Home Blog Page 286

Kiai Masykur Isi Peringantan Persemar Di PMDG Kampus 5

0

BANYUWANGI–Peringatan Peristiwa Sembilan Belas Maret (Persemar) 1967 wajib diadakan di seluruh kampus Gontor, baik di dalam Jawa maupun luar Jawa. Menanggapi instruksi ini, PMDG Kampus 5 Darul Muttaqin, Banyuwangi mengadakan peringatan Persemar pada Sabtu (31/3). Peringatan ini dihadiri oleh Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. dan Wakil Pengasuh PMDG Kampus 5, H. Syuja’i, M.A., serta seluruh santri dan asatidz Kampus 5. Selain asatidz senior Gontor, pada peringatan kali ini hadir Pimpinan PP. Baitul Arqom, Jember, K.H. Masykur Abdul Mu’id. Beliau adalah salah satu saksi hidup kejadian keji itu, saat itu beliau duduk di Kelas 6 (bersama Kiai Akrim Mariyat).

Acara dimulai pukul 07.00 WIB, diawali dengan sambutan hangat Al-Ustadz Syuja’i selaku wakil pengasuh dan dilanjutkan dengan acara inti yang disampaikan oleh Kiai Masykur. Lalu berlanjut ke pembacaan naskah kisah Persemar yang dibawakan oleh Al-Ustadz Hidayatullah dan beberapa guru-guru senior lainnya secara bergantian. Acara Peringatan ini selesai pukul 12.00 WIB, dan dilanjutkan dengan sesi perfotoan bersama seluruh guru-guru PMDG Kampus 5 di depan Masjid.

Seusai acara rombongan Al-Ustadz Hidayatullah langsung melanjutkan perjalanan ke Malang dan menyempatkan bersilaturahim ke PP Baitul Arqom Jember, berkeliling melihat suasana gedung dan santri-santri di sana. Muis

Ciptakan Suasana Belajar Yang Kondusif, Gontor Nonaktifkan Kegiatan Ektrakulikuler

0

DARUSSALAM–Al Ma’hadu laa yanaamu abadan. Seiring dengan semakin dekatnya ujian semester kedua di Kulliyatu-l-Mu’allimin Al Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), dan demi menciptakan suasana belajar yang kondusif, dinonaktifkanlah kegiatan-kegiatan yang bersifat ektrakulikuler, seperti latihan pidato, pelajaran sore, dan kegiatan kepramukaan.

Tepat pada Kamis (29/3) siang di depan BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern), para adika pramuka mengikuti ujian tulis yang diadakan oleh para pengurus Koordinator Gerakan Pramuka. Ujian tersebut diadakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan keseriusan para santri dalam mengikuti kegiatan mingguan ini.

Setelah selesainya ujian tersebut, para adika dan pembina pramuka mengikuti upacara penutupan yang diadakan di depan BPPM, sekaligus pengumuman hasil kegiatan kepramukaan selama setengah tahun ini.

Selain kepramukaan, kegiatan ektrakulikuler lainnya juga dinonaktifkan, seperti latihan pidato yang ditutup pada kamis malamnya, dengan ujian praktek berpidato di setiap ruangan latihan pidato yang telah ditentukan oleh Bagian Pengajaran.

K.H. Hasan Abdullah Sahal
K.H. Hasan Abdullah Sahal

Dan juga kegiatan bahasa yang ditutup pada hari Jum’at pagi, (30/3) yang ditutup langsung oleh Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal.

“اللغة تاج المعهد, ولاتخف لنطق العربية لان اللغة العربية لغة مهمة”

“Bahasa adalah mahkota pondok ini, dan Jangan takut menggunakan Bahasa arab, karena Bahasa Arab adalah Bahasa yang penting”. Ujar beliau dalam sambutannya.

Dengan telah dinonaktifkannya seluruh kegiatan ekstrakurikuler ini, diharapkan para santri lebih fokus dalam menyiapkan diri untuk menghadapi ujian semester kedua. Muis

Kiai Hasan dan 2 Kata Tanya

0
Mantingan-K.H. Hasan Abdullah Sahal kembali hadir di PMDG Putri Kampus 1, Mantingan. Kehadiran beliau kali ini (Jum’at malam, 30/3) untuk menyampaikan kuliah singkat mengenai pentingnya Peristiwa 19 Maret 1967, sejarah kelam bagi Gontor.
Dalam kuliah singkat tersebut, Kiai Hasan sangat menegaskan pentingnya pengetahuan mengenai kejadian tersebut bagi para santriwati, agar selanjutnya tidak akan terjadi kembali peristiwa serupa. “Mengapa dan untuk apa?” Beliau mengawali kuliah dengan 2 kata tanya. Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya orang yang salah dalam menjawab pertanyaan yang diawali kata tanya tersebut, ketika mereka ditanya “mengapa?” jawabannya “untuk…” (seharusnya “karena…”) atau ketika ditanya “untuk apa?” Jawabannya “karena…” (seharusnya “untuk…”) dsb.
Agenda tersebut dihadiri oleh seluruh keluarga besar PMDG Putri Kampus 1, mulai dari Wakil Pengasuh, seluruh guru dan santriwati, hingga para istri guru senior, bertempat di Aula Pertemuan PMDG Putri Kampus 1.
Mengapa kejadian harus diperingati? Untuk apa? Karena ditakutkan peristiwa tersebut terlupakan dsb, untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali. Adapun salah satu sebab utama terjadinya Persemar, karena pada saat itu, santri, guru, pembantu tidak tahu posisinya, merasa berjasa, kuat, lupa bahwasanya semua amanat hanyalah pinjaman, dsb.
“…cerdaskanlah dirimu, pandai-pandaikanlah dirimu, perkuatlah pendiriannya, jati dirimu, siap-siaplah kamu menghadapi kekecewaan, siap-siaplah kamu untuk tidak berhasil dalam berusaha, siaplah kamu untuk mendapatkan apa yang tidak kau sukai…” ujar Kiai Hasan.
Dalam hidup ini, kita harus selalu membekali diri dengan sebaik-baiknya, karena akan ada banya tantangan dan cobaan, kadang pula kenyataan yang tidak diinginkan, namun kita semua harus siap menghadapi semua itu. sand88

Penutupan Kegiatan Bahasa: Fokuskan Santri Hadapi Ujian

0
Gontor-“al-lughatu tajul ma’had”, terdengar tidak asing bagi segenap santri Gontor. Semboyan tersebut menjiwai santri untuk selalu berbahasa resmi, yaitu Arab dan Inggris. Kegiatan bahasa di Gontor pada tahun ini berjalan dengan lancar, kelancaran tersebut ditandai dengan adanya berbagai peningkatan: disiplin, metode, maupun sarana.
Menjelang datangnya Ujian Semester Kedua Tahun Ajaran 1438-1439/2017-2018, semua rentetan kegiatan kebahasaan dinonaktifkan untuk sementara waktu, dengan demikian bukan berarti disiplin berbahasa akan dinonaktifkan pula, disiplin berbahasa akan terus dijalankan selamanya.
Kegiatan bahasa pada semester kedua resmi ditutup sementara pada Jum’at pagi (30/3) oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal. Penutupan kegiatan bahasa ini dihadiri oleh seluruh santri PMDG dan beberapa guru senior pembimbing bahasa, bertempat di depan BPPM.
Sebelum menutup, Kiai Hasan memberikan kuliah singkat mengenai pentingnya menguasai bahasa Arab dan Inggris. Salah satu poin penting dalam kuliah singkat tersebut beliau mengatakan bahwa tidak bisa seseorang dikatakan ulama apabila belum menguasai bahasa Arab, dan begitu pula sebaliknya. Apabila ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai ulama namun ternyata tidak mampu atau menguasai bahasa Arab, maka dia termasuk ulama palsu.
Penutupan kegiatan bahasa bukan berarti memberi kekosongan bagi segenap santri, namun itu merupakan sarana atau strategi pondok untuk memfokuskan para santrinya mempersiapkan diri menghadapi ujian semester kedua. sand88

Kiai Amal: Terimakasih Darul Qiyam

0

MAGELANG—Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., mengisi pidato Peringatan Peristiwa 19 Maret 1967 (Persemar) di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus 6, Darul Qiyam, Magelang. Kunjungan ini merupakan kali yang kedua bagi beliau pada tahun ini. Pertama, Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy’ (KA) dan kedua Persemar, Sabtu (31/3).

Persemar di PMDG Kampus 6 ini berlangsung selama 4 jam, pada waktu istirahat, Kiai Amal meminta untuk diputarkan musik, lalu ditayangkan beberapa video klip yang memukau para santri, diantaranya: Mars of Darul Qiyam, Persahabatan Ilahi, Kampung Damai, dan Perjalanan Abadi. Seluruh santri dan asatidz terlihat menikmati lagu-lagu yang diputar, Kiai Amal pun merasakan senang dan bangga dengan penampilan yang disajikan “Saya berterimakasih kepada Darul Qiyam, kemarin KA luar biasa, video klip juga tidak kalah dengan Gontor Pusat, yang seperti inilah yang harus ditingkatkan” tutur Kiai Amal.

Rasa bangga Kiai Amal terhadap Pondok Darul Qiyam ini menghadirkan suatu dorongan motivasi bagi seluruh santri yang hadir. “Kita meniru Magelang, karena memang patut ditiru, ketika KA main musiknya di lapangan, ditampilkan lah di Unida, itu diawali dengan ziarah kita ke Magelang, Inspirasinya datang dari Darul Qiyam” ujar Kiai Amal.

Sebelum menutup acara, Kiai Amal berdoa, semoga dengan acara ini, kita mampu mengambil i’tibar dan pelajaran, semoga tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini “Seluruh permasalahan harus ada musyawarah dan penyelesaian yang baik” tegas Kiai Amal. Rakafadel

K.H. Akrim Mariyat: “Musuh Yang Paling Berbahaya ialah Orang Yang Kau Percaya.”

0

RIAU—Hari-hari ini, keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sedang memperingati sebuah momentum penting dalam perjalanan sejarah PMDG. Peristiwa 19 Maret 1967 yang dikenal dengan istilah PERSEMAR menjadi sebuah pengalaman pahit bagi pihak internal PMDG. Setelah diperingati di PMDG Kampus Pusat di Ponorogo pada hari Senin (19/3), peristiwa itu juga diperingati di kampus-kampus yang lain baik di dalam maupun di luar Jawa.

Pada hari Senin (26/3), PMDG Putri Kampus 7 menyelenggarakan peringatan peristiwa kelam itu. Acara diselenggarakan pada pukul 08.00 WIB di lapangan Basket PMDG Putri Kampus 7. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., Ketua 1 Badan Wakaf, diutus oleh Pimpinan PMDG untuk menjadi pemateri dalam peringatan tersebut. Beliau adalah salah satu saksi hidup Persemar, dimana pada tahun itu beliau duduk di kelas 6 KMI.

K.H. Akrim Mariyat sedang menjelaskan tentang isi Persemar kepada para santriwati
K.H. Akrim Mariyat sedang menjelaskan tentang isi Persemar kepada para santriwati

Dalam pidatonya, beliau banyak menceritakan tentang mencekamnya suasana pondok pada masa-masa itu, dimana banyak santri yang melakukan demonstrasi dengan kata-kata kotor dan fitnah terhadap Pengasuh Pondok Modern. Peristiwa yang sangat memalukan bagi Pondok Modern khususnya, dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya. Yang paling menyedihkan, justru yang menjadi penggerak peristiwa itu merupakan orang yang diberikan kepercayaan oleh Pengasuh Pondok Modern. Maka, K.H. Akrim Mariyat mengingatkan kepada para hadirin dengan potongan bait,

“أعدى عدوك أدنى من وثقت به”

Artinya, “Musuh yang paling berbahaya adalah orang yang paling kamu percaya.”

Setelah dari PMDG Putri Kampus 7, rombongan menuju ke PMDG Kampus 14 di Siak, Riau. Pada hari berikutnya, Selasa (24/3) K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. kembali menjadi pemateri dalam acara yang sama. Setelah menghadiri rentetan acara di Riau, rombongan langsung menuju ke PMDG Kampus 7 Konawe Selatan. K.H. Akrim Mariyat kembali menjadi pemateri dalam peringatan PERSEMAR pada hari Sabtu (31/3). Beginilah salah satu cara PMDG untuk mempertahankan nilai-nilai yang ada, agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kembali. Semoga Gontor terus berdiri tegak dengan nilai-nilai luhurnya, untuk mencetak kader-kader pemimpin umat di masa yang akan dating.brada

 

Peringatan Persemar di PMDG Kampus 6 Berjalan Lancar

0

MAGELANG–Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menggelar Peringatan Peristiwa 19 Maret 1967 (Persemar) di PMDG Kampus 6 Magelang, Sabtu (31/3). Acara berlangsung dari pukul 07.00–10.30; dihadiri langsung oleh salah satu saksi hidup Persemar, Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. dan didampingi oleh Al-Ustadz Syamsul Hadi Untung, M.A, M.LS  .

Di awal acara, Al-Ustadz Sunanto WR, M.A. Wakil Pengasuh PMDG Kampus 6 menyampaikan rasa syukur yang sangat dengan kehadiran Rektor Universitas Darussalam, Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A.  serta Ketua Dekan Ushuluddin Al-Ustadz Syamsul Hadi Untung, M.A, M.Ls. di PMDG Kampus 6 Darul Qiyam ini. “Alhamdulillah, bersyukur pondok kita dihadiri oleh Kiai kita, guru kita, ayah kita, keluarga kita” tutur Al-Ustadz Sunanto.

Al-Ustadz Syamsul menyampaikan Bab I dan Bab II mengenai “Usaha mengambil alih Pimpinan atau menghancurkan Pondok Modern Gontor” dan “Maklumat Pimpinan” serta Pokok-Pokok Pidato K.H. Imam Zarkasyi di akhir acara, lalu Al-Ustadz Sunanto membaca Bab III tentang “Keputusan Mukernas dan Upgrading Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM)” dan Al-Ustadz Nur Hasyim, Lc. Tentang pernyataan para tokoh Nasional mengenai Persemar 1967.

Persemar kali ini diikuti oleh 1204 santri dan 140 guru, mereka tampak khidmat dalam menyimak seluruh penjelasan tentang persemar dari salah satu putra Trimurti, K.H. Imam Zarkasyi, yaitu Kiai Amal. Ia menjelaskan seluruh peristiwa dengan jelas. Seusai acara, rombongan melanjutkan perjalanan kembali ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Rakafadel

Gontor 11 Adakan Peringatan Persemar 1967

0

Sulit Air-Sabtu (24/3), PMDG Kampus 11 mengadakan peringatan Persemar 1967 di BPPM. Peringatan ini dihadiri oleh utusan Pimpinan Gontor yang juga salah satu saksi hidup kejadian itu, Al-Ustadz Abdullah Rofi’i, S.Ag. didampingi oleh Al-Ustadz Farid Sulistyo, Lc. Wakil Direktur KMI. Acara dimulai pukul 07.30 WIB, karena memang kegiatan di Gontor 11 jadwalnya lebih lambat 30 menit dari Gontor Pusat disesuaikan dengan kondisi geografis sana.

Diawali dengan sambutan oleh Wakil Pengasuh Gontor 11, Al-Ustadz Witoto, S.Pd.I dan langsung dilanjutkan dengan acara inti yang disampaikan oleh Ustadz Rofi’i. Seusai istirahat pertama, Acara berlanjut ke pembacaan Kisah Persemar yang dibawakan oleh Ustadz Farid. Selain tentang Persemar, Ustadz Farid juga menjelaskan perkembangan Gontor saat ini baik dari segi akademis maupun pembangunan yang berjalan. Acara peringatan ini selesai pukul 12.00 WIB, lalu diadakan perfotoan bersama seluruh santri dan guru di depan BPPM.

Kesempatan ini digunakan betul-betul oleh rombongan Gontor untuk memotivasi santri dan guru-guru di sana. Ust Rofi’i dan Ust Farid hadir dalam belajar malam bersama santri-santri, memantau langsung perkembangan pembelajaran di sana. Setelah itu beliau mengumpulkan guru-guru di Kantor KMI dan memotivasi mereka.

Keesokan harinya, Rombongan Gontor diberi kesempatan untuk menapaktilasi tempat-tempat bersejarah bagi Gontor, yaitu Pondok Thowalib, tempat belajarnya K.H. Imam Zarkasyi (Trimurti Gontor) selama 6 tahun (1930-1936) di Padang Panjang. AaRum

Mendidik Anak Lahir Batin

0

Tidak ada orang tua yang mempunyai maksud atau tujuan agar anaknya menjadi anak yang tidak saleh, tidak ada guru yang ingin anak muridnya menjadi tidak baik atau nakal dan juga tidak ada kyai yang ingin santrinya menjadi santri yang tidak alim. Hanya saja, proses yang ditempuh untuk mewujudkan dan mengusahakan niat yang baik itu susah.

Kalau dulu banyak yang menggantungkan dan menyerahkan nasibnya kepada Allah. Dulu juga banyak kyai yang alim berdoa kapada Allah agar anaknya menjadi alim, dan banyak juga ibu yang tidak mampu mendidik anaknya, ingin anaknya menjadi anak yang saleh dengan puasa tirakat. Maka jangan heran kalau banyak anak kyai yang pintar tanpa harus belajar. Itulah semua dilakukan oleh orang tuanya dengan tirakat, meninggalkan segala perbuatan maksiat dan juga tidak melakukan kesalahan, sehingga anaknya menjadi anak yang baik. Jadi dulu banyak yang seperti itu, tanpa harus belajar banyak.

Apakah sekarang bisa seperti itu? Kalau sekarang jauh untuk melakukan tirakat, karena banyak hal yang tidak mendukung adanya puasa secara terus-menerus. Sehinggga kalau sekarang kita melakukan puasa tirakat ini terasa sulit. Jadi sekarang banyak orang tua yang lebih memilih cara yang nyata atau lahir, yaitu lebih cenderung ke lembaga pendidikan. Kira-kira hal yang bagaimana yang pantas untuk membuat anak atau murid kita sukses, apakah hanya dengan ibadah tanpa adanya usaha atau usaha terus-menerus tanpa adanya doa atau ibadah?

Rasanya kalau yang pertama untuk sekarang ini sulit, tawakkal terus kepada Allah tanpa adanya usaha. Bukan hanya dengan tirakat, tapi harus juga dengan usaha. Bagi seorang guru, ia harus memberi tugas kepada muridnya dan jangan lupa juga mendoakan mereka. Tapi saya yakin seorang guru mempunyai tujuan yang sama dengan orang tua, bahwa kedua belah pihak menginginkan anak-anak atau murid-muridnya lebih baik dan pintar serta sukses.

Demikian juga halnya seorang pimpinan tentu berkeinginan agar anak buahnya lebih baik. Maka dari itu, rasanya untuk tirakat pada saat ini terasa sulit, selain itu suasananya tidak mendukung banyak makanan di mana-mana. Ketika mau berpuasa ada saja yang menawarkan makanan yang tidak mendukung untuk berpuasa tirakat.

Sulit rasanya mengikuti sunah Nabi dalam mengatur pola makan. Nabi itu tidak makan kecuali dalam keadaan sangat lapar dan kalau makan tidak terlalu kenyang. Sehingga serasa sulit bagi orang zaman sekarang untuk menerapkannya, yang pada akhirnya orang zaman sekarang tidak banyak yang dapat melaksanakan puasa tirakat. Untuk itu, orang zaman sekarang mau tidak mau harus menggunakan cara lahiriah dan mendidik secara langsung, yaitu dengan cara diarahkan, dikontrol serta diberi penugasan. Namun kadang-kadang banyak orang tua yang tidak sempat mendidik anaknya secara langsung dan jarang bertemu dengan anaknya. Bahkan terdapat anak yang merasa jauh dari orang tuanya, sehingga banyak anak yang tidak berbakti dan menurut kepada orang tuanya.

Maka kita hendaknya tidak hanya mengajarkan secara lahiriah, namun juga batiniah. Kedua-duanya itulah yang akan menyebabkan keberhasilan dan menjadikan anaknya itu baik. Dulu banyak orang tua yang tidak terlalu pintar namun anaknya itu baik-baik dan pintar-pintar. Orang tua zaman dahulu kebanyakan tidak pandai-pandai, namun tirakatnya tinggi serta perhatiannya terhadap anak juga tinggi. Zaman dahulu anaknya banyak-banyak dan baik-baik, beda dengan sekarang sudah sedikit dan tidak semuanya baik dan sukses.

Maka dari itu, siapapun nanti suatu saat akan menjadi orang tua. Maka hendaklah kelak mendidik anak-anaknya dengan baik, dengan juga mendoakan mereka. Namun juga tidak hanya didoakan atau ditirakati saja, namun juga harus dididik secara lahiriah dengan diperhatikan dan diberi kewajiban serta diiringi dengan doa.

 

Perkajum Gelombang VI Hadirkan Suasana Baru

0

PONOROGO–Perkemahan Kamis Jum’at (Perkajum) gelombang VI menghadirkan suasana yang berbeda dengan perkajum sebelum-sebelumnya. Perkajum kali ini dimeriahkan dengan berbagai perlombaan yang menarik di Area Bumi Perkemahan (Buper) yang bertempat di Desa Wilangan, Sambit, Ponorogo.

Sesampainya di bumi perkemahan peserta langsung diarahkan untuk membangun tenda, lalu persiapan acara Unggun Gembira, acara ini berbentuk penyalaan api unggun disertai dengan pertunjukan-pertunjukan dari peserta. Ada yang menampilkan tarian modern, tarian daerah, drama, nasyid, dll.

Jum’at pagi, seluruh peserta mengikuti senam bersama, gerakan senam pramuka sangat berbeda dengan senam biasa. Senam pramuka lebih fleksibel, lebih energik. Seluruh peserta menikmati kegiatan ini, kegiatan demi kegiatan berjalan baik. Hingga acara yang paling ditunggu-tunggu oleh para adika, yaitu perlombaan antar Gugus Depan.

Fariz Karimullah, Penanggungjawab Acara Perkajum Gelombang VI menjelaskan, dalam Perkajum ini terdapat berbagai macam perlombaan menarik bagi seluruh adika, diantaranya; futsal, joget kursi, joget tomat, lomba memasak, bambu gila, sarung fighter, dsb.

“Perkajum kali ini berbeda dengan biasanya, sekarang ada perlombaan antar gudep di area buper, walaupun gaada hiking, alhamdulillah semua adika gembira” ujar Fariz.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Kamis dan Jum’at, 22-23 Maret 2018 dan diikuti oleh 430 peserta, terdiri dari 400 adika siswa baru, dan 30 orang dari Asisten Koordinator (Pasukan Garuda, Dewan Kerja Koordinator, Marching Band, dan Andalan Koordinator Urusan Perpustakaan). Rakafadel