Home Blog Page 136

Alhamdulillah, Alat Swab Test Wakaf dari Komas untuk Gontor telah Dilaunching di RSU ‘Aisyiyah

0

Ponorogo – Alhamdulillah, berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, alat untuk swab test milik Gontor yang merupakan wakaf dari Komas (Komunitas Santri) telah dilaunching untuk mulai digunakan di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, Selasa (20/10/2020).  Pada saat berita ini diturunkan, alat Swab Test ini merupakan yang pertama di Ponorogo dan Eks-Karasidenan Madiun.

Bekerja sama dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dan Komunitas Masyarakat Santri (Komas), Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah akhirnya meresmikan pelayanan Real Time – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang merupakan alat untuk Swab Test tersebut di Aula RS lt. 4.

Tampak hadir dalam acara peresmian Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof. Dr. KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA, Ketua Komas Ustadz H. Muhammad Faiq Hafid, Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dr. Wegig Widjanarko, MMR, (Plt.) Bupati Ponorogo Dr. H. Soedjarno, MM, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, drg. Rahayu Kusdarini, M.Kes.

Dalam sambutannya, Direktur RSU ‘Aisyiyah dr. Wegig Wijanarko mengucapkan terima kasih kepada Komas yang telah membantu dalam penyelenggaraan pelayanan PCR ini.

“Pelayanan ini bisa terwujud karena kerja sama dan didukung sepenuhnya oleh Komas,” ujarnya.

“Kita mempersiapkan ini semuanya cukup lama baik kebutuhan sarpras maupun SDM. Kurang lebih 2-3 bulan,” imbuhnya.

Menurutnya, alat yang ada di RSU ‘Aisyiyah ini bisa mendiagnosa 45 spesimen dalam 1 shift per hari dan bisa ditingkatkan menjadi 90 spesimen dengan 2 shift kerja. Pelayanan RT-PCR ini merupakan yang pertama di Eks Karesidenan Madiun, tambahnya.

Sementara Ketua Komas, Ustadz Faiq, dalam sambutannya, mengingatkan karakter santri dalam menghadapi wabah covid-19 ini.

“Sebagai seorang santri kita tidak cuma 3M, yaitu menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker saja, namun kita tambahi dua hal lagi yaitu berwudhu dan berdoa,” jelasnya.

“Ini kesempatan umat Islam untuk berdakwah. Sikap kita adalah innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji’un, kita semua ini milik Allah dan kita semua akan kembali kepada-Nya,” imbuhnya.

Terakhir, Ustadz Faiq menegaskan, dengan tagline “Merajut Ukhuwah Membangun Negeri”, Komas akan selalu berkhidmat kepada umat.

(Plt.) Bupati Ponorogo Dr. H. Soedjarno atas nama Pemerintahan Daerah Ponorogo mengungkapkan rasa terima kasih dan syukurnya kepada Allah dan semua pihak yang turut membantu dalam mewujudkan pelayanan PCR ini.

“Kita bersyukur hari ini di Ponorogo sudah ada PCR. Tentunya ini merupakan pelayanan yang lebih bagus kepada masyarakat. Semoga semuanya berkah, amin,” ujarnya.

“Dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, pelayanan PCR di RSU ‘Aisyiyah ini dimulai,” ucapnya ketika membuka pelayanan PCR secara resmi.

Pada penghujung sambutan, Rektor Unida Gontor, Prof. Dr. KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA berkesempatan untuk menyampaikan tausiyah terkait dengan menghadapi tantangan dan cobaan covid-19.

Sebelum menyampaikan tausiyah, Prof. Amal menerangkan perjuangan PMDG dalam menghadapi pandemi covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

“Setelah 86 santri PMDG Kampus 2 positif covid-19 dinyatakan negatif pada bulan Agustus yang lalu dan Pondok Gontor dianggap berhasil dalam penanganannya dengan dibantu oleh semua pihak, alhamdulillah sekarang seluruh kampus PMDG bisa kita katakan negatif covid-19,” terang beliau.

Prof. Amal juga mengingatkan pentingnya bersabar dalam menghadapi ujian covid-19 ini.

“Sesungguhnya Allah menciptakan hidup dan mati itu adalah untuk menguji keimanan kita. Ketika mendapat kenikmatan kita bersyukur, ketika mendapat musibah kita bersabar,” jelasnya.

Prof. Amal juga sangat mengapresiasi usaha dan peran Komas dalam mewujudkan pelayanan PCR ini.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Komas atas bantuan alat PCR senilai 3,2 miliar ini, yang mana merupakan sumbangan dari para alumni,” ujarnya.

“Dengan diresmikannya pelayanan PCR ini, kita dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi covid-19 dan semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dalam menerima ujian covid-19 ini,” papar Prof Amal yang sebelumnya telah diundang untuk berbicara dalam forum internasional tentang penanganan covid-19.

Wakil Ketua dan sekaligus Jubir Satgas Gontor, Dr. Adib Fuadi Nuriz menambahkan bahwa langkah ini adalah bentuk keseriusan Gontor dalam menangani wabah covid-19.

Mujib Abdurrahman / Ed. M. Taufiq Affandi

 

Pembagian Tugas Ujian Tulis : Ujian adalah Ibadah

0

Darul Ma’rifatفَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙkalimat inilah yang pertama kali didengar oleh para guru dan juga santri kelas 6 pada kesempatan ini, yang menandakan bahwasanya ujian lisan sudah berakhir di pondok ini dan akan dilanjutkan dengan ujian tulis, kemudian Bapak Wakil Direktur KMI, Al Ustadz Aris Hilmi Hulaimi, M.Ud melanjutkan dengan beberapa evaluasi mengenai ujian lisan yang baru selesai pelaksanaannya pada hari Ahad kemarin dan memberikan nilai dengan predikat maqbul atas pelaksanaannya.

(19/10/20) Acara rutin yang selalu dilaksanakan setiap semester ini dimulai pada jam 07.30 pagi di Aula BPPM Gontor 3, pada pagi ini seluruh Guru dan Santri kelas 6 wajib menghadirinya tanpa terkecuali. Pada kesempatan ini bapak Wakil Pengasuh menyampaikan, bahwasanya ujian di Gontor itu dibagi menjadi 3, diantaranya Ujian Keilmuan (Imtihanu Kafa’ati-l-‘Ulum), Ujian Keterampilan (Imtihanu-l-Maharah), dan Ujian Budi Pekerti/Akhlaq (Imtihanu-l-Suluk). Kemudian beliau juga menyampaikan bahwasanya Ujian di Gontor itu penuh dengan disiplin, barang siapa yang mencotek maka akan diskors atau dipulangkan selama satu tahun ajaran.

Beginilah sistem pendidikan di Pondok Gontor semua pekerjaan selalu diawali dengan pengarahan yang berisi ajakan untuk bersyukur dan juga selalu ikhlas dalam pelaksanaanya. Dan adanya pembagian tugas ini untuk membagi Tugas untuk para guru dan Santri kelas 6 sesuai porsinya masing-masing, sekaligus menjadikan mereka ikut andil dalam pelaksanaan ujian Tulis ini tanpa ada seorangpun yang tinggal di pondok ini tanpa tugas apapun.AriaKamal

Kewajiban Menuntut Ilmu: Dalil dari Al-Quran dan Hadits

0

Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu.

 

Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

 

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

 

Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.

 

Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita. Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amiin. (Dinulcahya / Ed. M. Taufiq Affandi)

[clear]

Artikel Terkait Kewajiban Menuntut Ilmu:

Keikhlasan Trimurti Dalam Mengajar

Jelang Ujian, Belajar Malam Keliling Tingkatkan Miliu Belajar Santri

HTQ : Sebaik-baiknya Kalian Adalah Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya

[clear]

Video Terkait Belajar:

[clear]

Shalatlah, Seakan Itu Adalah Shalat Yang Terakhir Bagimu!

0

“صَلُّوْا صَّلاَةَ الْمَوَدِّعِ”

Seruan itu selalu terdengar oleh para jama’ah shalat di masjid Atiq Pondok Modern Darussalam Gontor. Begitulah yang selalu dilakukan oleh Al-Ustadz H. Syarif Abadi. Beliau adalah salah satu guru senior di Gontor, yang sudah mengabdi selama puluhan tahun. ketika beliau berkesempatan untuk menjadi imam di sana, seruan itu seringkali beliau ucapkan.

Beliau mengucap seruan tersebut bukan tanpa alasan. Perlakuan tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah, yang berbunyi:

عن أبي أيوب رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال:يا رسول الله، علمني وأوجز، قال: “إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ…”

(رواه أحمد وابن ماجه)

Artinya: “Dari Ayyub r.a. berkata: datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW seraya berkata: wahai Rasulullah, ajarkanlah aku dengan ringkas. Nabi bersabda, ‘Apabila engkau mendirikan shalat maka shalatlah seolah-olah engkau akan berpisah,..’” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)

Berangkat dari hadis tersebut, maka beliau dalam mengimami jama’ah di masjid Atiq seakan ingin berkata kepada para makmum, “Bila shalatmu sekarang ini adalah shalatmu yang terakhir, maka berikanlah shalat terbaikmu di hadapan Allah.”

Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa kapan pun saatnya dan dimana pun tempatnya kita harus selalu mempersiapkan perbekalan akhirat kita. Kita tidak akan tahu kapan pastinya malaikat Izrail akan menghampiri kita dan mencukupkan usia kita. Maka kapan pun kita masih mendapati kesempatan untuk beribadah sekali lagi, hadirkanlah gambaran bahwa itu adalah persembahan terakhir kita kepada Allah, sehingga kita akan bersungguh-sungguh menunaikannya dan tidak menyia-nyiakannya.

Hal ini pun senada dengan yang diungkapkan oleh Abdullah bin Umar, salah satu sahabat nabi SAW:

اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا.

Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan kamu akan mati besok.”

Ungkapan sahabat nabi SAW tersebut menggambarkan betapa kita tidak boleh menelantarkan kehidupan dunia kita, sebab kita hidup di atasnya. Bila kita tidak memperhatikannya, kita akan hidup dalam kesulitan dan tentunya akan menghambat kita dalam beribadah. Namun di saat kita menaruh perhatian kepada urusan dunia, bukan berarti kita lantas mengabaikan perkara akhirat, sebab justru perkara akhirat lah yang harus lebih dipertimbangkan. Kapan pun saatnya, bila tiba ajal kita, maka saat itu juga kita harus sudah mempersiapkan bekal amalan kita agar tidak sengsara di akhirat kelak.

Akhirnya, kita sebagai manusia tentu tidak akan hidup selamanya. Akan tiba saatnya bagi kita untuk berpulang kepada Sang Pencipta, dan kembali ke sisi-Nya. Saat itulah, semua amalan kita di dunia akan dihisab untuk kemudian ditentukan tempat pemberhentian terakhir kita; antara surga atau neraka. Oleh sebab itu, marilah bersama-sama memperbanyak bekal akhirat kita dari sekarang, dan saling mengingatkan saudara kita agar tidak lalai dengan urusan dunia dan bisa saling menarik tangan saudaranya menuju surga-Nya nanti. Aamiin.

Relacted Articles

Shalat Idul Adha Di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

Santri, Guru dan Masyarakat Ikuti Shalat Idul Adha di PM. Gontor

DSL: SEHAT JASMANI, SEHAT ROHANI

0

Darul Ma’rifat -Jum’at (16/10) Pagi cerah Mentari menyinari seantero dunia dengan cahayanya yang hangat. Tepat pada pukul tujuh pagi seluruh mahasiswa guru Gontor 3 berkumpul di stadion Gontor 3. Pembukaan Dema Super League (DSL) yang dibuka oleh al-Ustadz Hamim Fathoni, S.Ag. para mahasiswa guru sangat antusias mengikuti rentetan acara ini.

Dalam sambutannya ustadz Hamim menyampaikan bahwa pentingnya kita sebagai mahasiswa untuk menjalin ukhuwah. Maka dari perlombaan ini kita harap seluruh mahasiswa bergerak aktif dan dinamis dalam setiap lini kegiatan. Tetap menjaga sportifitas dalam bermain agar terjalin ukhuwah yang baik. Diharap dari acara ini kita semakin peduli dengan santri karena sejatinya apa yang dilakukan oleh guru adalah perwujudan dari sekolah. Kama yakunu al-mudarris takunu al-madrasah.

Dema Super League atau yang sering disebut DSL adalah ajang perlombaan antar mahasiswa yang dibagi menjadi berdasarkan tingkatan semester. Dimulai pada hari Jum’at, 10 Okktober 2020 dan akan berakhir pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Perlombaan pada DSL ini dibagi menjadi 5 divisi perlombaan. Divisi intelektual yang terdiri dari debat 3 bahasa, pidato 3 bahasa, resensi buku, essay Bahasa Indonesia dan cerdas cermat. Divisi teknologi dan informatika yang terdiri dari lomba mengetik cepat Bahasa Arab dan design poster. Divisi Spiritual yang terdiri dari 3 lomba yaitu, Qiraah Mujawadah, tilawah Qur’an dan Hafidz Qur’an. Divisi olah raga yang terdiri dari futsal, tenis meja, badminton, sepak bola dan basket. Sedangkan untuk divisi terakhir yaitu divisi kepramukaan yang terdiri dari Pionerring, Morse dan Semaphore.

Dalam perlombaan ini Kerjasama tim sangat dibutuhkan, ketangkasan, semangat yang kuat dan jasmani yang sehat sangat membantu tim dalam memenangkan pertandingan. Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula. Semoga dengan adanya acara ini seluruh guru Gontor 3 diberi Kesehatan dan kekuatan dan semakin bersemangat dalam mendidik para santri. Tidak lupa dalam setiap perlombaan tetap menjalankan protokol Kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak adalah hal wajib. ArramadhanAbad

Menapak Menuju Surga dengan Santunan Anak Yatim

0


عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”

 

Tepat pada hari ahad, 4 Oktober 2020, Gontor tiga mengadakan acara Santunan Anak Yatim, yang dihadiri kurang lebih 40 santri yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6, dan dihadiri oleh beberapa guru senior, guna memberikan motivasi agar anak-anak tersebut lebih semangat dalam menuntut ilmu, dan juga optimis dalam menghadapi ujian awal tahun.

Acara ini dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Darussalam Gontor, pada acara ini arahan dan nasehat serta motivasi langsung disampaikan oleh Ayahanda Al-Ustadz H. Heru Wahyudi S.Ag. Beliau banyak memberikan nasehat, pesan dan motivasi, diantaranya beliau berpesan, “Kebahagiaan itu tidak akan pernah datang kecuali setelah adanya kesyukuran, atau rasa syukur, maka, bersyukurlah dimanapun dan kapanpun dan dalam kondisi apapun.”

Setelah mendengarkan nasehat, para santri juga diberikan santunan yang in sya Allah bermanfaat, seperti sarung, Al-quran, dan lain-lain. Senyuman pun terus terpancar diwajah seluruh santri yang hadir, ini menandakan acara ini belangsung lancar dan berhasil, mudah-mudahan acara seperti ini akan terus ada, guna memotivasi anak-anak yatim agar terus semangat dan tidak berkecil hati.Hasby

UJIAN LISAN: Memadukan Mental dan Intelektual Santri

0

Darul Ma’rifat – Kamis (08/10) lalu, ujian semester pertama Kuliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) resmi dimulai. Ujian di Gontor dibagi menjadi dua tahap, yaitu ujian lisan dan ujian tulis. Diawali dengan ujian lisan selama 9 hari, merupakan gerbang pembuka bagi para santri. Dalam ujian lisan terdapat 3 materi yang diujikan, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al-Qur’an yang disesuaikan dengan kelas masing-masing. dimulai pada hari Kamis, 8 Oktober 2020/19 Shafar 1441 sampai dengan hari Ahad, 19 Oktober 2020/31 Shafar 1441.

1536 santri ikut andil dalam ujian lisan semester pertama ini, terdiri dari kelas 1 sampai kelas 5 KMI. 272 guru yang sebagian besar ditugaskan sebagai penguji, sedangkan 228 siswa akhir KMI ditugaskan untuk menguji dan membantu panitia ujian dalam mensukseskan jalannya ujian. Terdapat 54 ruangan ujian yang tersebar di Gedung Madinah, Saudi dan Syiria.

Kepercayaan diri dan kecerdasan inteletual santri diuji dalam ujian lisan ini. Pintar saja tidak cukup namun kekuatan mental untuk menjawab soal yang diberikan oleh 4 hingga 5 penguji didalam ruangan menjadi kunci keberhasilan mereka. Ujian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan santri terhadap apa yang telah mereka pelajari selama satu semester.

Setiap penguji memiliki ciri khas tersendiri dalam meberikan pertanyaan kepada santri, maka menyelaraskan kepercayaan diri, kekuatan mental dan persiapan intelektual santri sangat penting saat berada diruangan ujian lisan. Semoga santri diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Allah Swt. Tidak lupa protokol Kesehatan tetap dijalankan saat ujian, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak adalah nomor satu. (ArramadhanAbad)

PEMBUKAAN UAS: WAKTUNYA MEMANEN ILMU

0

Darul Ma’rifat-Sabtu (10/10) Hujan yang turun sejak setelah ashar tidak melunturkan semangat para mahasiswa Guru Gontor 3. Pembukaan Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 1441/2020 yang dimulai pada pukul 15.45 tepat dan berada di Aula pertemuan. Acara ini dibuka oleh al-Ustadz H Abu Darda, M.Ag. mewakili Rektor Universitas Darussalam Gontor. 180 mahasiswa beserta seluruh pengawas ujian mengikuti upaca pembukaan Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 1441/2020, di Universitas Darussalam Gontor kampus IV Kediri.

Dalam pidatonya beliau menyampaikan pentingnya kita untuk belajar dimanapun dan kapanpun. Tidak ada kata terlambat bagi seorang penuntut ilmu. Hari ini kita akan memanen ilmu yang telah kita tanam selama satu semester yang lalu. Mereka yang serius dalam menanam mana akan memanen hasil yang baik dan juga sebaliknya. Maka beruntunglah kalian yang serius dalam perkuliahan.

Acara ini ditutup dengan doa yang juga disampaikan oleh al-Ustadz Abu Darda, M.Ag. Setelah acara selesai, para mahasiswa bergegas menuju ke ruang ujian masing-masing dengan iringan air hujan. Ujian Akhir Semester (UAS) diadakan selama 5 hari dimulai pada Sabtu-Rabu, 10-15 Oktober 2020. Bertempat di Gedung Iraq dan diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif yang berjumlah 180 orang, dibagi dalam 5 ruangan.

Berpedoman pada Tritugas Guru, mengajar, membantu pondok, dan belajar bukan hanya selogan saja. Melainkan sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah didapatkan di satu-satunya perguruan tinggi pesantren. Meski padatnya kegiatan mengajar di kelas-kelas dan mengemban tugas pondok sebagai mahasiswa guru tidak melunturkan semangat dan prestasi dalam belajar (kuliah). Tetap semangat dan semoga sukses selalu. Aamiinn. (ArramadhanAbad)

Penutupan PRAMUKA : Tanda telah Dekatnya Ujian

0

Darul Ma’rifat – Warna coklat menyelimuti Gontor 3, sorak sorai menambah semaraknya acara siang ini, sepintas tak ada yang berbeda, hari kamis memang adalah hari latihan wajib pramuka di pondok ini, namun yang berbeda karena ini adalah latihan terakhir untuk semester pertama, dikarenakan sudah dekatnya ujian awal tahun, dan diharapkan semua santri bisa fokus kepada ujian yang nanti akan dihadapi.

Sebelum acara penutupan acara  kepramukaan, semua adika dari kelas 1 sampai kelas 4 dan diawasi oleh kakak kakak dari kelas 5, guna untuk melihat sejauh mana pemahaman dan pengetahuan adika adika dalam masalah kepramukaan, ujian dilaksanaka kurang lebih 45 menit di zona masing masing, sesuai dengan kelasnya.

Saat peluit panjang berbunyi, pertanda bahwa waktu ujian sudah berakhir, semua wajib mengumpulkan lembaran jawaban masing masing, kakak kakak Pembina bersiap mengumpulkan dan segera dikoreksi, agar nilai segera dapat diketahui.

Semua santri berbondong-bondong dari berbagai penjuru menuju satu titik, yaitu depan BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern), tempat dimana penutupan kegiatan kepramukaan akan dilangsungkan, setelah semuanya berkumpul, petugaspun siap di posisi masing masing, maka upacarapun siap dilaksanakan.

Penutupan kepramukaan kali ini ditutup oleh Al-Ustadz Zaini Hasan, beliau berpesan diantaranya, “Walaupun kegiatan kepramukaan sudah ditutup, nilai nilainya harus tetap hidup, dan selalu mengamalkan Dasa Dharma Pramuka serta Tri Satya”.

Sekaligus dalam acara ini Mabikori (Majlis Pembimbing Korrdinator Harian) mengumumkan juara-juara dari rentetan lomba-lomba yang telah diadakan sebelumnya, pada kali ini juara umum diraih oleh POT 05.095-13 dan juara favorit diraih oleh POT 05.095-11, dan tak kalah seru adanya penampilan penampilan guna menambah semarak acara ini, dari GCNM, Tari Semaphore dan Tarian lainya, dan barulah acara ditutup, santri kembali kerayon dan sudah siap untuk menghadapi ujian awal tahun ini.Hasby

Berjuanglah! Meskipun Nyawa Yang Menjadi Taruhannya  

0

“Bondo, Bahu, Pikir, lek Perlu Sak Nyawane Pisan” K.H. Ahmad Sahal.

Hingga saat ini, saudara umat muslim yang berada di tanah Palestina masih mendapatkan tindakan penindasan yang dilakukan oleh para pasukan Israel. Meskipun di tengah-tengah masa pandemi, aksi penjajahan tersebut tidak berhenti. Begitu pula aksi perlawanan dari rakyat Palestina sendiri. Walaupun mereka ditindas, diganggu keimanan mereka dan digoyahkan keyakinan mereka, namun mereka pantang menyerah dan tetap teguh dengan keislaman mereka. Mereka rela mempertaruhkan apapun, bahkan bila harus mengorbankan nyawa sekalipun.

Hal itu senada dengan apa yang diajarkan oleh para trimurti, tentang semangat berjuang bahkan bila harus berbayar nyawa.

Demi meraih kesuksesan yang besar, dibutuhkan pengorbanan yang besar pula. Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor rela berjuang mengorbankan apapun yang mereka miliki demi kemajuan bangsa dan negara. Tenaga yang mereka kerahkan tak kenal lelah dan menyerah. Inilah bukti kecintaan mereka terhadap negara Indonesia. Pagi sampai malam meninggalkan kenikmatan atau kesenangan dunia demi mendidik para santri yang mereka harapkan kelak akan menjadi pemimpin di masa depan.

Tak hanya tenaga, pikiran pun juga mereka keluarkan. Tak pernah berhenti memikirkan kemajuan bangsanya, pendidikan santrinya, dan perkembangan pondoknya. Letih dan lelah selalu datang kepada raga dan pikiran mereka tapi, itu tak membuat mereka berhenti. Istirahat menurut mereka adalah pergantian pekerjaan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. inilah sifat kemuliaan seorang pendidik hakiki, yang rela mengorbankan apapun. Meskipun semua harta yang dimiliki telah habis untuk memberi jatah makan para santri, mereka akan selalu mementingkan santrinya daripada diri sendiri.

Suatu hari ketika pondok sedang mengalami krisis ekonomi, bu Nyai rela mengorbankan perhiasan yang ia miliki untuk membeli makanan yang nantinya akan diberikan kepada santri. Keikhlasan inilah yang menghantarkan Gontor hingga saat ini tak tergoda akan kenikmatan dan kekayaan, demi mengharap Ridho Allah SWT.

Jika tenaga yang dikeluarkan dan pikiran yang diberikan oleh para Trimurti masih tak cukup untuk pondok ini, mereka rela mengorbankan nyawa mereka asalkan pondok yang mereka bangun tetap bertahan hingga hari akhir, tetap mempertahankan syariat Islam. Ini menggambarkan bentuk kebesaran hati seorang pendidik, bagaikan seorang bapak yang rela mengorbankan apapun untuk kesuksesan anaknya. Derasnya hujan yang membasahi dan teriknya matahari yang membakar kulit akan tetap ia tempuh. Walau jalanan terjal menghampiri, sang bapak akan tetap berjuang membahagiakan anaknya bahkan bila harus bermandikan darah.

Seperti dikutip dalam buku berjudul “Senarai Kearifan Gontory” oleh Al-Ustadz Ahmad Suharto “Dalam perjuangan harus siap berkorban baik berupa harta, tenaga, fikiran bahkan kalau perlu nyawa. Inilah totalitas dalam berjuang, perjuangan tanpa pengorbanan adalah kebohongan.”

Maka alangkah hina dan rendah jika pengorbanan besar yang telah diberikan oleh Trimurti kepada kita, hanya kita balas dengan malas-malasan dan tidak serius dalam belajar. Tidak mensyukuri karunia yang telah Allah berikan kepada mereka, hingga akhirnya kita dapat menikmati keindahan dalam menuntut ilmu, kemudahan dalam beribadah dan kebahagiaan memiliki teman banyak di dalam pondok. Ketika seorang anak yang diberikan sebuah hadiah dari bapaknya kemudian anak itu menolak hadiah tersebut dengan alasan yang tak mengenakkan, bagaikan sebuah pedang yang menyayat hati bapak itu karena sang anak tak tahu bagaimana perjuangan bapaknya demi mendapatkan hadiah itu.

Kita sebagai santri harus meneruskan perjuangan yang telah dilakukan oleh Trimurti. Menjaga pondok ini dari semua hal yang tidak disukai oleh orang lain. Menjaga panji keislaman yang sudah lama berkibar, bukan malah menjadi generasi penikmat apalagi penghancur, naudzubillah. Tapi harus menjadi generasi yang terdepan dalam mengestafetkan nilai-nilai perjuangan.DinulCahya

 

Related articles:

Zakat Seorang Guru Kepada Santrinya

Kekuatan Doa dan Mujahadah Trimurti Pendiri Pondok Modern Gontor

Keikhlasan Trimurti Dalam Mengajar

Telusuri Silsilah Trimurti, Gontor Menapaktilasi Sejarah Nenek Moyang ke Keraton Kasepuhan Cirebon