GONTOR – Hasill yudisium ujian akselerasi tahap pertama yang diselenggarakan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor telah resmi diumumkan. Dari total 774 peserta ujian, sejumlah santri dinyatakan lulus dan berhak naik ke kelas berikutnya, yaitu kelas 2, kelas 3, dan kelas 3 intensif.
Para peserta ujian akselerasi menuruni tangga masjid selepas kegiatan yudisium
Ujian akselerasi ini merupakan bagian dari program percepatan akademik bagi santri yang sebelumnya telah lebih dahulu mengenyam studi di pondok pesantren lain, khususnya pondok yang dibina oleh alumni PMDG. Proses seleksi dilakukan secara ketat dan menyeluruh, melibatkan ujian tertulis dan ujian lisan.
Selanjutnya, dari para santri yang dinyatakan lulus tahap pertama ini, beberapa di antaranya akan melanjutkan ke tahap berikutnya, yakni ujian akselerasi tahap kedua. Ujian ini akan menentukan kelulusan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6.
SIAK – Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus 12 menggelar acara Aneka Ria Nusantara pada Kamis, 8 Mei 2025 / 11 Dzulqa’dah 1446 H di Aula Utama PMDG Kampus 12, Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Acara ini merupakan bagian dari rentetan kegiatan Khutbatu-l-‘Arsy, yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta mempererat ukhuwah Islamiyah dalam kerangka nilai-nilai kepondokmodernan.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Pengasuh PMDG Kampus 12, Al Ustadz Himmah Azhar Latif, S.Th.I.; Wakil Direktur KMI, Al Ustadz Rifqi Inani, M.Pd.; guru senior, Al Ustadz H. Suroso Hadi; serta seluruh ustadz dan santri PMDG Kampus 12.
Wakil Pengasuh PMDG Kampus 12, Al-Ustadz Himmah Azhar Latif memberikan sambutan pada pembukaan Aneka Ria Nusantara di PMDG Kampus 12
Dalam sambutannya, Al Ustadz Himmah Azhar Latif menekankan bahwa Aneka Ria Nusantara bukan hanya ajang seni semata, melainkan juga media pembelajaran kebangsaan yang hidup. “Barang siapa ingin mengenal kebangsaan dan Bhinneka Tunggal Ika, datanglah ke Gontor. Gontor adalah guru kebangsaan, guru kebhinekaan,” tegas beliau. Ia juga mengutip pepatah Arab, “Al-qiyādah fannun wa dzauqun wa akhlāq” (kepemimpinan adalah seni, rasa, dan akhlak), sebagai pengingat bahwa pendidikan di Gontor mencakup aspek nilai, seni, dan etika.
Dengan penuh semangat dan kegembiraan, acara menampilkan beragam tarian khas nusantara, yakni Tari Zapin, Tor-tor, Banjar, Campur Sari, Indonesia Timur, serta pertunjukan Natural berupa pantomim. Para santri tampil dengan maksimal, memadukan kostum, musik, dan gerak tari yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa.
Al-Ustadz Himmah Azhar Latif memberikan penghargaan kepada salah satu pemenang
Dari seluruh penampilan, Tari Campur Sari berhasil meraih Juara 1, disusul Tari Indonesia Timur di posisi kedua, dan Tari Banjar sebagai Juara 3. Keputusan dewan juri diambil berdasarkan aspek kekompakan, keaslian budaya, kreativitas, dan ekspresi.
Melalui acara ini, Gontor kembali menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya membina intelektualitas, tetapi juga membentuk karakter, menumbuhkan nasionalisme, dan mengajarkan pentingnya persatuan dalam keberagaman.
Sebagai bagian dari peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Panitia 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Divisi Gontor Putri menyelenggarakan sebuah acara istimewa yang bertujuan untuk menggali potensi intelektual para santriyah, yaitu “Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia”. Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia adalah rangkaian kompetisi yang melibatkan para santriyah dari berbagai pondok pesantren, dalam berbagai bidang akademis dan non akademis untuk mengasah kemampuan intelektual, seni berargumen, serta keterampilan santriyah dalam berpikir kritis, logis, dan inovatif.
Kompetisi ini bertujuan mengembangkan kreativitas dan pengetahuan santriyah di bidang akademis dan non-akademis dengan menjunjung nilai-nilai Islam. Selaras dengan falsafah Pondok Modern Darussalam Gontor, “Jadilah Ulama yang Intelek, bukan Intelek yang Tahu Agama,” ajang ini mendorong santriyah agar bijak menghadapi tantangan zaman, berkontribusi bagi umat dan bangsa, serta teguh memegang prinsip keislaman. Kompetisi ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan, semangat kolaborasi, dan intelektualitas di kalangan santriyah.
Suasana Final Lomba Debat di PMDG Putri Kampus 1
B. SASARAN
Sasaran kegiatan Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia santriyah Pondok Modern Darussalam Gontor Putri, dan santriyah dari seluruh pesantren se-Indonesia.
C. TEMA KEGIATAN
“Membentuk Ulama yang Intelek Mengawal Peradaban Utama”
Adapun alur pendaftaran Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia 2025 adalah sebagai berikut:
Peserta diwajibkan mengisi formulir pendaftaran melalui google form yang telah disediakan dengan batas akhir Ahad, 25 Mei 2025
Pendaftaran tidak dikenakan biaya registrasi
Peserta menyiapkan pas foto 3×4 dengan background biru, dan fotocopy akta kelahiran untuk dilampirkan dalam formulir pendaftaran
Peserta tidak dapat mengunggah dokumen lebih dari satu kali, pastikan file yang didaftarkan sudah benar. Apabila terjadi kesalahan, dapat menghubungi panitia dalam jangka waktu 1×24 jam setelah pendaftaran
Peserta yang lolos ke babak final akan diundang ke Gontor Putri Kampus 1, dan diwajibkan melakukan pendaftaran ulang online serta offline dengan melampirkan bukti pembayaran. Adapun batas akhir kedatangan peserta babak final di Gontor Putri Kampus 1 yaituSenin, 7 Juli 2025
Peserta diwajibkan datang tepat waktu. Bagi peserta yang terlambat akan dikenakan sanksi sesuai ketetapan yang berlaku
Formulir pendaftaran Perlombaan Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia adalah sebagai berikut:
Jakarta – Sekretaris Jenderal World Islamic Union of Scouts and Youth (WIUSY), Dr. Zuhair Hussein Ghunaim, melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada awal Mei 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau secara langsung kesiapan pelaksanaan World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) atau Jambore Pramuka Muslim Dunia 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur.
WMSJ 2025 merupakan salah satu ajang internasional terbesar bagi gerakan Pramuka Muslim dari berbagai negara. Kegiatan ini akan mempertemukan ribuan peserta dari lebih dari 40 negara anggota WIUSY, untuk mengikuti berbagai kegiatan edukatif, spiritual, budaya, dan petualangan.
Sekjen WIUSY, Dr. Zuhair sedang berdiskusi dengan perwakilan PMDG di kantor MPR-RI
Dalam tinjauannya, Dr. Zuhair disambut oleh panitia nasional dan jajaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Ia mengapresiasi kerja keras tim Indonesia dalam menyiapkan infrastruktur, logistik, program kegiatan, serta dukungan keamanan dan kesehatan untuk mendukung kelancaran acara.
“Indonesia menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam menjadi tuan rumah WMSJ 2025. Bukan hanya dari sisi fasilitas, tetapi juga semangat persaudaraan dan kerjasama lintas negara yang diusung,” ujar Dr. Zuhair Hussein Ghunaim.
Ia juga menekankan bahwa WMSJ bukan sekadar perkemahan, tetapi merupakan momentum penting dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah, memperluas wawasan global para Pramuka muda, dan menumbuhkan semangat kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam.
“WMSJ 2025 adalah titik temu pemuda Muslim dunia untuk mempererat ukhuwah dan menyalakan semangat perubahan,” tambahnya.
Dr. Zuhair menerima cinderamata WSMJ 2025 yang diserahkan oleh Wakil Ketua MPR-RI, Hidayat Nur Wahid
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendukung penuh kegiatan ini dan berharap Jambore Dunia Muslim ini menjadi wadah pembelajaran lintas budaya serta memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi pemuda dan kepramukaan di tingkat internasional.
GONTOR – Pada Rabu (7/5), Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengadakan ujian tulis akselerasi bagi santri baru yang ingin langsung melanjutkan ke kelas 2, 3, 3 Intensif, 4, 5, atau 6 Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Ujian ini dilaksanakan di Gedung Sudan.
Seorang guru KMI sedang mengawasi jalannya ujian tulis. Para peserta kegiatan ini akan langsung melanjutkan studi ke kelas yang lebih tinggi apabila dinyatakan lulus.
Ujian tulis tersebut merupakan bagian dari rangkaian Ujian Akselerasi Akademik yang diadakan setiap tahun. Sebelumnya, telah dilaksanakan ujian lisan selama dua hari, yaitu pada Rabu (30/4) hingga Kamis (1/5). Materi yang diujikan mencakup pelajaran KMI selama satu tahun ajaran di kelas yang dituju.
Sebanyak 127 santri PMDG Kampus Pusat mengikuti kegiatan ini. Adapun jumlah peserta di seluruh kampus sebanyak 774 orang. Jawaban ujian tulis mereka langsung dikoreksi dan disidangkan untuk segera diumumkan hasilnya.
Suasana Ujian Tulis Akselerasi Akademik.
Meskipun berlangsung di tengah masa Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PKA) yang padat, Ujian Akselerasi Akademik ini berjalan dengan lancar.
Pada tahun 1926, seorang pemuda bernama Ahmad Sahal menghadiri Kongres Umat Islam Indonesia di Surabaya. Saat itu usia beliau 25 tahun, masih sangat belia untuk seseorang yang kelak mendirikan sebuah pondok berkaliber internasional bersama kedua adiknya.
Pertemuan tersebut membahas pemilihan utusan yang akan dikirim ke Muktamar Islam Dunia di Makkah. Turut serta dalam kongres itu tokoh-tokoh Islam berpengaruh pada masanya. Seperti H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Usman Amin.
Sebuah masalah muncul dalam kongres tersebut. Tak ada satupun peserta yang menguasai bahasa Arab dan Inggris, dua bahasa yang menjadi penyambung lidah masyarakat dunia. Akhirnya, diputuskanlah dua orang yang akan berangkat; H.O.S. Cokroaminoto dan KH. Mas Mansur.
Urusan pelik itu membekas di hati seorang Ahmad Sahal. Sepulangya dari sana, ia bertekad untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin umat dengan kemampuan bilingual, Arab dan Inggris.
Perjuangan pun dimulai. Setelah dua adiknya, Zainuddin Fannanie dan Imam Zarkasyi pulang, mereka mempersiapkan kelahiran sebuah mahakarya fenomenal. 19 Desember 1936, lahirlah Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Persemaian yang di kemudian hari menetaskan pemimpin bangsa seperti Idham Cholid (Wakil Perdana Menteri Indonesia tahun 1956-1959), Prof. Dr. H. Husnan Bey Fananie, M.A. (Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan tahun 2016-2020), dan Dr. H. Hidayat Nur Wahid (Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI tahun 2004-2009).
Gontor dengan KMI-nya telah dan akan terus mengukir tinta emas di lembar sejarah Indonesia. Dengan kurikulum yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan agama dan umum, Gontor terus mendidik calon-calon ulama intelek, bukan hanya sekedar intelek yang tahu agama.
Di masa yang penuh dengan paham liberal dan sekuler, Islam membutuhkan mujahid yang berpikiran visioner dan cerdas secara akademik. Dengan terus meningkatkan kualitas intelektual para santrinya, Gontor tampil sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa, serta menjadi lentera peradaban dunia.
(Intisari pidato Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M. A. dalam Kuliah Umum Tentang Kepondokmodernan)
GONTOR – Dalam rangka mengevaluasi dan menyiapkan program-program yang dikerjakan, lembaga tertinggi di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Badan Wakaf mengadakan sidang yang dilaksanakan rutin satu semester sekali. Acara ini berlangsung selama 3 hari Kamis-Sabtu (1-3/5) di Kantor Wisma Badan Wakaf PMDG Kampus Pusat Ponorogo. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Badan Wakaf PMDG yang berjumlah 13 orang baik yang tinggal di dalam ataupun di luar pondok.
Para anggota Badan Wakaf sedang melaksanakan sidang guna membicarakan program pondok ke depan.
Rentetan Sidang Badan Wakaf ke-95 kali ini dilaksanakan sedikit berbeda, di mana ada tambahan 1 sesi untuk Forum Group Discussion (FGD) pada hari Kamis malam (1/5), yaitu pertemuan anggota Badan Wakaf dengan tim yang ditunjuk oleh salah satu anggota lembaga, Prof. Dr. K.H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. untuk menganalisis penguatan nilai kompetitif PMDG di tengah masyarakat. Dilanjutkan dengan Sidang Badan Wakaf sesi pertama pada hari Jumat (2/5) yang diisi dengan laporan Pimpinan Pondok terhadap apa yang sudah dilaksanakan selama satu semester kepada seluruh anggota.
Anggota Badan Wakaf sedang meninjau proses pembangunan New BPPM.
Di sela-sela acara sidang, seluruh anggota menyempatkan untuk bersama-sama mengontrol dan melihat proyek besar pondok yang sedang dilaksanakan, yaitu pembangunan New BPPM. Dalam kesempatan ini, K.H. Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Pondok) menyampaikan, “New BPPM akan menjadi salah satu legasi dalam Peringatan 100 Tahun Pondok”. Acara ditutup dengan pembacaan hasil keputusan yang sudah disetujui oleh Dr. K.H. Hidayat Nur Wahid, M.A., selaku Ketua Badan Wakaf PMDG. Diharapkan dengan dilaksanakannya Sidang Badan Wakaf ke-95 ini, pondok semakin maju menuju arah dan tujuan yang telah dicita-citakan oleh Trimurti Pendiri Pondok.
GONTOR-Suasana Pondok Modern Darussalam Gontor dipenuhi semangat dan kreativitas saat pelaksanaan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy pada Ahad (4/5). Dalam momen penting ini, berbagai atraksi kreasi santri turut memeriahkan acara, tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukatif yang memperkenalkan nilai-nilai serta kehidupan pondok kepada para santri, khususnya santri baru.
Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), wadah untuk santri yang memiliki potensi dalam bidang marching band.
Penampilan yang ditampilkan dalam rangkaian acara ini antara lain: Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), pertunjukan bertema Bhinneka Tunggal Ika, atraksi kepramukaan, hingga tari-tarian daerah dari berbagai penjuru Nusantara.
Atraksi Kepramukaan, salah satu penampilan baru dalam Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy.
Salah satu segmen yang paling mencuri perhatian dalam Apel Tahunan adalah penampilan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam penampilan ini, santri dari beragam latar belakang budaya dan daerah menampilkan kekayaan budaya Indonesia secara kolaboratif. Uniknya, penari tidak selalu berasal dari daerah asal tarian tersebut — santri dari Jakarta tampil membawakan tari Kecak dari Bali, sementara santri dari Sumatera membawakan tarian khas Indonesia Timur. Hal ini mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas Gontor.
Beberapa santri sedang membawakan Tarian Kecak khas Bali.
Dengan mengusung moto “Gontor Mencerdaskan Kehidupan Ummat, Menjadi Lentera Peradaban,” Khutbatu-l-‘Arsy tidak hanya menjadi ajang seremonial, melainkan juga momen penting bagi para santri baru untuk meneguhkan niat mereka dalam menuntut ilmu. Sementara bagi santri lama, ini adalah kesempatan untuk memperbarui semangat dan komitmen dalam menjalani kehidupan pesantren yang penuh perjuangan dan pendidikan.
Tari Singa Deprok, meski berasal dari daerah Bandung, tidak semua santri yang terlibat berasal dari daerah tersebut.
GONTOR – Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menyelenggarakan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy 1446 H/2025 M pada Ahad pagi (4/5). Kegiatan ini dihadiri oleh Pimpinan PMDG, Direktur Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI), Wakil Pengasuh dan Wakil Direktur dari seluruh pondok cabang, serta seluruh santri dari kelas 1 hingga 6 KMI.
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) bersiap mengibarkan bendera Merah Putih.
Apel Tahunan merupakan salah satu acara puncak dari rangkaian kegiatan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy, yang menjadi tradisi tahunan untuk menyambut santri baru dan menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan pondok. Kegiatan ini juga menjadi ajang pengenalan program-program pendidikan, disiplin, serta sunnah yang berlaku di lingkungan PMDG.
Dalam amanatnya, Pimpinan Pondok, KH. Hasan Abdullah Sahal menegaskan bahwa PMDG tidak bisa dipengaruhi manapun. Baik partai, golongan, maupun instansi pemerintah.
Pimpinan Pondok sedang menyampaikan amanat pembina upacara.
“Orang luar harus berputus asa (dalam) mempengaruhi Pondok Modern Darussalam Gontor.” Ujar beliau. Ini merupakan bukti komitmen Gontor dalam menjaga nilai dan falsafah yang dimilikinya.
Bapak Pimpinan juga berpesan agar seluruh umat Islam berani menegakkan kebenaran dan tidak malu untuk berbuat hal yang benar. “Kalau mereka (orang-orang kafir) yang keyakinannya salah, (mau) bekerja keras dan bersungguh-sungguh memusuhi kita, mengapa kita yang keyakinannya benar (dan) mengerti amal soleh tidak mau bersungguh sungguh (dalam berbuat baik).” Pesan beliau dalam pidatonya.
Pimpinan Pondok berkeliling melakukan inspeksi barisan peserta upacara.
Rangkaian acara dimulai pukul 07.00 WIB, diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih, dilanjutkan inspeksi barisan oleh inspektur upacara, penyampaian amanat, serta penampilan atraktif seperti Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND) dan berbagai macam tari daerah.
Menambah kemeriahan, acara ditutup dengan parade mobil dari berbagai unit usaha pondok dan sektor kehidupan santri, serta barisan konsulat yang menampilkan keberagaman asal daerah para santri, mencerminkan semangat persatuan dalam bingkai pendidikan Islam.