Home Blog Page 375

Awali Peringatan Milad Gontor, Putri kampus 1 Adakan PORSENI dan FMS

0

Gontor Putri kampus 1 siapkan diri untuk mengawali peringatan milad Gontor yang kesembilan puluh tahun bertepatan pada tanggal 19 September. Rentetan acara akan dimulai satu bulan sebelumnya pada hari esok (19/8). Peringatan sembilan puluh Gontor ini pun diselenggarakan sekaligus dengan peringatan seperempat abad Gontor Putri yang jatuh lebih dulu pada satu tahun yang lalu.

Rentetetan acara satu bulan penuh ini diawali dengan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) serta Festival UPLOAD2Multitalenta Santriwati Sittil Kull (FMS) yang diadakan bersamaan selama satu minggu penuh selama dua Jum’at (19-26/8). Peserta PORSENI berjumlah 16 pondok sedangkan peserta FMS 15 pondok, yaitu seluruh kampus Gontor Putri di seluruh Indonesia, baik Jawa, Sumatra maupun Sulawesi, serta pondok alumni seperti La Tansa Banten, Manbaul Ulum, Dar el-Azhar, Darussalam Garut, Aisiyah Boarding School dan lain sebagainya.

UPLOADPerlombaan yang diadakan dalam PORSENI berjumlah tiga belas lomba yang meliputi 8 cabang olah raga (basket, memanah , badminton ganda, ttenis meja, voli, maraton, estafet dan pencak silat) serta 5 cabang seni (melukis, marawis, puisi, kaligrafi dan cruisteech) dengan dua belas peserta per kontingennya. Azizah Esti, selaku ketua panitia PORSENI mengatakan bahwa persiapan acara ini sudah dikemas sebaik mungkin agar sesuai untuk putri.

Bila penilaian dalam PORSENI diambil dari nilai per kontingen, maka lain halnya dengan FMS yang menilai kejuaraan dari kemampuan individu santriwati. Lomba-lomba dalam acara ini memang dimaksudkan untuk menggali bakat dan potensi yang dimiliki tiap individu untuk menciptakan wanita yang multi talenta, yaitu berkisar pada bidang bahasa, intelektual, pramuka, seni, olahraga, keputrian, musik dan olah dzikir. Pembukaan dua acara tingkat nasional ini akan dibuka secara meriah bersamaan dengan pembukaan peringatan sembilan puluh Gontor dan seperempat abad Gontor Putri oleh pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ustadz KH. Syamsul Hadi Abdan dan Ustadz KH. Abdullah Syukri Zarkasi esok hari (19/8). (dee)

Bersemangatkan 90 Tahun PMDG, Piala UNIDA Gontor 2016 Sukses Merangkul Mahasiswa Se-Jawa dalam 3 Cabang Olahraga

0

13901563_1281493051880597_193779563577820128_nGONTOR–Selama sepekan, sejak Jum‘at (12/8) lalu hingga Rabu (17/8) kemarin, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dimeriahkan dengan penyelenggaraan kompetisi olahraga se-Jawa bertajuk Piala UNIDA Gontor 2016. Kompetisi yang diadakan dalam rangka Peringatan 90 Tahun Gontor ini mempertandingkan tiga cabang olahraga, yaitu Cabang Olahraga Futsal, Cabang Olahraga Basket, dan Cabang Olahraga Badminton.

Bertemakan “Menjalin Silaturahim dalam Kompetisi”, Panitia Pelaksana yang diketuai Achmad Syarif ini mengundang tim-tim olahraga dari seluruh perguruan tinggi di Jawa. Selain memperebutkan gelar juara, para mahasiswa anggota tiap-tiap tim juga bisa saling mengenal dan menjalin persahabatan.

“Selain sebagai ajang silaturahim, acara ini diadakan untuk menunjukkan bahwa mahasiswa itu tidak hanya handal dalam bidang akademis, tapi juga ahli di bidang olahraga. Di samping itu, Gontor ingin mendidik kita semua agar menjunjung tinggi jiwa sportivitas dalam segala hal melalui olahraga,” kata Syarif, menjelaskan lebih jauh tujuan diselenggarakannya Piala UNIDA Gontor 2016.

“Melalui kompetisi ini, kami juga ingin mengajak teman-teman mahasiswa untuk memiliki pemikiran yang sehat; karena dengan olahraga, jiwa akan menjadi menjadi sehat, dan di dalam jiwa yang sehat terdapat akal yang sehat,” lanjutnya.

Pembukaan UNIDA Cup
Pembukaan Piala UNIDA Gontor 2016 oleh Rektor

Pertandingan futsal diadakan di Lapangan Futsal Baru Kampus UNIDA Gontor dengan sistem gugur. Setelah melalui ketatnya persaingan antartim yang bertanding, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil merebut Juara I dengan menempatkan seorang anggota timnya, Julian Azka, sebagai Pemain Terbaik. Tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya harus pasrah menjadi Juara II, disusul tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya sebagai Juara III.

Sementara pertandingan basket dilangsungkan di Lapangan Basket Baru Pondok Modern Darussalam Gontor, di samping Darussalam Gontor Stadium (DGS). Pertandingan ini juga menggunakan sistem gugur. Juara pertamanyanya adalah tim dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Juara kedua diraih tim dari Universitas Negeri Malang (UM). Sedangkan juara ketiganya direbut tim UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. Pemain terbaik di kompetisi ini adalah Hilla Fabiyanto dari Unesa.

Adapun cabang olahraga ketiga, yaitu badminton, terbagi menjadi dua kategori: Badminton Tunggal dan Badminton Ganda. Pertandingan juga dengan sistem gugur, dilaksanakan di Lapangan Badminton Gontor Joresan. Kali ini, di kategori tunggal, pebulu tangkis dari UIN Sunan Ampel Surabaya sanggup memberikan gelar Juara I mengungguli pebulu tangkis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo, yang masing-masing meraih Juara II dan Juara III. Sedangkan pebulu tangkis dari Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang mendapat gelar Juara Harapan I.

Sedangkan di kategori Badminton Ganda, gelar Juara I berhasil diraih tim dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sementara Juara II dan Juara III, berturut-turut diraih tim Unmuh Ponorogo dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri. Untuk Juara Harapan I didapat tim dari Universitas Merdekat (Unmer) Madiun. shah wa

Upacara Peringatan HUT RI ke-71: Berawal Dari Gontor, Kita Mendidik Bangsa Indonesia

0

1 MANTINGAN – Bulan Agustus merupakan salah satu bulan istimewa dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada bulan itu, bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai hasil perjuangan melawan kolonialisme di tanah air. Maka pada bulan Agustus tepatnya setiap tanggal 17, seluruh bangsa Indonesia di tanah air serempak memperingati dan meramaikan hari bersejarah tersebut, yaitu hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-71.

2 Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 mengadakan upacara peringatan HUT RI ke-71 tersebut pada hari Rabu (17/08/2016) pagi bertempat di lapangan hijau Gontor Putri Kampus 1, yang diikuti oleh sejumlah 3523 santriwati dan 475 dewan guru.

Acara yang dipimpin oleh bapak wakil pengasuh Gontor Putri Kampus 1 yaitu Al Ustadz. KH. Ahmad Suharto, M.Pd.I berlangsung dengan khidmat dan diiringi oleh antuisme para peserta. Dalam pidatonya, beliau berpesan bahwasanya kemerdekaan adalah anugerah dan kesyukuran yang tidak bisa diperoleh secara cuma-cuma, melainkan menuntut pengorbanan dan perjuangan para pahlawan dan syuhada’. Bersyukur karena Indonesia sudah 71 tahun merdeka, tetapi jangan lengah. Karena perjuangan dan cita-cita untuk mensejahterahkan Indonesia belumlah tuntas.

4Para santri diharuskan tahu dan paham sejarah, sebab mayoritas para pejuang dan syuhada’ yang memerdekakan bangsa Indonesia adalah para santri dan kyai. Diantaranya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sentot Ali Basyah dan Kyai Mojo adalah sebagian contoh kecil dari para pejuang yang pernah menjadi santri. Bahkan dalam perjuangannya banyak dari para pejuang tersebut berjubah dan bersorban. Filosofinya adalah kain kafan yang dijadikan sorban. Bahwasannya kapanpun syahid di jalan Allah, maka siap dikafani dengan kain yang menjadi sorban tersebut. Maka sejak dahulu para santri dan kyai mempunyai peran besar dalam membuktikan cintanya dengan berjuang dan melawan penjajah di tanah air, bahkan ditakuti. Ketika Indonesia sudah merdeka, perjuangan berikutnya diestafetkan kepada kaum nasionalis dan para santri dan kyai kembali untuk menghidupkan kembali pesantren dan mengembangkannya ke seluruh tanah air. Oleh karena itu, saatnya santri memegang kendali kembali dan menyelamatkan Indonesia. Maka, Gontor mengisi kemerdekaan dengan pendidikan yang baik agar paham dan mencintai tanah air serta mendidik generasi untuk bisa memajukan dan merealisasikan cita-cita Indonesia. Mendidik seorang puteri, berarti mendidik sebuah generasi. Berawal dari Gontor, kita mendidik bangsa Indonesia. Fadhillah.R.

Apel Tahunan Khutbatul ‘Arsy di PMDG Putri Kampus 3 Berjalan Spesial dan Luar Biasa

0

KARANGBANYU _ Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy adalah suatu kegiatan yang menjadi tolak ukur pondok dalam satu tahun yang akan datang. Kegiatan ini juga merupakan rutinitas wajib bagi seluruh warga pondok dan menjadi awal mula berlangsungnya kegiatan di tahun tersebut. Mereka harus mengenal terlebih dahulu pondok milik siapa, apa isinya, akan dibawa kemana, dan bagaimana hidup di pondok. Semua itu bertujuan untuk memahamkan anak-anak agar tidak salah arah dalam melangkah, dan mendidik mereka guna lebih mengenal secara menyeluruh kegiatan-kegiatan yang terdapat di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Dengan bertemakan “Gontor mengestafetkan nilai-nilai perjuangan untuk kemuliaan umat dan bangsa” kami niatkan melangkah maju kedepan untuk menyongsong 90 tahun Gontor dalam mempertahankan nilai-nilai perjuangan yang sudah ditanamkan oleh Trimurti Pondok Modern Darussalam Gontor.

Apel Tahunan Khutbatul ‘Arsy di PMDG Putri Kampus 3 dimulai pukul 07.00 WIB yang bertepatan pada hari Ahad (7/8), yang dihadiri oleh Bapak Pimpinan Pondok Modern Gontor, K.H. Syamsul Hadi Abdan beserta rombongan lainnya. “Pekan Perkenalan kali ini spesial dan sangat luar biasa karena Pondok Modern Darussalam Gontor menuju umur 90 tahun,” tutur beliau di sela-sela pidatonya.

Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibra PMDG Kampus Putri 3.
Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibra PMDG Kampus Putri 3.

Para peserta upacara terlihat khidmat selama berlangsungnya acara, meski rintik-rintik hujan turun menyapa sebagai salam pembuka di awal, namun acara tetap  berlangsung dengan khidmat dan lancar sampai titik puncaknya.

Pertunjukan atraksi kali ini, sangat menarik dan meriah dengan adanya Marcing Band Gema Bahana Darul-Qiyam Gontor 6 Magelang sebagai pembuka atraksi, kemudian dilanjutkan Grand Opening, Pertunjukan Rebana, Senam Kreasi, Kreasi Tari Pramuka, dan Tari Masal. Kegiatan Khutbatul ‘Arsy dimulai dari pembukaan porseni dilanjutkan dengan perlombaan-perlombaan yang mengeksplorasi potensi-potensi positif.

Acara bertambah meriah ketika ikon kelas 6 menyapa Darussalam yang bernamakan “Mutiara Survival Generation” dilambangkan dengan mutiara di dalam kerang. Ikon ini menggambarkan kesabaran dan keteguhan perjalanan kelas 6 “Survival Generation” untuk kedepannya hingga akhirnya mereka bisa menjadi mujahidah-mujahidah fi sabilillah yang akan tetap jaya mengestafetkan nilai-nilai perjuangan Gontor. aisyah

Personil Bagian Keamanan Panitia Peringatan 90 Tahun Gontor Resmi Dilantik

0

GONTOR–Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban pelaksanaan rentetan acara Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, yang secara resmi dimulai dengan acara Sujud Syukur Bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, pada hari Sabtu ini, 20 Agustus 2016, maka dibentuklah Bagian Keamanan khusus Peringatan 90 Tahun Gontor. Pada Rabu (17/8) sore, bertempat di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), Ketua Panitia, H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag., melantik para personil Bagian Keamanan tersebut.

Menurut informasi yang didapat dari panitia, Bagian Keamanan 90 Tahun Gontor terdiri dari 25 orang guru Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), 119 personil siswa kelas 6 KMI, ditambah 70 personil Satuan Lalu Lintas (Satlantas) dari siswa kelas 5 KMI. Mereka akan bertugas sebulan ke depan, hingga acara terakhir Peringatan 90 Tahun Gontor, yaitu “Resepsi Kesyukuran 90 Tahun Gontor” pada hari Senin, tanggal 19 September 2016. shah wa

Multaqo Ulama Se-Asia Tenggara di Gontor Hasilkan 6 Rekomendasi Penting untuk Kemajuan Umat Islam

0

WhatsApp Image 2016-08-16 at 2.28.14 PMGONTOR–Berlangsung selama dua hari, Selasa–Rabu, 16–17 Agustus 2016, acara “Multaqo Ulama Se-Asia Tenggara dalam Pelatihan Imam dan Dai, dan Reuni Alumni PKU” menghasilkan enam butir rekomendasi untuk menanggulangi permasalahan umat Islam yang berkembang saat ini. Keenam rekomendasi tersebut ditetapkan bersama setelah akar permasalahannya berhasil ditemukan, yaitu kemiskinan ilmu, rendahnya akhlak, dan kurangnya komitmen terhadap pembangunan dan persatuan umat.

“Problematika umat Islam pada saat ini berakar pada kemiskinan ilmu, rendahnya akhlak, dan kurangnya komitmen terhadap pembangunan dan persatuan umat,” ungkap Ketua Panitia, Ustadz Khoirul Umam, M.Ec., pada acara penutupan yang digelar Rabu (17/8) sore di Hall CIOS.

Selanjutnya, Ustadz Khoirul Umam membacakan keenam rekomendasi tersebut di hadapan seluruh peserta acara bertaraf internasional ini, yaitu:

  1. Meningkatkan kualitas, peran, dan fungsi serta wibawa ulama dalam masyarakat.
  2. Memperkuat Program Kaderisasi Ulama (PKU) dalam bidang-bidang yang lebih luas seperti bidang pemikiran, bidang akidah, bidang fiqih, bidang sosial, bidang dakwah masyarakat minoritas, bidang kristologi, dan lain sebagainya.
  3. Mengefektifkan mekanisme hubungan antara ulama di perguruan tinggi, dan di perkotaan dengan para dai di pedesaan.
  4. Meningkatkan atau menambah Program Kaderisasi Ulama dengan Program Imamah dan Manajemen Masjid.
  5. Perlunya meningkatkan kemampuan ulama mengikuti perkembangan situasi sosial dan politik umat Islam, agar dapat meningkatkan kepedulian ulama terhadap maslahat umat.
  6. Perlunya peningkatan model dakwah dalam bentuk kerja sosial (lisanul hal), khususnya untuk masyarakat bawah.

Acara yang berlangsung di Kampus Pusat Universitas Darussalam Gontor ini diadakan dalam rangka memperingati milad Pondok Modern Darussalam Gontor yang ke-90 tahun. Peserta yang hadir terdiri dari para imam dan dai utusan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang se-Indonesia, serta alumni PKU dari angkatan pertama hingga kesembilan, yang bereuni untuk berbagi pengalaman di tempat perjuangannya masing-masing, sekaligus merumuskan program-program PKU ke depan dengan didukung Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF).

Ulama yang hadir sebagai narasumber berasal dari Thailand dan Timor Leste, yaitu Ustadz Wan Abdullah Tuankaji dan Ustadz Khulaeli Abi Chumaedi. Selain itu, Panitia juga menghadirkan K.H. Abdurrahman Navis (MUI Pusat), Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil. (Ketua MIUMI), K.H. Ainul Yaqin (MUI Jatim), Gus Dr. K.H. Abdul Ghofur Maimun, M.A. (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang Rembang), Bachtiar Nasir, Lc. dan Ridwan Hamidi (MIUMI), serta Ir. Abdul Kadir Baraja (YDSF).

Harapan besar dari penyelenggaraan acara ini, para alumni PKU bisa merapatkan barisan bersama para imam dan dai di masyarakat untuk berjuang dan melaksanakan keenam rekomendasi yang telah ditetapkan. Sehingga, cita-cita kebangkitan dan kejayaan Islam bisa segera diwujudkan. shah wa

K.H. Syamsul Hadi Abdan: HUT Kemerdekaan RI ke-71 Tahun Ini Bertepatan Dengan Peringatan 90 Tahun Gontor

0

DARUSSALAM – “ Hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 tahun ini bertepatan dengan Peringatan 90 tahun Gontor ”, tutur K.H. Syamsul Hadi Abdan dalam sambutanya pada upacara tadi pagi di lapangan hijau. Dengan diikuti oleh seluruh guru dan santri Pondok Modern Darussalam Gontor upacara HUT Kemerdekaan RI berlangsung dengan khidmat. Upacara diselenggarakan pada hari Rabu (17/8) tepat pada pukul 09.00 WIB. Sebelum itu, para santri sempat untuk masuk kelas selama 2 jam pelajaran.

Disela-sela sambutan, K.H. Syamsul Hadi Abdan juga menuturkan bahwa “ semakin bertambahnya umur bangsa Indonesia, maka harus ada perkembangan dan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, begitu juga umur Gontor yang sudah 90 tahun, juga harus selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai gontor”.

Usai sambutan, beliau langsung melanjutkan dengan doa guna mengakhiri upacara HUT RI. fuadfahmi

Mulai Latihan, DASS 90 Tahun Gontor Akan Tampil Spektakuler

0
Pembukaan Latihan DASS oleh Ketua Panitia Peringatan 90 Tahun Gontor, H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag.
Pembukaan Latihan DASS oleh Ketua Panitia Peringatan 90 Tahun Gontor, H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag.

GONTOR–Hanya berselang sehari setelah gebyar acara puncak Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy dalam bentuk Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG) pada Sabtu (13/8) malam lalu, Panitia Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Divisi Kegiatan Santri langsung bersiap menggelar latihan untuk acara pagelaran seni yang lebih spektakuler. Senin (15/8) malam, sehabis Isya’, bertempat di depan Gedung Rabithah, diadakan pembukaan latihan untuk pagelaran seni santri dan guru bertajuk Darussalam All Stars Show (DASS) 90 Tahun Gontor.

“Acara yang penuh dengan kreativitas seni ini, bisa dikatakan, berada setingkat di atas Panggung Gembira, walaupun keduanya memiliki konsep yang hampir sama. Memang, konsep acaranya berpatokan pada penyelenggaraan Panggung Gembira. Akan tetapi, keterampilan seni yang akan dipertunjukkan diupayakan lebih menghibur, inovatif, dan memukau,” ujar Ustadz Ardhika Wahyu Kuncoro, selaku Penanggung Jawab Acara dari Panitia Pelaksana DASS 90 Tahun Gontor, Selasa (16/8) siang.

Wajar saja jika DASS berada setingkat di atas PG, karena acaranya didukung mahasiswa dan guru-guru, baik guru junior maupun senior, tidak hanya mengandalkan kreativitas santri. “Berbeda dengan PG, guru-guru dan mahasiswa yang memiliki bakat terbaik di bidang seni akan berkolaborasi dengan santri-santri pilihan dari kelas 1–6 Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI) untuk menampilkan penampilan terbaik mereka pada acara DASS 90 Tahun Gontor nanti,” kata Ustadz Ardhika, menjelaskan perbedaan PG dengan DASS.

Selain itu, lanjut Ustadz Ardhika, acara DASS sengaja dikonsep lebih spektakuler sesuai namanya, karena latar belakang dan tujuan penyelenggaraannya berbeda dengan PG yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun oleh siswa kelas 6 KMI. Panggung Gembira merupakan acara puncak acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy. Sedangkan DASS diadakan secara khusus dalam rangka memperingati milad Gontor yang ke-90.

“Idenya muncul pertama kali sepuluh tahun silam, tahun 2006, yaitu pada Peringatan 80 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada tahun itulah, Gontor menggelar DASS untuk pertama kalinya. Maka, DASS yang akan dilaksanakan pada Kamis malam, tanggal 8 September 2016, mendatang ini merupakan yang kedua sepanjang sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor,” ungkap Ustadz Ardhika.

Lebih dari itu, Ustadz Ardhika menambahkan, DASS ini akan digelar di tempat terbuka yang lebih luas, yaitu bertempat di Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Acara ini tidak sama dengan PG yang hanya–sebenarnya–diperuntukkan bagi santri-santri dan guru-guru seperti biasa di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Sebagai salah satu acara dalam agenda besar Peringatan 90 Tahun Gontor, DASS bertujuan menghibur sekaligus mendidik masyarakat luas, tidak hanya keluarga pondok.

Bertempat di lapangan terbuka, panggung untuk DASS tentu lebih besar dibandingkan panggung yang dipasang untuk PG. Menurut Ustadz Ardhika, panggung yang disiapkan untuk DASS berukuran 20 x 10 meter persegi. Panggung untuk PG lebih kecil, hanya berukuran 18 x 6 meter persegi. Sedangkan background-nya didesain ulang, tidak menggunakan background PG seperti halnya DASS pada Peringatan 80 Tahun Gontor. Kata Ustadz Ardhika, background DASS tahun ini lain dari yang lain, bentuknya tidak simetri lipat seperti biasanya. Hingga saat ini, pengerjaannya sudah mencapai 20%, dikerjakan tim dekorasi di bawah komando Ustadz Hasan Muttaqin, Ustadz Rozaq Wijaya Aziz, dan Ustadz Rizki Nawari. “Lihat saja nanti, Anda pasti akan melihat background yang tidak biasa,” ujar Ustadz Ardhika saat ditanya tentang desain background DASS 90 Tahun Gontor.

Kepanitiaan DASS kali ini diketuai oleh tiga orang guru yang sangat berpengalaman dalam penyelenggaran acara pentas seni. Mereka adalah Ustadz Andika Putra Rianda, Ustadz Badrut Tamam, dan Ustadz M. Abdullah. Ketiganya bekerja sama dengan guru-guru yang terlibat di kepanitiaan Peringatan 90 Tahun Gontor Divisi Kegiatan Santri, dibantu sejumlah santri kelas 5 dan 6 KMI untuk mengonsep dan menyelenggarakan acara. Dari data panitia, santri dan guru yang dilibatkan untuk tampil memeriahkan DASS 90 Tahun Gontor ini mencapai 1.000-an lebih.

Penyelenggaraan DASS di usia Gontor yang ke-90 tahun ini mengangkat tema tentang estafet nilai, bermottokan “Gontor Mengestafetkan Nilai Perjuangan untuk Kemuliaan Umat dan Bangsa”. Terkait tema tersebut, menurut penjelasan Ardhika, untuk saat ini, konsep acara tentatif sudah tersusun oleh panitia. “Rangkaian acara DASS disusun berdasarkan lima nilai utama yang dimiliki Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu terangkum dalam Panca Jiwa. Maka, terdapat lima acara inti di dalam rangkaian acara DASS 90 Tahun Gontor di samping acara lainnya. Kelima acara tersebut diformat secara khusus menggambarkan Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor: Drama Tragedi Musikal (Keikhlasan), Puisi Monolog (Kesederhanaan), Fabel (Berdikari), United Dance (Ukhuwah Islamiyah), dan Drama Komedi “Pokemon Go” (Kebebasan),” terang Ustadz Ardhika.

“Konsep acara masih ada kemungkinan mengalami perubahan berdasarkan evaluasi yang akan kami lakukan nanti. Sangat mungkin sekali karena ide-ide baru bisa saja bermunculan di saat-saat latihan. Kami masih mempunyai waktu latihan 20 harian menjelang hari H, ” kata Ustadz Ardhika.

Dalam rentang waktu menjelang penampilan pada tanggal 8 September 2016 nanti, akan diadakan serangkaian geladi. Hal ini tidak terlepas dari tradisi Gontor yang selalu berupaya menyelenggarakan acara sesempurna mungkin, memuaskan dan tanpa cacat. Tidak tanggung-tanggung, acara geladi dijadwalkan lima kali. Geladi Kotor Pertama dijadwalkan pada hari Senin, 22 Agustus 2016, disusul Geladi Kotor Kedua (27 Agustus 2016), Geladi Bersih Pertama (1 September 2016), Geladi Suci (4 September 2016), dan Geladi Panggung (7 September 2016). shah wa