Kuliah Subuh 6 Ramadhan 1446 H, oleh Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Mulyono Jamal, M.A., di Masjid Jami’ PMDG
Di bulan ini diwajibkan untuk kita berpuasa. Harus kita syukuri datangnya Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kita. Banyak sekali cara meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan. Salah satu panca jiwa itu keikhlasan. Al Ikhlas ruhul amal, seperti sosok badan yang mati, jika amal tidak ada keikhlasan.
Mari kita pelajari pondasi bangunan iman kita sudah sempurna atau belum. Dari mana jiwa Ikhlas kita itu diambil?Ikhlas itu diambil dari Al-Qur’an, surat di Al-Qur’an ada Al-Ikhlaas tapi di dalamnya tidak ada kata Ikhlas. Tapi isinya bermakna Ikhlas, semua ayat itu menyarankan bahwa Allah itu satu. Lantas di mana letak Ikhlas di rukun islam? Syahadat.
Jadi sebenarnya Ikhlas atau dalam panca jiwa jiwa keikhlasan, adalah konsekuensi dari syahadat kita. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah itulah namanya Tauhid. Muamalah Ma’Allah muamalah Ma’annas harus dilandasi dengan tauhid. Melakukan sesuatu karena Allah, harus karena Allah. Kalau dalam hidup ini perbuatan nya lepas dari “karena Allah” maka akan lepas dan membahayakan atau merugikan orang lain.
Seperti pergi berjamaah pergi ke masjid tapi tidak dengan Ikhlas. Atau cuma budak rutinitas kalau hanya sebatas itu. Perbuatan ini tidak ada pahalanya, jika hanya ikut ikutan maka hanya akan sia-sia. Orang yang berbuat perbuatan tanpa didasari landasan maka itu perbuatan syirik.
Kalau pergi ke masjid terpaksa bukan karena Ikhlas tidak ada gunanya. Maka ayo dasari dengan Ikhlas bukan hanya dalam muamalah ma’Annas. Sholat jamaah itu dianjurkan bahkan itu diperintahkan jika kita berbuat itu dengan kesadaran bahwa itu perintah Allah. Maka Ikhlas itu harus dengan vertical dan horizontal, vertika muamalah ma’Allah, maupun muamalah ma’Annas.
Tauhid Uluhiyyah artinya semua ibadah kita hanya untuk menyembah Allah (ilahiyah) hanya kepada Allah. Semua aturan hidup hukum hidup sudah ditentukan oleh Allah. Itu lah yang disebut Tauhid Rububiyyah, Allah lah yang memelihara alam semesta dengan menetapkan hukum hukum nya dengan hukum alam hukum fisika dan sebagai nya.
Manusia hanya mengambil aturan tatanan hukum dari Allah (Tauhid Rububiyyah). Tauhid Al asma wa shifat, tuhan itu hanya satu (sifat Allah) nama nama Allah dan sifat sifatnya. Hanya Allah yang mempunyai sifat sifat seperti itu. Itu tadi semua pondasi amal kita, semua perbuatan kita dan kita bangun di atas nya perbuatan perbuatan (sholat, puasa, zakat, dil).
Kita diperintah untuk memberi maaf. Maafkan saudara mu itu perintah dari Allah. Orang yang tidak suka memberi maaf itu sebenernya menyakiti diri sendiri. Jika kita menjadi pemaaf jiwa kita itu ringan. Maka ajaran Al-Qur’an itu betul dengan memberi maaf. Yang tidak baik adalah orang yang meminta maaf tapi kita tidak memaafkan.
Amal ibadah kita amal ibadah yang benar ikhlasun niyyat. Syarat pertama syahadat tauhid dan syarat kedua syahadat rasul. Jika syahadat sudah sholat sudah, puasa sudah, zakat sudah, mesti mutabaat nya harus jelas. Segala perbuatan amal ibadah harus mutabaat rasul.
Kembali kepada keikhlasan, berbuat dengan Ikhlas dan mengikuti aturan aturan yang ditetapkan dan mutabaat rasul. Maka kita sudah melakukan hal hal yang benar. Tidak menyembah Allah dengan cara-cara (syariat) dengan utusan Nya. Rasul itu memberikan informasi cara hidup di dunia dan cara menghadapi akhirat. Rasul sudah menjelaskan sejelas-jelasnya, dan begitu juga ayat-ayat Al-Qur’an.
Maka tancapkan betul rukun islam yang pertama dengan landasan yang sekuat-kuat nya. Tanamkan betul dalam hati kita ini niat yang ikhlas. Aqidah itu seperti akar dalam pohon, agama Allah kalimat thayyibah, pohon yang bagus itu pohon yang kuat akarnya. Rukun islam akarnya ada dalam hati kita. Buah nya apa dalam pohon tersebut? Akhlakul Kariimah, Iman, Islam, Ihsan sempurna sudah.
Perkuat Aqidah, tauhid, Ikhlas, sehingga menjadi pohon yang kuat. Supaya pohonnya kuat harus kita sirami kita kasih pupuk. Dengan apa? Dengan ilmu, dengan itu kita bisa membuat pohon yang lebih kuat dengan berbagai cara. Kaji ulang paham kita dalam Pelajaran-pelajaran tauhid, Aqidah sehingga akan membuahkan Iman, Islam, Ihsan yang sangat bagus.
Related Articles:
Kuliah Subuh 3 Ramadhan 1446 H: Al-Ustadz H. Imam Shobari
Kuliah Subuh 2 Ramadhan 1446 H: Al-Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd.