Home Blog Page 551

Undangan Depag, Gontor Ramaikan Jambore Santri Nusantara

0

KAMPUNG DAMAI-Departemen Agama (Depag) Republik Indonesia (RI) mengundang Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) untuk berpartisipasi dalam acara Jambore Santri Nusantara di Sumedang, Jawa Barat, 15-20 Juni mendatang. Acara Jambore Santri Nusantara ini akan diadakan pada tanggal 15 hingga 20 Juni 2009 yang akan datang. Acara ini bertempat di Sumedang, tepatnya di daerah Jatinangor, Jawa Barat, tutur Ust. Harun Zein, staf Majelis Pembimbing Koordinator Harian (Mabikori) Gerakan Pramuka PMDG, kepada Gontor Online, Rabu (20/5).

“Sesuai namanya, acara ini akan diikuti seluruh santri se-Nusantara. Sedangkan Gontor sendiri akan mengirimkan sebanyak 20 orang peserta dari santri, dua orang pembina dari staf Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089, dua orang pembimbing dari staf Mabikori dan satu orang pembimbing dari staf Pengasuhan Santri,” ungkap ustadz asal Jambi ini selaku penanggung jawab keberangkatan kontingen Gontor.
Untuk menyeleksi para peserta yang akan dikirim, Ust. Harun Zein mengungkapkan, staf Mabikori mengadakan ujian skill kepramukaan bagi calon peserta yang telah mendaftarkan dirinya. “Ujian ini kami adakan dua kali agar kami dapat menyaring para peserta yang bisa diandalkan dalam dalam acara berskala nasional ini. Di samping itu, kami hanya mengirimkan 20 orang peserta, sedangkan hingga saat ini jumlah peserta yang terdaftar mencapai 70 orang,” jelasnya.

Ujian skill kepramukaan tersebut, Ust. Harun Zein mengungkapkan, meliputi ujian kemampuan bersuara lantang, lomba cerdas cermat, kemampuan bahasa Inggris dan Arab, penguasaan sains dan ilmu pengetahuan umum. Semua yang diujikan itu juga akan ditemukan dalam setiap perlombaan yang terdapat dalam acara Jambore Santri Nusantara nanti.

Adapun semua biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti acara ini ditanggung sepenuhnya oleh Depag sebagai pihak penyelenggara. “Pondok tidak mengeluarkan biaya sedikit pun baik untuk transportasi, akomodasi dan keperluan lainnya. Semua pembiayaan ditanggung pihak penyelenggara, yaitu Depag dan Kanwil,” papar ustadz yang juga menguasai ilmu bela diri tersebut.

Selain melewati ujian skill kepramukaan dari staf Mabikori, para peserta haruslah berusia di atas 15 tahun untuk mencapai tingkatan penegak. Di samping itu, para peserta juga disyaratkan memiliki tinggi badan kriteria umum. Mereka pun tidak boleh botak atau gundul karena ditakutkan dapat menimbulkan pandangan negatif terutama ketika berada di lokasi perkemahan.

Jam’iyyatul Qurra’ Rilis Album Sholawat Ketiga

0

KAMPUNG DAMAI—Saat ini, Jam’iyyatu-l-Qurro’ (JMQ) Pondok Modern Darussalam Gontor sedang sibuk merilis album sholawatnya yang ketiga setelah sukses dengan Roja’u-l-‘Ibaad (2006) dan Yaa ‘Adziim (2008), album pertama dan kedua mereka. “Mengenai album ketiga ini, kami belum memastika namanya. Kami akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan seluruh anggota dan pembimbing JMQ. Selain itu, kami masih harus menjalani proses rekaman yang tinggal sedikit lagi,” papar Afza Fajri, ketua JMQ, kepada Gontor Online, Ahad (24/5) lalu.


Untuk rekaman, Afza mengungkapkan, mereka masih setia dengan CV. Al Muntahariqat yang sebelumnya telah menangani rekaman mereka pada album pertama dan kedua. Perusahaan rekaman ini terletak di Pondok Pesantren Salafy Walisongo, tepatnya di Kota Sragen. “Hubungan silaturrahim antara kami sudah berjalan dengan baik sehingga harga yang dipatok pun lebih murah, yakni hanya Rp 100 ribu untuk setiap lagunya,” tutur Afza.
 “Proses rekaman untuk album ketiga ini melewati dua tahap, pertama rekaman musik dan yang kedua adalah rekaman vokal,” tambah santri asal Pati ini.

Pada album ketiga ini, menurutnya, terdapat sebelas lagu yang tiga diantaranya diambil dari lagu terpopuler pada album pertama dan kedua. Ketiga lagu itu berjudul Roja’ul ‘ibad dari album pertama, Yaa 'Adzim dan Ustadzii dari album kedua. Adapun di antara delapan lagu baru pada album ketiga yang diprediksikan dapat menjadi hits adalah Allah Wujud, Thalaal Badru dan Asma’us Suwar.

Ketika disinggung mengenai dana, Afza memperkirakan, pembuatan album ketiga ini akan menelan biaya sekitar Rp 10 juta. Harga ini sedikit lebih mahal dari biaya pembuatan album sebelumnya. Sebabnya, album yang satu ini dicetak dalam bentuk compact disk (CD). Adapun untuk pembuatan video klipnya, JMQ akan bekerjasama dengan Gontor TV. Mereka berniat akan mencetak album terbaru ini sebanyak 1000 keping di Semarang atau Jakarta.

Tingkatkan kualitas, Bagian Olahraga Rekrut Anggota PORPIG baru

0

DARUSSALAM—Bagian Olahraga (Bagor) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) telah mengadakan penyeleksian anggota baru Persatuan Olahraga Pemain Inti Gontor (PORPIG), Jum'at (22/5) lalu. Dengan ini, Bagor telah menetapkan anggota baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas para pemain basket dan sepak bola. “Kami telah menetapkan anggota baru PORPIG sepak bola dan basket setelah mengadakan seleksi beberapa hari yang lalu. Adapun waktu pelantikannya belum kami pastikan, tapi insya Allah akan kami laksanakan dalam waktu dekat,” kata Muhammad Sobri, salah satu staf Bagor kepada Darussalam Pos, Senin (25/5).
 


Kini, menurut Sobri, anggota PORPIG cabang olahraga sepak bola dan basket bertambah. PORPIG cabang olahraga sepak bola, memiliki lima anggota baru dari 10 kandidat yang diseleksi. Mereka adalah Abdullah Khoir (3-C), Adin (4-M), Hasbi (4-K), Ari (4-K) dan Lukni (2-G). Adapun untuk cabang olahraga basket, Bagor hanya menambah dua anggota baru. Keduanya masih duduk di kelas 3 KMI. Mereka adalah Lathiful (3-C) dan Pramudya (3-F).

“Saat ini, jumlah anggota PORPIG untuk cabang olahraga basket adalah 17 orang, sedangkan untuk cabang sepak bola berjumlah 15 orang,” ungkap santri yang kini duduk di kelas 5-M tersebut
.
Sobri menyatakan bahwa dalam pengangkatan anggota PORPIG terdapat dua tahapan. Pertama, pengangkatan anggota baru yang dilakukan setelah berakhirnya acara Comas Cup. Kedua, pengangkatan anggota baru diadakan setelah acara Gontor Olympiad setelah memperhatikan dan memantau keahlian calon-calon anggota yang mengikuti kedua acara kompetisi olahraga tersebut. Mereka yang memenuhi kriteria akan diseleksi untuk direkrut menjadi anggota baru.

Koordinator Buka Kursus Repling

0

KAMPUNG DAMAI—Akhir pekan ini, Jum'at (22/5), Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089 membuka kursus repling bagi seluruh santri se-Darussalam. Program ini dilaksanakan Dewan Kerja Koordinator (DKK) yang menjadi penanggung jawab pendaftaran para peserta kursus.


Sebelumnya, menurut Seno Arif Amrullah, ketua DKK, kursus ini sempat terhenti beberapa tahun. Terakhir kalinya diadakan pada tahun 2006 silam. Sekarang DKK mempunyai komunitas Santri Pecinta Alam (Sanpala) yang akan menghidupkan kembali kegiatan repling yang sempat hilang itu.
 
Adapun berkenaan dengan kegiatan kursus, rencananya, DKK akan memberi materi terlebih dahulu sebelum praktek repling dilaksanakan. Seperti yang dijadwalkan, pemberian materi diadakan pada hari Sabtu, Ahad dan Selasa setelah shalat Ashar. Sedangkan untuk praktek repling, DKK memberi tanggung jawab sepenuhnya komunitas Sanpala yang diketuai Dindin, siswa kelas 1 intensif B, untuk melatih mereka pada saat praktek. Untuk tempat praktek, Sanpala menggunakan Gedung 17 Agustus dan Gedung Baru Sudan dengan menggunakan tujuh macam alat repling.
 
“Prakteknya diadakan pada hari Kamis dan Jum’at. Waktu praktek adalah selama kegiatan pramuka pada hari Kamis siang. Sedangkan pada hari Jum’at diadakan di waktu pagi dan sore,” tutur Seno.

Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kursus repling ini adalah sebesar Rp 15 ribu. Biaya pendaftaran tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan alat, inventarisasi, pembuatan stiker dan konsumsi. Hingga berita ini ditulis, Selasa (2/6), peserta kursus yang telah mendaftar berjumlah 15 orang. “Untuk para peserta yang telah terdaftar, kami harapkan ketekunannya dalam berlatih dan senantiasa mengingat teori yang kami berikan dalam setiap session,” pesan siswa yang kini duduk di kelas 3-C ini di akhir wawancara.

Aktivitas Mendidik Bina Kreativitas Santri

0

DARUSSALAM — “Ar-raahatu fi tabaaduli-l-a’maal”. Filsafat hidup yang senantiasa diutarakan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor ini menggambarkan betapa aktivitas santri se-Darussalam telah mewarnai seluruh dinamika kehidupan di Gontor. Kegiatan demi kegiatan datang silih berganti untuk mendidik dan menempa mentalitas dan kepribadian para santri. Hingga Jum’at (26/3) kemarin, berbagai macam kompetisi digelar guna menggali potensi para santri yang penuh dengan bakat dan kemampuan terpendam.

Pada hari tersebut, Persatuan Beladiri Darussalam (Perbeda) menggelar Fighting Wajib. Pertandingan beladiri ini merupakan bagian dari acara Gontor Olympiad yang dibuka secara resmi seminggu yang lalu, Jum’at (19/3). Gontor Olympiad sendiri meliputi beragam kompetisi termasuk Fighting Wajib yang diadakan Perbeda. Selain itu, Persatuan Senam Darussalam (Persada) juga menggelar acara serupa yang disebut dengan Persada Competition. Acara yang digelar di depan rayon Aligarh ini mengundang banyak santri yang terpukau dengan penampilan-penampilan para peserta. Tidak jauh berbeda dengan Persada, di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) nampak ramai dengan pertandingan yang digelar Perbeda.

Di lain tempat, Darussalam Musicians Family (DAMS) menggelar pertunjukkan musik dengan menyajikan lagu-lagu hits saat ini, Jum’at (19/3) pagi. Di tempat yang sama, tepatnya di samping Gedung 17 Agustus, Bagian Penerangan Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) atau Central Information Department (CID) mengadakan CID Show, Jum’at (19/3) sore. Para santri yang memiliki bakat menyanyi dan menjadi presenter menunjukkan kemampuan mereka di pentas yang satu ini. Acara yang hampir sama juga diselenggarakan Bagian Penggerak Bahasa Pusat OPPM atau The Center for Language Improvement (CLI) bertempat di samping Gedung Madrasah.

Tidak kalah menarik, kemeriahan pekan ini terasa lengkap dengan adanya pawai yang diadakan Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan 15809 Pondok Modern Darussalam Gontor. Parade yang diikuti seluruh Pasukan Khusus (Pasus) tiap-tiap POT ini berakhir sore hari dengan penuh keceriaan.

 

PPMD Gelar Seminar Seputar Tibbun Nabawi

0

DARUSSALAM — Dalam rangka memperluas wawasan santri, Perpustakaan Pondok Modern Darussalam (PPMD) berinisiatifmenggelar seminar sehari bertajuk “Pengobatan Nabi”, Jum’at (19/3) lalu.Acara yang berlangsung selama delapan jam ini bertempat di Gedung Nin-Xia lantai 3. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Menurut penuturan Fahman, staf PPMD,acara ini dibagi menjadi duababak.Babak pertama berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.15 WIB. Sedangkan babak kedua dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB.

Kepada Gontor Online, Fahman menyatakan, acara seminar ini diikuti lima orang perwakilan dari tiap-tiap instansi yang diundang. Mereka nampak tertarik dan antusias saat mengikuti seminar yang diisi Ustadz Luthfi Andriansyah ini. Aula yang digunakan untuk acara pun terlihat sesak dengan peserta yang hadir.

Selain memaparkan materi terkait “Tibbun Nabawi”, Ustadz Luthfi juga melakukan praktek berkenaan dengan pengobatan yang diajarkan Rasulullah SAW tersebut. Acara yang juga dihadiri para pembimbing PPMD tersebut berjalan dengan lancar dan memberikan wawasan yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan santri di Pondok Modern Darussalam Gontor.


Regenerasi Pengurus OPPM dan KGP PMDG Pelihara Stabilitas Pondok

0

GONTOR— Setelah melalui proses pemilihan dari utusan setiap konsulat yang terdapat di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), akhirnya terpilihlah dua orang ketua Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) yang baru, yaitu Rofiazka (5-E) dan Ulfa Aqrobin (5-K). Demikian pula halnya dengan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) PMDG, ketuanya telah dipilih dari setiap utusan POT Gugus Depan (Gudep) 15809 yang jumlahnya mencapai 10 POT se-Darussalam. Ketua KGP PMDG baru yang langsung diberi amanat oleh Pimpinan PMDG, Kamis (15/4) lalu, adalah Arif Nur Wijaya (5-C) dan Qomaruzzaman (5-K). Keempat santri inilah yang bertanggung jawab meneruskan tongkat estafet kepengurusan kedua organisasi santri terbesar di Gontor tersebut.

Bersama seluruh pengurus yang mereka bentuk, OPPM dan KGP PMDG yang kini dipegang siswa kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas kegiatan di Gontor. Sebabnya, setelah acara pelantikan dan serah terima amanat dari pengurus lama ke pengurus baru, mereka segera disibukkan dengan tugas-tugas dan program-program kepengurusan yang diwariskan pengurus lama. Sedangkan seluruh kegiatan pengurus lama yang sudah digantikan siswa kelas 5 KMI difokuskan untuk menghadapi ujian akhir kelas 6 KMI yang sudah di ambang pintu. Mereka tidak diperkenankan lagi untuk bergelut di OPPM maupun dalam kepramukaan. Walaupun demikian, mereka masih diharapkan untuk memberikan arahan kepada pengurus baru berkenaan dengan tugas yang diemban. Tapi, tidak turun-tangan secara aktif dan sekedarnya saja apabila diminta.

Pengurus baru OPPM dilantik Pimpinan Pondok, KH. Hasan Abdullah Sahal di hadapan seluruh santri Gontor, Ahad (25/4) malam. Acara pelantikan tersebut dilanjutkan dengan serah terima amanat dari pengurus lama ke pengurus baru. Sehari sebelumnya, Sabtu (24/4) malam, pengurus lama yang terdiri dari siswa kelas 6 KMI tersebut membacakan laporan pertanggungjawaban mereka selama menjadi pengurus OPPM di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) dengan dihadiri Pimpinan Pondok, Direktur KMI dan seluruh santri se-Darussalam. Berbagai macam program telah mereka laksanakan demi kemajuan pondok dan tentunya mereka mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama menjadi pengurus dalam kurun waktu satu tahun lamanya. Laporan pertanggungjawaban tersebut dilanjutkan hingga Ahad (25/4) pagi sebelum acara pelantikan pengurus baru.

Sedangkan pengurus baru KGP PMDG dilantik secara resmi oleh Pimpinan Pondok sehari kemudian, Senin (25/4) malam. Seperti biasanya, acara pergantian pengurus KGP Gudep 15089 PMDG berlangsung lebih semarak dibandingkan acara pergantian pengurus OPPM. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi suasana khidmat pelaksanaan keduanya. Suatu hal yang wajar, jika para pengurus KGP menghiasi BPPM yang menggambarkan kreativitas pramuka Gontor. Tidak berbeda dengan OPPM, sebelum acara pelantikan dan serah terima amanat, para pengurus lama membacakan laporan pertanggungjawaban mereka selama bertugas sebagai pengurus KGP, Senin (25/4) pagi.  

Tahun ini, jumlah pengurus baru, baik OPPM maupun KGP Gudep 15089 PMDG hampir sebanding dengan jumlah pengurus lama. Hal ini diakui Ustadz Hadi Amroni, salah satu staf Pengasuhan Santri. Menurutnya, jumlah ini dipersiapkan untuk menghadapi mobilitas pondok yang semakin meningkat. Di samping itu, supaya tugas-tugas yang dipikul setiap bagian akan terasa lebih ringan dan mempererat tali silaturrahim di antara setiap pengurus. Adapun jumlah pengurus OPPM mencapai 280 orang yang terbagi ke dalam 21 bagian. Sedangkan pengurus KGP PMDG berjumlah 60 orang yang terbagi ke dalam tujuh bagian.

Republika dan Telkom Gelar Santri Indigo di Gontor

0

GONTOR—Kali ini, Pondok Modern Darussalam Gontor mendapatkan kehormatan dari Harian Umum Republika dan PT Telkom Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan acara “Santri Indigo”. Pelatihan internet pesantren  dengan tema “Wahana Syiar Digital” ini merupakan kerjasama antara Telkom, Republika dan Pesantren. Dalam rangka pembangunan bangsa melalui pesantren, agar para santri memahami teknologi digital, sehingga dapat berperan bagi kemajuan bangsa. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari berturut-turut ini, Selasa-Rabu, 23-24 Maret 2010 lalu, merupakan tahap II angkatan keempat, yang sebelumnya telah dilaksanakan di berbagai pondok pesantren sejak Oktober 2009 silam.

Kegiatan yang bertempat di Pondok Modern Gontor 2, Madusari, Siman, Ponorogo, tersebut dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang. Menurut Mohammad Hatta Fahamsyah, Sekretaris Pelaksana, para peserta tersebut terdiri dari utusan sejumlah pondok pesantren yang berdekatan dengan tempat dilaksanakannya kegiatan ini. Setiap peserta yang diutus baik dari santri maupun ustadz disyaratkan mampu mengoperasikan perangkat komputer dan diharapkan bisa menularkan ilmu yang diperolehnya kepada rekan-rekannya dan pesantrennya.

Hatta mengungkapkan, secara rinci, para peserta yang mengikuti acara ini berasal dari 34 lembaga pendidikan atau pesantren. Sebagian besar terdiri dari Pondok Pesantren (PP) di daerah Ponorogo, yaitu PP. Darul Huda, PP. Al-Mawaddah 3, PP. Walisongo, PP. Al-Iman, PP. Muqoddasah, PP. Al-Islam, PP. Sulamul Huda, PP. Al-Mawaddah, PP. Babussalam, PP. Hudatul Muna, PP. Nahrul Ulum, PP. Nurul Qur’an, PP. Nurul Hikmah, PP. Darul A’dom, PP. Thoriqul Huda, PP. Al-Hasan, PP. Darul Fikri, PP. Darul Falah, PP. Darul Istiqomah, PP. Al-Falah, PP. Chasanul Hidayah, PP. Mambaul Huda, Pondok Modern (PM) Darussalam Gontor 1, PM. Darussalam Gontor 2, PM. Gontor 3 Darul Ma’rifat, PM. Gontor 5 Darul Muttaqin, PM. Gontor 6 Darul Qiyam, PM. Darussalam Gontor Putri 1, PM. Darussalam Gontor Putri 3, PM. Darussalam Gontor Putri 5 dan Pusat Latihan Manajemen dan Pengembangan Masyarakat (PLMPM).

Selama dua hari, dari pagi hingga sore, setiap peserta duduk di depan laptop yang telah disediakan panitia sambil menyimak materi yang disampaikan setiap tutor. Pada hari pertama, para peserta diberikan motivasi dan teori tentang beberapa bidang ilmu digital yang diperlukan oleh mereka. Pada hari kedua, mereka diminta langsung melakukan praktek dengan komputer yang ada sesuai dengan materi yang sudah mereka dapatkan sehari sebelumnya. Mereka diminta membuat digital library, blog, membuat networking dan lain-lain.

Acara dibuka secara resmi oleh KH. Hasan Abdullah Sahal, Selasa (23/3) pagi. Dalam sambutannya, beliau mengatakan, pesantren tidak menolak teknologi akan tetapi pesantren haruslah memanfaatkannya dan mengawal teknologi agar berada di jalur yang benar. Sebelumnya, Pemimpin Redaksi (Pemred) Republika, Ikhwanul Kiram, juga memberikan sambutannya. Ia meyakini bahwa Gontor mampu menggunakan teknologi untuk kepentingan dakwah.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai internet connection dan surfing dari Telkom Ponorogo.Setelah break dan shalat Dzuhur berjamaah, Purwoko, salah satu tutor pelatihan, menyampaikan materi “Etika dalam Blogger” dan setelah shalat Ashar, peserta diperkaya dengan materi “Teknik Menulis” dari Asep Nurzaman, Kepala Biro Republika Jawa Timur.

Adapun materi “Teori Blog” disampaikan Tim Republika sehari kemudian. Untuk materi yang satu ini, para peserta dipandu untuk memanfaatkan media blog yang berisi hal-hal bernuansa keislaman. Setelah itu, setiap peserta dibuat kagum oleh penampilan Ramaditya Adikara yang sangat inspiratif. Jurnalis dan Komposer tunanetra ini mengajarkan kepada setiap peserta bagaimana hidup dengan kekurangan yang ada namun memiliki kelebihan luar biasa. Ia memacu semangat peserta untuk berprestasi melalui dunia digital. Walaupun tidak bisa melihat, tapi ia mampu melakukan prestasi lebih daripada orang-orang yang dikarunia kesempurnaan fisik.

Sehabis Dzuhur, Indra Utoyo, Direktur IT dan Suplay PT Telkom, menyampaikan wacana “Internet sebagai Wahana Syiar Digital”. Katanya, sudah saatnya internet digunakan sebagai sarana untuk melakukan dakwah islamiyah. Hal-hal negatif yang ditimbulkan internet hendaknya diimbangi dengan nilai-nilai keislaman yang sarat dengan hal-hal positif. Di akhir acara, panitia memberikan hadiah berupa lima buah paket berisi HP kepada lima peserta dengan blog terbaik yang dibuat selama acara berlangsung.


DKK Adakan Pelatihan SAR

0

DARUSSALAM—Untuk memperluas wawasan santri tentang tata cara penyelamatan yang dilakukan tim Search and Rescue (SAR), Dewan Kerja Koordinator (DKK) Gerakan Pramuka Pondok Modern Darussalam Gontor mengadakan pelatihan SAR pada waktu Liburan Pertengahan Tahun, akhir Februari lalu. Pelatihan ini digelar di Kota Madiun selama tujuh hari berturut-turut. “Jumlah peserta yang mengikuti acara pelatihan SAR ini sebanyak 60-an lebih santri dari kelas 1-5. Mereka menggunakan waktu liburan selama tujuh hari di tempat pelatihan,” tutur Dindin beberapa waktu lalu kepada Gontor Online, Ahad (7/3).

Setiap peserta yang mendaftarkan diri, tambahnya, dipungut biaya sebesar Rp 500 ribu. “Dengan biaya pendaftaran sebesar itu, mereka mendapatkan sertifikat pelatihan SAR langsung dari pemberi materi. Sertifikat tersebut akan diberikan setelah selesainya acara,” kata siswa Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) yang kini tengah duduk di kelas 3 Intensif B ini.

Santri yang berasal dari Kota Lebak ini menambahkan, selama tujuh hari di tempat latihan yang berlokasi di Lapangan Udara (Lanud) Iswahyudi, yakni 24 Februari—2 Maret,  setiap peserta dibekali materi tentang kegiatan SAR pada lima hari pertama. Materi disampaikan oleh tim SAR yang sudah berpengalaman dan telah sering terjun di lapangan melakukan tugas-tugas penyelamatan. Sedangkan pada dua hari terakhir, para peserta diajak praktek melakukan kegiatan SAR di kawasan hutan Mojoseni, Madiun.

Para peserta yang mengikuti haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti acara ini, ungkap Dindin, antara lain memiliki tinggi badan yang ideal, memiliki kemampuan berenang dan yang terpenting adalah memiliki kemauan dan mengerti dengan baik tentang kepramukaan. “Tidak semua orang bisa mengikuti acara pelatihan semacam ini,” tuturnya.

Dengan panitia berjumlah 14 orang ini, katanya, ia berusaha membuat setiap peserta mempunyai kesan menarik saat mengikuti acara pelatihan. Setidaknya, mereka telah memperoleh pengetahuan yang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya. Memang, katanya, kegiatannya tidak jauh berbeda dengan pelatihan SAR tahun sebelumnya, seperti menangkap ular di dalam hutan dan kegiatan-kegiatan lainya untuk hidup bertahan di alam bebas.

Dindin berharap kegiatan SAR kali ini benar-benar bermanfaat sepenuhnya bagi mereka yang sungguh-sungguh mengikutinya. Dengan demikian, pengalaman yang mereka dapatkan dapat diamalkan untuk membantu orang yang membutuhkannya.

KH. Sutadji Tajuddin, MA Meninggal Dunia

0

“Innaa illaahi wa inna ilaihi raaji’uun….” Pondok Modern Darussalam Gontor kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya di tengah-tengah perjuangan li i’laai kalimaatillah. Jum’at pagi yang cerah, 12 Maret 2010, berubah menjadi kelabu, turut berduka cita bersama seluruh penghuni Darussalam dengan meninggalnya KH. Sutadji Tajuddin, MA di Rumah Sakit Yarsis tepat pada pukul 10.50 WIB.

Sebenarnya, sejak tahun 2003 silam kondisi beliau mulai menurun karena ditimpa penyakit gula. Akan tetapi, beliau masih aktif memberikan pengarahan-pengarahan di Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dan di setiap acara Kemisan. Namun, mulai bulan Desember 2009 lalu beliau terkena serangan jantung yang mengakibatkan kondisi kesehatan beliau semakin menurun. Dua hari sebelum meninggal, beliau sempat mengalami gangguan pernapasan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Meskipun demikian, kondisi beliau semakin memburuk. Akhirnya, beliau meninggal dunia setelah sempat ditangani dokter di ruang UGD.

Putra keempat dari empat bersaudara yang lahir di Gontor pada tanggal 17 Desember 1944 ini meninggalkan seorang istri, Hj. Noor Farida dan enam orang putra-putri, yaitu Silvi Tsuroya, B.Hsc, Ulfa Hanim, Shofi, Lc, Hifni Nasif, Husni Dzahabi dan Syahrozad Hunaifa.

..Keempat hal itu adalah nyingkuk, njlimet, njleput dan berhasil

Setelah menamatkan Sekolah Rakyat (1951-1956), beliau menuntut ilmu di Pondok Tegal Sari selama tiga tahun (1957-1959). Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor selama enam tahun (1961-1966). Selama di KMI, beliau mendapatkan pesan dari KH. Imam Zarkasyi, salah Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, agar selalu belajar dengan tekun. Pesan inilah yang selalu terngiang-ngiang di telinga beliau selama hidupnya. Untuk itulah, KH. Sutadji Tajuddin, MA terus belajar dengan rajin dan berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Ushuluddin Institut Pendidikan Darussalam (IPD) – sekarang diganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID) – pada tahun 1968. Semangat beliau untuk menuntut ilmu tidak berhenti sampai disitu. Beliau pun berangkat ke Madinah untuk mengenyam pendidikan di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah (1968-1972). Setelah itu, beliau mendalami Ilmu Tafsir di Universitas Al-Azhar, Mesir (1973-1975). Dengan bekal inilah beliau dikenal sebagai seorang ahli Tafsir dan Mantiq.    

Sejarah mencatat, KH. Sutadji Tajuddin, MA merupakan seorang mujahid fi sabilillah, seorang pelopor  yang merintis perjalanan KMI Gontor Putri di Sambirejo, Mantingan, Ngawi. Bersama KH. Shoiman Lukmanul Hakim, beliau mengumandangkan takbir membahana sebagai tanda dibukanya KMI Gontor Putri untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Syawwal 1410. Takbir yang mengawali langkah Pondok Modern Gontor Putri ini diikuti seluruh calon santriwati perdana yang berjumlah 500 orang ketika itu.

Sejak menjabat sebagai Direktur KMI Putri pada tahun 1990, KH. Sutadji Tajuddin, MA senantiasa berusaha menjadi uswah hasanah bagi seluruh guru dan anak didiknya. Hal ini nampak dari kebiasaan beliau selama di KMI dengan hadir lebih awal dan tidak pernah terlambat sekalipun. Dengan ini, beliau selalu berusaha membentuk guru-guru dan santriwati agar senantiasa mengamalkan nilai-nilai dan filsafat hidup Gontor. Peran beliau untuk kemajuan Gontor semakin besar setelah diangkat menjadi Anggota Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1999.

Sebagai perintis Gontor Putri, beliau selalu mengisi hari-hari perjuangannya dengan membina guru-guru secara langsung karena pada awal berdirinya, sebagian besar guru-guru di Gontor Putri bukan berasal dari alumni Gontor. Pembinaan inilah yang membuat seluruh guru mengerti akan pendidikan yang ditanamkan Gontor kepada santri-santrinya. Di samping itu, bahasa tidak luput dari perhatian beliau. Untuk itu, KH. Sutadji Tajuddin, MA selalu memberikan pembinaan bahasa di masjid setiap sore. Semangat dan kerja keras yang ikhlas ini mengantarkan anak didiknya ketika itu meraih berbagai prestasi, salah satunya adalah juara I Lomba Memahami Al-Qur’an Nasional antar Pondok Pesantren.

Banyak hal yang telah dipersembahkan beliau untuk kemajuan Gontor dan anak didiknya terutama dalam membina akhlak santriwati. Untuk itulah, beliau menulis buku Etiket Putri. Di samping itu, beliaulah pencetus pelajaran Nisaiyyah yang diajarkan di Gontor Putri. Beliau juga menulis buku Panduan Imla’ dan Khot untuk seluruh santri.

Dalam setiap kesempatan, KH. Sutadji Tajuddin, MA sering mengungkapkan empat hal yang menjadi motivasi bagi seluruh guru dan anak didiknya. Keempat hal itu adalah nyingkuk, njlimet, njleput dan berhasil. Beliau berharap agar anak didiknya selalu bersungguh-sungguh dalam segala hal. Dengan itulah mereka akan meraih kesuksesan dalam hidup ini karena tidak ada satu keberhasilan pun yang diraih tanpa diawali dengan kerja keras dan kesungguhan.

Ada satu hal yang menjadi keinginan beliau ketika masih hidup, yaitu merevisi buku Amtsilah Tasrifiyah. Akan tetapi, keinginan ini tidak sempat terlaksana karena Allah SWT berkehendak lain. Selamat jalan Ustadz… semoga hasil perjuanganmu menjadi amal jariyah yang tiada putusnya di sisi Allah SWT. Amin.  

 

CURRICULUM VITAE KH. SUTADJI TAJUDDIN, MA.

Tempat dan tanggal lahir: Gontor, 17 Desember 1944

Orangtua/wali: Tusimin, putra ke empat dari 4 bersaudara

Istri     : Hj. Noor Farida

Anak   :

  1. Silvi Tsuroya, B.Hsc.
  2. Ulfa Hanim
  3. Shofi, Lc.
  4. Hifni Nasif
  5. Husni Zahabi
  6. Syahrozad Hunaifa

 

Riwayat pendidikan :

  1. Tahun 1951 – 1956 Sekolah Rakyat           
  2. Tahun 1957 – 1959  Pondok Pesantren Tegal Sari
  3. Tahun 1961 – 1966 KMI Gontor
  4. Tahun 1968 – 1972 Univ. Islam Madinah Munawwarah Fak. Ushuluddin
  5. Tahun 1973 – 1975  Univ. Al Azhar Cairo Mesir Fak. Tafsir

 

Pengalaman organisasi:

  1. Organisasi desa Gontor
  2. PPI tahun 1971 – 1977
  3. Wakil ketua IKPM
  4. Wakil Direktur KMI Putra tahun 1985 – 1990
  5. Direktur KMI Putri tahun 1990 – sekarang
  6. Anggota Badan Wakaf tahun 1999 – sekarang

 

Pengalaman keluar negri:

  1. Arab Saudi
  2. Eropa
  3. Mesir
  4. Pakistan
  5. Jepang
  6. Kuala Lumpur

Karya Tulis

  1. Majani Mustathraf fi Ilmi Sharf
  2. Mufradat Muhadatsah

 

Riwayat sakit

Pada tahun 2003 kondisi beliau menurun karena penyakit diabetes, akan tetapi tidak menghalangi untuk selalu aktif dalam pengarahan – pengarahan di KMI dan kemisan. Kemudian pada akhir bulan Desember 2009 beliau terkena serangan jantung.

Dua hari yang lalu beliau mengalami gangguan pernafasan dan langsung dibawa ke rumah sakit Yarsis Solo untuk mendapatkan perawatan intensif. Akan tetapi kondisi beliau semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada hari Jum’at, 12 Maret 2010 pukul 10.50 WIB.