Gontor Putri Kampus 3 – Menjelang dihentikannya kegiatan kepramukaan karna akan diadakan Ujian Semester 1, Gontor Putri Kampus 3 mengadakan kegiatan Scout Party, yaitu perlombaan dalam Bidang Pramukaan. Scout Party diadakan pada hari Kamis (17/9/20), di depan Gedung Al-Azhar dan disekitar Masjid Khadijah. Scout Party diikuti oleh peserta yang merupakan perwakilan dari setiap Gudep. Ada banyak hal dilombakan dalam acara Scout Party, mulai dari membuat Pionering, Yelling, dan berbagai perlombaan kepramukaan menarik lainnya.
Meski siang hari matahari begitu terik dan panas, namun tidak mematahkan semangat santriwati dalam mengikuti perlombaan. Santriwati yang belum berkesempatan mengikuti lomba pun tidak kalah semangat memberi dukungan pada anggota gudepnya yang sedang mengikuti lomba. Pioeering buatan santriwati pun cukup unik, dengan warna-warna dan bentuk yang berbeda setiap gudep, serta pernak-pernik yang menghiasi membuat pionering tampak begitu menarik.
Alhamdulillah, acara berlangsung dengan meriah dan sebagaimana mestinya. Acara selesai pada pukul 4 sore dan ditutup dengan pengarahan dari Ustadzah Majelis Bimbingan Koordinator. ChilmaAsmaa
GONTOR – Bulan Muharram merupakan bulan baru dalam agama Islam. Perayaan Tahun Baru Islam, khususnya di Gontor, tidak dirayakan dengan pesta kembang api, melainkan dengan mengadakan kegiatan yang bermanfaat serta berguna bagi santri dan guru Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyyah (KMI). Salah satunya adalah kegiatan “Bazzar Muharram” yang diselenggarakan oleh La Tansa Gontor Department Store (LGDS), salah satu unit usaha Gontor di kota Ponorogo.
La Tansa Gontor Departemen Store (LGDS) merupakan unit usaha Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang dikelola oleh para Asatidz dibawah pengawasan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Gontor, dengan menggunakan sistem manajerial yang dibantu oleh beberapa karyawan dalam pengoptimalan sistem yang ada.
LGDS menyediakan beraneka-ragam barang yang siap dijual. Mulai dari buku, peralatan olahraga, pakaian, obat-obatan sampai makanan dan minuman. Ini semua, merupakan sistem pengelolaan ekonomi proteksi, yang sudah menjadi ciri khas PMDG, dengan harapan semua jenis transaksi yang ada bisa rapi dan mendidik para pelaku transaksi itu.
Seperti pesan dari pimpinan PMDG K.H Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dalam transaksi jual beli di PMDG, “Anda belanja anda beramal”. Pesan ini yang menjadi slogan PMDG dalam kegiatan jual beli. Dari santri untuk santri dan akan kembali lagi kepada santri, begitulah peroses ekonomi yang diterapkan dalam pondok ini.
Jumat pagi, pukul 08.00 WIB (12/9) bazzar LGDS ini diadakan di depan Gedung Aligarh PMDG. Untuk pelaksanaannya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, yang biasanya dilaksanakan di LGDS Ponorogo dan hanya beberapa santri saja yang bisa melihat dan mengunjungi. Namun, karena adanya pandemi seperti saat ini, bazzar kali ini dilaksanakan di dalam Pondok guna memudahkan santri dalam berkunjung.
Bazzar tahun ini, alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar dan tertib. Serta dengan memperhatikan protokol kesehatan yang harus ditaati ketika pandemi seperti saat ini, dan kegiatan ini merupakan pendidikan bagi santri dan Asatidz yang berkecimpung di dalamnya. Agar menjadikan setiap penduduk PMDG terdidik dan tidak ketinggalan zaman seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi.Mika
Mantingan– Dalam Proses Kaderisasi, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri dengan pengalamannya telah memiliki metode tersendiri untuk mencetak para kadernya dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan berorganisasi, karena dalam organisasi santriwati mendapatkan pengarahan, penugasan dan pelatihan hidup sehingga bisa lebih terampil dalam bersikap dan menyikapi kehidupan. Hal ini dimulai dengan organisasi yang paling kecil, yaitu staf OPPM dan Koordinator.
Pelantika staf Koordinator baru
Bentuk kaderisasi pemimpin dalam berorganisasi tersebut, terbukti dengan adanya kegiatan pelantikan staf Koordinator yang baru dan penyerahan amanat dari staf Koordinator yang lama pada hari Ahad (28/06) silam. Hal ini bertempatkan di Aula Kulliyyatu-l-Banaat, dengan disaksikan oleh beberapa guru senior dan ustadzah. Hal tersebut, disusul juga dengan adanya pelantikan staf OPPM baru (30/06), yang bertujuan agar adanya sistem pengkaderisasian amanah dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dan dititipkan oleh para pengurus lama, dapat diteruskan dan diemban dengan baik oleh kepengurusan yang baru.
Pelantikan staf OPPM
Setelah dilantiknya anggota staf yang baru, dimulailah masa pengenalan diantara mereka, yang dikenal dengan sebutan orientasi. Orientasi staf OPPM dan Koordinator diadakan di dalam pondok pada sabtu (08/08) dan berlangsung selama 2 hari, berikut adalah rincian dari para peserta orientasi:
Staf Koordinator Gugusdepan Gerakan Pramuka (KGGP): Dewan Kerja Koordinator (DKK), Tim Sukses, Bulan Sabit Remaja, Filateli, dan Gemar Membaca;
Staf Bag. Diskusi Ilmiah dan Penerbitan: Majalah Lintas Darussalam (MALDA);
Staf Bag. Perpustakaan: Gudang Ilmu Darussalam (GILDA);
Pada masa orientasi ini para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan stafnya masing-masing, para peserta juga harus mengunjungi beberapa pos yang telah disediakan. Pada tiap-tiap pos tersedia beberapa pertanyaan yang berkenaan tentang pondok atau tentang bagiannya, ada juga beberapa tantangan yang berkenaan dengan kekompakan dan kerjasama tim.
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan, agar para peserta dapat mengenal satu sama lain, menambah kekompakan anggota, dan dapat mengetahui tugas-tugas yang akan diembannya nanti. Dengan adanya acara ini, diharapkan para anggota staf yang baru dapat memahami, dan faham bagaimana cara bekerja dengan maksimal di bagiannya dan dapat membantu para bagian di OPPM dan Koodinator.
Darul Ma’rifat – (25/09/20) Al-Wiqayah khairun mina-l-‘Ilaj, sebagai jorgan yang dipakai oleh Pondok Gontor dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini. Jorgan yang berarti “Mencegah lebih baik daripada Mengobati” menunjukkan makna bahwa kesehatan merupakan nikmat terbesar dalam hidup kita apalagi dalam situasi seperti ini. Beberapa upaya pencegahan telah dilakukan oleh bapak Wakil Pengasuh, Al Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag dengan bantuan koordinasi oleh Staf Pengasuhan Santri, Dewan Mahasiswa (DEMA), dan juga tim SATGAS COVID-19, adapun upaya-upaya mereka diantaranya, mendirikan Pos Jaga di Gapura Pondok, membatasi serta mengurangi kontak dengan selain orang di dalam pondok, mengadakan lockdown, dan masih banyak lagi.
Tak lupa juga beberapa upaya yang dilakukan juga bersifat internal seperti acara senam masal seluruh warga pondok Gontor 3 pada jum’at pagi hari kemarin, secara serentak seluruh warga pondok berkumpul di zona masing-masing guna melaksanakan senam masal ini, acara yang dimulai pada jam 06.00 WIB ini merupakan upaya agar seluruh warga pondok dapat melakukan olahraga secara serentak juga agar mereka terkena sinar matahari pagi yang kaya akan vitamin D sekaligus untuk meningkatkan imunitas mereka masing-masing.
Setelah acara senam selesai mereka dihimbau agar selalu memakai masker dan selalu patuh akan protokol yang sudah ditetapkan, dan segera dilanjutkan dengan sarapan bersama yang tak lupa juga diberi asupan tambahan berupa vitamin dan madu untuk menjaga stamina dan stabilitas tubuh mereka dalam menghadapi wabah saat ini. Setelah itu mereka membersihkan lingkungan pondok secara menyeluruh untuk memutus rantai-rantai penyakit maupun virus di pondok ini, semoga Allah selalu melindungi kita semua dari berbagai macam penyakit yang terlihat maupun tidak… Aammiiiinnnnn…AriaKamal
Sejak tahun 1926, Gontor telah memantapkan langkahnya untuk menjadi lembaga pendidikan yang mendidik kader-kader umat pemimpin masa depan, mencerdaskan bangsa dan menjadi mundzirul qaum yang selalu berdakwah kepada kebenaran dan memerangi kebathilan. Bila melihat kondisi pada saat itu, tentu tidak mudah bagi Gontor untuk bisa mempertahankan misi sebesar itu. Namun pada faktanya, hingga saat ini Gontor telah genap berusia 95 tahun dan masih eksis mengemban amanat tersebut. Belasan kampus cabang bahkan puluhan pondok alumni telah berdiri di berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Alumni-alumninya pun banyak yang sudah berkiprah dan menunjukkan kontribusi nyatanya untuk umat Islam, baik di dalam negara maupun mancanegara. Semua itu tidak lepas dari usaha para Trimurti berikut seluruh keluarga besar PMDG yang terlibat, serta tidak lupa pula kekuatan doa dan mujahadah yang menjadi tirakat para Trimurti.
Berkenaan dengan doa dan mujahadah Trimurti saat mendidik para santrinya dan mendirikan pondok, ada kisah menarik yang bisa kita jadikan pelajaran berharga.
Awal mulanya ketika salah satu Trimurti, K.H. Ahmad Sahal, di usianya yang masih 26 tahun ikut pergi ke Surabaya untuk menghadiri sebuah perkumpulan. Di sana akan dipilih utusan untuk mengikuti Muktamar Alam Islami yang diselenggarakan di Mekkah, kala itu pada kisaran bulan Juni tahun 1926. Namun keikutsertaan itu memiliki syarat, yaitu harus bisa berbahasa Arab dan Inggris sekaligus. Akhirnya, yang berangkat untuk mewakili Indonesia adalah K.H. Mas Mansur dan H. Oemar Said Tjokroaminoto.
Tahu karena memiliki kekurangan dalam berbahasa, K.H. Ahmad Sahal pun akhirnya tidak menjadi yang terpilih untuk mewakili Indonesia. Tapi itu tidak membuatnya putus asa. Seketika beliau beranjak dari sana, beliau pun bertekad, “Saya akan pulang ke kampung halaman saya, akan saya didik anak-anak saya untuk bisa menjadi seperti Cokroaminoto dan KH Mas Mansur”.
Setibanya di sana, beliau mengumpulkan anak-anak kampung sekitar di sebuah masjid yang saat ini kita kenal dengan nama “Masjid Pusaka”. Anak-anak yang terbiasa tidak pakai sandal, tidak pakai baju (melepas kaos) ketika biasanya bermain di luar rumah, beliau kumpulkan untuk kemudian diajarkan mandi dan berpakaian rapih untuk shalat.
Pada mulanya mereka sulit dikumpulkan. Namun beliau tidak kehabisan akal. Beliau belikan untuk mereka mercon yang sering mereka gunakan untuk bermain, lalu kemudian beliau bermain silat, menunjukkan kebolehan beliau di depan mereka, bahkan memanjat naik ke atas pohon kelapa. Anak-anak pun senang, hingga akhirnya nyaman bersama beliau.
Setelah itu, barulah beliau ajarkan bahasa Arab dan Inggris. “haadzaa kitaabun, haadzihi kurroosatun…!” “this is book, that is pen, I am a student” dan masih banyak yang lainnya. Namun tidak berhenti hanya di situ. Selain ber-mujahadah, beliau pun membarengi itu dengan doanya, “Mudah-mudahan menjadi Mas Mansur, mudah-mudahan menjadi Cokroaminoto, mudah-mudahan menjadi tokoh-tokoh Internasional”.
Ternyata tidak perlu menunggu lama, tidak sampai 30 tahun kemudian sudah ada salah satu alumninya yang memimpin Muktamar Internasional Asia-Afrika. Dalam satu waktu, di samping menjadi pemimpin Muktamar dan higher committee, beliau juga menyandang nama “PM Gontor” yang menjadi langkah awalnya untuk bisa memulai kiprah tersebut. Dan semua diawali dari doa dan mujahadah dari seorang biasa yang bertekad untuk mencerdaskan anak-anak bangsa dan mendidik calon pemimpin umat.
Begitulah bukti Kebesaran dan Kekuasaan Allah SWT. Walaupun hanya dimulai dari seorang tokoh yang tidak terkenal dari sebuah kampung di kota kecil, namun karena kekuatan doa dan mujahadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh menjadikan Allah malu untuk tidak mewujudkan keinginan tersebut. Akhirnya lahirlah alumni-alumni Gontor yang telah berkiprah di masyarakat dan menjadi tokoh baik nasional maupun internasional, dengan tetap menjaga modal utamanya semenjak menjadi santri. Sebagaimana yang beliau ucapkan pula dalam doanya, “Semoga menjadi ahli bahasa, mufassir, muhaddits, da’i, menjadi ‘aalim ‘ulamaa”. Tidak hanya menjadi intelek yang tahu agama, tapi harus menjadi ulama yang intelek.
Dikutip dari tausiyah yang disampaikan oleh Al-Ustadz Dr.H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. dalam kesempatan Tau’iyah Diniyyah bersama siswa akhir KMI 2020 Prominent Generation.
Mantingan – Sabtu (15/8) kemarin, dibawah terik matahari sore yang menaungi, berpegangan dengan kertas-kertas materi bahan ujian, berlantunkan do’a yang dipanjatkan dalam hati, juga iringan pesan dan nasehat dari Al-Ustadz, Nur Hadi Ikhsan, MIRKH., sebelum Ujian Tengah Semester Mahasiswi Unida benar-benar resmi dibuka adalah ritme suasana yang indah yang dinantikan semua orang. Dimana seluruh kekuatan akan dikerahkan, hati, pikiran, jiwa maupun raga yang bersatu lagi berkumpul di satu titik fokus untuk menghadapi ujian ini.
“Sedia Payung Sebelum Hujan” katanya. Nyatanya ini adalah pemanasan juga awal langkah agar benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tulis di akhir semester nanti dan juga sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing individu yang dibebani ilmu untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh agar biasa mengamalkan dikemudian hari. Ini adalah hasil sementara dari masa belajar para mahasiswi selama ini. Walau pun perkuliahan dilaksanakan menggunkan metode online atau secara virtual, dan kondisi yang tidak stabil karena situasi di tengah pandemi, sama sekali tidak mematahkan semangat untuk belajar dan terus menimba ilmu bagi mahsiswi yang notabone adalah seseorang yang haus akan ilmu lagi pengetahuan.
Ujian yang melibatkan 860 Mahasiswi guru dari semua Program Studi, menggunakan 18 kelas untuk medan jihad para Mahasiswi dan para pengawas yang terdiri dari Asatidz dan Ustadzah senior, menggambarkan suatu komponen yang saling berhubungan dan beriringan demi berjalannya ujian ini tanpa menghilangkan sedikit pun kesakralannya karena tetap menjaga kehormatan dan kepentingan ujian yang telah ditanamkan oleh para pendiri pondok sejak zaman dahulu. Sejatinya, pondok selalu terasa lebih ‘hidup’ ketika datang masa-masa ujian, karena seluruh warga Darussalam terlibat dalam setiap jengkal ujian kehidupan di dalamnya. Nasyweng.
“Selain Iman dan Ilmu, seorang Perempuan haruslah mempunyai Malu. Seorang Perempuan juga harus memiliki multi-intelligence (kecerdasan). Malu dan Kecerdasan inilah yang akan mengangkat derajat perempuan.”
Mantingan-Tak kenal maka tak sayang, begitulah pepatah sederhana yang sering kita dengar. Walau terdengar sederhana, namun pepatah ini memiliki kandungan pesan dan makna yang sangat mendalam. Karena, barangsiapa yang belum mengenal, maka ia tak akan bisa menyayangi satu sama lain. Makadari itu, sebagai acara rutin tahunan, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 mengadakan acara yang dinamai dengan Haflah Wuddiyyah.
Acara ini sendiri, diadakan dengan tujuan, guna meningkatkan kebersamaan dan menjalin rasa kekeluargaan yang semakin erat. Arti kata haflah wuddiyyah pun diambil dari Bahasa Arab yang mana haflah berarti pesta dan wuddiyyah artinya perkenalan. Dalam artian lain seperti pesta persahabatan atau biasa disebut FriendshipParty.
Acara ini bertempatkan dizona rayon masing-masing, haflah wuddiyyah diadakan bagi seluruh santriwati lama dan juga santriwati baru. Diadakannya untuk santriwati lama, guna mempererat ukhwahislamiyyah diantara mereka. Adapun halnya, diadakan untuk santriwati baru dengan tujuan untuk mengenalkan satu dengan yang lainnya. Supaya mereka saling menganal satu dengan yang lain dan memudahkan mereka untuk beradaptasi dengan teman-teman barunya yang dating dari Sabang sampai dengan Merauke.
Perlombaan haflahwuddiyyah
Haflahwuddiyyah ini, dimulai dari tanggal (24/06) s/d (27/06). Acara ini dimulai dengan pembukaan yang dibuka oleh pembimbing zona rayon dan bertempatkan pada zonanya masing-masing, serta dilanjutkan dengan lomba-lomba, yang merupakan inti dari acara ini. Hingga akhirnya, sampailah pada penguhujung acaranya yang ditutup dengan pembagian hadiah. Acara ini sangatlah berpengaruh positif bagi seluruh santiwati. Karena, memiliki unsur kebersamaan atau ukhwahIslamiyah yang kuat. Adapun, lomba-lomba yang didadakan diacara ini pun juga bukan hanya sekedar lomba-lomba biasa. Karena, semua yang mereka lihat, dengar dan rasakan akan mencakup unsur pendidikan. Beginilah cara Pondok Modern Darussalam Gontor Putri mendidik para santri-santrinya, tanpa menghilangkan prinsip, ide, dan filsafat-filsafat pemahaman Gontor didalam setiap acara dan kegiatan yang dibentuknya.
MANTINGAN-Beginilah Pondok Modern Darusslam Gontor, terus berkembang. Improvisasi atau peningkatan dalam segala aspek terus dilestarikan di Kampung nan Damai ini. Sesuai dengan petuah Trimurti:
“Lebih baik berjalan merangkak dari pada berlari di tempat”
Sealur dengan ini, Alhamdulillah, salah satu unit usaha Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dalam bidang Penggemukan Sapi, kini sudah mengembangkan usahanya dengan adanya Instalasi Biogas yang sudah beroperasi sekitar 10 bulan.
Instalasi biogas merupakan kegiatan pemanfaatan limbah kotoran sapi yang bias dimanfaatkan sebagai gas. Dalam hal ini, kotoran sapi yang berasal dari unit usaha penggemukan sapilah yang digunakan. Usaha yang dibangun pada (11/19) silam bertujuan sebagai alternatif dalam pengolahan limbah kotoran sapi agar tidak mencemari lingkungan dan mengundang bau, juga sekaligus membawa beragam manfaat.
Dalam operasionalnya, ±120 kg/hari kotoran sapi dimasukkan ke dalam reaktor, yakni tempat penampungan sekaligus tempat proses perubahan kotoran menjadi gas, yang terletak di selatan kandang. Dari sejumah kotoran sapi tersebut, dapat menghasilkan gas sebesar ± . Gas tersebut dialirkan melalui pipa ke kompor gas yang terdapat di dapur dekat kandang sapi, dapur Mie Ayam, dan dapur Annisa Beverage, juga pada lampu petromax yang terdapat di tempat istirahat sebelah utara kandang. Selanjutnya, sisa gas yang tidak terpakai dibuang melalui pipa khusus demi mencegah ledaknan dari dalam reaktor. Ampas hasil sisa proses kotoran sapi juga dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman.
Kegiatan Instalasi biogas ini merupakan kali pertama dilakukan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Uji coba kegiatan ini bahkan sempat dilakukan oleh Al-Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Bersama istri saat melakukan kunjungan ke Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 beberapa waktu lalu.
Kedepannya, usaha yang diketuai oleh Al-Ustadz Aruman ini akan terus dievaluasi dan dikembangkan. Beliau juga terus mengajarkan dan mengkader beberapa Ustadz dan pekerja dalam bidang ini agar senantiasa dapat menjalankan dan mengembangkan secara mandiri.Aya
Mantingan-Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang berbasis pesantren atau bersistem asrama. Saat ini, UNIDA memiliki 7 Fakultas dan 18 Program Studi. Kegiatan Kemahasiswaan yang ada di UNIDA dalam bidang akademik maupun non akademik sangatlah beragam, salah-satunya adalah Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswi baru.
OSPEK merupakan salah satu pola yang ditempuh oleh sebuah perguruan tinggi untuk memberikan gambaran dan mengenalkan segala hal yang terkandung dalam perguruan tinggi, juga hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab mahasiswi, sekaligus peran serta para alumninya.
Adapun kegiatan OSPEK 2020 di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Divisi Mantingan adalah untuk memperkenalkan profil kampus kepada calon mahasiswi, terutama beberapa hal prinsipil mengenai dasar, visi, misi, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini bertujuan agar mahasiswi memahami fungsinya sebagai santri yang berilmu amaliyah, beramal ilmiah, dan beraqidah Islamiyah as-shahihah, sehingga terbentuklah output mahasiswi pesantren yang tangguh serta memiliki IMTAQ dan IPTEK yang standar sehingga terbentuklah sosok-sosok Elit Mahasiswi Gontory.
Tema dan Motto OSPEK 2020 adalah “’AZZAM”yang berarti ketetapan hati, kebulatan tekad, tekun dan tabah dalam menggapai cita-cita serta tujuannya. Mempunyai target serta rasa kemauan yang kuat terhadap tujuan UNIDA Gontor sebagai Elite Mahasiswi yang berilmu dan ber’aqidah serta ikhlas dalam perbuatan dan perkataan. Sehingga Motto OSPEK 2020 adalah “Ikhlas, Cerdas, Tuntas”.
Olahraga Pagi Bersama
Kegiatan OSPEK berlangsung pada hari Sabtu-Jumat (7-13/6) dan berlangsung selama 7 hari. Adapun peserta OSPEK Divisi Mantingan Gontor Putri Kampus 1 tahun ini berjumlah 126 Mahasiswi.
Begitulah Gontor, selalu mempunyai ide dalam membentuk pola pikir yang sistematis dan terarah dan senantiasa berpacu dalam peningkatan kualitas diri sebagai bekal dalam jihad Li I’laa’i Kalimatillah.
Mantingan–Senin (20/7) silam, merupakan pembukaan Pagelaran Pentas Seni Mahasiswi Guru Universitas Darussalam Gontor Putri Divisi Mantingan. Acara ini, merupakan sebuah acara tahunan yang bertujuan sebagai bayangan dan qudwah utama bagi kelas 6 dan 5 yang akan mengadakan acara Panggung Gembira dan Drama Arena serta acara-acara kesenian lainnya, sehingga dapat memberi contoh agar mereka dapat berkreasi lebih baik lagi.
Pensi UNIDA juga salah satu rentetan acara Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy (PKA), seluruh peserta dan panitia merupakan seluruh mahasiswi guru, dalam acara ini terdapat acara yang beraneka ragam yang ditampilkan oleh mahasiswi guru tahun pertama s/d tahun kelima (wisudawati). Acara ini juga sebagai salah satu apresiasi pendidikan santriwati dalam bidang kesenian serta ajang kreatifitas para mahasiswi guru dalam menyalurkan bakat dan kreatifitas.
Grand Opening of PENSI
Adapun acara yang ditampilkan oleh para mahasiswi guru ini, seperti; Hadrah, Choir, Acara Wisudawati, Puisi, Grand Opening, Modern Dance, Tari India, Tari Daerah, Fashion Show, Pop Singer, Tari Kombinasi, serta diakhiri dengan penampilan para panitia yaitu Flashmob, semua itu disaksikan oleh seluruh santriwati Gontor Putri Kampus 1. Mereka terlihat sangat menikmati acara ini dengan antusias dari mulainya acara hingga di penghujung acara. Adapun acara tersebut dibuka langsung oleh Al-Ustadz KH. Ahmad Suharto, M.Pd.I selaku Bapak Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, serta turut hadir Wakil Rektor UNIDA Kampus Putri, Al-Ustadz Nur Hadi Ihsan, MIRKH.
Di Gontor tentu berbeda dengan sekolah lain, karena seluruh acara pondok harus mengandung unsur pendidikan, seperti halnya acara PENSI UNIDA bukan hanya kreatifitas dan keterampilan mahasiswi saja yang diuji, melainkan sebuah kematangan acara, filosofi, unsur pendidikan, dan berbagai hal lainnya yang harus difikirkan dan diterapkan gontor untuk melatih mental mahasiswinya untuk menjadi yang lebih baik lagi. Dengan demikian, acara-acara seperti tari menari, musik, dan kesenian pun tetap mengandung unsur-unsur pendidikan. Hal ini seperti bentuk prinsip Gontor yakni, ‘Harakaatunaibadatun, wafannun, wadzauqun, waakhlaqun, watarbiyatun’ (Gerakan kita adalah sebuah ibadah, seni, rasa, akhlak, dan juga pendidikan.)