Home Blog Page 548

Pergantian Pengurus non-OPPM, Kelas 6 Bersiap Hadapi Ujian

0

DARUSSALAM—Setelah lebih dari seminggu pasca pergantian pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089, kali ini giliran bagian-bagian di luar struktur OPPM atau biasa disebut non-OPPM (swasta-red) yang mengadakan pergantian pengurus sebagai bentuk kaderisasi, Jum'at (8/5). Menurut penuturan Ust. Alwi Yusron, staf pengasuhan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), hal ini haruslah segera dilaksanakan berhubung sudah dekatnya masa ujian akhir bagi para siswa kelas 6 Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) yang notabene merupakan pengurus lama di bagian masing-masing. Agar mereka dapat memfokuskan diri dalam belajar, maka kepengurusan di setiap bagian atau organisasi harus segera diserahkan kepada siswa kelas 5 sebagai kader penerus di bagian tersebut.


“Bagian non-OPPM tidak kalah penting dibandingkan bagian OPPM sendiri. Bagian-bagian yang berada di luar struktur kepengurusan OPPM ini memiliki andil yang cukup besar dalam menjalankan kegiatan pendidikan di pondok ini. Sama halnya dengan OPPM dan Koordinator Gerakan Pramuka, bagian non-OPPM pun harus mengadakan pergantian pengurus,” jelas ustadz yang bertanggung jawab terhadap kepengurusan kelas 5 tahun ini, Ahad (4/5) siang.

Dalam kepengurusan bagian non-OPPM terdapat dua bentuk bagian, yakni bagian yang memiliki asisten dan instansi yang mandiri. Bagian yang merekrut asisten mencakup Bagian Diesel, Pembangunan, Administrasi, dan Sekretaris Dapur (Sekda) Keluarga, Darussalam Computer Center (DCC) dan Laboratorium. Adapun bagian yang berbentuk instansi meliputi Language Course Department (LCD), Forum Pengembangan Potensi dan Wawasan Santri (FP2WS), Ilmu Tarbawy Qur’any (ITQAN), Perpustakaan Darussalam, serta Darussalam Pos (DP).
 
Kedua bentuk bagian ini tentulah berbeda walaupun sama-sama non-OPPM. Bagian yang pertama, anggotanya hanyalah berfungsi sebagai asisten yang bertugas meringankan pekerjaan bagian tersebut. Dengan kata lain, mereka hanyalah melaksanakan segala tugas dari asatidz di bagian itu yang sekaligus menjadi pembimbing mereka. Sedangkan instansi, anggotanya bekerja secara mandiri di bawah struktur kepengurusan yang ada untuk melaksanakan program-program bagian tersebut. Mereka membuat program sendiri, melaksanakan dan mengadakan evaluasi sendiri. Walaupun mereka juga mempunyai pembimbing, akan tetapi fungsi pembimbing di sini hanyalah memantau dan mengarahkan saja agar bagian tersebut terus meningkatkan kinerja dan prestasinya secara mandiri. Sehingga, mereka akan mampu mengembangkan kreatifitas dan potensi di bagian tersebut di bawah pengawasan dan bimbingan para pengurus dan musyrif (pembimbing-red).

PSA Pererat Ukhuwwah Siswa Akhir KMI

0

KAMPUNG DAMAI—Demi mempererat rasa kebersamaan siswa akhir Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI), dilantiklah segenap Panitia Siswa Akhir (PSA), Ahad (3/5) lalu. Selain untuk memupuk ukhuwwah, organisasi yang berfungsi sebagai wadah penyalur aspirasi siswa kelas 6 KMI ini bertujuan mengkoordinir seluruh acara dan kegiatan siswa akhir KMI menjelang yudisium kelulusan pada bulan Ramadhan nanti.

Sebelumnya, telah diadakan pemilihan ketua PSA beberapa pekan lalu, Jum'at (1/5). Setelah melalui proses pemilihan yang dilakukan oleh seluruh siswa kelas 6, terpilihlah tiga orang ketua PSA 2009 dari delapan kandidat yang diajukan staf Pengasuhan Santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Mereka adalah Deny Vredyan Anis, Amin Mujahid, dan Imam Mujahid. Ketiganya berhasil mengungguli Nanang, Adam, Zia ul-Haq, Bagus Abdillah, dan Tanzil Fawaiq Sayyaf, lima kandidat lainnya yang tidak terpilih.

“Seluruh kegiatan kelas 6 sebelum menghadapi yudisium kelulusan dikelola PSA. Pastinya, semuanya menyangkut seluruh aktivitas yang melibatkan kelas 6, baik dalam kegiatan peningkatan ibadah, acara-acara kelas 6, khataman, hingga kegiatan rihlah tarbawiyah atau study tour,” ungkap Deny Vredyan Anis, siswa kelas 6-G yang sempat menjabat sebagai staf Bagian Diesel itu, Ahad (10/5).

Untuk saat ini, ungkap Deny, kegiatan PSA adalah mengkoordinir jalannya kegiatan ta’hil untuk mata pelajaran yang terasa sukar bagi siswa akhir. Adapun setelah ujian akhir selesai, PSA akan berkonsentrasi dalam pemesanan bis untuk kegiatan study tour, pelaksanaan acara Six Show, penyelenggaraan acara khataman kelas 6, dan pengelolaan café siswa akhir ketika ujian akhir tahun siswa KMI tiba.

Tahun ini, papar siswa akhir yang pernah menjadi anggota rayon Wisma Hadi ini, PSA mendapatkan satu kamar tambahan. Sebelumnya, kepanitiaan yang menempati Gedung Midlo'ah lantai 2 ini hanya memperoleh dua kamar saja. Menurutnya, bertambahnya kamar panitia tersebut disebabkan adanya penambahan jumlah panitia harian yang kini berjumlah 36 orang dari panitia yang seluruhnya berjumlah 134 orang.

Deny mengungkapkan, panitia harian tersebut telah menempati kamar yang telah disediakan sehari setelah pelantikan, Senin (4/5) lalu. “Pada hari itu juga para kami membuat jadwal kegiatan siswa akhir KMI tahun ini,” katanya.

Menurutnya, untuk membangun dan mempererat persatuan para siswa akhir, sebagai panitia, mereka haruslah mempunyai inisiatif seperti mengadakan baca Al Qur'an bersama di Masjid Jami', lari pagi atau senam bersama pada hari Jum’at. Selain itu, mereka juga harus melaksanakan dan mengatur karantina kelas 6 bersama para pembimbing di Balai Pendidikan Pondok Modern (BPPM).

Selain itu, menghadapi praktek mengajar atau amaliyah, Sabtu (23/5) mendatang, PSA telah memesan papan dada bagi seluruh siswa kelas 6. Papan dada yang dipesan di Jombang dengan warna hitam itu digunakan untuk menulis catatan-catatan evaluasi cara mengajar peserta amaliyah. Di samping itu, PSA juga mulai memesan kaos dan celana olahraga (training-red) marhalah di bagian konveksi PMDG, Senin (1/5) lalu. Sedangkan untuk pembuatan jaket dan pakaian olahraga akan dimulai saat siswa kelas 6 yang ada di pondok-pondok cabang mulai berdatangan. Rencananya, pembuatan jaket dan pakaian olahraga serta pernak-pernik lainnya akan dibuat di kota Malang.

PSA juga sudah mulai mendata barang-barang yang akan diwakafkan kelas 6 tahun ini melalui berbagai usulan dari para siswa akhir. Barang-barang yang akan menjadi wakaf kelas 6 2009 tersebut di antaranya adalah fiber glass di tangga masjid, dispenser, dan plakat di sekitar Koperasi Pelajar (Kopel) yang bertuliskan “The Revolution Starts from Here”. Untuk barang-barang wakaf lainnya, menurut Deny, masih menunggu usulan-usulan dari para siswa lainnya.

Sebelum mengakhiri wawancara, Deny menyebutkan, pembayaran yang harus dilunasi siswa akhir KMI tahun ini adalah sekitar Rp 1,1 juta. Menurutnya, pembayaran tersebut masih belum pasti karena mereka masih memperkirakan adanya penambahan kegiatan kelas 6 yang juga membutuhkan tambahan biaya. Untuk sementara, rencananya biaya sebesar Rp 1,1 juta tersebut akan digunakan untuk kegiatan study tour dan membeli barang-barang wakaf siswa akhir KMI. “Kami baru dapat memastikan besarnya biaya yang ditanggung kelas 6 tahun ini setelah selesainya ujian akhir KMI nanti,” tutur santri asal Boyolali tersebut.

LAC Rancang Buku Bahasa Baru

0

PEACE COUNTRY—Language Advisory Council (LAC) berencana membuat buku baru untuk peningkatan bahasa Arab. Buku tersebut rencananya memuat kalimat-kalimat yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, yaitu kalimat-kalimat percakapan yang biasa digunakan orang-orang Arab dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, LAC juga akan membuat sebuah buku kumpulan teks pidato yang nantinya akan dipakai untuk kegiatan muhadloroh.

“Kami akan segera menyelesaikan pembuatan buku-buku tersebut untuk menambah koleksi buku-buku bahasa yang sudah ada. Hal ini merupakan instruksi langsung dari Bapak Pimpinan, Al-Ustadz Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. beberapa hari yang lalu,” ungkap Ust. Saibani Rahman, salah satu staf LAC, ketika ditemui Darussalam Pos, Senin (11/5) di kantornya.

Selain itu, LAC juga berencana membuat film yang menayangkan percakapan santri dengan bahasa resmi. Untuk program ini, LAC akan bekerja sama dengan Gontor TV. Di samping itu, dalam waktu dekat, LAC akan mengadakan perlombaan bahasa antar kursus bahasa. Perlombaan serupa juga diadakan untuk anggota Pasukan Khusus (Pasus) Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089.

“Dengan ini, kami berharap para santri menyadari betapa pentingnya bahasa bagi masa depan mereka kelak. Banyak hal yang dapat kita lakukan apabila kita mahir berbahasa,” ujarnya menutup wawancara.

Praktek Manasik Haji Tingkatkan Pemahaman Siswa

0

GONTOR–Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor kembali menggelar praktek manasik haji yang diikuti seluruh siswa kelas 1 dan 1 intensif, Sabtu (9/5). Praktek manasik haji yang selalu diadakan setahun sekali ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa KMI terhadap pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan pelajaran yang diajarkan di kelas. Dengan demikian, mereka akan mampu melaksanakan dan menjelaskan rukun Islam kelima ini dengan benar.
Kegiatan di luar kelas ini dilangsungkan selama enam hari dengan dimulai pada hari Sabtu hingga Kamis, 9-14 Mei 2009. Setiap hari ada empat kelas yang mendapat giliran praktek manasik haji, yakni dua kelas dari kelas 1 yang mengadakan praktek pada jam pertama dan kedua, dua kelas dari kelas 1 intensif mendapatkan giliran pada jam ketiga dan keempat.

Praktek manasik haji ini melibatkan seluruh pengajar Fiqh dari kelas 1 dan 1 intensif. Mereka akan mendampingi kelasnya masing-masing pada jadwal yang telah ditentukan. Pada hari pertama, Ust. Gusti M. Shidqi bersama Ust. Ryan Khoirurijal mendampingi seluruh siswa dari kelas 1-B dan 1-C yang mendapatkan giliran pada jam pertama dan kedua. Setelah mengenakan pakaian ihram, “rombongan haji” ini menuju ke tempat-tempat yang telah ditentukan untuk melakukan manasik haji. Beberapa hari sebelumnya, staf KMI telah menandai tempat-tempat manasik seperti “Mina”, “Arofah”, “Muzdalifah” dan lain sebagainya yang telah menjadi ketentuan di dalam pelaksanaan ibadah haji.
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka….labbaik…!” salah seorang “pemimpin rombongan” berseru memimpin teman-temannya meneriakkan talbiyah dalam menunaikan ibadah haji.

Kegiatan ini berlanjut sampai hari terakhir pelaksanaan manasik haji, Kamis (14/5). Pada akhir pelaksanaan praktek manasik haji ini, dua kelas mendapat giliran praktek pada malam hari. Sebabnya, pada hari Kamis setelah jam keempat para asatidz mengadakan perkumpulan mingguan, maka kelas 1-M dan 1-P mendapatkan waktu khusus pada malam harinya. Mereka dibimbing oleh Ust. Akmal Firdaus dan Ust. Fawwaz Ahmad Zarkasyi mengakhiri praktek manasik haji tahun ini.*asa
 

Sukseskan Amaliyah, Panitia Bekerja Optimal

0

DARUSSALAM—Demi kesuksesan pelaksanaan Amaliyah Tadris (praktek mengajar-red) tahun ini, para panitia yang terdiri dari Ust. Ade Nur Rohim, Ust. Noviani Ardi dan Ust. Wildan Shohib, telah melakukan persiapan yang matang. Tiga minggu menjelang acara pengarahan umum tentang Amaliyah Tadris pada hari Sabtu, (23/5) lalu, panitia sudah menentukan pelajaran yang akan dipraktekkan. Satu minggu kemudian panitia melakukan pemeriksaan kelengkapan peralatan Amaliyah Tadris. Untuk menentukan pelajaran yang akan dipraktekkan, setiap siswa akhir diwajibkan memilih beberapa pelajaran yang dikuasai sehingga memudahkan mereka dalam praktek nanti.

“Sebanyak 170 orang pembimbing telah kami persiapkan untuk menyukseskan Amaliyah Tadris atau Tarbiyah Amaliyah nanti. Mereka terdiri dari guru tahun kelima ke atas,” tutur Ust. Ade, Senin (18/5) lalu. Menurutnya, untuk memperlancar pelaksanaan Amaliyah Tadris, baik di Gontor 1 ataupun di pondok-pondok cabang, diperlukan koordinasi dan pengarahan bagi para pembimbing Amaliyah Tadris. Maka, seluruh asatidz pembimbing dari seluruh pondok cabang diundang ke Gontor 1 untuk menyimak pengarahan yang disampaikan Pimpinan Pondok dan Direktur KMI  pada hari Sabtu-Ahad, 23-24 Mei 2009 lalu.    
    
Tidak semua pondok cabang memiliki cukup guru untuk membimbing amaliyah, ungkap salah satu staf KMI yang berasal dari Jakarta itu, guna mengatasi kekurangan tersebut, panitia akan mengirim beberapa guru dari Gontor 1 ke pondok-pondok cabang yang membutuhkan. Para pembimbing pondok cabang akan kembali ke pondok masing-masing setelah dilaksanakannya Amaliyah Perdana di Gontor 1. Ketika disinggung mengenai kriteria yang ditetapkan bagi mereka yang mendapatkan kehormatan sebagai pelaksana Amaliyah Perdana, Ust. Ade mengatakan, tidak ada kriteria khusus dalam pemilihan. “Tapi, keseharian siswa yang bersangkutan serta kepribadian dan mentalitasnya di mata wali kelas merupakan hal penting dalam menentukan peserta Amaliyah Perdana,” tuturnya.

Adapun pelaksana Amaliyah Perdana tahun ini sebanyak lima siswa yang telah dipilih Direktur KMI, Ahad (24/5) kemarin. Mereka berlima akan melaksanakan Amaliyah Perdana pada jam pelajaran kedua di tempat-tempat yang telah ditentukan panitia, Selasa (26/5) ini. Balai Pendidikan Pondok Modern (BPPM) merupakan salah satu tempat yang setiap tahun selalu digunakan untuk pelaksanaan Amaliyah Tadris  Perdana. Nabhan Pradana, siswa kelas 6-B yang termasuk dari kelima siswa tersebut akan melaksanakannya di tempat ini. Sedangkan Sholahudin Al-Ayyubi, pelaksana lainnya yang kini duduk di kelas 6-C, mendapatkan tempat praktek di Gedung Olahraga (GOR). Nabhan akan mengajarkan pelajaran Muthala'ah di kelas 2-B, sedangkan Sholahuddin mendapat jatah yang sama di kelas 1 intensif B.

Pelaksana Amaliyah Tadris Perdana lainnya adalah Adam Pratama, Rahmat Satria dan Ma'mun. Masing-masing mendapatkan tempat praktek di Aula Gedung Pakistan, Gedung Rabithah 308 dan Gedung Rabithah 307. Adam Pratama, siswa kelas 6-B yang merupakan siswa pindahan pertama dari Gontor  8 Lampung akan mengajar kelas 2-C. Sedangkan Rahmat Satria, siswa kelas 6-F, mengajarkan pelajaran yang sama, Muthala'ah, di kelas 2-D. Sedangkan Ma'mun mendapatkan jatah praktek mengajar di kelas 1 intensif C. Semuanya mengajarkan pelajaran Muthala'ah karena langkah-langkah yang dterapkan untuk mengajarkan pelajaran ini lengkap sesuai dengan yang tertera di buku Tarbiyah 'Amaliyah.

Kendala yang sering terjadi setiap tahun, menurut Ust. Ade, sedapat mungkin haruslah dihindari. Sebabnya, hal ini dapat menghambat kelancaran Amaliyah Tadris. Di antara hambatan yang sering terjadi, katanya, banyak siswa kelas 6 terlambat menuju kelas-kelas yang sudah ditentukan, tidak lengkapnya buku penunjang pelaksanaan Amaliyah Tadris yang harus mereka miliki . Selain itu, banyak juga yang tidak mengetahui tempat kelompoknya melaksanakan amaliyah atau praktek.

Selaku Nara Sumber, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA. Hadiri “Workshop Peningkatan Kapasitas Pondok Pesantren”

0

JAKARTA – Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA. mendapatkan kepercayaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) untuk menjadi nara sumber pada acara “Workshop Peningkatan Kapasitas Pondok Pesantren” yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Rabu (13/5) ini. Topik yang disampaikan beliau membahas tentang “Penataan Kelembagaan dan Kurikulum Pondok Pesantren Sebagai Ikhtiar Penjaminan Mutu dan Penguatan Kapasitas”.


 
Acara yang bertempat di Hotel Millenium, Jl. Fahrudin No. Tanah Abang Jakarta Pusat itu dibuka langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali, Rabu (13/5) sore, pukul 16.00 WIB. Adapun jumlah peserta yang mengikuti acara ini sebanyak 100 orang. Mereka adalah para pengasuh pondok pesantren dari seluruh Indonesia. Acara ini digelar selama tiga hari berturut-turut, dimulai pada tanggal 13 Mei  hingga tanggal 15 Mei 2009.

Setelah pembukaan dan pengarahan, acara langsung dilanjutkan dengan pemberian materi tentang “Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kurikulum Pondok Pesantren” yang disampaikan Dirjen Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Drs. H. Choirul Fuad Yusuf, MA. Kemudian pada malam harinya, materi disampaikan oleh Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA. bersama-sama dengan Prof. Dr. KH. Tolchah Hasan mengenai cara menata lembaga pesantren dan kurikulumnya yang dapat menjamin mutu dan memperkuat kapasitas pondok pesantren itu sendiri. Setelah itu, Dr. H. Affandi Mochtar, MA. selaku Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam juga menyampaikan materi dengan tema “Penguatan Kelembagaan Pondok Pesantren sebagai Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional”.

Selain itu, Kepala Puskur Dep. Diknas juga menjadi nara sumber dalam acara ini, Kamis (14/5) pagi. Adapun tema yang disampaikan adalah “Penguatan Kurikulum Pondok Pesantren: Langkah-langkah Penyusunan dan Pengembangan”. Sedangkan untuk materi tentang “Penguatan Kapasitas Pesantren Sebagai Pusat Tafaqquh Fiddin dan Kaderisasi Ulama” dibawakan oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA pada hari yang sama.

Di samping pemaparan materi oleh para nara sumber, acara juga diisi dengan diskusi kelompok tentang sistem manajemen dan pengelolaan ataupun pengembangan kurikulum pondok pesantren. Setelah perumusan hasil akhir oleh Tim Akademik, acara pun akan ditutup oleh Direktur PD Pontren, Drs. H. Choirul Fuad Yusuf, MA, Jum'at (15/5) siang.    
 

Exact Club Tampil dengan Laboratory Science Expo

0

DARUSSALAM – Dengan tujuan memperkenalkan kegiatan laboratorium yang dihuni para penggemar eksak itu, Exact Club menggelar acara Laboratory Science Expo, Jum'at (8/5) lalu. Acara yang dilaksanakan di samping Balai Pendidikan Pondok Modern (BPPM) itu berlangsung dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB dengan berbagai kegiatan praktek yang dilakukan anggota Exact Club. “Acara ini bertujuan memperkenalkan kepada para santri berbagai aktivitas yang kami lakukan di laboratorium, selain itu kami ingin menyampaikan betapa menyenangkannya bergelut di dunia eksak,” tutur M. Isa Haris, salah seorang pengurus Exact Club yang kini duduk di kelas 6-G, Sabtu (9/5).


Isa mengungkapkan, tahun ini mereka sudah mengadakan tiga kali acara semacam ini. Sebelumnya pernah diadakan di Pendopo pada pertengahan tahun pertama, kemudian untuk kedua kalinya mereka melaksanakannya bersamaan dengan acara Expo OPPM  pada tanggal 1 Muharram 1430 silam. “Kali ini adalah acara yang ketiga kami laksanakan di akhir kepengurusan kami sebelum memfokuskan pikiran kami untuk menghadapi ujian akhir kelas enam,” papar santri yang telah menjadi pengurus Exact Club selama setahun ini kepada kru Warta Mingguan Darussalam Pos.

Dalam acara ini, Isa memaparkan, para santri akan dapat mengenal alat-alat yang digunakan dalam pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan alat-alat elektronika yang terdapat di laboratorium. “Kalau mereka ke laboratorium, mereka akan menemukan alat-alat tersebut,” katanya.

Semua alat-alat yang ditampilkan di Laboratory Science Expo ini ditempatkan pada bagiannya masing-masing sesuai dengan pembagian laboratorium itu sendiri. Menurut penuturan Isa, laboratorium bertingkat tiga yang terletak di sebelah utara lapangan sepak bola Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut dibagi ke dalam enam bagian. Untuk praktek Kimia dan Biologi terletak di lantai 1, sedangkan lantai 2 digunakan untuk praktek Fisika dan digunakan juga untuk laboratorium komputer pada ruangan khusus yang di dalamnya terdapat 25 set komputer. Adapun lantai 3 laboratorium digunakan untuk ruangan elektronika dan ruangan keterampilan.

Di samping memperkenalkan alat-alat laboratorium, di dalam Laboratory Sciece Expo ini para santri juga dapat mengetahui golongan darah mereka. Tes golongan darah ini dilakukan sendiri oleh anak-anak anggota Exact Club yang sudah terlatih dengan baik. Bagi setiap santri yang ingin mengetahui golongan darah mereka diharuskan untuk membayar biaya pemeliharaan alat sebesar Rp 2 ribu.

Selain itu, Isa dkk. juga mengadakan kegiatan tanya jawab berhadiah berkenaan dengan kegiatan laboratorium dan Exact Club itu sendiri. Bagi setiap santri yang mampu menjawab pertanyaan, akan mendapatkan hadiah berupa mug cantik yang disablon dengan gambar-gambar favorit yang sablonannya merupakan hasil kreativitas anggota Exact Club sendiri. “Kegiatan yang kami adakan ini cukup menarik minat santri untuk berpetualang di dunia eksak,” tutur Isa.

“Sebenarnya, Exact Club sendiri selalu mengadakan kegiatan rutin mingguan,” terang Isa. Mereka membuka perpustakaan eksak secara rutin setiap hari Jum'at di samping masjid Jami'. Kegiatan yang mendapatkan bimbingan langsung dari Ust. Mufti Imam Suyanto dan Ust. Fuad Syukri Zein ini melibatkan seluruh anggota Exact Club yang kini berjumlah 35 orang dari kelas 2-4 KMI.

Ketika ditanya tentang perekrutan anggota baru, Isa menyatakan, sebentar lagi mereka akan mengadakan pendaftaran anggota baru dengan sistem penyeleksian yang ada. Mereka membutuhkan anggota yang rajin dan aktif setelah melewati tiga kali ujian atau seleksi. Ketiga ujian itu meliputi ujian tulis, ujian praktek dan ujian loyalitas yang hasilnya akan ditentukan seminggu setelah itu.
Kepengurusan Exact Club sendiri sudah dipegang siswa kelas 5 yang berjumlah sebanyak enam orang. Mereka adalah Rama Tiar, Haikal Al-Ghomam, Aziz Naufal, Anas Mahfudz, Naufal Shidqi dan Afdi Rizal. Keenam pengurus ini baru saja dilantik Selasa (5/5) silam.

Hingga saat ini, keberadaan Exact Club di Pondok Modern Darussalam Gontor membawa manfaat yang cukup besar dengan perannya sebagai benteng mata pelajaran eksak di Gontor. Mereka telah mengikuti Madrasah Science Expo di Yogyakarta pada Januari 2009 silam. Kini, mereka tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti acara National Science Expo pada bulan Agustus mendatang. Untuk itu, Isa dkk. berhasil membuat sebuah alat penyimpan panas dengan tenaga surya yang diberi nama heat saving box. “Kalau Pak Kiyai mengijinkan, kita akan berpartisipasi dalam National Science Expo nanti,” harap Isa.  

Kelas 5 Hadapi Fathul Kutub

0

GONTOR – Aktivitas di Pondok Modern Darussalam Gontor selalu mewarnai setiap gerak langkah santri dari kelas 1 sampai kelas 6. “Al-Ma'hadu laa yanaamu abadan,” demikian kata-kata Ustadz KH. Imam Badri berkenaan dengan padatnya kegiatan santri Gontor. Ustadz KH. Imam Zarkasyi juga pernah mengatakan, “Kulla yaumin nahnu fii sya'n.” Demikianlah, setelah selesainya acara laporan pertanggungjawaban dan pergantian pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) beserta Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089, yang berlangsung dari hari Ahad hingga hari Rabu, 26-29 April silam, kini siswa kelas 5 kembali disibukkan dengan acara Fathul Kutub.


Acara yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) itu melibatkan 728 siswa dari kelas 5-B sampai 5-T ditambah tiga siswa dari kelas Program Khusus (PK) 5. Di samping itu, seluruh wali kelas 5 yang berjumlah 19 orang akan ikut serta dalam acara ini sebagai pembimbing. Selain itu, lima orang asatidz pembimbing yang bukan wali kelas juga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan acara ini. Jadi, pembimbing yang akan mengawal seluruh siswa kelas 5 demi kesuksesan Fathul Kutub tahun ini berjumlah 24 asatidz di bawah empat koordinator; Ustadz Imam Awaluddin, MA, Ustadz Imam Iskarom, Lc, Ustadz Sunan Autad, Lc. dan Ustadz Fathan Aziz, Lc.”Seluruh siswa kelas 5 dibagi ke dalam 46 kelompok. Setiap pembimbing dari 24 asatidz yang ada membawahi 2 kelompok. Jumlah kelompok yang ada pada tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu, pada tahun lalu jumlahnya sama dengan tahun ini,” tutur Ustadz Arif Rahmatullah Jamil selaku panitia Fathul Kutub kelas 5 2009 di sela-sela kesibukannya, Sabtu (9/5).

Selain itu, menurut ustadz yang merupakan salah seorang staf Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor ini, pelaksanaan Fathul Kutub tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Antara lain, masail atau permasalahan yang diberikan kepada siswa lebih banyak. Di samping itu, tiga pokok bahasan yang meliputi Akidah Akhlak, Fiqh dan Hadits sebelumnya hanya disampaikan oleh satu orang. Sedangkan tahun ini, setiap pokok bahasan disampaikan seorang muwajjih yang menguasai bidang tersebut. Ustadz H. Ahmad Suharto, S.Ag. menyampaikan pembahasan di bidang Akidah dan Akhlak, adapun untuk bidang Fiqh disampaikan Ustadz H. Syarif Abadi, sedangkan pokok bahasan di bidang Hadits disampaikan oleh Ustadz Imam Awaluddin, MA. di BPPM, Sabtu (9/5) pagi.

“Alhamdulillah, persiapan kami pada tahun ini lebih matang daripada tahun lalu. Kami telah mengadakan koordinasi lebih awal untuk kelancaran Fathul Kutub tahun ini, dari persiapan buku, diktat dan tata cara pelaksanaannya. Adapun buku-buku yang tersedia sangat cukup untuk digunakan pada Fathul Kutub tahun ini, sehingga kami tidak perlu membeli buku-buku baru untuk melengkapi keperluan yang ada,” ungkap Ustadz Arif Rahmatullah Jamil yang bekerjasama dengan Ustadz Rozzaqul Hasan sebagai panitia pelaksanaan Fathul Kutub tahun ini.

Sebelumnya, acara yang akan berlangsung selama enam hari ini (8-13 Mei), dibuka oleh Ustadz Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. dan Ustadz Masyhudi Subari, MA, Jum'at (8/5) malam di BPPM.”Dengan acara ini, kita berharap dapat mengikuti jejak Rasulullah SAW dan mewarisi apa yang telah ditinggalkan umat Islam sebelum kita berupa ilmu pengetahuan dan peradaban,” harap Ustadz Arif Rahmatullah Jamil.    

Gontor dan MP3A Berencana Gelar Sarasehan Pondok Pesantren

0
DARUSSALAM — Dengan tema “Menggali Khazanah Mutiara Pendidikan Islam dari Dunia Pesantren”, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bekerjasama dengan Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam (MP3A) Departemen Agama (Depag) RI berencana menggelar acara Sarasehan Pondok Pesantren pada bulan Maret 2010, Sabtu (13/3) mendatang. Acara yang akan bertempat di kampus PMDG tersebut dimaksudkan untuk menjembatani antara pondok pesantren yang kaya akan khazanah mutiara pendidikan Islam dengan Depag RI. Menindaklanjuti rencana ini, Pimpinan PMDG, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA berangkat ke Jakarta, Selasa (2/2) kemarin, guna bertemu dengan Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), Drs. H. Suryadharma Ali, MSi.

Penyelenggaraan sarasehan ini juga bertujuan mengokohkan silaturrahim dan koordinasi antar pondok pesantren untuk mengingkatkan peran dan fungsinya dalam pembangunan bangsa. Selain itu, acara yang akan dibuka Menag RI tersebut diharapkan dapat menghimpun aspirasi, pengalaman emas dan pemikiran dari para pengasuh pondok pesantren sebagai bahan pertimbangan Menag dalam upaya peningkatan pendidikan agama Islam di lingkungan Depag RI.
Rencananya, selain membuka acara, Menag RI, Drs. H. Suryadharma Ali, MSi juga akan bertindak sebagai keynote speaker. Adapun yang akan bertindak sebagai nara sumber dalam acara yang diketuai Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH bersama H. Ahmad Suharto, S.Ag. ini adalah KH. Idris Djauhari, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan, Sumenep, KH. Shalahuddin Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH. Idris dari Pasuruan dan KH. Zulkifli Muhadli, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlash, Taliwang, Sumbawa. Selain itu, peserta yang direncanakan hadir berjumlah 100 orang berasal dari para pengasuh pondok pesantren di Indonesia ditambah pengurus MP3A sebanyak 20 orang.

Dapat terlaksananya acara ini dinilai sangat penting karena pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia sangatlah kaya dengan pengalaman emas dan mutiara nilai-nilai pendidikan Islam.

Reputasi dan prestasi unggul pesantren telah dibuktikan dengan melahirkan banyak ulama intelektual, pejuang yang nasionalis, guru-guru bangsa yang mengabdi tanpa pamrih, bahkan pahlawan-pahlawan bangsa yang sangat gigih berjuang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan bangsa dari kolonial dan imperial yang mengukung bangsa Indonesia. Hingga saat ini, pesantren terus mengembangkan kifah dan kiprahnya sebagai benteng pertahanan moral, lembaga pengkaderan ulama dan pemimpin umat serta agen perubahan dan peradaban islami bagi masyarakat.

Tauzi’ul A’mal, Libatkan Semua Guru dan Siswa Akhir KMI

0
KAMPUNG DAMAI—Ujian sudah di ambang pintu terutama ujian syafahi (ujian lisan-red) yang tinggal satu hari lagi, Kamis (28/1) ini. Dengan ini, Panitia Ujian Pertengahan Tahun 1430-1431/2009-2010 telah melakukan pembagian tugas untuk kelancaran pelaksanaan ujian syafahi yang akan berlangsung selama 12 hari tersebut. Di Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak ada satu pun guru maupun siswa akhir Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) atau siswa kelas 6 yang tidak mendapatkan tugas dalam pelaksanaan ujian.


Semuanya terlibat, baik sebagai penguji, bertugas di sektor-sektor pondok ataupun sebagai pemantau jalannya ujian. Pembagian tugas ini secara resmi diumumkan Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A., dalam acara Taujihat wal Irsyadat wa Tauzi’ul A’mal fi-l-Imtihan As-Syafahi, Selasa (26/1) pagi. Bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), acara ini dihadiri Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. Sebelumnya, siswa kelas 6 KMI telah mendapatkan pengarahan dari Direktur KMI, Senin (25/1) malam, di BPPM dengan tujuan supaya mereka lebih memahami fungsi mereka sebagai penguji.

Adapun materi ujian syafahi di Gontor meliputi Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al-Qur’an. Dalam ujian syafahi untuk materi Bahasa Arab, peserta ujian ditanya pelajaran Muthola’ah, Insya’ Syafahi yang mencakup muhadatsah, tarjamah dan mufrodat. Selain itu, mereka juga ditanya tentang pelajaran Mahfudzot. Adapun untuk materi Bahasa Inggris, selain siswa kelas 1, mereka akan diuji berbagai pertanyaan seputar pelajaran Reading, Conversation, Translation, Vocabulary dan Dictation ditambah Grammar untuk kelas 3 ke atas. Khusus untuk siswa kelas 1, materi Bahasa Inggris belum diujikan ketika ujian syafahi. Sedangkan materi Al-Qur’an untuk ujian syafahi mencakup bacaannya, hafalan juz ‘Amma, Tajwid dan Fiqih yang berisi tentang ibadah ‘amaliyah, doa-doa dan dzikir-dzikir.

Menurut data yang disampaikan Direktur KMI tadi pagi, hingga saat ini, jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 4136 siswa dari kelas 1-6 KMI termasuk kelas Program Khusus yang hanya berjumlah tiga siswa. Adapun peserta ujian syafahi dari kelas 1-5 berjumlah 3450 siswa. Sedangkan dari 435 guru KMI yang terlibat dalam ujian syafahi, 234 guru bertugas sebagai penguji, yakni penguji Bahasa Arab sebanyak 93 guru, penguji Bahasa Inggris sebanyak 71 guru dan penguji Al-Qur’an berjumlah 70 guru. Sisanya bertugas di beberapa sektor penting seperti Wisma Darussalam, Pabrik Es, Pabrik Roti, Slep, KUK, BMT La Tansa dan lain sebagainya.

Direktur KMI juga menyampaikan, jumlah siswa kelas 6 KMI adalah sebanyak 683 siswa. Selain sebagai penguji, sebagian dari mereka juga bertugas di beberapa bagian Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan unit-unit usaha pondok. Di samping itu, sebanyak 110 siswa bertugas membantu Panitia Ujian. Penguji dari siswa kelas 6 terbagi dalam dua gelombang, tiap-tiap gelombang berjumlah 223 siswa. Sedangkan jumlah siswa kelas 6 yang bertugas di bagian OPPM dan unit-unit usaha mencapai 350 siswa.

Ujian syafahi kali ini menggunakan 104 lokal kelas; 31 lokal dari Gedung Rabithoh untuk ujian Bahasa Inggris dari kelas 1-5, 16 lokal Gedung Satelit digunakan untuk ujian Bahasa Arab dari kelas 1, 2, 3 dan 1 Intensif, 9 lokal Gedung Saudi untuk ujian Bahasa Arab dan Al-Qur’an dari kelas 1, 2 dan 1 Intensif, 16 lokal Gedung Sudan dipakai untuk ujian Al-Qur’an dari kelas 2, 3 dan 5, 12 lokal Gedung Sudan Baru digunakan untuk ujian Al-Qur’an dari kelas 4 dan 17 lokal kelas dari Gedung Yaqdzoh digunakan untuk ujian Bahasa Arab bagi kelas 3 Intensif, 4 dan 5. Adapun tiga lokal kelas dari Gedung Saudi digunakan untuk kebutuhan ruang Panitia Ujian.