Home Blog Page 307

Seminar Fotografi : Sejarah yang Perlu Diabadikan

0

Tepat pada pukul 05.00 pagi, Aula Beirut Gontor Putri Kampus 2 mulai dipenuhi oleh mahasiswi guru.  Seminar Fotografi bersama pria kelahiran Lamongan, 3 Oktober 1967 menjadi salah satu ladang baru untuk menimba ilmu. Pria yang tak asing lagi bagi warga negara Indonesia, pun asaatidz dan ustadzat Gontor Putri Kampus 2. Beliau adalah Al-Ustadz Achmad Nuril Mahyuddin, peraih Love & Care Award  2014, seorang motivator nasional, serta aktivis masyarakat.

Al-Ustadz Achmad Nuril dalam penyampaian teori fotografi
Al-Ustadz Achmad Nuril dalam penyampaian teori fotografi

Seminar yang diadakan pada 20 Oktober 2017 ini bertemakan “Documentary Photography Choaching and Clinic“. Diadakan guna menambah wawasan para mahasiswi guru dalam bidang kesenian khususnya dalam ranah fotografi. Dimana di dalamnya, memberikan bekal kemampuan teknik dan artistik yang cukup bagi peserta supaya siap dalam memotret berbagai kondisi dengan baik dan dapat mendokumentasikannya dalam sejarah  hidup.

Sesi pertama, Al-Ustadz Nuril menyampaikan teori memotret, baik dalam segi background, teknik memegang  kamera, dan langkah  pengambilannya. Berbagai hasil dokumentasi beliau perlihatkan kepada para peserta, diantaranya foto hasil karyanya yang mendapatkan penghargaan. Beliau pun menunjukkan fotografi dokumenter yang darinya membuahkan harga yang tak terhingga.

Percobaan lapangan dalam salah satu sesi di Seminar Fotografi
Percobaan lapangan dalam salah satu sesi di Seminar Fotografi

Seminar kali ini terasa sangat berbeda dengan seminar-seminar sebelumnya, karena pada seminar kali ini panitia memberi kesempatan pada peserta lewat percobaan lapangan dengan berkeliling sekitar pondok guna mencari objek foto yang manis dan layak untuk dijadikan background dalam percobaan  para mahasiswi. Adapun objek pertama yang terpilih adalah gerbang Gontor Putri Kampus 2 dan disusul dengan objek selanjutnya yaitu  bangunan Kairo.

Pada sesi terakhir, Al Ustadz Nuril menyampaikan evaluasi dari hasil karya para peserta sehingga para peserta dapat membenahi apa apa yang kurang dari potret yang ia ambil. Seminar ini menyampaikan pesan pada peserta untuk tidak menjadi hamba kufur dan mendorong mahasiswi guru untuk selalu bersyukur pada Sang Maha Kuasa dengan berbagai keindahan alam yang tiada tara. Karena segala hal perlu dijaga. Karena segala hal adalah sejarah yang perlu diabadikan.

 

ERWIN

Catatan Almarhum K.H. Imam Badri: Peningkatan Kualitas Muslim

0

Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini adalah sama. Semuanya satu derajat, tidak  ada yang tinggi dari yang lainnya, yang membedakan manusia dengan yang lainnya adalah taqwannya kepada Allah Swt, sesuai dengan firman Allah Swt: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu bagi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Setiap manusia wajib memperbaiki dan meningkatkan dirinya sendiri minimal untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Islam melarang umatnya untuk  berpangku tangan dan menanti nasib yang akan datang kepadanya. Allah Swt tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Karena itu, manusia harus berusaha dan berdoa agar dapat mengubah takdir buruknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d:11)

Dalam meningkatkan kualitas muslim diperlukan tiga hal pokok, yaitu ilmu, kesungguhan, dan keikhlasan. Ilmu adalah pelita dan cahaya bagi kehidupan manusia, penerang hati, dan jalan hidup manusia. Orang yang berilmu telah dijanjikan Allah akan mendapat derajat yang tinggi di sisi-Nya. Ilmu pulalah yang  membedakan manusia  dengan hewan. Tetapi  perlu diingat, ilmu tidak dapat menembus hati ahli maksiat, karena ilmu adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah tirai yang menghalangi cahaya masuk ke dalam hati seseorang. Maka kepada Allah lah kita memohon petunjuk dan hidayah agar ilmu yang kita dapatkan ini bermanfaat di dunia dan akhirat.

Prinsip  kedua adalah kesungguhan. Mencari ilmu, mengadakan perubahan dan sebagainya harus dibarengi dengan kesungguhan. Tidak ada suatu hal pun yang dapat diperoleh tanpa usaha. Dengan kesungguhan itu manusia akan lebih merasakan kesuksesan yang telah dicapainya. Allah telah menjanjikan bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh atau  berjihad di jalanNya maka akan dibukakkan pintu kemudahan baginnya.

Allah Swt berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, sungguh akan Kami bukakan jalan-jalan Kami bagi mereka.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Prinsip ketiga adalah keikhlasan. Seorang muslim harus ikhlas dalam berbuat apapun, semua dilakukan karena Allah Swt. Karena segala amal perbuatan yang hanya didasari keikhlasanlah yang akan diterima oleh Allah Swt. Bila suatu perbuatan itu dilakukan secara tidak ikhlas, maka ia akan sia-sia, bahkan berdosa. Pada hakikatnya Allah tidak memerlukan keikhlasan itu, Allah maha Kaya. Tetapi keikhlasan itu merupakan salah satu cara manusia muslim bersyukur atas segala kebaikan, dan dengan kesyukuran itu kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri.

Ilmu, kesungguhan, dan keikhlasan harus selalu beriringan, bila tidak ada salah satu dari ketigannya, akan merusak keseimbangan, bahkan dapat menggiring menuju kehancuran, seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib: “Seluruh manusia akan binasa kecuali orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang berilmu seluruhnya akan binasa kecuali orang-orang yang  beramal, orang-orang yang beramal  akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.”

Penerapan tiga hal di atas pada diri seorang muslim diharapkan mampu meningkatkan sumber daya muslim demi penyebaran syari’at Islam dan berjihad li I’ilai kalimatillah.*Aff

 

Buku Bekal Hidup di Dunia dan Akhirat, hal. 35-39

 

TAUJIHAD WAKIL DI REKTUR KMI DI MASJID JAMI’ GONTOR 3

0

Gontor 3 – Matahari mulai terbenam, langit berwarna orange. Terlihat mulai datangnya malam di tandai dengan berkumandangnya azan magrib. Seluruh santri berbondong-bondong pergi ke masjid jami’ membawa sajadah di tangan kiri dan kanannya. Bagian keamanan berdiri di depan masjid dan bagian Ta’mir masjid merapikan shaf dan berisan shalat  santri.  Kemudian  seluruh santri Pondok Modern Darussalam Gontor kampus 3 Kediri menunaikan ibadah shalat magrib berjama’ah.

Setelah seleseinya shalat magrib berjamaah, Direktur KMI Gontor 3 Al Ustadz H. Aris Hilmi Hulaimi, M.Ud hari Senin, 30 Oktober 2017/11 Safar 1439 menyampaikan taujihat atau arahan mengenai ujian lisan pada esok hari di Masjid Jami’ Gontor 3. Dan beberapa point dari penyampaian beliau adalah seluruh santri harus pandai-pandai dalam membagi waktu di masa-masa ujian lisan karena setelah ujian tersebut akan menghadapi ujian tahriri atau tulis yang ini semua menjadi penentu harga diri masing-masing bil-imtihaani yukrohul mar’u au yuhaanu.

Antusias seluruh santri yang berada dimasjid mendengarkan dengan seksama. Dan menyadari bahwa ujian ini sangatlah penting dalam kehidupan karena didalam ujian tersebut akan terlihat kadar belajar selama setengah tahun. Maka dengan man jadda waja mereka yakin bisa melaluinya.

Dalam hal ujian lisan ini, mungkin bagi anak-anak baru kelas satu ujian lisan ini baru mengenalnya dan  untuk anak-anak lama kelas dua sampai kelas lima mereka sudah mengetahui ujian ini. Dalam ujian lisan dibagi menjadi 3 ; Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al Qur’an. Adapun gedung yang digunakan; Gedung Saudi, Syiria dan Madinah. Setiap santri tiga kali akan di uji sesuai jadwal yang disediakan oleh pantia ujian awal tahun. Dan para pengujinya ada dari Guru KMI Gontor 3 itu sendiri atau Guru pengajar mereka di waktu pagi hari.Alang86

 

Friendship Competition : Lahirkan Wanita Serba Bisa

0

Al aqlu-s-salim fii jismi-s-salim fii jismi-s-salim

Tim Basket Sparkle Gontor Putri Kampus 2 berdoa sebelum memulai pertandingan
Tim Basket Sparkle Gontor Putri Kampus 2 berdoa sebelum memulai pertandingan

Badan yang sehat terdapat pada jiwa yang sehat. Begitu syair arab yang menjadi salah satu slogan Pondok Modern Darussalam Gontor. Olahraga adalah salah satu sunnah Pondok Modern yang banyak digemari oleh santriwati Gontor Putri.

Jum’at (20/10) Lapangan Basket Gontor Putri Kampus 1 menjadi saksi bisu atas pertandingan persahabatan oleh Gontor Putri Kampus 1, 2 dan 3. Lomba yang terdiri dari berbagai kategori olahraga itu dimulai pukul 7 pagi dan berlangsung hingga sore hari.

Lomba yang terdiri dari basket, badminton, voli, hingga pencak silat ini diadakan di seluruh wilayah di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1. Bersama master of ceremony oleh Inayah Salsabil dan Sallia Qolbi dari siswi akhir KMI yang membawa suasana bak stadion olahraga ini membuat Jumat hari itu terasa lebih berwarna.

Tim Cheerleader Gontor Putri Kampus 3 menjadi tamu
Tim Cheerleader Gontor Putri Kampus 3 menjadi tamu

Lomba basket berjalan sengit, dengan poin yang naik turun dengan cepat. Putaran pertama memberi kesempatan bagi Tim Basket Sparkle Gontor Putri Kampus 2 untuk beradu kemampuan dengan Tim Basket Gontor Putri Kampus 1. Poin yang beradu naik turun pun dapat dilihat di lomba-lomba lain seperti Pertandingan Badminton, Panahan, Pencak Silat, dan Voli.

Pertandingan persahabatan berakhir pukul 6 sore. Menelurkan Juara Umum oleh Gontor Putri Kampus 1. Setelahnya diikuti Gontor Putri Kampus 2 yang meraih juara 1 dalam lomba badminton.

Mengutip dari apa yang pernah diucapkan oleh KH. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, bahwa pertandingan persahabatan sangatlah baik adanya demi menelurkan kader-kader pemain olahraga Gontor di masa yang akan datang. Apa yang dilihat anak di pertandingan persahabatan akan menciptakan motivasi dalam dirinya untuk meningkat, lebih dari dirinya sekarang. Karena figur yang baik akan melahirkan insan yang baik pula.

Kehadiran Al-Ustadz KH. Fairuz Subakir Ahmad di pertandingan basket pun membuat acara semakin meriah. Dalam kesempatannya, Direktur KMI ini berkali-kali mencetak poin. Bahkan dalam 2 atau 3 kali shoot, beliau dapat mencetak three-point sekaligus.

Olahraga memanglah salah satu yang menjadi faktor terpenting bagi santri dan santriwati Gontor. Karena satu hal itulah yang mendukung kesehatan santriwati. Bila sudah dianggap mampu maka harus memampuni, bila sudah cantik maka harus bersolek, sama halnya bila sudah dianggap bisa maka harus menjaga. Dengan motto pondok ‘Berbadan Sehat’ tak ayal bila santriwati Gontor Putri harus menjaga stamina dan kesehatannya. Salah satunya lewat olahraga. Karena lewat olahraga, Gontor melahirkan wanita yang serba bisa.

 

NOORAJAVI

K.H. Syamsul Hadi Abdan: Disiplin dan Istiqomah, Kunci Majunya Pondok

0

Mengapa Pondok ini mampu untuk berdiri sampai saat ini? Karena Pondok ini Istiqomah. Artinya selalu berusaha untuk tegak dan berdiri.

Sejak saya berumur 7 tahun, saya tahu apa yang terjadi dan dilaksanakan oleh pondok ini. Dan sejak itu juga saya banyak memperhatikan bagaimana para pendiri mendidik para santrinya.

Istiqomah artinya ingin selalu mengerjakan apa yang diyakininya, artinya dimana ada yang kurang tegak atau dirasa kurang lurus, maka diusahakan untuk tegak dan lurus kembali.

Contohnya adalah kegiatan rutin mingguan, yaitu Kemisan, ini adalah tempat untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung selama satu minggu dan juga memberitahukan tentang program-program yang akan dilaksanakan pada minggu yang akan datang. Dari segi apa yang sekiranya dianggap kurang tegak, maka disana akan ditegakkan , dari kedisiplinankah? Adabkah atau yang lainnya?, Jadi selalu berharap dan berusaha untuk tegak dan lurus.

Di Pondok ini tidak ada yang namanya sebuah acara gagal. Meskipun orang yang diberi tanggung jawab atau wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut berhalangan, secepatnya ia akan melimpahkan kepada orang lain sehingga semua bisa berjalan dengan lancar dan baik. Tetap memang terkadang ada acara yang kurang begitu sukses, namun kalau sampai gagal tidak ada.

Disiplin adalah kunci apa saja. Maka apabila Pondok ini berbelok, secepatnya dikembalikan.

Siapakah yang memikirkan dan mengusahakan untuk selalu tegak? Yang berusaha demikian adalah kita dan itu merupakan tanggung jawab semua yang ada di Pondok ini selaku keluaraga dan pembantu pondok secara langsung.

Para Pimpinan Pondok selalu memantau jalannnya semua kegiatan dan lembaga yang ada disini. Beliau berwenang untuk memanggil dan mengingatkan semua yang dikira itu tidak lurus dan mulai melenceng.

Pada tahun 1948 KMI pernah macet karena adanya kemelut, yaitu Pemberontakan PKI. Disamping itu juga, ada kemelut yang terjadi dari dalam Pondok sendiri, yaitu Peristiwa 1967. Memang kita menyadari bahwa godaan itu datang bukan hanya dari dalam saja tetapi kadang dari luar. Namun seperti biasanya, bahwa sesuatu yang telah diuji dan berhasil akan mendapatkan suatu kenaikan derajat, begitu hal yang dialami Pondok setelah kemelut itu berkembang dengan dahsyat. Setelah kejadian itu, maka Pondok ini secepatnya mengembalikan keadaan yang tidak tentu itu kepada keadaan yang seperti semula.

Banyak sekali pengaruh dari Istiqomah itu, banyak orang yang mengatakan bahwa istiqomah itu seperti gunung yang tahan hujan, tahan badai, tahan panas, dan sebagainya. Maka orang yang istiqomah adalah orang kuat dengan keyakinannya tanpa mengenal suatu godaan dan hambatan.

Inilah yang menjadi faktor eksistensi Pondok ini yang mana apabila kita semua menjalankan hal ini, juga akan membuat kita berhasil dan selalu berhasil. rukh

Pemimpin Selalu Mengambil Inisiatif

0

Sebagai lembaga kaderisasi, Gontor menjadikan seluruh totalitas kehidupan menjadi sarana untuk mengkader. Dan totalitas kehidupan ini dijalankan dengan dinamika yang cepat dengan jaringan dan jangkauan kerja yang sangat luas. Maka kecepatan ini diperlukan pola pikir, sikap, dan perilaku yang cepat pula, sehingga dinamika tersebut bisa dikendalikan dan diarahkan dengan cepat menuju cita-cita yang diharapkan.

Itulah maka, pemimpin hendaknya selalu mengambil inisiatif. Yang dimaksud dengan inisiatif adalah upaya berfikir cepat dan keras untuk mencari sekian banyak alternatif dalam menata dan menjalankan program-program pendidikan dengan tetap berpegang teguh pada nilai dan system serta disiplin, sehingga pondok selalu dinamis dan berkembang. Bahkan dalam kaitan ini, banyak kebijakan yang harus segera diputuskan, bukan saja kebijakan rutinitas, tetapi kebijakan yang bersifat futuristic, yaitu selalu mengadakan perbaikan dan pengembangan ke depan.

Maka di dalam pondok ini, dibutuhkan orang-orang yang selalu mengambil inisiatif dan memiliki keberanian untuk berinisiatif, untuk itu diperlukan kesiapan diri untuk jun langsung melihat, medengar, mengarahkan, membina, dan mendidik santri, sehingga kita bisa menguasai berbagai masalah dan dapat menyelesaikannya.

Di Gontor selalu diajarkan untuk bisa melihat, membaca, mendengar, mengerjakan, menganalisa, memutuskan, dan menyelesaikannya. Model pembelajaran ini sangatlah efektif untuk menajamkan fikiran dan keberanian dalam berinisiatif dan bertindak.

Sebagai contoh sederhana, dalam permainan sepak bola, siapa yang banyak mengambil inisiatif untuk mengejar dan menangkap bola, dialah yang akan menguasai permainan. Begitu juga dalam berorganisasi atau kehidupan bermasyarakat, orang yang banyak mengambil inisiatif, dia tidak saja akan menguasai segala permasalahan dan dapat menyelesaikan, tetapi dia juga akan mendapatkan peran dan fungsi yang lebih di lingkungannya. Itulah maka bergerak sebenarnya akan mendatangkan kekuatan dan keberkahan.

تحرك فإن في الحركة بركة

“Bergeraklah, maka sesungguhnya dalam pergerakan itu ada keberkahan.”

Dari berbagai gerakan, maka akan memunculkan dinamika yang tinggi, dari dinamika tersebut akan menumbuhkan militansi dan etos kerja yang tinggi pula. Maka memang pantaslah bila seorang kader akan selalu terus bergerak dan bergerak dalam hidupnya sampai akhir hayatnya.

لن يشبع المؤمن من خير حتى منتهاه الجنة

“Tidaklah seorang mukmin akan pernah puas (kenyang) dalam melakukan kebaikan, sampai dia berjumpa Allah di surga.”

(Buku Bekal Untuk Pemimpin Hal. 54-56)

K.H. Hasan Abdullah Sahal : Baca, Bacalah Semua Buku !

0

Sadarilah bahwa sekarang ini kita dan umat kita benar-benar merasa kekurangan ilmu-ilmu yang seharusnya lebih dipentingkan dari ilmu-ilmu yang lain.

Banyak orang berpandangan dan mengatakan bahwa ilmu fiqh itu tidak bikin kenyang, tidak bisa untuk kerja, cari kerja, yang lain mengatakan ilmu agama itu bukan bekal hidup didunia ini, sampai ada yang berfikiran mendingan ilmu-ilmu praktis yang lain.

Demikian dan seterusnya, padahal tidak ada pembagian ilmu dunia dan ilmu akhirat, bagi yang memandang hidup ini sakral, maka setiap perbuatan pun tidak terlepas dari amanat pahala dan dosa, halal dan haram. Semua ada ilmu pembelajarannya.

Dengan modal bahasa Arab yang sekecil atau seminim apapun perlu mulai melatih diri berani dan insyaAllah bisa membaca kitab-kitab islami klasik atau modern dari pada literatur anti islam yang meracuni dan diracuni oleh pihak kaum “lamtardloo” dengan Talmud nya.

Dengan jiwa mandiri, insyaAllah bisa otodidak karena yang ada di kitab-kitab klasikatau disebut kitab kuning itu inti-inti isinya bisa dimengerti asal ada kemauan yang bersungguh-sungguh.

“Membaca dengan benar, mengerti isinya, pembahasannya, dan bisa menyimpulkannya. Kemudian syukur-syukur bisa menerangkannya kepada orang lain. Alhamdulillah, pada akirnya menjadi bermanfaat.”

Kehausan akan tuntunan Islam sudah merata di seluruh benua, di bumi Allah ini. Ini bukan info kosong tetapi kenyatan yang diupayakan kemudian disembunyikan, ditutup-tutupi oleh media, karena takut tersisih pengaruhnya, kalah berlomba, kalah bersaing.

Setiap waktu harus dimanfaatkan untuk yang berguna, diisi dengan membaca, mengarungi kitab-kitab di perpustakaan, mumpung masih banyak waktu dan kesempatan. Jangan ada gambaran bahwa kelak nanti setelah tua banyak waktu dan kesempatan. Tidak! Saya yakin.

Apa yang di sekitar kita ini kitab yang mudah dibaca, mendidik kita untuk aktif produktif mengisi umur ini untuk kehidupan umat. Mereka yang bermental dinamis dan militan mendapat tempat di hati umat dan dengannya bisa membina mereka ke arah yang diharapkan, tidak dibina oleh kaum tanpa moral, tanpa agama, tanpa aturan.

Membaca kitab dan suasana miliu alam sekitar dengan daya analisa yang cerdas, luas, tuntas,  serta sanggup menyampaikannya dengan pembahasan yang tepat atau mengadakan forum tanya jawab atau diskusi untuk pemantapan pemahaman hasil bacaannya.

Jangan “melek walang” atau “meguru anyar”. Mata belalang terbuka tapi tidak pasti melihat, itulah perumpamaan orang yang melihat tanpa perhatian atau hanya membuka mata tapi tidak melihat apa yang ada didepannya. Meguru anyar itu berguru baru, masuk keperguruan baru setelah keluar dari perguruan lama mendapat tambahan ilmu dari guru dan perguruan yang baru, lalu buru-buru merendahkan guru dan perguruan yang lama.

Sekarang banyak orang bertitel tak berkualitas, berkualitas tidak bertitel karena kurang aktif, kurang produktif pada keilmuannya. Mandeg, tidak menyentuh kitab lagi, alih profesi atau lain sebab. Ini merugikan dan disayangkan sebab umat sedang dan selalu membutuhkan orang-orang berkualitas dan aktif produktif.biibmufassir

TUMBUHKAN KEBERSAMAAN, RAYON AL AZHAR ADAKAN ” Ifthor Jami’i “

0
Sambutan Guru Senior didepan santri Rayon Al Azhar
Sambutan Guru Senior didepan santri Rayon Al Azhar

               Darul Ma’rifatTepat pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 Rayon Al Azhar mengadakan “ Ifthor Jami’i “ didepan Gedung Syiria di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 3 Darul Ma’rifat Sumbercangkring Gurah Kediri. Hadir dalam acara ini dari Guru Senior Al Ustadz Hamim Fathoni, S.Th.I, Pembimbing dari staf Pengasuhan Santri Al Ustadz Furqon Syafrizal, S.Th.I, Syekh Rayon dan seluruh santri yang tinggal di asrama Al Azhar.

 

 

Tampak santri Al Azhar mendengarkan dan menyimak arahan dari Guru Senior
Tampak santri Al Azhar mendengarkan dan menyimak arahan dari Guru Senior

Tujuan diadakannya acara tersebut guna menumbuhkan hubbul ‘ibadah as sunnah, memperkuat tali persaudaraan antara santri, mudabbir dan guru. Dan rentetan acara tersebut diawali dengan sambutan dari guru senior lalu setelah itu do’a bersama. Kemudian perfotan bersama didepan gedung syiria seluruh Rayon Al Azhar bersama para pembimbing yang hadir dalam acara tersebut. Day

 

WONDERFUL 592, mengadakan buka puasa bersama

0

KELAS LIMA KMI GONTOR 3, ADAKAN BUKA PUASA BERSAMA DENGAN GURU SENIOR


Gontor 3- Untuk menghadapi ujian syafahi dan tahriri, tepat pada tanggal 26 Oktober 2017 siswa kelas lima mengadakan buka puasa bersama di masjid jami’ lantai 2 bersama seluruh wali kelas, asisten wali kelas dan Guru senior Al Ustad Imam Kalimi, S.Ag.

Sambutan dari pembimbing Guru senior menyampaikan bahwa kelas lima harus bisa menjadi uswatul hasanah bagi anggota rayonnya. Bukan hanya bisa menyuruh seperti bos tapi juga ikut serta melaksakannya juga khususnya dalam belajar. Beliau memberikan salah satu metode atau trik belajar yang insya allah rapi dan bermanfaat.

Adapun rentetan acara ini adalah Tahujud, sahur, ta’jil dan buka puasa bersama dengan guru senior. Rinciannya, pada hari rabu malam santri-santri kelas lima tidur jam 23.00 lalu dibangunkan pada hari kami pagi jam 02.00,tepat pada saat ini tahajud sendiri dan beribadah sesuai dengan keinganannya. Setelah seleseinya shalat tahajud seluruh santri pergi kedapur guna sahur. Adapun makanan ini disiapkan oleh kelas lima itu sendiri bersama wali kelasnya. Pada sore hari beberapa sebagian dari kelas lima menyiapkan ta’jil yang bertempat di depan masjid jami’ gontor tiga. Lalu ketika di kumandangkan adzan seluruh santri kelas lima bergegas mengambil ta’jil. Setelah shalat magrib berjama’ah seluruh kelas lima berkumpul dimasjid lantai dua guna  mendengarkan taujihad atau arahan dari wali kelas dan pembimbing kelas lima dari Guru Senior.

Al hamdulillah acara ini berjalan dengan lancar dan seluruh santri kelas lima menjalankannya dengan ikhlas. Harapan diadakannya acara ini adalah untuk menumbuhkan semangat ‘ubudiyah sunnah dan menumbuhkan kesungguhan belajar dalam menghadapi ujian nantinya.Day

REFORMASI KOORDINATOR “ Untuk Pramuka Yang Lebih Memampuni”

0

Kamis,19/10, Tepat Pukul 14.00 Wib Seluruh santriwati berkumpul dibalai pertemuan , tak luput para asatidz dan ustadzah ikut berkumpul untuk menjadi saksi dalam peristiwa bersejarah ini “Reformasi Koordiantor “

Bendera simbolis Gudep baru yang diberikan oleh andalan lama
Bendera simbolis Gudep baru yang diberikan oleh andalan lama

Gontor dengan mottonya “ Gontor mengestafetkan nilai-nilai perjuangan untuk kemuliaan umat dan bangsa”. Pondok Darussalam gontor Berusaha dan berjuang mencetak kader-kader umat islam yang siap untuk mendobrak dunia, tentu hal ini patut disyukuri.

Penyerahan simbolis kepada Pembina Gugusdepan baru
Penyerahan simbolis kepada Pembina Gugusdepan baru

Ada empat gudep yang mengkoordinasi gerakan pramuka di gp 2yaitu 09-196 , 09-198, 09-200,09-202, untuk meluaskan lingkup latihan pramuka dalam pondok pada reformasi ini bertambah dua gudep yaitu, 09-204 dan 09-206

“ Karena anak-anak kita sudah amat banyak agar pengalaman anak-anak lebih berkembang dan mumpuni”tutur Al-Ustad K.H Umar Said Wijaya, S. Ag.

Pembina gugus depan terpilih untuk memimpin gugus depan baru 09-2014 Nila Insani 6d yang sebelumnya  Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka dan Pembina gudep 09-206 Shofiana Wardani 6f yang sebelumnya Andalan Koordinator Urusan Perlengkapan. Dan untuk menggantikan posisi dikoordinator mabikori melantik dari kelas 6 lainnya yaitu Noor Cahya Ningrum Andalan Koordinator Urusan Perlengkapan dan Muthia Fadilla Mirza 6E Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka.

Bendera simbolis Gudep baru yang diberikan oleh andalan lama
Bendera simbolis Gudep baru yang diberikan oleh andalan lama

Untuk mengontrol jalannya koordinasi pramuka antar gugus depan Dilantik pula Majelis Pembimbing Gugus Depan(MABIGUS) yaitu Gugus Depan 09-204 Al-Ustadzah Novita Sari,Al-Ustadzah Lutfia Firdaus, Al-Ustadzah Anik Agustin, Al-Ustadzah Nihlah Afifah, Al-Ustadzah Titia Ulfa, Dan Gugus Depan 09-206 Al-Ustadzah Tria Visa , Al Ustadzah Nur Rachmi, Al-Ustadzah Dina Hilyati, Al-Ustadzah Maya Firdayanti, Al-Ustadzah Siti Nur Aini.

Diakhiri dengan Pemberian Slempang dan bendera sebagai symbol dalam penyerahan amanat ke Pembina Gugus Depan terpilih, tangis haru mewarnai acara siang hari itu.

FANI