, sedangkan Terbaik IV jatuh ke tangan barisan Konsulat Kediri, dan barisan Konsulat Semarang meraih gelar Terbaik V.
             
 

Kontingen Dalam LP3 XXII Raih Juara Umum dan Favorit

0
PONOROGO—Berakhirlah Lomba Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3) XXII dengan ditutupnya pesta akbar kepramukaan tahunan ini, Sabtu (7/11) pagi. Bertempat di Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. dengan resmi menutup salah satu rangkaian acara dalam Pekan Perkenalan Khutbatu-l-’Arsy tersebut. Dalam kesempatan itu, panitia mengumumkan para juara dari setiap kategori perlombaan. Kontingen dalam yang diwakili Gugus Depan (Gudep) 15089/11 dan Gudep 15089/15 berturut-turut memboyong gelar juara umum dan juara favorit.

Pada LP3 XXII tahun ini, kontingen dalam mendominasi gelar juara setiap kategori. Untuk kategori penggalang, Gudep 15089/05 membukukan nilai maksimal dan keluar sebagai juara pertama. Sedangkan Gudep 15089/09 mampu menduduki posisi kedua disusul Gudep 15089/17 sebagai juara ketiga. Selanjutnya, Gudep 15089/11 mencatat nilai tertinggi untuk kategori penegak dan meraih juara pertama sekaligus juara umum LP3 XXII. Di belakangnya, kontingen dari PP. Darul Qolam berhasil memperoleh gelar juara kedua dengan diiringi Gudep 15089/15 yang menduduki tempat ketiga.

Di samping itu, kontingen dalam juga tidak mengabaikan gelar sebagai juara harapan. Gudep 15089/07 dari kategori penggalang meraih gelar juara harapan pertama, selanjutnya disusul Gudep 15089/11 dan 15089/19 sebagai juara harapan kedua dan ketiga. Sedangkan Gudep 15089/05 merebut gelar juara harapan pertama untuk kategori penegak. Adapun Gudep 15089/07 dan kontingen dari Gontor 5 masing-masing memperoleh gelar juara harapan kedua dan ketiga.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada pembina dan adika teladan LP3 XXII. Melalui penyeleksian tim juri LP3 XXII, terpilihlah tiga pembina teladan pada LP3 XXII tahun ini. Ketiga pembina tersebut adalah Kelvin Sudrajat dari Gudep 15089/15, Abdul Basith dari kontingen Gontor Poso dan Khoirul Qoidin, pembina kontingen Gontor 3. Sedangkan Ahmad Sarwath dinobatkan sebagai adika teladan LP3 XXII bersama Vanillah. Keduanya terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tim juri meliputi berbagai aspek keteladanan seperti kepemimpinan, kecakapan, kreativitas dan lain sebagainya. Masing-masing berasal dari kontingen Gontor 6 dan kontingen dalam, Gudep 15089/07.

Kategori lainnya yang secara khusus diperuntukkan bagi kontingen luar adalah gelar terbaik kontingen luar. Gelar ini berhasil direbut kontingen PP. Darul Qolam yang sebelumnya menempati posisi kedua sebagai juara untuk kategori penegak. Terbaik kedua diperoleh kontingen dari PP. La Tansa Banten. Tidak ketinggalan, PP. Darunnajah Jakarta mampu mendapatkan gelar terbaik ketiga kontingen luar.

 
 

Dema ISID Wilayah Robithah Seleksi Ketua Baru

0

PAKISTAN—Dewan Mahasiswa (Dema) Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Wilayah Robithah memasuki masa-masa kepengurusan baru. Hal ini dimulai dengan pemilihan ketua baru Dema ISID Wilayah Robithah, Sabtu (7/11) pagi. Bertempat di aula Gedung Pakistan, para kandidat maju untuk dipilih sebagai ketua baru pada periode 2009-2010 mendatang.

 
Terdaftar lima kandidat ketua yang bersaing dalam bursa pemilihan ketua Dema ISID Wilayah Robithah kali ini. Semua kandidat merupakan mahasiswa yang sudah duduk pada semester VII. Mereka adalah Alam Mahardika, mahasiswa Syari’ah dengan program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH); Muttaqin, mahasiswa Syari’ah dari program studi PMH; Muhammad Thohari, mahasiswa Ushuluddin dengan program studi Akidah Filsafat dan Pemikiran Islam (AF); Zulfikri Hasibuan, mahasiswa Tarbiyah dari program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA); selanjutnya Abdul Basith, mahasiswa Syari'ah dengan program studi Mu'amalat.

Setelah diadakan pemilihan langsung, terpilihlah Muhammad Thohari dan Abdul Basith sebagai ketua baru Dema ISID Wilayah Robithah dengan masing-masing mengantongi lebih dari sepertiga suara yang ada. Muhammad Thohari berhasil meraup suara terbanyak dengan 137 suara dari 312 total suara yang sah. Abdul Basith menyusul dengan 116 suara. Sedangkan kandidat lainnya hanya mampu menyaring sedikit pendukung. Zulfikri Hasibuan hanya sanggup mengumpulkan 35 suara disusul Alam Mahardika dan Muttaqin dengan 14 suara dan 10 suara. Pada pemilihan ketua Dema ISID Wilayah Robithah kali ini ditemukan tujuh suara yang tidak sah. Namun itu tidak menghambat kelangsungan pemilihan yang sudah terlaksana.

Ketika dikonfirmasi, Abdul Amim, ketua Dema ISID Pusat, menyampaikan bahwa hasil pemilihan ini masih bersifat sementara. Panitia Pergantian Pengurus (P3) Dema masih menunggu keputusan final dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Untuk saat ini, Pimpinan Pondok tidak bisa ditemui terkait kepergian beliau ke Jambi untuk peletakan batu pertama Gontor 12 di kabupaten Tanjungjabung Timur. “Hasil pemilihan ini akan kita ajukan ke Pimpinan Pondok untuk ditetapkan beliau sebagai ketua. Hasilnya bisa berubah dan bisa juga tidak. Akan tetapi, hasil pemilihan langsung seperti ini biasanya disetujui beliau. Kita tunggu saja nanti,” komentarnya kepada Gontor Online, Ahad (8/11) kemarin.

LPj Dema ISID Wilayah Robithah dan PBS

Sesaat sebelum digelarnya pemilihan langsung ketua Dema ISID Wilayah Robithah, pada hari yang sama pengurus lama Dema ISID Wilayah Robithah membacakan laporan pertanggungjawabannya (LPj) di hadapan seluruh mahasiswa ISID Robithah. Lpj dibacakan oleh Syamsul Hadi, S.Th.I. yang baru saja memperoleh gelar sarjananya minggu lalu, Kamis (29/10). Laporan diterima dengan baik oleh seluruh mahasiswa yang hadir pada waktu itu. Di sela-sela laporannya, Syamsul berharap agar kepengurusan mendatang mampu meningkatkan prestasi dengan lebih baik.

Di lain pihak, acara yang sama juga digelar di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Panitia Bulan Syawwal (PBS) telah menunaikan tugasnya selama dua bulan lebih dan kembali menyerahkan mandatnya kepada Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Di hadapan seluruh santri se-Darussalam, PBS membacakan LPj-nya selama mengemban amanat dari Pimpinan Pondok sejak mereka dilantik Ramadhan silam.

Acara serah terima amanat dari pengurus PBS ke pengurus OPPM berlangsung malam harinya, Sabtu (7/11). Dengan didengarkan K.H. Hasan Abdullah Sahal, ketua PBS, Teddy Kusuma, membacakan surat mandat yang diserahkan kepada ketua OPPM, Muhammad Amin. Acara berlangsung khidmat dan menggugah semangat seluruh santri untuk mengikuti jejak langkah kakak-kakak kelasnya di PBS dan OPPM.

Kader Baru PMDG Berikrar

0
GONTOR—Sebanyak dua ustadz dan satu ustadzah Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali menambah daftar kader PMDG. Ketiganya telah berikrar di hadapan Pimpinan PMDG dan disaksikan oleh para pimpinan lembaga di PMDG, Jum’at (6/11) tadi, bahwa mereka menyatakan siap menjadi kader PMDG yang akan meneruskan perjuangan dan cita-cita Trimurti, Pendiri PMDG. Ketiga kader baru tersebut adalah Drs. H. Hariyanto Abdul Jalal, Yudi Afifuddin, S.H.I. dan Zahra ‘Izzaty Rosy. Dengan ini, kaderisasi terus berjalan seiring perkembangan pondok yang semakin meluas ke segala penjuru Tanah Air.

 
Penandatanganan surat perjanjian sebagai kader dilaksanakan hari itu juga di Kantor Pimpinan PMDG dengan dihadiri anggota keluarga masing-masing. Berlaku sebagai saksi ketika itu adalah K.H. Imam Subakir Ahmad, Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl. A. Ed. dan orang tua tiap-tiap kader; Abdul Jalal, ayah Drs. H. Hariyanto Abdul Jalal, Muh. Hadi ayahnya Yudi Afifuddin, S.H.I. dan H. Muhammad Syuja’i, BA. Ayahnya Zahra ‘Izzaty Rosy.

Dengan demikian, kader-kader tersebut telah siap sepenuhnya ditempatkan Pimpinan PMDG dimanapun saja. Saat itu juga, Yudi Afifuddin, S.H.I. diberikan dua pilihan tempat mengabdi. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. memintanya untuk memilih antara Gontor Putri 4 yang terletak di Lamomea, Konda, Konawe Selatan, dengan Gontor Putri 5 di Bobosan, Kandangan, Kediri. Tanpa pikir panjang, ustadz yang berasal dari desa Gontor ini memutuskan untuk mengabdikan dirinya di Gontor Putri 4. Maka, dalam beberapa hari setelah ini, yang bersangkutan akan segera diberangkatkan ke Kendari.

Sedangkan H. Hariyanto Abdul Jalal diputuskan untuk tetap berada di PMDG melanjutkan aktivitas mengajarnya. Berbeda dengan dua kader lainnya, Zahra ‘Izzaty Rosy dilamar Pimpinan Pondok untuk menjadi istri Ustadz Akrimul Hakim yang jauh sebelumnya sudah berikrar sebagai kader PMDG. Lamaran ini pun mendapatkan persetujuan dari H. Muhammad Syuja’i selaku wali dari Zahra. Zahra sendiri menerima dengan baik lamaran yang diajukan Pimpinan Pondok ketika itu. Dengan ini, akad nikah direncanakan akan berlangsung pada pertengahan bulan Desember mendatang.

 

Pemerintah Dati II Tanjungjabung Timur Jambi Berhibah Tanah 100 Hektar

0
GONTOR—Pondok Modern Darussalam Gontor kembali mendapatkan tanah wakaf seluas 100 hektar. Tanah tersebut dihibahkan Pemerintah Daerah Tingkat (Dati) II Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi, Drs. H. Abdullah Hich. Penyerahan tanah wakaf secara resmi akan dilaksanakan pada hari Senin (9/11) mendatang di Jambi. Namun sebelum itu, Bapak Bupati disertai istri dan beberapa orang staf Pemda Tanjungjabung Timur terlebih dahulu berkunjung ke Gontor dalam rangka menjalin tali silaturrahim dengan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Selasa (3/11) ini.


Sebenarnya, menurut Ustadz Mohammad Hatta Fahamsyah, Sekretaris Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, rencananya, acara kunjungan di atas disertai penandatanganan Piagam Wakaf oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, atas saran Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, acara penandatanganan Piagam Wakaf lebih baik dilaksanakan di Jambi sekaligus meninjau lokasi tanah wakaf tersebut. ”Atas saran Pimpinan Pondok, penandatanganan Piagam Wakaf digelar di Jambi saja, yakni di lokasi tanah wakaf tersebut. Kunjungan Bapak Bupati ke Gontor kali ini hanyalah untuk bersilaturrahim walaupun sebelumnya sempat merencanakan agar acara penandatanganan dilaksanakan di Gontor,” papar ustadz yang berasal dari Tuban ini kepada Gontor Online, Selasa (3/11) pagi.

Sementara itu, sebelum bertolak ke Gontor, Bapak Bupati beserta rombongan menyempatkan diri untuk mengunjungi Gontor Putri 1 di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, sekaligus ke Gontor Putri 3 yang berlokasi di Karangbanyu, Widodaren, Ngawi. Adapun kedatangan rombongan bupati ke Pondok Modern Darussalam Gontor disambut Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, di Kantor Pimpinan, Selasa (3/11) siang.

Selain Pimpinan Pondok, rombongan juga disambut ketua Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM), H. Zaenal Arifin Abdullah, S.Ag. dan ketua-ketua lembaga lainnya. Rombongan yang berjumlah 11 orang tersebut terdiri dari Bpk. Bupati, Drs. H. Abdullah Hich dan istri, Ibu Mardanelly Abdullah Hich. Adapun Staf Pemda yang termasuk dalam rombongan adalah Sapril, SIP., Nurmaya, SIP., Drs. H. Darminto, Sumardi, SSTP., Drs. Hadi Firdaus, M.Si., Yetno, H. Rusdianto, S.E., Arif dan Dzul Faisal.

Setelah makan siang bersama Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor di Aula Aligarh, rombongan bupati beristirahat di Wisma Darussalam. Malamnya, Bpk. Drs. H. Abdullah Hich beserta staf mengadakan pertemuan dengan seluruh santri yang berasal dari Jambi. Jumlahnya mencapai 49 orang. Sebelumnya, Bapak Bupati sempat menunaikan shalat Maghrib berjama’ah bersama seluruh santri se-Darussalam di Masjid Jami’ sekaligus memberikan sambutan di hadapan seluruh jama’ah. Acara ramah-tamah dengan santri-santri yang berasal dari Jambi dilangsungkan setelah shalat Maghrib tepat di aula pertemuan Wisma Darussalam dengan dihadiri Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl. A.Ed., ketua Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM), H. Zaenal Arifin Abdullah, S.Ag., ketua YPPWPM, H. Noor Syahid, S.Ag., wakil ketua IKPM, dan Ustadz Sururi, S.Ag., staf YPPWPM.