Home Blog Page 142

Shalatlah, Seakan Itu Adalah Shalat Yang Terakhir Bagimu!

0

“صَلُّوْا صَّلاَةَ الْمَوَدِّعِ”

Seruan itu selalu terdengar oleh para jama’ah shalat di masjid Atiq Pondok Modern Darussalam Gontor. Begitulah yang selalu dilakukan oleh Al-Ustadz H. Syarif Abadi. Beliau adalah salah satu guru senior di Gontor, yang sudah mengabdi selama puluhan tahun. ketika beliau berkesempatan untuk menjadi imam di sana, seruan itu seringkali beliau ucapkan.

Beliau mengucap seruan tersebut bukan tanpa alasan. Perlakuan tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah, yang berbunyi:

عن أبي أيوب رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال:يا رسول الله، علمني وأوجز، قال: “إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ…”

(رواه أحمد وابن ماجه)

Artinya: “Dari Ayyub r.a. berkata: datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW seraya berkata: wahai Rasulullah, ajarkanlah aku dengan ringkas. Nabi bersabda, ‘Apabila engkau mendirikan shalat maka shalatlah seolah-olah engkau akan berpisah,..’” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)

Berangkat dari hadis tersebut, maka beliau dalam mengimami jama’ah di masjid Atiq seakan ingin berkata kepada para makmum, “Bila shalatmu sekarang ini adalah shalatmu yang terakhir, maka berikanlah shalat terbaikmu di hadapan Allah.”

Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa kapan pun saatnya dan dimana pun tempatnya kita harus selalu mempersiapkan perbekalan akhirat kita. Kita tidak akan tahu kapan pastinya malaikat Izrail akan menghampiri kita dan mencukupkan usia kita. Maka kapan pun kita masih mendapati kesempatan untuk beribadah sekali lagi, hadirkanlah gambaran bahwa itu adalah persembahan terakhir kita kepada Allah, sehingga kita akan bersungguh-sungguh menunaikannya dan tidak menyia-nyiakannya.

Hal ini pun senada dengan yang diungkapkan oleh Abdullah bin Umar, salah satu sahabat nabi SAW:

اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا.

Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan kamu akan mati besok.”

Ungkapan sahabat nabi SAW tersebut menggambarkan betapa kita tidak boleh menelantarkan kehidupan dunia kita, sebab kita hidup di atasnya. Bila kita tidak memperhatikannya, kita akan hidup dalam kesulitan dan tentunya akan menghambat kita dalam beribadah. Namun di saat kita menaruh perhatian kepada urusan dunia, bukan berarti kita lantas mengabaikan perkara akhirat, sebab justru perkara akhirat lah yang harus lebih dipertimbangkan. Kapan pun saatnya, bila tiba ajal kita, maka saat itu juga kita harus sudah mempersiapkan bekal amalan kita agar tidak sengsara di akhirat kelak.

Akhirnya, kita sebagai manusia tentu tidak akan hidup selamanya. Akan tiba saatnya bagi kita untuk berpulang kepada Sang Pencipta, dan kembali ke sisi-Nya. Saat itulah, semua amalan kita di dunia akan dihisab untuk kemudian ditentukan tempat pemberhentian terakhir kita; antara surga atau neraka. Oleh sebab itu, marilah bersama-sama memperbanyak bekal akhirat kita dari sekarang, dan saling mengingatkan saudara kita agar tidak lalai dengan urusan dunia dan bisa saling menarik tangan saudaranya menuju surga-Nya nanti. Aamiin.

Relacted Articles

Shalat Idul Adha Di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

Santri, Guru dan Masyarakat Ikuti Shalat Idul Adha di PM. Gontor

DSL: SEHAT JASMANI, SEHAT ROHANI

0

Darul Ma’rifat -Jum’at (16/10) Pagi cerah Mentari menyinari seantero dunia dengan cahayanya yang hangat. Tepat pada pukul tujuh pagi seluruh mahasiswa guru Gontor 3 berkumpul di stadion Gontor 3. Pembukaan Dema Super League (DSL) yang dibuka oleh al-Ustadz Hamim Fathoni, S.Ag. para mahasiswa guru sangat antusias mengikuti rentetan acara ini.

Dalam sambutannya ustadz Hamim menyampaikan bahwa pentingnya kita sebagai mahasiswa untuk menjalin ukhuwah. Maka dari perlombaan ini kita harap seluruh mahasiswa bergerak aktif dan dinamis dalam setiap lini kegiatan. Tetap menjaga sportifitas dalam bermain agar terjalin ukhuwah yang baik. Diharap dari acara ini kita semakin peduli dengan santri karena sejatinya apa yang dilakukan oleh guru adalah perwujudan dari sekolah. Kama yakunu al-mudarris takunu al-madrasah.

Dema Super League atau yang sering disebut DSL adalah ajang perlombaan antar mahasiswa yang dibagi menjadi berdasarkan tingkatan semester. Dimulai pada hari Jum’at, 10 Okktober 2020 dan akan berakhir pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Perlombaan pada DSL ini dibagi menjadi 5 divisi perlombaan. Divisi intelektual yang terdiri dari debat 3 bahasa, pidato 3 bahasa, resensi buku, essay Bahasa Indonesia dan cerdas cermat. Divisi teknologi dan informatika yang terdiri dari lomba mengetik cepat Bahasa Arab dan design poster. Divisi Spiritual yang terdiri dari 3 lomba yaitu, Qiraah Mujawadah, tilawah Qur’an dan Hafidz Qur’an. Divisi olah raga yang terdiri dari futsal, tenis meja, badminton, sepak bola dan basket. Sedangkan untuk divisi terakhir yaitu divisi kepramukaan yang terdiri dari Pionerring, Morse dan Semaphore.

Dalam perlombaan ini Kerjasama tim sangat dibutuhkan, ketangkasan, semangat yang kuat dan jasmani yang sehat sangat membantu tim dalam memenangkan pertandingan. Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula. Semoga dengan adanya acara ini seluruh guru Gontor 3 diberi Kesehatan dan kekuatan dan semakin bersemangat dalam mendidik para santri. Tidak lupa dalam setiap perlombaan tetap menjalankan protokol Kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak adalah hal wajib. ArramadhanAbad

Menapak Menuju Surga dengan Santunan Anak Yatim

0


عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”

 

Tepat pada hari ahad, 4 Oktober 2020, Gontor tiga mengadakan acara Santunan Anak Yatim, yang dihadiri kurang lebih 40 santri yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6, dan dihadiri oleh beberapa guru senior, guna memberikan motivasi agar anak-anak tersebut lebih semangat dalam menuntut ilmu, dan juga optimis dalam menghadapi ujian awal tahun.

Acara ini dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Darussalam Gontor, pada acara ini arahan dan nasehat serta motivasi langsung disampaikan oleh Ayahanda Al-Ustadz H. Heru Wahyudi S.Ag. Beliau banyak memberikan nasehat, pesan dan motivasi, diantaranya beliau berpesan, “Kebahagiaan itu tidak akan pernah datang kecuali setelah adanya kesyukuran, atau rasa syukur, maka, bersyukurlah dimanapun dan kapanpun dan dalam kondisi apapun.”

Setelah mendengarkan nasehat, para santri juga diberikan santunan yang in sya Allah bermanfaat, seperti sarung, Al-quran, dan lain-lain. Senyuman pun terus terpancar diwajah seluruh santri yang hadir, ini menandakan acara ini belangsung lancar dan berhasil, mudah-mudahan acara seperti ini akan terus ada, guna memotivasi anak-anak yatim agar terus semangat dan tidak berkecil hati.Hasby

UJIAN LISAN: Memadukan Mental dan Intelektual Santri

0

Darul Ma’rifat – Kamis (08/10) lalu, ujian semester pertama Kuliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) resmi dimulai. Ujian di Gontor dibagi menjadi dua tahap, yaitu ujian lisan dan ujian tulis. Diawali dengan ujian lisan selama 9 hari, merupakan gerbang pembuka bagi para santri. Dalam ujian lisan terdapat 3 materi yang diujikan, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al-Qur’an yang disesuaikan dengan kelas masing-masing. dimulai pada hari Kamis, 8 Oktober 2020/19 Shafar 1441 sampai dengan hari Ahad, 19 Oktober 2020/31 Shafar 1441.

1536 santri ikut andil dalam ujian lisan semester pertama ini, terdiri dari kelas 1 sampai kelas 5 KMI. 272 guru yang sebagian besar ditugaskan sebagai penguji, sedangkan 228 siswa akhir KMI ditugaskan untuk menguji dan membantu panitia ujian dalam mensukseskan jalannya ujian. Terdapat 54 ruangan ujian yang tersebar di Gedung Madinah, Saudi dan Syiria.

Kepercayaan diri dan kecerdasan inteletual santri diuji dalam ujian lisan ini. Pintar saja tidak cukup namun kekuatan mental untuk menjawab soal yang diberikan oleh 4 hingga 5 penguji didalam ruangan menjadi kunci keberhasilan mereka. Ujian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan santri terhadap apa yang telah mereka pelajari selama satu semester.

Setiap penguji memiliki ciri khas tersendiri dalam meberikan pertanyaan kepada santri, maka menyelaraskan kepercayaan diri, kekuatan mental dan persiapan intelektual santri sangat penting saat berada diruangan ujian lisan. Semoga santri diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Allah Swt. Tidak lupa protokol Kesehatan tetap dijalankan saat ujian, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak adalah nomor satu. (ArramadhanAbad)

PEMBUKAAN UAS: WAKTUNYA MEMANEN ILMU

0

Darul Ma’rifat-Sabtu (10/10) Hujan yang turun sejak setelah ashar tidak melunturkan semangat para mahasiswa Guru Gontor 3. Pembukaan Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 1441/2020 yang dimulai pada pukul 15.45 tepat dan berada di Aula pertemuan. Acara ini dibuka oleh al-Ustadz H Abu Darda, M.Ag. mewakili Rektor Universitas Darussalam Gontor. 180 mahasiswa beserta seluruh pengawas ujian mengikuti upaca pembukaan Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 1441/2020, di Universitas Darussalam Gontor kampus IV Kediri.

Dalam pidatonya beliau menyampaikan pentingnya kita untuk belajar dimanapun dan kapanpun. Tidak ada kata terlambat bagi seorang penuntut ilmu. Hari ini kita akan memanen ilmu yang telah kita tanam selama satu semester yang lalu. Mereka yang serius dalam menanam mana akan memanen hasil yang baik dan juga sebaliknya. Maka beruntunglah kalian yang serius dalam perkuliahan.

Acara ini ditutup dengan doa yang juga disampaikan oleh al-Ustadz Abu Darda, M.Ag. Setelah acara selesai, para mahasiswa bergegas menuju ke ruang ujian masing-masing dengan iringan air hujan. Ujian Akhir Semester (UAS) diadakan selama 5 hari dimulai pada Sabtu-Rabu, 10-15 Oktober 2020. Bertempat di Gedung Iraq dan diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif yang berjumlah 180 orang, dibagi dalam 5 ruangan.

Berpedoman pada Tritugas Guru, mengajar, membantu pondok, dan belajar bukan hanya selogan saja. Melainkan sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah didapatkan di satu-satunya perguruan tinggi pesantren. Meski padatnya kegiatan mengajar di kelas-kelas dan mengemban tugas pondok sebagai mahasiswa guru tidak melunturkan semangat dan prestasi dalam belajar (kuliah). Tetap semangat dan semoga sukses selalu. Aamiinn. (ArramadhanAbad)

Penutupan PRAMUKA : Tanda telah Dekatnya Ujian

0

Darul Ma’rifat – Warna coklat menyelimuti Gontor 3, sorak sorai menambah semaraknya acara siang ini, sepintas tak ada yang berbeda, hari kamis memang adalah hari latihan wajib pramuka di pondok ini, namun yang berbeda karena ini adalah latihan terakhir untuk semester pertama, dikarenakan sudah dekatnya ujian awal tahun, dan diharapkan semua santri bisa fokus kepada ujian yang nanti akan dihadapi.

Sebelum acara penutupan acara  kepramukaan, semua adika dari kelas 1 sampai kelas 4 dan diawasi oleh kakak kakak dari kelas 5, guna untuk melihat sejauh mana pemahaman dan pengetahuan adika adika dalam masalah kepramukaan, ujian dilaksanaka kurang lebih 45 menit di zona masing masing, sesuai dengan kelasnya.

Saat peluit panjang berbunyi, pertanda bahwa waktu ujian sudah berakhir, semua wajib mengumpulkan lembaran jawaban masing masing, kakak kakak Pembina bersiap mengumpulkan dan segera dikoreksi, agar nilai segera dapat diketahui.

Semua santri berbondong-bondong dari berbagai penjuru menuju satu titik, yaitu depan BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern), tempat dimana penutupan kegiatan kepramukaan akan dilangsungkan, setelah semuanya berkumpul, petugaspun siap di posisi masing masing, maka upacarapun siap dilaksanakan.

Penutupan kepramukaan kali ini ditutup oleh Al-Ustadz Zaini Hasan, beliau berpesan diantaranya, “Walaupun kegiatan kepramukaan sudah ditutup, nilai nilainya harus tetap hidup, dan selalu mengamalkan Dasa Dharma Pramuka serta Tri Satya”.

Sekaligus dalam acara ini Mabikori (Majlis Pembimbing Korrdinator Harian) mengumumkan juara-juara dari rentetan lomba-lomba yang telah diadakan sebelumnya, pada kali ini juara umum diraih oleh POT 05.095-13 dan juara favorit diraih oleh POT 05.095-11, dan tak kalah seru adanya penampilan penampilan guna menambah semarak acara ini, dari GCNM, Tari Semaphore dan Tarian lainya, dan barulah acara ditutup, santri kembali kerayon dan sudah siap untuk menghadapi ujian awal tahun ini.Hasby

Berjuanglah! Meskipun Nyawa Yang Menjadi Taruhannya  

0

“Bondo, Bahu, Pikir, lek Perlu Sak Nyawane Pisan” K.H. Ahmad Sahal.

Hingga saat ini, saudara umat muslim yang berada di tanah Palestina masih mendapatkan tindakan penindasan yang dilakukan oleh para pasukan Israel. Meskipun di tengah-tengah masa pandemi, aksi penjajahan tersebut tidak berhenti. Begitu pula aksi perlawanan dari rakyat Palestina sendiri. Walaupun mereka ditindas, diganggu keimanan mereka dan digoyahkan keyakinan mereka, namun mereka pantang menyerah dan tetap teguh dengan keislaman mereka. Mereka rela mempertaruhkan apapun, bahkan bila harus mengorbankan nyawa sekalipun.

Hal itu senada dengan apa yang diajarkan oleh para trimurti, tentang semangat berjuang bahkan bila harus berbayar nyawa.

Demi meraih kesuksesan yang besar, dibutuhkan pengorbanan yang besar pula. Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor rela berjuang mengorbankan apapun yang mereka miliki demi kemajuan bangsa dan negara. Tenaga yang mereka kerahkan tak kenal lelah dan menyerah. Inilah bukti kecintaan mereka terhadap negara Indonesia. Pagi sampai malam meninggalkan kenikmatan atau kesenangan dunia demi mendidik para santri yang mereka harapkan kelak akan menjadi pemimpin di masa depan.

Tak hanya tenaga, pikiran pun juga mereka keluarkan. Tak pernah berhenti memikirkan kemajuan bangsanya, pendidikan santrinya, dan perkembangan pondoknya. Letih dan lelah selalu datang kepada raga dan pikiran mereka tapi, itu tak membuat mereka berhenti. Istirahat menurut mereka adalah pergantian pekerjaan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. inilah sifat kemuliaan seorang pendidik hakiki, yang rela mengorbankan apapun. Meskipun semua harta yang dimiliki telah habis untuk memberi jatah makan para santri, mereka akan selalu mementingkan santrinya daripada diri sendiri.

Suatu hari ketika pondok sedang mengalami krisis ekonomi, bu Nyai rela mengorbankan perhiasan yang ia miliki untuk membeli makanan yang nantinya akan diberikan kepada santri. Keikhlasan inilah yang menghantarkan Gontor hingga saat ini tak tergoda akan kenikmatan dan kekayaan, demi mengharap Ridho Allah SWT.

Jika tenaga yang dikeluarkan dan pikiran yang diberikan oleh para Trimurti masih tak cukup untuk pondok ini, mereka rela mengorbankan nyawa mereka asalkan pondok yang mereka bangun tetap bertahan hingga hari akhir, tetap mempertahankan syariat Islam. Ini menggambarkan bentuk kebesaran hati seorang pendidik, bagaikan seorang bapak yang rela mengorbankan apapun untuk kesuksesan anaknya. Derasnya hujan yang membasahi dan teriknya matahari yang membakar kulit akan tetap ia tempuh. Walau jalanan terjal menghampiri, sang bapak akan tetap berjuang membahagiakan anaknya bahkan bila harus bermandikan darah.

Seperti dikutip dalam buku berjudul “Senarai Kearifan Gontory” oleh Al-Ustadz Ahmad Suharto “Dalam perjuangan harus siap berkorban baik berupa harta, tenaga, fikiran bahkan kalau perlu nyawa. Inilah totalitas dalam berjuang, perjuangan tanpa pengorbanan adalah kebohongan.”

Maka alangkah hina dan rendah jika pengorbanan besar yang telah diberikan oleh Trimurti kepada kita, hanya kita balas dengan malas-malasan dan tidak serius dalam belajar. Tidak mensyukuri karunia yang telah Allah berikan kepada mereka, hingga akhirnya kita dapat menikmati keindahan dalam menuntut ilmu, kemudahan dalam beribadah dan kebahagiaan memiliki teman banyak di dalam pondok. Ketika seorang anak yang diberikan sebuah hadiah dari bapaknya kemudian anak itu menolak hadiah tersebut dengan alasan yang tak mengenakkan, bagaikan sebuah pedang yang menyayat hati bapak itu karena sang anak tak tahu bagaimana perjuangan bapaknya demi mendapatkan hadiah itu.

Kita sebagai santri harus meneruskan perjuangan yang telah dilakukan oleh Trimurti. Menjaga pondok ini dari semua hal yang tidak disukai oleh orang lain. Menjaga panji keislaman yang sudah lama berkibar, bukan malah menjadi generasi penikmat apalagi penghancur, naudzubillah. Tapi harus menjadi generasi yang terdepan dalam mengestafetkan nilai-nilai perjuangan.DinulCahya

 

Related articles:

Zakat Seorang Guru Kepada Santrinya

Kekuatan Doa dan Mujahadah Trimurti Pendiri Pondok Modern Gontor

Keikhlasan Trimurti Dalam Mengajar

Telusuri Silsilah Trimurti, Gontor Menapaktilasi Sejarah Nenek Moyang ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Pembagian Tugas dalam Ujian Lisan Awal Tahun

0

Mantingan-Senin (5/10), seiring berjalannya waktu Ujian Lisan Awal Tahun 1441-1442 H/2020-2021 M, Bapak Wakil Direktur Kulliyatu-L- Mu’allimat Al-Islamiyah, Al-Ustadz. Muhammad Fathan Aziz, M.A memberikan pidato tentang Pengarahan Ujian Awal Tahun. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan bahwasanya seorang Penguji Ujian Lisan itu harus mempunyai haibah dalam menguji seorang santri. Sikap yang elegant ketika menguji juga harus diterapkan. Karena seorang penguji menjadi panutan bagi para santrinya.

Bapak Wakil Pengasuh Gontor Putri Kampus 2, K.H Umar Said Wijaya, M.Pd menyampaikan beberapa pesan dan nasehat kepada para guru dan siswi akhir KMI yang akan mendapat tugas menguji dan beberapa mendapatkan piket sektor.

Adanya ujian ini sebagai pendidikan bagi para warga Darussalam. Tak hanya dikalangan santri yang diuji, tapi para asatidz dan ustadzah juga diuji ketika berjalannya masa Ujian Lisan dan Tulis. Bagi para santriwati, Ujian itu untuk belajar bukan belajar untuk ujian. Itulah salah satu pepatah pondok yang sering kita dengar. Dan diadakannya ujian sebagai tolak ukur kemampuan santriwati dalam memahami pelajaran yang telah mereka pelajari, serta melatih mental santri dalam menjawab soal yang diberikan.nadila

ADAM Show : Ajang Kolaborasi Musik Guru Gontor 3

0

Darul Ma’rifat – hangatnya sinar mentari pagi menyapu bumi gontor kampus 3 dan menguapkan rasa malas penghuninya pada jum’at berkah ini, kehangatannya bertambah dengan suara dentuman drum yang disusul dengan irama ketipung dangdut Islami khas Gontor 3. Pada pagi ini semua Guru dan para Santri menikmati indahnya pagi dengan gemuruh suara musik yang menambah semangat mereka. Kolaborasi dari grup band para guru gontor 3 atau yang biasa disebut Mahadama Band, dengan pemain musik lainnya membawakan lagu-lagu pop dan juga dangdut, bahkan bapak Wakil Pengasuh, Al Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag ikut andil dalam penamapilan pertama dengan memainkan Bass dengan gaya khas beliau.

(28/08/20) Musik adalah perpaduan dari beberapa irama yang dihasilkan dari beberapa alat disampaikan oleh Al Ustadz Abu Darda, M.Pd dalam rangka membuka acara musik pada pagi ini. Pondok Gontor tidaklah mengharamkan musik, tetapi menganjurkan para santrinya untuk meyukai musik bahkan agar mereka memiliki skill dalam musik meskipun sedikit. Karena dengan musik para santri bisa meningkatkan kreativitas mereka dan juga keterampilan mereka.

Apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita dengar adalah pendidikan buat kita, timpal ketua DEMA dalam sambutannya. Yang mana acara musik ini termasuk dari apa yang kita dengar, juga cara berpakaian dari para guru dalam penampilan mereka sudah pasti diperhatikan dan menjadi contoh untuk yang lainnya.

Diakhir acara bapak Wakil Pengasuh memberi Nasehat bahwasanya acara ini guna melatih skil para guru dalam musik sekaligus pembelajaran dalam pemanfaatan fasilitas di bidang sound system, beliau juga menimpali, dalam pembelajaran seperti ini kita butuh proses, dan acara ini sebagai ajang pembelajaran kita dalam menempuh proses tersebut.AriaKamal

Wajah Baru Markaz Khot Gontor 3

0

Darul Ma’rifat – إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan. Begitulah Gontor mendidik santri yang bukan hanya pandai belajar dan mengaji .Tapi santri juga dididik untuk pandai berseni . Karena dengan seni hidup kita terasa lebih berwarna, dengan seni kita akan paham tentang indahnya kehidupan yang penuh warna – warni , lika liku , dan juga cobaan.

Pada hari ini (28/08/2020) Gontor Kampus 3 menjadi ajang pameran kaligrafi yang dibarengi dengan Acara Festival Musik Adam Show. Para santri tampak antusias dengan adanya pameran ini, dikarenakan banyaknya minat para santri terhadap kaligrafi.Adanya pameran ini sebagai dakwah kepada santri. Bahwasanya tulisan khot itu perlu dipelajari dan dilatih. Tidak semua santri yang memiliki tulisan bagus dan tidak semua tulisan bagus pun bisa dibaca ,karena itulah belajar khot itu penting, dan dalam belajar khot  tak memandang umur , banyak santri yang baru belajar ketika berada di kelas 5 , ada juga yang telah menjadi guru baru memulainya .

Untuk pembimbing markaz khot sendiri dari Guru berjumlah 7 orang,  Al-ustadz Diki Hasanuddin , Al-ustadz Shohib Setiawan , Al-ustadz Frengky Junanta , Al- Ustadz Hendi , Al-ustadz Credo Prasetyo , Al- Ustadz Zam-zam Al Qusairy , dan Al-ustadz Farhan Fauzan. Markaz Khot juga diramaikan dengan santri yang berjumlah 38 orang , kelas 1 Intensive berjumlah 10 orang , kelas 2 berjumlah 7 orang, kelas 3 berjumlah 5 orang, kelas 4 berjumlah 3 orang, kelas 3 intensive berjumlah 3 orang. Bagi anggota baru dimulai dari belajar huruf – huruf khot Riq’ah.

Untuk cara pendaftaran Markaz Khot tidaklah sulit , bagi yang menghajatkan diwajibkan untuk menulis surat permohonan kesiapan untuk belajar khot yang kemudian surat permohonan itu akan dilaporkan kepada pembimbing markaz khot, yang sekaligus surat itu menjadi bukti kesiapan untuk belajar khot ,karena sejatinya semua santri itu sebagai tholib ( orang yang meminta ) . Peminta ilmu kepada para  ustadz. Dalam pembelajaran tidak perlu takut karena semua yang belajar di markaz  belum memiliki tulisan yang bagus . Mereka semua masih belajar  dan berlatih, 1 Kunci untuk bisa menjadi seorang ahli kaligrafi yaitu istiqomah, istiqomah untuk terus berlatih , Ujar Al-ustadz Shohib saat wawancara.

Seni adalah sebuah kebohongan yang menyadarkan kita akan kebenaran   “. RaihanHusfi