Date:

Share:

Ujian Untuk Belajar, Bukan Belajar Untuk Ujian (Bag.2-Selesai)

Related Articles

RIMBO PANJANG – Mengukur kapasitas dan kualitas diri dan orang lain, hanya bisa dilakukan melalui ujian. Dalam dunia pendidikan, ujian merupakan kegiatan mutlak yang harus diadakan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran dari capaian proses pembelajaran sekaligus evaluasinya.

Usai menghadapi ujian lisan selama sebelas hari, santriwati dihadapkan dengan ujian tulis. Selama lima belas hari (26/3-9/4), para santriwati menjalani proses ujian tulis. Seluruh ruang kelas digunakan untuk mengakomodir jalannya ujian, kecuali kelas-kelas di Gedung Palestina. Lokasinya yang terbilang jauh dari pusat pelaksanaan ujian menjadi pertimbangan panitia untuk tidak menggunakannya. Sebagai gantinya, Sahah Taasi disulap oleh panitia untuk dijadikan ruang ujian.

Kejujuran adalah materi mental yang dominan diuji. Cukup berat hukuman bagi santriwati dan pengawas yang menodai nilai kejujuran, minimal skorsing. Untuk menghindari hal tersebut, panitia membagi peserta ujian pada tiap kelas sehingga mereka tidak duduk sebangku dengan teman seangkatannya, apalagi teman sekelasnya. Tiap kelas diawasi oleh dua-tiga orang guru dan dua-tiga orang santriwati kelas 6. Laci meja dibalik membelakangi peserta ujian. Begitulah Gontor menanamkan nilai kejujuran.

Sehari menjelang pelaksanaan ujian tulis, seluruh guru dan santriwati kelas 6 berkumpul di Sahah Ta’asi guna mendengarkan arahan tentang cara mengawas yang baik dari Bapak Wakil Direktur KMI dan nasihat dari Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 7. Farouq

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles