Home Blog Page 343

Perluas Pengetahuan dengan Membaca Kutub Turast

0

KAMPUS 2 – Di Pondok Modern Darussalam Gontor, para siswa Kelas 5 KMI mulai memasuki jenjang yang lebih tinggi dalam tingkatan Fiqh. Maka saat menginjak Kelas 5, mereka sudah mengakhiri fase “Muqtasid” dan memulai untuk menjadi seorang “Mujtahid”. Bukan lagi mempelajari Fiqh dengan buku ringkasan untuk kelas 1 ataupun kitab bulughul maram untuk kelas 3 dan 4.

Diskusi kelompok dengan bimbingan bapak guru
Diskusi kelompok dengan bimbingan bapak guru

Meski sejatinya Siswa Kelas 5 di Gontor masih terlalu muda untuk menjadi seorang mujtahid, namun saat memasuki kelas 5 mereka mulai mempelajari buku “Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid”. Buku ini menyajikan berbagai permasalahan Fiqh ditinjau dari sudut pandang para ulama dan ahli Fiqh, yang disertai dengan dalil Qur’an dan Hadits sebagai peguat pendapat-pendapat tersebut.

Kegiatan ini terlaksana pada rabu (15/2) hingga senin (20/2), yang bertempat di gedung Riyadh lantai sebagai tempat anak-anak kelas 5 untuk mencari penyelesaian dari beberapa masalah yang akan dibahas. Sedangkan tempat diskusi kelompok menyebar dibeberapa tempat yang telah ditentukan.

Mereka semua dibagi menjadi kelompok-kelompok yang mana setiap kelompoknya dibimbing langsung oleh 2-3 bapak guru KMI. Salah satu tujuan diadakannya kegiatan ini adalah guna memperkenalkan dan memperluas wawasan siswa kelas 5 dalam pengenalan kutub turats, serta kemampuan mereka dalam berbahasa arab yang baik dan benar.bhiel

 

Saka Bhayangkara: Salah Satu Kegiatan Kepramukaan di Gontor

0

GONTOR-Pondok Modern Darussalam Gontor selalu aktif menjalankan kegiatan kepramukaan dan memberikan kontribusi yang besar dalam mendidik santri-santrinya dengan skill kepramukaan. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai keikutsertaan Gontor dalam even-even nasional, hingga Internasional, dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung lainnya, berbagai pelatihan, seperti Saka Bhayangkara, Kursus Mahir Tingkat Dasar dan Lanjutan, dan semisalnya untuk memberikan wawasan kepramukaan yang luas terhadap adika Gugus Depan 15.089 Pondok Modern Darussalam Gontor.

Dan salah satu kegiatan tersebut adalah Kursus Orientasi Saka Bhayangkara guna menambah dan membekali segenap adika pramuka dengan pengetahuan tentang pengetahuan ke-Bhayangkaraan yang berguna di masa depan bagi peserta didik, di mana adika sekalian diajari berbagai materi seperti PBB, Pengaturan Lalu Lintas, TPTKP, DKS, PPGD, Siskamling, Pengetahuan Narkoba, dan Penanggulangan Bencana Alam.
Tenaga pengajar dalam kegiatan ini adalah staf Polres Ponorogo. Sedangkan kegiatan ini dimulai hari Sabtu, 30 Januari 2016 sampai hari Selasa, 02 Februari 2016 dengan dari pukul 13.45 sampai dengan pukul 17.00. Peserta adalah adika Pramuka di Gugus Depan Pondok Modern Darussalam Gontor yang berjumlah kurang lebih 300 orang dari kelas 3 Intensif dan 4. sand88

Mengevaluasi Pembelajaran Santri dengan Ulangan Umum

0

GONTOR 2 – Salah satu penunjang kesuksesan dalam proses pembelajaran adalah adanya evaluasi yang dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar didalam kelas. Berlandaskan dengan itu telah terlaksana Ulangan Umum pada semester 2 ini, pada sabtu (11/2 ) hingga rabu (15/2).

Bukan hanya santri saja yang dievaluasi dalam pembelajaran mereka selama 2 bulan kebelakang, tetapi bapak gurupun menjadi objek penting dalam pelaksanaan Ulangan Umum ini. Yaitu, sebagai alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran dan tujuan proses belajar mengajar dikelas. Ini juga untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga para wali kelas khususnya dapat menyelesaikan berbagai kesulitan belajar anggotanya.

Seluruh santri kelas 1-5 KMI mengikuti kegiatan ini, terkecuali kelas 6 mereka tetap memasuki kelas seperti biasanya. Siswa mengerjakan 3 mata pelajaran di 3 hissoh setiap harinya, 60 menit untuk mengerjakan soal-soal ulangan dan 30 menit untuk pengoreksian oleh para pengawas.

Ulangan Umum ini bertempat diruang kelas masing-masing, yang setiap ruang kelas diawasi 3 bapak guru KMI, setiap harinya diujikan 3 pelajaran di 3 hissoh pelajaran dengan waktu 60 menit untuk mengerjakan soal dan 30 menit untuk pengoreksian oleh para pengawas ujian. Ulangan Umum ini juga sebagai salah satu syarat wajib bagi seluruh siswa KMI untuk mengikuti ujian akhir tahun semester kedua.bhiel

Mahasiswa Guru Gontor 2 Sabet Juara Umum Festival UNIDA

0

SIMAN – Sebagai salah satu agenda rutin yang diadakan oleh DEMA Pusat setiap tahunnya, acara ini bisa dikatakan perlombaan bergengsi bagi mahasiswa UNIDA. Bukan hanya karena acara ini sebagai ajang untuk membuktikan kampus mana yang terbaik, tetapi juga melihat atmosfer persaingan antar mahasiswa setiap kampus yang begitu terasa ketat.

Penyerahan Piala Juara Umum oleh Bapak Wakil Rektor
Penyerahan Piala Juara Umum oleh Bapak Wakil Rektor kepada Ketua Dema Kampus 2

Acara yang diadakan selama 4 hari ini, hanya dilaksankan ketika hari kamis dan  jum’at selama 2 kali berturut-turut. Dibuka langsung pada Kamis (27/01) oleh Bapak Wakil Rektor UNIDA Al-Ustadz Setiawan bin Lahuri, M.A bertempat di Kampus Pusat UNIDA Siman. Acara ini diikuti oleh mahasiswa Kampus UNIDA dan cabang-cabangnya yang terdiri dari Kampus Gontor, Kampus 2 Madusari, Kampus 3 Kediri, Kampus 6 Magelang dan Kampus Management Bisnis Universitas Darussalam (MBUD) Mantingan.

Festival ini bukan hanya sebagai ajang lomba dan persaingan belaka, namun juga sebagai ajang mempererat ukhuwah islamiyyah antar seluruh mahasiswa Universitas Darussalam pusat maupun cabang. Melombakan di 4 cabang katagori, yaitu olah fikir, olah dzikir, olah rasa, dan olah raga. Seluruh kampus mengutus para peserta yang sudah berkompeten dalam bidangnya masing-masing.

Keluar sebagai Juara Umum adalah Mahasiswa Guru Gontor Kampus 2, dimalam penutupan acara ini pada jum’at malam (2/2). Kemenangan ini bhak hadiah terindah bagi seluruh guru Gontor 2 pada tahun ini.bhiel

Cara Dr. Zakir Naik Mendidik Anak-anaknya

0

zakir-naikk

Dalam ceramah Dr. Zakir Naik, ada seorang wanita muda yang menanyakan kepada beliau “Bagaimana Anda membesarkan putri Anda menjadi penceramah internasional yang sukses? Sedangkan wanita dianggap lemah dan rapuh”. Dari pertanyaan tersebut, beliau menjawab dengan sangat tegas bahwa merupakan kewajiban setiap Muslim untuk berdakwah, menurut Qur’an dalam surat al-Ash ayat 1-3 disebutkan “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan menasehati supaya menaati kebenaran dan menasehati supaya bersabar.”

Minimal ada empat syarat yang diperlukan agar manusia manapun bisa masuk jannah (surga). Yang pertama adalah iman, kedua adalah amal shaleh, ketiga adalah menasehati supaya menaati kebenaran atau berdakwah, dan keempat adalah menasehati supaya bersabar. Jadi, berdasarkan surat al-Ash, kata beliau “Jika ada salah satu yang tidak terpenuhi, kamu tidak akan masuk jannah (surga). Kita mungkin Muslim yang sangat baik, kita shalat lima waktu, mungkin berhaji, mungkin puasa di bulan ramadhan, tapi jika kita tidak melakukan dakwah, menurut surat al-Ashr kita tidak akan masuk jannah (surga).” Hanya dakwah saja juga tidak bisa, keempat-empatnya haruslah terpenuhi, yaitu iman, amal shaleh, berdakwah, dan menasehati agar bersabar. Jadi setiap muslim setidaknya harus menjadi da’i paruh waktu. Lebih lanjut al-Qur’an mengatakan dalam surat al-Imran ayat 104 “Hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” Disini Allah berfirman tentang da’i penuh waktu. Sebagaimana ada dokter penuh waktu, insinyur, pengacara, pebisnis penuh waktu. Berapa banyak da’i penuh yang ada ? Allah berfirman “Dan hendaklah diantara kamu segolongan ummat yang merupakan da’i penuh waktu, penceramah penuh waktu. Mereka orang-orang yang beruntung.”

Beliau juga menceritakan pengalaman beliau dimana yang telah selesai kuliah kedokteran, dan memilih menjadi dokter, karena beliau berfikir dokter adalah profesi terbaik di dunia. Akan tetapi, setelah bertemu dengan Syeikh Ahmed Deedad, beliau menyadari bahwa da’i adalah profesi yang lebih baik. Dan Allah berfirman dalam surat Fussilat ayat 33 “Siapa yang lebih baik ucapannya dibanding orang yang mengajak ke jalan Tuhanmu, melakukan dan berkata ‘Aku Muslim’?” ketika beliau menyadari bahwa da’i jauh lebih unggul daripada seorang dokter, maka beliau berubah dari profesi dokter tubuh menjadi dokter ruhani. Ternyata, keinginan ibunya untuk menjadi dokter seperti dr. Chris Barnard. Ia adalah seorang kardiologis pertama, ahli jantung yang pertama kali melakukan transplatansi jantung. Dan ketika Dr. Zakir Naik bertanya pada ibunya setelah bertemu dengan syeikh Ahmed Deedad yang berasal dari Afrika Selatan, “apa ibu ingin aku menjadi Syeikh Deedat atau Chris Barnard?” Ibunya menjawab: “kedua-duanya”. Kemudian ketika Dr. Zakir Naik terlibat dalam bidang dakwah dan beliau bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama, dan menjawab “aku bisa mengorbankan seribu dr.Chris Barnard untuk seorang Syeikh Deedad.”

Berkaitan dengan pertanyaan diatas, beliau mengatakan akan menjadikan semua anak-anaknya, entah itu putra maupun putri, beliau menjadikan sebagai penceramah, alasannya bahwa itu profesi terbaik. Inilah profesi para anbiya’ (nabi-nabi Allah SWT). Dan ketika ia mendirikan sekolah yang ada di Bombay bahwa mendirikan sekolah yang mengedukasikan antara dunia dan akhirat. Ketika anak-anak belajar di sekolah yang di bangun oleh Dr.Zakir Naik, ia memberikan mereka edukasi untuk dunia dan akhirat. Jadi ketika seorang anak bergabung dengan sekolah ini pada umur 2 setengan tahun, ketika dia masuk play group, dari playgroup diajarkan anak itu bahasa Arab dan Inggris. Dan juga diajarkan bahasa lokal lainnya, Hindi, urdu, Marathi, yaitu 5 bahasa. Tapi dalam 2 bahasa mereka dibuat sangat kuat, bahasa internasional adalah bahasa inggris, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Kemudian urdu, hindi, Marathi. Ketika mereka kelas 5, mereka telah paham al-Qur’an, mereka diajarkan untuk menjadi hafidz al-Qur’an, dan ketika di umur mencapai 9 atau 10, mereka bisa menerjemahkan sebagian besar al-Qur’an. Kebugaran fisik itu wajib, setiap murid baik pria maupun wanita saat mereka kelas 6 mereka harus sudah sabuk hitam dalam bela diri. Dan ketiga anaknya adalah hafidz al-Qur’an, kedua putri dan putranya pemegang sabuk hitam dalam beladiri, dan juga bisa bahasa Arab dan Inggris, serta mengajarkan cara bicara dihadapan public dari umur 4 tahun. Ketika anak-anaknya berumur 5,6,7 mereka bisa ceramah di Peace TV depan ribuan orang, mereka tidak demam panggung.

Di sela-sela jawaban Dr.Zakir Naik, ia bertanya kepada audience “kapan paling awal kamu mulai berfikir menjadikan anakmu, terlepas dari kapan kamu menjadikannya sebagai da’i? ada beberapa audience yang menjawab di umur 15, bahkan ketika saat dia lahir. Dr.Zakir Naik mengapresiasi atas jawabannya yang sangat bagus namun tidak sempurna kata beliau. Ternyata jawaban terbaik adalah ketika memilih pasangan hidup. Jika menginkan anak-anaknya sebagai da’i atau profesi apapun, maka memilih ketika memilih pasangan hidup. Karena ibu adalah guru yang terbaik. Jadi, baik yang laki-laki maupun perempuan harus mempunyai niatan dari umur muda dan pertolongan paling baik datang dari Allah SWT. Menurutnya bahwa, bukan berarti da’i hanyalah orang yang bisa bicara, namun juga bisa ahli dalam menulis, dia bisa menjadi penulis yang baik, bisa menjadi pembicara yang baik, dan bisa menjadi pemikir yang baik.

Di sela-sela akhir jawabannya, bahwa kemampuan materi yang dikuasi mungkin hanya 7%, sedangkan keahlian berpresentasinya 93%, caranya berbicara, caranya mengatur nada bicara, gestur tangannya, gerakan matanya, semua iniberpengaruh 93%. Ia juga mengatakan bahwa “Jika anda ingin anak-anak anda menjadi da’i, maka sekolahkan anak-anakmu yang mempunyai visi tersebut.”

Pada Selasa malam, tanggal 4 April 2017, Dr. Zakir Naik dijadwalkan mengisi acara “International Public Lecture” di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Berdasarkan informasi valid dari Panitia UNIDA Gontor, check-in untuk peserta yang telah terdaftar dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Peserta diharuskan membawa ID-Card saat check-in nanti. Adapun nomor registrasi peserta untuk mendapatkan ID-Card dapat dilihat di unida.gontor.ac.id/zakirnaik/hutama

Diambil dari: https://www.youtube.com/watch?v=hmkF9tCYdUY

Mempersiapkan Diri Menjadi Pendidik Dengan Penataraan TPA/TKA

0

Ustadz Wuntat memberikan pengarahan kepada santriwatiMantingan-Kelas 4 dan 3 Intensive sedari kini sudah disiapkan untuk menjadi pembimbing, setelah selesai melaksanakan LPK sebagai persiapan menjadi Pembina Pramuka. Persiapan itu meliputi pelatihan pengajaran TPA/TKA yang dilaksanakan pada Senin(13/3) lalu.

Acara yang dilaksanakan di Aula Kulliyatu-l-Banat Gontor Putri kampus 1 ini diisi oleh Al-Ustadz Wuntat W.S, S.Ag yang memberikan pelatihan, pembelajaran dan pendidikan dini pengajaran iqro` dan Al-Quran dengan cara yang menarik.

Wakil Pengasuh Gontor Putri 1, Al-Ustadz KH. Ahmad Suharto, M.Pd.I dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini bukan hanya tentang kecakapan dan keterampilan. Tapi yang lebih penting adalah mentalitas dan kepribadian seseorang. Maka kita harus memiliki pribadi sebagai seorang pendidik, sebagai guru dan sebagai pengajar. k-y

Catatan Kyai Syukri: Pemimpin, Bukan Sekedar Manager

0

Tidaklah salah bila dikatakan, bahwa pemimpin juga merupakan manager atau administrator, yaitu yang menata seluruh totalitas kehidupan pondok, akan tetapi secara khusus, pola kepemimpinan di Gontor bukanlah kepemimpinan managerial atau administratif saja, yang hanya mengatur, menyelenggarakan, dan membagi tugas rutin kemudian menunggu laporan dan berakhir memberikan keputusan-keputusan yang bisa dilakukan beberapa jam saja. Dalam kamus Gontor, model kepemimpinan seperti ini sama dengan manager. Ditinjau dari fungsinya, leader atau pemimpin memiliki fungsi yang berbeda. Dalam ilmu managemen. Manager berfungsi mengatasi kerumitan rutinitas pragmatis, dan hanya melaksanakan unsur-unsur organisasi yaitu POACE (Planning, Organizing, Actualing, Controlling, and Evaluating). Sementara leader atau pemimpin berfungsi mengatasi perubahan dan memahami betul atas perubahan-perubahan tersebut di masa depan (future). Di Gontor, pemimpin adalah pendidik, yang memiliki visi dan misi jauh ke depan, setiap saat menata, mengarahkan, memberikan tugas, melatih, mengawal, mendo’akan serta memberikan contoh. Di samping bahwa pemimpin juga berfungsi sebagai motivator, supervisor, evaluator, bahkan terjun langsung dan ikut campur dalam seluruh tata kehidupan di pondok.

Hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian seorang kandidat doctor tentang budaya organisasi di pesantren. Hasilnya menunjukkan, bahwa kepemimpinan yang ideal dikarenakan banyak data menunjukkan adanya keseimbangan antara fungsi manager yang kuat dengan kuatnya fungsi leader, buktinya di Gontor terlihat rapi dalam rutinitas aktivitas sehari-hari, tapi juga kuat dalam komitmen melaksanakan nilai-nilai yang disertai dengan uswatun hasanah.

Dalam pengalaman memimpin Gontor selama 25 tahun lebih ini, tugas yang paling banyak menyita waktu adalah mengkader para santri dan guru. Memanggil, mengarahkan, memberikan tugas, dan mengawalnya setiap saat. Dengan demikian, pemimpin harus memiliki integritas tinggi, totalitas jiwa dan raga untuk terus mengembangkan pesantrennya. Setiap saat, yang dipikirkan dan dikerjakan adalah untuk kemajuan pondok ini. Seperti inilah karakter pemimpin Gontor yang selalu dinamis dan aktif.

Selain itu, bahwa seluruh apa yang ada di Gontor ini terjadi proses pimpin memimpin, tidak ada yang bisa bebas semaunya sendiri, semuanya ada tatanannya dan aturannya. Dan untuk itu semuanya, siapapun yang hidup di Gontor harus mengalami proses kepemimpinan. Siap memimpin dan siap dipimpin dengan segala keikhlasannya.

Di samping itu, proses kaderisasi yang sangat efektif adalah masa-masa umur seperti di KMI, yaitu belasan tahun. Karena masa tersebut adalah masa pembentukan mental dan karakter, bila masa ini berjalan dengan baik, maka masa selanjutnya akan mudah menjadi lebih baik. Demikian juga di KMI, guru tidak saja menjadi pengajar, tetapi dia menjadi pendidik, dan juga pembantu pondok untuk proses pelatihan diri menjadi pejuang, dan sekaligus menjadi mahasiswa, sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas wawasan mereka.

Itulah mengapa seluruh santri dan guru harus memahami atau mengerti kepondokmodernan, karena ini dasar atau kunci untuk menjalankan kehidupan di pondok. Pemahaman yang benar, pengertian yang tepat terhadap Pondok akan melahirkan pola fikir yang benar, sikap hidup yang positif, tingkah laku yang baik, bahkan gaya hidup yang produktif.

Pengertian dan pemahaman yang benar dan tepat, juga akan melahirkan etos kerja yang tinggi, sedangkan etos kerja akan menumbuhkan militansi. Dengan demikian, apapun yang dikerjakan dan ditugaskan akan terasa ringan, asyik, dan menyenangkan. Mengerti apa itu pondok, mau dibawa kemana, bagaimana caranya menata kehidupan, mengembangkan dan memberikan pengaruh kepada masyarakat itu bagaimana. Semuanya harus dimengertikan berkali-kali bahkan seribu kali. AaRum

*diambil dari buku Bekal untuk Pemimpin

Gontor Putri 1 Siap Menyemai 660 Calon Guru

0

tarbiyah amaliyah kampus 1 mantinganSebagai institusi pendidikan yang menggunakan KMI (Kulliyatul Mu’allimin/at al-Islamiyah) sebagai kurukulumnya, maka Gontor menyiapkan calon-calon alumninya agar dapat menjadi guru-guru yang baik. Karena tujuan utama KMI adalah persemaian guru. Salah satu cara yang dilakukan Gontor adalah dengan tarbiyah ‘amaliyah (praktikum mengajar). Acara yang khusus dilaksanakan untuk kelas 6 ini diawali dengan pembukaan oleh pimpinan pondok, kyai Syamsul Hadi Abdan dan direktur KMI pusat, Ustadz Masyhudi Subari pada hari Sabtu (25/2) lalu di auditorium Gontor Putri kampus 1. Dihadiri oleh seluruh pembimbing tarbiyah ‘amaliyah dan seluruh kelas 6 dari kampus 1 dan 2.

Kyai Syamsul mengingatkan bahwa tarbiyah amaliyah ini adalah sebagai ciri khas Gontor yang membedakan dengan pondok lainnya dan termasuk salah satu prinsip yang tidak bisa diubah sejak berdirinya. Menjadi kelas 6 yang bisa mengikuti tarbiyah amaliyah merupakan kesyukuran serta keberuntungan tingkat tinggi dalam proses pendidikan di Gontor. Sedangkan Ustadz Masyhudi Subari menjelaskan bahwa guru adalah seorang yang harus bisa menjadi contoh dalam setiap gerakannya. “Perkataan, berjalan, baju, bahkan berdirinya pun harus bisa menjadi qudwah,” jelasnya.

Dengan jumlah pembimbing 120 dari guru senior, guru tahun keenam, lima dan empat serta jumlah kelas 6 660 siswa, tarbiyah amaliyah di Gontor Putri kampus 1 akan dilaksanakan selama 8 hari. Terhitung sejak 4 Maret hingga 11 Maret 2017. Setelah sebelumnya pengarahan, ujian materi tarbiyah dari kelas 3-6, tarbiyah amaliyah perdana dan setelahnya pembacaan kesan pesan. Rentetan acara kelas 6 ini akan dilanjutkan dengan ujian lisan dan tulis.

tarbiyah amaliyah gontor putriUntuk praktek perdana pada tahun ini ditambah menjadi 4 orang dikarenakan jumlah kelas 6 yang bertambah banyak. Mereka yang terpilih adalah Hana Raghida (6B), Izzah Avanti (6B), Aisyatun Nafi’ah (6C) dan Anggita Catur (6D). Kemudian seluruh kelas 6 yang berjumlah 660 akan dibagi menjadi 4 kelompok untuk mengevaluasi keempat temannya tersebut. Adapun tempat tarbiyah amaliyah perdana ini ditempatkan di auditorium Gontor Putri 1, aula Kulliyatul Banat, Fath tower lantai 3 dan kopda lantai 3. dee

Koordinasi Panitia Zakir Naik dengan Aparat Keamanan di Kantor Polres Ponorogo

0

Menindaklanjuti rencana pengamanan acara “International Public Lecture by Dr. Zakir Naik” di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor pada hari Selasa, 4 April 2017 mendatang, Panitia menggelar pertemuan koordinasi dengan aparat keamanan di Kantor Polres Ponorogo, Senin (27/3) sore ini. Panitia menyadari sepenuhnya bahwa acara yang dihadiri lebih dari 10 ribu orang ini tentu membutuhkan penertiban keamanan dari pihak keamanan yang berwenang.

Untuk ketertiban pengamanan, Panitia membuka check-in peserta pada hari H mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Acara berlangsung pada malam harinya, yaitu pukul 19.30 WIB. Bisa diperkirakan peserta akan mulai memadati lokasi sejak siang atau sore hari. Semoga pihak keamanan bisa bekerja dengan maksimal agar acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Rapat Terbatas Panitia UNIDA Gontor & Mantingan Terkait Acara Zakir Naik

0

Panitia “International Public Lecture by Dr. Zakir Naik” mengadakan rapat terbatas pada Ahad (26/3) malam, membicarakan beberapa program kunjungan Dr. Zakir Naik termasuk rencana kunjungan istri beserta putrinya ke Gontor Putri Mantingan.